Anda di halaman 1dari 35

1

Diterbitkan oleh

Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Atas
Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar Dan Menengah
Kementerian Pendidikan Dan Kebudayaan
Jalan R.S. Fatmawati, Cipete, Jakarta 12410
Telepon: (021) 7694140, 75902679, Fax. 7696033
Laman: www.psma.kemdikbud.go.id

Koordinator Pengembang Modul

Dra. Hastuti Mustikaningsih, M.A.
Kepala Sub Direktorat Kurikulum, Direktorat Pembinaan SMA

Koordinator Pelaksana

Dr. Junus Simangunsong, MT
Kepala Seksi Penilaian, Sub Direktorat Kurikulum
Direktorat Pembinaan SMA

Penulis Modul

Giyato, M.Pd. (SMAN 1 Karanganyar)
Agus Harianto, M.Pd (SMAN 1 Turen)
Muhammad Yusuf, M.Pd. (SMAN 82 Jakarta)
Foy Aryo, M.Pd (SMAN 12 Jakarta)
Setia Wijaya, S.Pd. (SMAN 1 Bogor)
Drs. Eddy Salahuddin (SMAN 3 Pangkal Pinang)
Irwansyah, M.Pd.I. (SMAN 1 Kota Jambi)
Herlina K. Yasin, M.Pd. (SMAN 1 Gorontalo)
Anne Andriani, M.Pd. (SMAS YPHB Bogor)

Penanggung Jawab Kegiatan

Syamsudin, M.Pd

Layout

Arso Agung Dewantoro, S.Pd









i
Kata Pengantar


Keberhasilan sebuah SMA umumnya ditentukan oleh banyaknya peserta didik yang lulus Ujian
Sekolah dan Ujian Nasional, serta banyaknya yang melanjutkan studi kependidikan tinggi. Lebih
spesifik lagi keberhasilan dalam ujian, hanya melihat dari hasil Ujian Nasional sebuah sekolah.
Ujian Sekolah seakan dipandang sebelah mata walaupun yang menjadi pertimbangan kelulusan
dari sebuah SMA adalah hasil dari Ujian Sekolah. Masyarakat luas memandang bahwa hasil Ujian
Nasional (UN) lebih objektif untuk menilai keberhasilan sebuah sekolah, karena pembuatan
naskah soal dan koreksi tidak dilaksanakan oleh pihak sekolah tetapi oleh lembaga independen,
dalam hal ini diselenggarakan oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP).

Walaupun UN tidak lagi sebagai penentu kelulusan, UN tidak kehilangan peran strategisnya
sebagai pemetaan mutu pendidikan. Dengan demikian hasil UN sebuah sekolah menjadi sangat
prestisius yang berdampak kepada nilai jual sekolah tersebut. Akibatnya upaya-upaya untuk
meningkatkan hasil UN menjadi sangat penting untuk meningkatkan nilai jual sekolah di samping
meningkatkan mutu pendidikan. Upaya untuk meningkatkan hasil UN bukan hanya menjadi
tanggungjawab sekolah dan stake holdersnya tetapi juga menjadi program Direktorat Pembinaan
SMA.

Hasil Ujian Nasional pada tahun 2019 menunjukkan bahwa Indeks Integritas Ujian Nasional
(IIUN) 2019 meningkat dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Hal ini disebabkan karena
hampir 98% SMA telah menggunakan moda Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK), namun
masih terdapat ribuan sekolah yang memiliki nilai mata pelajaran di bawah 55 atau di bawah
kriteria minimal lulus ujian nasional. Memperhatikan kondisi tersebut Direktorat Pembinaan SMA
melakukan Bimbingan Teknis (Bimtek) Pembinaan Pasca Evaluasi Hasil Belajar (EHB) kepada
guru-guru mata pelajaran yang diujikan secara nasional dari sejumlah SMA. Bimtek ini bertujuan
agar nilai UN pada tahun mendatang meningkat sebagaimana hasil bimtek Pasca EHB pada tahun-
tahun sebelumnya. Sebagai tindak lanjut bimtek ini sekolah diharapkan dapat menerapkan
strategi pembelajaran yang mengarah pada berpikir tingkat tinggi.

Modul ini disusun untuk digunakan sebagai salah satu pedoman dalam kegiatan Bimtek
Pembinaan Pasca EHB. Di samping itu modul ini diharapkan dapat digunakan juga oleh guru-guru
lain yang tidak berkesempatan untuk mengikuti Bimtek.



Jakarta, September 2019
Direktur Pembinaan SMA,




Drs. Purwadi Sutanto, M.Si
NIP. 196104041985031003

ii
Daftar Isi


Kata Pengantar ii
Daftar Isi

iii

Pendahuluan
A. Latar Belakang 1
B. Bahan Bacaan 2
C. Tujuan 2

D. Hasil yang Diharapkan 2

Unit 1 Analisis Materi Daya Serap Rendah 3
A. Pemetaan MDSR 3
B. Penugasan 9
C. Refleksi

10

Unit 2 Pembahasan Soal Daya Serap Rendah 11
A. Uraian Singkat Materi 11
B. Penugasan 18
C. Refleksi 18

Unit 3 Strategi Pembelajaran 19
A. Uraian Singkat Materi 19
B. Penugasan 24
C. Refleksi

24

Lembar Kerja 1 25
Lembar Kerja 2 28
Lembar Kerja 3
29

iii
Pendahuluan

A. Latar Belakang

Perubahan komposisi kemampuan berpikir tingkat tinggi pada Keterampilan Abad 21
sebagai konsekuensi perubahan tuntutan standar-standar pendidikan yang menghendaki
lulusan yang kritis, kreatif, komunikatif dan kolaboratif. Berdasarkan kebutuhan lulusan ini,
diterbitkanlah standar kompetensi lulusan (SKL) yang ditetapkan melalui Peraturan Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 20 Tahun 2016. Selanjutnya standar kompetensi lulusan
tersebut dipergunakan sebagai dasar menentukan isi kurikulum dan mata pelajaran yang
dituangkan dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 21 Tahun 2016
tentang Standar Isi. Mengacu pada Standar Isi tersebut ditetapkan langkah-langkah
pembelajaran yang tepat dalam rangka mencapai kompetensi yang dibutuhkan melalui
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 22 Tahun 2016 tentang Standar
Proses. Dalam rangka memastikan proses tersebut mencapai kompetensi yang diharapkan
diterbitkan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 23 Tahun 2016 tentang
Standar Penilaian.

Sebagaimana Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 23 Tahun 2016 tentang
Standar Penilaian, Ujian Nasional (UN) merupakan salah satu bentuk penilaian hasil belajar
terhadap peserta didik oleh pemerintah untuk menilai pencapaian kompetensi lulusan secara
nasional pada mata pelajaran tertentu. Walaupun UN tidak lagi sebagai penentu kelulusan,
UN tidak kehilangan peran strategisnya yaitu (1) sebagai pemetaan mutu program dan/atau
satuan pendidikan; (2) sebagai bahan pertimbangan dalam pembinaan dan pemberian
bantuan kepada satuan pendidikan dalam rangka peningkatan mutu; (3) sebagai bahan
pertimbangan dalam melanjutkan pendidikan. Atas dasar tuntutan penilaian terhadap
ketercapaian kebutuhan kompetensi inilah, soal-soal Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi
(Higher Order Thinking Skills, HOTS) dimasukkan dalam soal Ujian Nasional (UN).

Hasil Ujian Nasional pada tahun 2019 menunjukkan bahwa Indeks Integritas Ujian Nasional
(IIUN) 2019 meningkat dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Hal ini disebabkan karena
hampir 98% SMA telah menggunakan moda Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK).
Namun seperti pada https://puspendik.kemdikbud.go.id/hasilun/, dimana masih terdapat
11.188 sekolah yang memiliki nilai di bawah 55 atau di bawah kriteria minimal lulus ujian
nasional. Salah satu penyebabnya adalah peningkatan proporsi soal-soal berpikir tingkat
tinggi, yaitu menjadi sepuluh sampai dengan dua puluh persen.

Berdasarkan hasil UN SMA tahun 2019 di atas, Direktorat Pembinaan SMA memprogramkan
Bimbingan Teknis Pembinaan Pasca Evaluasi Hasil Belajar (EHB) kepada guru dari SMA
dengan hasil UN kategori kurang atau nilai mata pelajaran yang diujikan di bawah 55. Mata
pelajaran yang menjadi sasaran Bimtek Pembinaan Pasca EHB meliputi: 1) Bahasa Indonesia,
2) Bahasa Inggris, 3) Matematika, 4) Fisika, 5) Kimia, 6) Biologi, 7) Ekonomi, 8) Geografi, 9)
Sosiologi, dan 10) Antropologi. Oleh karena itu, agar bimtek ini berjalan dengan lancar maka
disusun lah modul Pasca EHB sebagai pedoman kegiatan bimtek untuk semua mata pelajaran.

1
Materi dalam modul ini difokuskan pada materi-materi yang memiliki daya serap rendah dan
yang menuntut kemampuan berpikir tingkat tinggi. Materi tersebut disusun sesuai
kebutuhan evaluasi pasca EHB yang meliputi: (1) Unit 1, Analisis Materi-Materi Daya Serap
Rendah; (2) Unit 2, Soal-soal UN Daya Serap Rendah dan Pembahasannya; (3) Unit 3, Strategi
Pembelajaran dalam Berpikir Tingkat Tinggi. Secara umum setiap modul berisi uraian
singkat materi, fokus unit, penugasan, dan refleksi.

B. Bahan Bacaan

Materi-materi terkait untuk memperkaya wawasan agar kegiatan Bimtek Pembinaan Pasca
EHB dapat berjalan dengan lancar adalah sebagai berikut:
1. Implementasi Higher Order Thinking Skills dalam Pembelajaran dan Penilaian;
2. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan yang terkait dengan Standar
Kompetensi Lulusan, Standar Isi, Standar Proses, dan Standar Penilaian;
3. Panduan Penilaian Hasil Belajar oleh Satuan Pendidikan dan Pemerintah;
4. Panduan Pengembangan Kisi-kisi dan Butir Soal;
5. Hasil Ujian Nasional SMA Tahun 2019 (https://puspendik.kemdikbud.go.id/hasilun/).

C. Tujuan

Bimbingan Teknis Pembinaan Pasca Evaluasi Hasil Belajar (EHB) bertujuan:
1. Mengembangkan kemampuan guru dalam mendiagnosis materi-materi daya serap
rendah.
2. Mengembangkan kemampuan guru dalam menyelesaikan soal-soal khususnya soal
berpikir tingkat tinggi
3. Mengembangkan keterampilan guru dalam menyajikan materi-materi berpikir tingkat
tinggi pada pembelajaran di kelas agar lebih mudah dipahami oleh peserta didik.

D. Hasil yang Diharapkan

Hasil yang diharapkan dari penyelenggaraan Bimtek Pembinaan Pasca EHB adalah sebagai
berikut:
1. Meningkatnya kemampuan guru dalam mendiagnosis materi-materi daya serap
rendah.
2. Meningkatnya kemampuan guru dalam menyelesaikan soal-soal khususnya soal
berpikir tingkat tinggi.
3. Meningkatnya keterampilan guru dalam menyajikan materi-materi yang menuntut
berpikir tingkat tinggi pada pembelajaran di kelas agar lebih mudah dipahami oleh
peserta didik.






2
Unit 1
Analisis Materi Daya Serap Rendah

A. Pemetaan Materi Daya Serap Rendah (MDSR)

Analisis hasil UN yang diterbitkan oleh Pusat Penilaian Pendidikan (Puspendik) Balitbang
Kemdikbud, menunjukkan bahwa daya serap soal UN setiap tahun berubah-ubah sesuai
dengan tingkat kesulitan soal UN pada tahun itu. Pada setiap UN, ada beberapa materi yang daya
serapnya selalu rendah (kurang dari 55). Beberapa soal UN tahun pelajaran 2018/2019 mata
pelajaran Bahasa Indonesia program IPA dan IPS yang memiliki daya serap rendah adalah pada
materi berikut:

1. Membuat Kalimat Prediksi Akhir Berdasarkan Kutipan Teks Sastra
a. Analisis penyebab daya serap rendah
1) Peserta didik cenderung kurang berminat terhadap pembelajaran sastra dan
belum terbiasa mengapresiasi karya sastra.
2) Materi ini menjadi soal kategori daya serap rendah karena peserta didik tidak
terbiasa dengan pembelajaran memperkirakan atau memprediksi sesuatu yang
bersifat imajinatif, tetapi tetap logis.
3) Materi ini memang baru muncul dalam UN 2019 sehingga belum banyak diulas
dalam pembelajaran.
b. Deskripsi materi
Memprediksi adalah memperkirakan kejadian yang akan terjadi. Lebih detailnya,
prediksi adalah memperkirakan kejadian yang belum terjadi dan akan terjadi dengan
kemungkinan yang logis. Berpikir dengan kemungkinan yang logis inilah yang
membedakan antara memprediksi dengan meramal. Pada dasarnya ramalan dan
prediksi adalah sama, yakni memperkirakan sesuatu yang akan terjadi. Hal yang
membedakan adalah prediksi selalu berdasarkan alasan-alasan yang masuk akan atau
logis, sedangkan ramalan belum tentu logis atau tidak logis. Peserta didik harus
mampu menggunakan fakta-fakta dalam cerita sebagai dasar untuk memperkirakan
kejadian berikutnya.
Jika diterapkan dalam isi bacaan, berarti perkiraan/prediksi tersebut harus sesuai
dengan isi bacaan tersebut. Untuk itu, kita harus memahami isi bacaan tersebut
sebelum membuat prediksi. Pastikan prediksi yang kita buat, sesuai dengan isi bacaan
dan bersifat logis atau masuk akal.

2. Membandingkan (persamaan/perbedaan) unsur intrinsik karya sastra
a. Analisis penyebab daya serap rendah
1) Peserta didik tidak terbiasa membedakan dua teks prosa dalam proses
pembelajaran. Hal ini bisa saja terjadi karena dalam pembelajaran peserta didik
tidak dilatih untuk senantiasa membaca intensif dan komprehensif terhadap
sebuah karya sastra prosa (cerpen/novel).
2) Rendahnya kemampuan peserta didik dalam menganalisis unsur-unsur karya
sastra sastra baik prosa, puisi, maupun drama.

3
3) Peserta didik cenderung tidak suka membaca teks-teks panjang yang disajikan
sebagai stimulus dalam soal. Minat baca yang rendah dan tidak disertai dengan
pembiasaan membaca menjadikan peserta didik tidak menyukai bacaan yang
relatif panjang.

b. Deskripsi Materi
Unsur intrinsik adalah unsur-unsur yang ada di dalam batang tubuh suatu karya
sastra. Tanpa adanya unsur intrinsik, suatu karya sastra tidak akan terbentuk secara
baik. Dengan kata lain, unsur intrinsik merupakan fondasi dasar dari karya sastra.
Setiap karya sastra, baik itu berbentuk prosa, puisi, ataupun drama, memiliki unsur-
unsur intrinsik di dalamnya. Namun, masing-masing bentuk karya sastra itu memiliki
bentuk unsur-unsur intrinsik tersendiri. Untuk bentuk prosa, unsur intrinsiknya
terdiri atas tema, tokoh, alur, latar, perwatakan atau penokohan, gaya bahasa, sudut
pandang, dan amanat.
Sementara itu, unsur intrinsik puisi antara lain unsur kebahasaan, unsur pengujaran,
unsur peruangan, dan unsur bunyi. Unsur intrinsik drama tidak jauh berbeda dengan
prosa yakni memiliki unsur tema, tokoh, perwatakan atau penokohan, alur, latar, gaya
bahasa, sudut pandang, dan amanat. Berikut penjelasan lebih rinci mengenai unsur
intrinsik karya sastra.
1) Tema
Tema adalah gagasan, ide, ataupun pikiran utama yang menjadi dasar cerita. Tema
ini yang kemudian menjadi landasan dari unsur-unsur lainnya. Dengan kata lain,
tema merupakan fondasi utama unsur intrinsik dalam prosa dan drama.
2) Tokoh
Tokoh adalah individu rekaan yang mengalami peristiwa atau berlakuan di dalam
cerita. Secara sederhana, tokoh disebut sebagai pelaku cerita.
3) Alur
Alur adalah jalinan peristiwa di dalam karya sastra untuk mencapai efek tertentu.
Hubungannya dapat diwujudkan oleh hubungan temporal atau waktu dan
hubungan kausal atau sebab-akibat. Unsur alur ini terbagi menjadi tiga, yakni alur
maju atau linier, alur mundur atau flashback, dan alur campuran.
4) Latar
Latar adalah segala keterangan mengenai tempat, waktu, dan suasana. Latar
tempat atau disebut latar ruang ialah latar yang mengacu pada lokasi peristiwa
dalam cerita. Latar waktu yakni latar yang mengacu pada kapan kejadian
peristiwa dalam cerita terjadi. Latar suasana mengacu pada keadaan atau suasana
yang membingkai peristiwa dan tokoh dalam cerita.
5) Perwatakan atau penokohan.
Pengertian unsur perwatakan ialah cara atau teknik-teknik pengarang
menampilkan watak tokoh dalam cerita.
6) Gaya Bahasa
Gaya bahasa adalah cara khas pengarang dalam penyusunan dan penyampaian
pikiran dan perasaan dalam bentuk tulisan.
7) Sudut Pandang
Sudut pandang adalah cara pengarang menampilkan cerita. Artinya, sudut
pandang merupakan posisi pengarang dalam cerita tersebut, apakah diposisikan

4
sebagai orang di luar yang bisa melihat semua kejadian atau diposisikan dalam
posisi tokoh utama melihat seluruh peristiwa dalam cerita.
8) Amanat
Amanat adalah pesan yang ingin disampaikan pengarang kepada pembaca. Unsur
ini biasanya disematkan oleh penulis dalam dua bentuk, yakni tersirat dan
tersurat.
Pada puisi, unsur intrinsiknya berbeda dengan prosa ataupun drama. Hal itu
disebabkan puisi adalah ragam sastra yang bahasanya terikat oleh rima, irama, dan
penyusunan larik dan bait. Selain unsur tema dan amanat, dalam puisi terdapat unsur
kebahasaan, pengujaran, peruangan, dan bunyi. Secara singkat keempat unsur
tersebut diuraikan sebagai berikut.

1) Kebahasaan
Unsur kebahasaan merupakan pilihan diksi yang membingkai makna puisi. Dalam
unsur kebahasaan puisi, terdapat tiga faktor yang mempengaruhinya, yakni
makna konotatif, konstruksi diksi yang tidak tunduk pada “hukum” bahasa, dan
pilihan diksi dalam puisi bisa tidak sama dengan pilihan kata yang digunakan
dalam kehidupan sehari-hari. Ketiga faktor itu membuat bahasa puisi memiliki
makna yang lebih estetis daripada kata atau kalimat dalam prosa atau drama.
2) Pengujaran
Unsur pengujaran merupakan bagian struktur puisi yang berisikan subjek ujaran
dan objek ujaran. Subjek ujaran berfungsi menghadirkan wacana puisi atau bila
dibandingkan dalam teks prosa disebut dengan tokoh. Objek pengujaran meliputi
unsur-unsur latar serta tema.
3) Peruangan
Peruangan merupakan unsur intrinsik ketiga dalam puisi. Unsur peruangan
merupakan bentuk peruangan yang membingkai wacana puisi. Dalam puisi,
bentuknya tidak terbingkai dalam susunan kalimat dan paragraf, melainkan
susunan bait dan larik. Pembingkaian peruangan ini dapat memberikan
pemaknaan lebih dalam dari susunan diksi puisi.
4) Bunyi
Unsur tersebut merupakan unsur yang ada dalam puisi saat divokalkan. Makna
puisi tidak hanya terdapat dalam pilihan diksi dan peruangan saja. Saat puisi
dibacakan, maknanya akan muncul lebih terang dan lebih estetis lagi.

3. Menentukan kalimat-kalimat argumen yang mendukung kalimat pendapat
a. Analisis penyebab daya serap rendah
Daya serap rendah karena peserta didik belum memahami konsep dasar antara
kalimat pendapat dengan kalimat argumen, seolah-olah antara kalimat pendapat dan
kalimat argumen sebuah kalimat yang sama. Peserta didik tidak terbiasa dengan
bentuk soal penalaran dengan menganalisis informasi kemudian menentukan
keterkaitan antara kalimat pendapat dengan kalimat argumen yang tepat.
b. Deskripsi materi
Pendapat merupakan bagian pembuka dari sebuah teks ekposisi yang berupa
pernyataan umum terhadap permasalahan yang diangkat oleh penulis. Sementara itu,
argumen merupakan unsur penjelas untuk mendukung tesis atau pernyataan umum

5
yang disampaikan oleh penulis. Argumen berisi alasan logis, data hasil temuan, fakta-
fakta, dan pernyataan para ahli.

4. Mengidentifikasi kalimat penjelas tidak padu pada paragraf
a. Analisis penyebab daya serap rendah .
Penyebab daya serap rendah pada materi ini ada beberapa faktor, di antaranya, 1)
siswa belum memahami gagasan utama dan kalimat utama, gagasan penjelas dan
kalimat penjelas; belum memahami konsep kepaduan/kohesi dan koherensi dalam
sebuah paragraf; dan 2) jarangnya pelatihan menulis berbagai teks dengan berbagai
pola pengembangan dari kalimat utama ke dalam beberapa kalimat penjelas.
b. Deskripsi materi
Kalimat utama adalah kalimat yang mengandung gagasan utama/ide pokok, sedangkan
kalimat penjelas adalah kalimat yang mengandung gagasan penjelas/ide penjelas dan
harus mendukung terhadap kalimat utama. Kalimat penjelas merupakan kalimat yang
menjelaskan kalimat utama. Kalimat penjelas berisi informasi yang mendukung kalimat
utama. Kalimat penjelas harus berkaitan dengan pokok ide yang termuat dalam kalimat
utama. Kalimat penjelas disebut juga kalimat pendukung.Jika kalimat penjelas tidak
mendukung atau menyimpang dari kalimat utama, kalimat itu disebut kalimat
sumbang atau kalimat yang tidak padu.

Kalimat utama dapat ditemukan di awal, akhir, awal dan akhir, atau di seluruh paragraf.
Ciri kalimat utama di antaranya, 1)mengandung permasalahan yang dapat diuraikan
lebih lanjut, 2) biasanya berupa kalimat lengkap yang dapat berdiri sendiri, 3)
mempunyai arti yang jelas tanpa dihubungkan dengan kalimat lain, 4) dapat dibentuk
tanpa kata sambung atau transisi, 5) dalam paragraf induktif, kalimat utama sering kali
ditandai kata-kata kunci , seperti jadi atau dengan demikian.

5. Mengidentifikasi kesalahan penggunaan ejaan pada paragraf
a. Analisis penyebab daya serap rendah
Materi menyunting ejaan dan tanda baca kurang dikuasai siswa karena pengetahuan
siswa tentang PUEBI masih kurang.
b. Deskripsi materi
Ejaan adalah keseluruhan pelambangan bunyi bahasa, penggabungan dan pemisahan
kata, penempatan tanda baca dalam tataran satuan bahasa. Pengertian senada dengan
KBBI (2005:205), Ejaan adalah kaidah-kaidah cara menggambarkan bunyi-bunyi
dalam bentuk huruf serta penggunaan tanda baca dalam tataran wacana. Berdasarkan
konsepsi ejaan tersebut, cakupan bahasan ejaan membicarakan
1) pemakian huruf vokal dan konsonan,
2) penggunaan huruf kapital dan kursif,
3) penulisan kosakata dan bnetukan kata,
4) penulisan unsure serapan afiksasi dan kosakata asing, dan
5) penempatan dan pemakaian tanda baca.
Tanda baca adalah simbol yang tidak berhubungan dengan fonem (suara)
atau kata dan frasa pada suatu bahasa, melainkan berperan untuk menunjukkan
struktur dan organisasi suatu tulisan, dan juga intonasi serta jeda yang dapat diamati
sewaktu pembacaan. Aturan tanda baca berbeda antar bahasa, lokasi, waktu, dan terus

6
berkembang. Beberapa aspek tanda baca adalah suatu gaya spesifik yang karenanya
tergantung pada pilihan penulis. Materi lengkap dapat dilihat pada Pedoman Umum
Ejaan Bahaasa Indonesia (PUEBI).

6. Menentukan keunggulan/kelemahan berdasarkan kutipan sebuah karya sastra
a. Analisis penyebab daya serap rendah
Peserta didik kurang memiliki pengetahuan tentang resensi dan minimnya pelatihan
menulis resensi.
b. Deskripsi Materi
Resensi merupakan karangan yang berisi ulasan sebuah karya baik itu berupa buku,
film, ataupun album lagu. Yang dapat diungkapkan dalam resensi buku kumpulan
cerpen di antaranya identitas buku (judul, nama pengarang, kota dan nama penerbit,
tahun dan edisi penerbitan, tebal buku); ringkasan cerpen yang dianggap menarik;
kepengarangan (latar belakang, karier kepenulisan, karya-karyanya, gaya pengarang);
keunggulan dan kelemahan (tema, amanat, alur, penokohan, sudut pandang, gaya
bahasa, dll), simpulan dan saran-saran.

7. Mengidentifikasi penggunaan ejaan yang benar pada paragraf
a. Analisis penyebab daya serap rendah
penyebab daya serap rendah adalah peserta didik merasa ketika mempelajari EYD
tidak terlalu penting, padahal tujuan penggunaan mempelajari Ejaan Yang
Disempurnakan (EYD) adalah agar penggunaan bahasa dan penulisan bahasa sesuai
dengan aturan yang berlaku, sehingga tidak ada lagi kesenjangan antara pengucapan
atau penulisan kalimat dengan makna asli dari kalimat tersebut. EYD juga bermanfaat
sebagai upaya untuk lebih mempermartabatkan bahasa Indonesia yang selama ini
memiliki kesan kurang terpelihara, banyak pengecualian, dan tidak konsisten, EYD
juga dapat digunakan sebagai pedoman dalam beraktivitas berbahasa terutama dalam
berbahasa resmi, baik, dan benar. .
b. Deskripsi materi
Ejaan adalah keseluruhan peraturan bagaimana melambangkan bunyi-bunyi ujaran,
bagaimana menempatkan tanda-tanda baca, bagaimana memotong-motong suatu
kata, dan bagaimana menggabungkan kata-kata. Termasuk dalam materi penggunaan
ejaan adalah tata cara penulisan unsur serapan. Pemakai bahasa Indonesia sering
begitu saja menyerap unsur asing tanpa memperhatikan aturan, situasi, dan kondisi
yang ada. Penyerapan unsur asing dalam pemakaian bahasa indonesia dibenarkan,
sepanjang : (a) konsep yang terdapat dalam unsur asing itu tidak ada dalam bahasa
Indonesia, dan (b) unsur asing itu merupakan istilah teknis sehingga tidak ada yang
layak mewakili dalam bahasa Indonesia, akhirnya dibenarkan, diterima, atau dipakai
dalam bahasa Indonesia. Sebaliknya apabila dalam bahasa Indonesia sudah ada unsur
yang mewakili konsep tersebut, maka penyerapan unsur asing itu tidak perlu
diterima.

8. Menentukan makna istilah dalam paragraf
a. Analisis penyebab daya serap rendah
Rendahnya aktivitas belajar peserta didik dalam mempelajari materi merupakan
salah faktor yang mempengaruhi penguasaan mereka terhadap materi. Selain itu

7
bekal penguasaan kosa kata dan minat membaca yang kurang juga memiliki peran
yang sangat besar terhadap permasalahan ini.
b. Deskripsi materi
Istilah adalah kata atau gabungan kata yang dengan cermat mengungkapkan makna
konsep, proses, keadaan, atau sifat yang khas dalam bidangb tertentu. Makna kata atau
istilah yang sering digunakan dalam soal ujian adalah makna kata leksikal. Makna
leksikal merupakan makna yang terdapat pada kata dasarnya tanpa bergabung
dengan bentuk lain. Makna ini dapat dilihat dalam KBBI.
Paragraf disusun menggunakan kalimat-kalimat yang saling berkaitan. Kalimat dalam
setiap paragraf terdiri atas beberapa kata. Setiap kata memiliki makna atau arti. Oleh
karena itu dalam membentuk kalimat atau paragraph sebuah kata harus benar-benar
dipilih agar mampu menyampaikan maksud penulis. Kesalahan penggunaan kata atau
istilah akan menimbulkan penafsiran berbeda.

9. Menentukan solusi berdasarkan isi bacaan
a. Analisis penyebab daya serap rendah
Daya serap rendah pada materi menentukan alternatif pemecahan masalah
berdasarkan isi teks disebabkan:
1) Siswa belum dapat menemukan apa inti permasalahan yang muncul dalam teks
2) Siswa belum terlatih memberikan pendapat dengan argumen logis untuk
menyelesaikan masalah.
b. Deskripsi Materi
1) Pengertian Teks ekposisi
Pengertian teks Eksposisi adalah paragraf atau karangan yang terkandung
sejumlah informasi dan pengetahuan yang disajikan secara singkat, padat, dan
akurat. Pendapat lain menyatakan bahwa Teks Eksposisi adalah jenis atau ragam
teks yang memiliki fungsi menyampaikan gagasan-gagasan berupa pemikiran
tentang suatu topik. Paragraf eksposisi ini bersifat Ilmiah atau dapat dikatakan
nonfiksi. Ragam teks Eksposisi ini sering digunakan dalam konteks komunikasi
sehari-hari secara lisan, maupun tulisan. Misalnya, ketika melakukan diskusi
dalam forum seminar, seseorang yang menyampaikan argumen dalam debat
pendapat dan sebagainya.
Untuk memperjelas uraian, dapat dilengkapi dengan grafik, tabel, dan gambar atau
statistik. Sebagai catatan, tidak jarang eksposisi ditemukan hanya berisi uraian
tentang langkah/cara/proses kerja. Eksposisi demikian lazim disebut paparan
proses. Teks Eksposisi layaknya teks yang lain, yakni memiliki struktur.
2) Ciri-ciri teks eksposisi
Ciri Umum teks eksposisi adalah singkat, padat, akurat, berusaha menjelaskan
sesuatu, gaya bersifat informatif, dan fakta dipakai sebagai alat distribusi.
3) Struktur teks eksposisi
a) Judul
Judul hendaknya menggambarkan sesuatu yang dibahas dalam teks Eksposisi.
Judul hendaklah ditulis dengan kata-kata yang singkat, menarik, dan sarat akan
makna.
b) Pernyataan Umum atau Tesis

8
Bagian ini berfungsi untuk memperkenalkan topik sekaligus menempatkan
pembaca pada posisi tertentu. Karena dengan teks yang digunakan penulis itu
ingin mengemukakan pendapat, maka pembaca bisa berada pada posisi yang
sependapat atau pada posisi yang bersebrangan dengannya.
c) Argumentasi atau alasan
Bagian dari teks Eksposisi adalah argumen atau alasan. Panjang dan pendeknya
bagian ini tergantung pada jumlah argumen yang telah dikenalkan secara garis
besar di dalam pernyataan umum, kemudian menyebutkan ulang dan
menjabarkan argumen tersebut dalam paragraf-paragraf. Pengembangan
argumen menjadi paragraf ini dilakukan melalui penyajian contoh dan alasan.
d) Penegasan Ulang Pendapat (Simpulan)
Pengulangan tersebut dilakukan dengan berdasarkan pada argumen yang telah
disajikan di dalam bagian sebelumnya. Pengulangan opini bersifat pilihan,
sehingga tidak semua teks Eksposisi mempunyai penegasan ulang.

10. Menentukan keterkaitan nilai-nilai pada kutipan teks sastra dengan nilai-nilai
pada kehidupan saat ini
a. Analisis penyebab daya serap rendah
Materi kaitan karya sastra (kutipan cerpen/novel) dengan kehidupan sehari-hari
merupakan materi yang berkaitan dengan kemampuan membaca pemahaman. Untuk
menemukan keterkaitan teks sastra dengan kehidupan sehari-hari tidaklah dapat
ditemukan dengan mudah apabila peserta didik tidak memiliki pemahaman akan
materi tersebut. Pernyataan yang dituliskan secara tersirat memerlukan kesabaran
dalam membaca teks tersebut. Ada kemungkinan peserta didik kurang sabar dalam
membaca teks yang memang disajikan tersirat dan dengan kutipan cerita yang agak
panjang. Oleh karena itu, peserta didik perlu diperkenalkan dan dilatihkan
keterkaitan pernyataan dalam teks yang tersurat maupun yang tersirat dengan
kalimat kunci yang berhubungan dengan kehidupan sehari-hari.
b. Deskripsi materi
Karya sastra berkaitan erat dengan kehidupan sehari-hari atau kehidupan masa kini.
Sastra merupakan penggambaran kehidupan yang dituangkan melalui media tulisan.
Terdapat hubungan yang erat antara sastra dan kehidupan karena fungsi sosial sastra
adalah bagaimana ia melibatkan dirinya di tengah-tengah kehidupan masyarakat.
Melalui sastra, pola pikir seseorang atau kelompok masyarakat dapat terpengaruh.
Sastra merupakan salah satu kebudayaan, sedangkan salah satu unsur kebudayaan
adalah sebagai sistem nilai. Oleh karena itu, di dalam sebuah karya sastra tentu akan
terdapat gambaran-gambaran yang merupakan sistem nilai. Nilai-nilai yang ada itu
kemudian dianggap sebagai kaidah yang dipercaya kebenarannya sehingga pola pikir
masyarakat dapat terbentuk melalui karya sastra.

B. Penugasan

Kerjakan LK 1 untuk mengidentifikasi lebih cermat dan mendalam materi-materi daya serap
rendah yang dijumpai peserta didik pada sekolah Anda.Untuk mengisi LK 1 tersebut Anda
perlu menyiapkan Data Daya Serap hasil UN Mata Pelajaran Bahasa Indonesia dari Puspendik
Balitbang Kemdikbud dan Kompetensi Dasar (KD) sesuai dengan materi/pokok bahasan.

9

C. Refleksi

1. Peserta
a. Menyampaikan keberhasilan berupa kemampuan melakukan analisis materi
dengan daya serap rendah yang dialami oleh peserta didik di sekolahnya masing-
masing.
b. Menyampaikan kelemahan yang ditemukan dari aktivitas pada modul ini
sehingga masih ada yang belum dipahami atau membingungkan.
c. Menyampaikan tindak lanjut yang akan dilakukan untuk menerapkan hasil yang
diperoleh dari modul.
2. Fasilitator
a. Menyampaikan keberhasilan peserta sesuai pengamatan selama kegiatan.
b. Menyampaikan hal-hal yang perlu diperbaiki dalam mengidentifikasi
materi/pokok bahasan daya serap rendah sesuai dengan data daya serap hasil UN
dari Puspendik.






























10
Unit 2
Pembahasan Soal Daya Serap Rendah

A. Uraian Singkat Materi

Soal-soal UN disajikan pada pembahasan ini diidentifikasi dari butir soal UN yang
memiliki daya serap rendah secara nasional. Mungkin saja soal-soal UN yang disajikan
dalam unit modul ini, bukan merupakan soal yang memiliki daya serap rendah di sekolah
Anda. Hal ini sangat tergantung dari karakteristik peserta didik di sekolah Anda yang
tentu saja berbeda dengan peserta didik di sekolah lainnya. Soal-soal UN dengan daya
serap rendah dan pembahasannya yang disajikan dalam unit modul ini diharapkan
dapat menambah wawasan Anda tentang beberapa alternatif penyelesaian soal-soal UN.
Berikut ini disajikan 10 butir soal UN tahun pelajaran 2018/2019 yang berdaya serap
rendah secara nasional.

1. Bacalah kutipan cerpen di bawah ini dengan saksama!
Cermati kutipan cerpen berikut!
Buat seorang janda yang sudah terlalu tua untuk itu, apalah yang dikehendaki lagi selain
atap untuk berteduh dan makan serta pakaian yang cukup. Lagi pula anak tunggalnya
yang tinggal di Surabaya dan menurut kabar, hidup berkecukupan, tidak mau lagi
berhubungan dengannya. Tarikan dan pelukan istri dan anak-anaknya rupanya begitu erat
melengket hingga mampu melupakan ibunya sama sekali. Tidak apa, hiburnya. Di rumah
keluarga Mulyono ini, dia merasa mendapat semuanya. Tetapi waktu dia mulai merasa
semakin renta, tidak sekuat sebelumnya, Mbok Jah merasa dirinya menjadi beban keluarga
itu. Dia merasa menjadi buruh tumpangan gratis. Dan harga dirinya memberontak terhadap
keadaan itu. [....]

Kalimat prediksi kesedihan yang tepat untuk melengkapi cerpen tersebut adalah …
A. Mbok Jah berusaha mengenang masa-masa indah di masa lalu ketika anaknya masih kecil.
B. Dengan berat hati, Mbok Jah lalu pulang ke kampungnya, walaupun akan menanggung
kesepian di sana.
C. Keluarga Mulyono menganggap Mbok Jah bukan orang lain lagi karena sudah puluhan
tahun ia bersama mereka.
D. Rumah keluarga Mulyono penuh kehangatan dibandingkan dengan keluarga di kampung
yang hidup seadanya.
E. Mulyono sudah dianggapnya seperti anak sendiri karena sebelum dia menikah pun Mbok
Jah yang merawatnya.

Kunci: B

Pembahasan :
Kalimat terakhir adalah “harga dirinya memberontak terhadap keadaan itu”. Berarti Mbok
Jah akan melakukan suatu tindakan yang tegas. Pilihan jawaban yang mengandung tindakan
hanya A dan B. Jawaban A tidak logis dan tidak relevan dengan kronologi cerita.

2. Perhatikan kutipan kedua cerpen berikut!
Kutipan 1
Nayla terkenang dengan segala petuah yang dulu orangtuanya dulu katakan,
Nayla tidak hiraukan. Segala logika yang tertanam di kepalanya, Nayla abaikan.
Segala peristiwa di masa lalunya, Nayla singkirkan. Cincin emas bertahtakan permata

11
yang sudah tersemat di jari manis tangan kanannya bagaikan jendela yang terkuak
lebar menatap masa depan.
(Jemari Kiri, Djenar Mas Ayu)
Kutipan 2
"Mak hendak pulang, Nak. Sudah seminggu, nanti pisang Emak ditebang
orang, karet pun sayang tak disadap." lontar Mak lnang di pagi yang tak bisa ia tahan
lagi. Ia benar-benar tak ingin berlama-lama di ibu kota yang sungguh aneh baginya.
Sesungguhnya, Mak lnang pun aneh dengan orang-orang yang saban hari, saban
minggu, saban bulan dan saban tahun datang mengadu nasib ke kota ini. Apa yang
mereka cari di rimba bernyamuk ganas? Mak Inang tak bisa menghabiskan pikiran itu
pada sebuah jawaban. Mak Inang ingin segera pulang.
(Dua Wajah Ibu, Guntur Alam)

Perbedaan karakter tokoh pada kedua kutipan cerpen terse but adalah ....
KUTIPAN 1 KUTIPAN 2
A berpandangan pesimis akan tidak berpendirian tetap, ingin
hari depan, ingatannya selalu segera pulang kampung karena hasil
kembali ke masa lalu buminya tidak ada yang mengurus
B Memiliki optimisme akan hari depan Berpendirian teguh, ingin kembali
bersama suaminya, tetapi masih ada ke kampung halaman untuk
bayang-bayang masa lalu yang tidak mengurusi suami dan perkebunan
bisa dilupakan yang dimiliknya
C Memiliki tekad kuat membuang Berpendirian teguh akan kembali ke
kenangan masa lalu dan optimis kampung halaman karena pesimis
akan masa depan bersama suami melihat situasi kehidupan di ibukota
tercinta
D Sentimental akan masa lalunya, Bertekad meninggalkan anaknya di
tidak bisa melepas masa lalunya ibu kota demi kehidupan di
walaupun sudah hidup dengan kampung halaman yang nyaman,
suami tercinta. tentram, dan membahagiakan.
E Keegoisan suami yang tidak mau Anak yang tidak peduli terhadap
tahu soal kondisi istrinya yang masih ibunya yang berniat pulang kampng
terkenang masa lalunya karena tidak betah hidup di ibu kota.

Kunci : C

Pembahasan
Kutipan 1:
Pada kutipan 1 ditunjukan bahwa unsur intrinsik yang dominan adalah penokohan dan
karakteristik. Tokoh “Nayla” digambarkan sebagai seorang wanita yang tidak bisa
menghindari takdir untuk melupakan masa silamnya. Namun sangat tampak betapa Nayla
mempunyai pendirian dan optimisme yang kuat untuk menatap masa depan dengan
suaminya.
Kutipan 2:
Pada kutipan 2 ditunjukkan bahwa unsur intrinsik yang dominan adalah penokohan dan
karakteristik. Dalam kutipan tersebut tersirat bahwa tokoh “Mak Inang” digambarkan
sebagai tokoh yang senantiasa melihat sesuatu hal dengan pesimis. Kehidupan di kota benar-
benar bukan suatu hal yang membuat dirinya merasa nyaman. Kebiasaan hidup di desa
menyebabkan merasa aneh tinggal bersama anaknya di kota. Pada akhirnya tokoh “Mak
Inang” harus menyerah dan memaksa pulang ke desa.
Berdasarkan analisis kedua kutipan di atas dapat disimpulkan bahwa tokoh Nayla dan Mak
Inang mempunyai perbedaan karakteristik yang menonjol. Tokoh “Nayla” cenderung

12
memiliki karakter yang optimis menghadapi masa depan, sedangkan tokoh “Mak Inang”
justru sebaliknya tidak bisa menerima kondisi yang dihadapinya ketika harus tinggal
bersama anaknya di kota besar. Tokoh “Mak Inang” cenderung pesimistis menghadapi
hidupnya. Dengan demikian jawaban dari soal di atas adalah bahwa tokoh “Nayla” memiliki
tekad kuat membuang kenangan masa lalu dan optimis akan masa depan bersama suami
tercinta, sedanglan tokoh “Mak Inang” cenderung berpendirian teguh akan kembali ke
kampung halaman karena pesimis melihat situasi kehidupan di ibukota.

3. Cermati kalimat-kalimat berikut!
Kalimat pendapat: Tenaga kerja asing yang akan bekerja atau tinggal di Indonesia harus
mengikuti tes UKBI (Uji Kemahiran Berbahasa Indonesia)
Kalimat argumen:
(1) Sebagai wujud proteksi terhadap bahasa Indonesla.
(2) Sebagai tolak ukur kemampuan dalam bekerja.
(3) Sebagai proses adaptasi WNA ketika berada di masyarakat.
(4) Sebagai cerminan kualitas kerja tenaga kerja asing.
(5) Sebagai upaya seleksi penerimaan tenaga kerja asing
Argumen yang mendukung kalimat pendapat tersebut terdapat pada kalimat bernomor ….
A. (I), (2), dan (3)
B. (1), (3), dan (5)
C. (2), (3), dan (4)
D. (2), (4), dan (5)
E. (3), (4), dan (5)

Kunci: B

Pembahasan
Pendapat merupakan bagian pembuka dari sebuah teks ekposisi yang berupa pernyataan
umum terhadap permasalahan yang diangkat oleh penulis. Sedangkan argumen merupakan
unsur penjelas untuk mendukung tesis atau pernyataan umum yang disampaikan oleh
penulis, yang berupa alasan logis, data hasil temuan, fakta-fakta, bahkan pernyataan para
ahli. Dalam soal kalimat pendapat: Tenaga kerja asing yang akan bekerja atau tinggal di
Indonesia harus mengikuti tes UKBI (Uji Kemahiran Berbahasa Indonesia). Oleh karena itu,
perlu dicari kalimat argumentasi yang logis dan sesuai dengan kalimat pendapat tersebut.
Kalimat argumen nomor 2 dan 4 tidak logis karena dengan dilaksanakannya tes UKBI bukan
menjadi tolak ukur kemampuan dan kualitas kerja tenaga asing tersebut.

4. Cermati teks berikut!
(1) Bunga Raffllesia arnoldii memiliki keunikan dibandingkan bunga yang lain; (2)
Bunga ini mempunyai lima helai daun mahkota yang mengelilingi bagian yang
terlihat seperti mulut gentong. (3) Di dasar bunga terdapat bagian seperti piringa
berduri yang berisi benang sari atau putik, bergantung pada jenis kelamin bunga
jantan atau betina yang mengeluarkan bau busuk. (4) Hewan penyerbuk untuk
membantu penyebaran tanarnan adalah lalat dan kumbang. (5) Bunga Rafflesia
arnoldii hanya berumur sekitar satu minggu (5-7 hari) dan setelah itu, layu dan mati.
Kalimat penjelas yang tidak padu terdapat pada nomor...
A. (1) D. (4)
B. (2) E. (5)
C. (3)

Kunci jawban : D

13
Pembahasan :
Kalimat utama adalah kalimat yang mengandung gagasan utama/ide pokok, sedangkan kalimat
penjelas adalah kalimat yang mengandung gagasan penjelas/ide penjelas dan harus
mendukung terhadap kalimat utama. Jika kalimat penjelas tidak mendukung atau menyimpang
dari kalimat utama, kalimat itu disebut kalimat sumbang atau kalimat yang tidak padu.
Kalimat (4) tidak mendukung kalimat utama. Pokok pembicaraan adalah keunikan bunga
rafflesia, sedangkan kalimat (4) justru membicarakan hewan penyerbuk.

5. Cermati kalimat-kalimat berikut!
(1) Jamal, membenarkan kasus pembunuhan di Desa Sukamanah.
(2) Museum Sejarah Purbakala dan Nilai Tradisi berada di sana.
(3) Malik seorang perantau dari lareh nan panjang yang lebih dulu mengadu untung di
Jakarta.
(4) Letusan ini tidak seperti letusan tahun 1990 karena sumber energi magma tidak
didominasi oleh gas.
(5) Ia tinggal di Surabaya sejak tahun 2011.
(6) Tahun 2017 yang lalu, ia mendapat gelar profesor sebuah Universitas ternama.
Penggunaan ejaan yang salah terdapat pada kalimat...
A. (1), (2), dan (3)
B. (1), (3), dan (4)
C. (1), (3), dan (6)
D. (3), (4), dan (5)
E. (3), (4), dan (6)

Kunci: C

Pembahasan:
Ejaan yang salah terdapat pada kalimat nomor (1), (3), dan (6). Pada kalimat nomor (1),
tanda baca koma (,) setelah kata Jamal tidak perlu digunakan. Pada kalimat (3), nama
geografis lareh nan panjang tidak dituls dengan huruf kapital. Pada kalimat nomor (6), kata
universitas tidak perlu diawali huruf kapital karena tidak diikuti nama diri.

6. Cermati kutipan novel berikut!
Filicium decipiens biasa ditanam botinikus untuk mengundang burung. Daunnya lebat tak
kenal musim, bentuk daunnya cekung sehingga dapat menampung embun untuk burung-
burung kecil minum. Dahannya pun mungil, menarik hati burung segala ukuran. Lebih dari
itu, dalam jarak 50 meter dari pohon ini, di belakang sekolah kami, berdiri kekar menjulang
awan sebatang pohon tua ganitri (Elaeocarpus sphaericus schum). Tingginya hampir 20
meter, dua kali lebih tinggi dari Filicium decipiens.Konfigurasi ini menguntungkan bagi
burung-burung kecil cantik dan aduhai yang diciptakan untuk selalu menjaga jarak dengan
manusia.
Kelemahan kutipan novel tersebut adalah …
A. Penggunaan istilah bidang biologi yang memperkaya perbendaharaan kata pembaca.
B. Penggunaan bahasa sehari-hari yang komunikatif terasa menghambarkan cerita.
C. Penggambaran latar suasana yang sangat hidup, tetapi sudah nyata.
D. Penggunaan istilah bidang biologi yang tidak umum sedikit meyulitkan bagi pembaca
E. Penggambaran tokoh secara langsung oleh pengarang merupakan hal biasa

Kunci jawaban D


14
Pembahasan:
Kelemahan dalam resensi adalah kekurangan yang terdapat dalam isi resensi. Penulis
mencantumkan istilah-istilah latin dalam ceritanya. Tujuannya mungkin untuk menambah
wawasan pembaca tentang istilah-istilah latin tumbuhan. Sayangnya, ini mengganggu
pembaca awam yang kurang begitu tertarik dengan istilah-istilah tersebut. Hal ini
menyulitkan pembaca dalam memahami isi novel.

7. Cermati teks berikut!
(1) Ledakan populasi alga adalah keberadaan sejumlah besar alga yang mengapung di
permukaan air laut. (2) Ledakan populasi alga terjadi secara alami pada Perairan Laut yang
mengandung nutrisi tinggi. (3) Salah satu penyebab tingginya nutrisi di perairan laut
adalah dari limpasan pupuk untuk tanah pertanian dan limbah petemakan. (4)
Contoh ledakan populasi alga merah terjadi di Teluk Meksiko. (5) Ledakan alga ini
mempunyai dampak buruk bagi keberlangsungkan kehidupan ikan di Laut. (6) Ikan-ikan
di Perairan Laut dapat mengalami kebinasaan karena kekurangan oksigen akibat
dekomposisi alga.

Kalimat yang menggunakan ejaan dengan benar terdapat pada nomor ....
A. (1), (2), dan (3) .
B. (1), (3), dan (4)
C. (2), (4), dan (6)
D. (3), (4), dan (5)
E. (4), (5), dan (6)

Kunci Jawaban : B

Pembahasan
Pada soal tersebut penggunaan ejaan yang salah terdapat pada kalimat (2) Ledakan populasi
alga terjadi secara alami pada Perairan Laut yang mengandung nutrisi tinggi. (5) Ledakan
alga ini mempunyai dampak buruk bagi keberlangsungkan kehidupan ikan di Laut. (6)
Ikan-ikan di Perairan Laut dapat mengalami kebinasaan karena kekurangan oksigen
akibat dekomposisi alga. Kalimat (2) penulisan kata perairan laut kata pertamanya
seharusnya tidak menggunakan huruf kapital, sama halnya dengan di kalimat nomor (6),
sedangkan kalimat nomor (5) kesalahan penggunaan afiksasi pada kata keberlangsungkan,
yang seharusnya keberlangsungan.

8. Cermati teks berikut!
Jalak putih (Sturnus melanopterus)merupakan burung dari suku Sturnidae . burung ini
berukuran sedang, sekitar 20-25 cm. Sesuai namanya, jalak putih memiliki warna bulu
seluruhnya putih kecuali sayap dan ekor berwarna hitam. Suaranya keras dan ribut,
terkadang meniru suara burung lainnya. Sebagai burung endemic, sebaran jalak putih hanya
ada di Pulau Jawa, terutama Jawa Timur , Madura, Bali, dan Nusa Penida, meskipun terkadang
mengembara hingga ke Lombok.
Oleh karena keindahannya , jalak putih dinobatkan menjadi fauna identitas di dua kabupaten,
yakni Kabupaten Madiun, Jawa Timur, dan Kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah. Hal tersebut
tentu tidak mengherankan . sayangnya, keberadaan burung yang dilindungi ini semakin sulit
ditemukan di alam liar. International Union for Conservation of Nature and Natural
Resources (IUCN) memberikan status critical endangered (sangat terancam punah) pada
burung tersebut.

Populasi jalak putih yang sekarang sangat memprihatinkan disebabkan oleh tingginya
perburuan untuk kepentingan komoditas perdagangan. Selain perburuan untuk

15
perdagangan, berkurangnya habitat menjadi factor pendukung penurunan populasi jalak
putih. Oleh karena itu perlu dilakukan upaya pelestarian untuk menjaga populasi jalak putih
dari kepunahan. Banyak upaya yang dapat dilakukan untuk menjaga kelestarian burung jalak
putih. Pemerintah telah memasukkan spesies ini ke dalam daftar burung langka yang
dilindungi oleh Pemerintah Indonesia melalui UU No. 5 Tahun 1990 tentang Konservasi
Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya serta PP No. 7 Tahun 1999 tentang Pemanfaatan
Jenis Tumbuhan dan Satwa Liar . perlindungan dengan undang-undang ini merupakan salah
satu upaya yang bisa dilakukan untuk menekan laju kepunahan jalak putih.
Bagi orang yang belum paham tentang kegiatan konservasi burung , mengenal jenis burung
dan habitatnya dapat menjadi langkah awal menyebarkan semangat konservasi kepada
masyarakat luas. Edukasi bagi masyarakat menjadi bagian penting dalam pelestarian jalak
putih. Dengan demikian, upaya perlindungan tidak lagi hanya dilakukan oleh pemerintah
atau kalangan pengamat burung saja, tetapi juga melibatkan masyarakat dengan jangjauan
yang lebih luas.
Makna istilah konservasi pada paragraf terakhir teks tersebut adalah ….
A. usaha dalam mempertahankan populasi burung
B. mempertahankan keadaan dan situasi burung
C. pemeliharaan dan perlindungan burung dari kepunahan
D. menjaga dan mengembangbiakkan burung
E. mempertahankan dan melindungi populasi burung

Kunci jawaban C

Pembahasan
Makna kata dalam sebuah kalimat tidak lepas dari teks dan konteks yang disajikan. Selain
itu, untuk mempermudah mengetahui makna kata kita dapat melihatnya di KBBI. Makna
kata konservasi pada paragraf terakhir adalah pemeliharaan dan perlindungan sesuatu
secara teratur untuk mencegah kerusakan dan kemusnahan dengan jalan mengawetkan;
pengawetan; pelestarian. (https://kbbi.web.id/konservasi). Dengan demikian makna istilah
konservasi dalam teks tersebut adalah pemeliharaan dan perlindungan burung dari
kepunahan.

9. Cermati kutipan teks berikut!

Sampah merupakan material sisa yang tidak digunakan lagi setelah mengalami suatu proses.
Sampah dapat bersumber dari alam, manusia, industri, dan pertambangan. Sampah di bumi
akan terus bertambah selama masih ada kegiatan yang dilakukan, baik oleh alam maupun
manusia. Sampah yang dihasilkan di Indonesia mencapai 11 ton per harinya. Berikut dampak
yang ditimbulkan oleh berbagai sumber sampah terhadap masyarakat.
Tabel Dampak Sampah terhadap Masyarakat
No Bahan Sumber Dampak pada
Pencemar Individu/Masyarakat
1. Sulfur Batubara/bahan Menimbulkan efek
Dioksida bakar minyak iritasi pada saluran
(SO2) yang napas sehingga
mengandung menimbulkan gejala
sulfur, batuk dan sesak
pembakaran napas
limbah
pertanahan,
proses dalam
industri

16
2. Hidrogen dari kawah Menimbulkan bau
Sulfa (H2S) gunung yang yang tidak sedap dan
masih aktif dapat merusak indera
penciuman (nervous
olfactory)
3. Nitrogen berbagai jenis mengganggu sistem
Oksida pembakaran pernapasan dan
(N20) gas buang melemahkan sistem
Nitrogen kendaraan pernapasan, serta
Monoksida bermotor, saluran napas
(NO), peledak, pabrik sehingga paru-paru
Nitrogen pupuk mudah terserang
Dioksida infeksi.
(NO2)
4. Amoniak Proses indusri menimbulkan bau
yang tidak
sedap/menyengat,
menyebabkan sistem
pernapasan bronkitis,
dan merusak indera
penciuman

Alternatif pemecahan masalah yang sesuai dengan isi teks tersebut adalah ...
A. Pemerintah hendaknya membuat peraturan tentang pengelolaan sampah dan penegakan
hukum yang tegas bagi pelanggarnya.
B. Masyarakat yang berada di sekitar pembuangan sampah perlu mengecek kondisi
kesehatannya secara berkala.
C. Hindari tempat-tempat sampah karena merupakan sumber segala penyakit yang
mengakibatkan gangguan kesehatan.
D. Para pengelola sampah hendaknya dapat menciptakan teknologi pembuangan yang efektif
dan efisien.
E. Pengembangan dan penerapan teknologi pada pengelolaan sampah harus diterapkan di
segala lini.

Kunci : E

Pembahasan
Alternatif pemecahan masalah yang sesuai dengan isi teks dapat ditemukan pada teks
eksposisi. Inti masalah yang muncul adalah dampak sampah bagi masyarakat (pada tabel).
Padahal sampah akan selalu ada selama masih ada kegiatan alam dan manusia (pada
pemaparan awal). Solusi yang sesuai adalah perlunya pengembangan dan penerapan
teknologi pada pengolahan sampah harus diterapkan di segala lini. Pilihan jawaban A tidak
sesuai karena justru membicarakan penegakan hukum. Pilihan jawaban B tidak tepat karena
tidak menyentuh akar permasalahan. Pilihan jawaban C tidak logis karena tidak mungkin
menghindari keberadaan tempat sampah. Pilihan jawaban D tidak tepat karena hanya
berfokus pada pengelola sampah.






17
10. Cermati kutipan novel berikut!
Saat mengambil buku di lemari pakaian, ia tidak sengaja melihat sepucuk surat yang
sengaja ia sembunyikan di tumpukan terbawah baju. ltulah benda yang ia bawa saat pergi dari
Parepare selain pakaian yang dikenakan. Sepucuk surat yang jadi muasal seluruh masalah, Ia
menatap surat itu. la benci sekali kenapa tangannya refleks mengambil surat itu, Ia benci sekali
kenapa ia tidak kuasa menghentikannya. Hei, tangannya malah membuka lipatan kertas itu.
Apa yang ia harapkan? Lancang sekali mata dan tangannya. Ia kira kali ini ia lebih tangguh
saat membacanya kembali? Atau ia malah berharap isi surat itu telah berubah jadi sebaliknya?
Omong kosong! Semua kesibukan ini, pengalaman baru, tidak pernah mampu mengusir pergi
kenangan itu, Jika itu sebuah benteng maka benteng itu rapuh, rontok seketika. Jika itu
sebuah tameng, maka tameng itu juga tipis dan ringkih, hancur seketika. Lihatlah ia justru
lumat lagi seluruh isi surat itu. Menghujam dalam hatinya seperti sakit sekali. Sama seperti
yang ia rasakan saat pertama kali membacanya hanya bisa menatap kosong.
(Rindu, Tere Liye)
Keterkaitan isi kutipan novel tersebut dengan kehidupan sehari-hari adalah ...
A. Merapikan buku berdekatan dengan tumpukan baju .
B. Merasakan sakit hati saat kita membaca surat.
C. Ketidakmampuan melupakan hal buruk dalam kehidupan.
D. Melupakan masalah dengan bekerja di tempat lain.
E. Pengalaman baru akan menghapus kenangan lama.

Kunci Jawaban :C

Pembahasan
Keterkaitan isi kutipan novel tersebut dengan kehidupan sehari-hari adalah
ketidakmampuan melupakan hal buruk dalam kehidupan (opsi C). Ketidakmampuan
melupakan hal buruk masa lalu antara lain terdapat pada kalimat Semua kesibukan ini,
pengalaman baru, tidak pernah mampu mengusir pergi kenangan itu. Hal itu menunjukkan
bahwa dalam kehidupan sehari-hari banyak orang yang tidak bisa melupakan masa lalu.

B. Penugasan

Kerjakan LK 3 untuk meningkatkan kompetensi melakukan pemetaan dan kemampuan
menyelesaikan soal UN yang memiliki daya serap rendah oleh peserta didik di sekolah masing-
masing. Untuk mengisi LK 3 tersebut Anda wajib menyiapkan soal UN yang diujikan di sekolah
masing-masing.

C. Refleksi

1. Peserta
a. Menyampaikan keberhasilan berupa melakukan pemetaan dan kemampuan
menyelesaikan soal UN yang memiliki daya serap rendah di sekolah masing-masing.
b. Menyampaikan kelemahan yang ditemukan dari aktivitas pada modul ini.
c. Menyampaikan tindak lanjut yang akan dilakukan untuk menerapkan hasil
yang diperoleh dari modul.

2. Fasilitator
a. Menyampaikan keberhasilan peserta sesuai pengamatan selama kegiatan.
b. Menyampaikan hal-hal yang perlu diperbaiki dalam melakukan pemetaan dan
kemampuan menyelesaikan soal UN yang memiliki daya serap rendah oleh peserta
didik di sekolah masing-masing.

18
Unit 3
Strategi Pembelajaran

A. Uraian Singkat Materi

Strategi pembelajaran yang disajikan dalam unit modul ini diharapkan dapat
menginspirasi Anda untuk menemukan ide-ide inovatif dalam pembelajaran.
Disadari bahwa pembelajaran dan penilaian merupakan dua hal yang saling
berkaitan dan tidak dapat dipisahkan. Pembelajaran yang baik pada umumnya dapat
meningkatkan hasil belajar karena secara logika dengan pembelajaran yang baik
maka penguasaan materi peserta didik dapat ditingkatkan. Apabila penguasaan
materi peserta didik baik, hasil belajar yang dicapai juga akan meningkat.

Berikut ini disajikan alternatif strategi pembelajaran yang dapat dijadikan contoh
untuk menyajikan materi-materi dengan daya serap rendah pada mapel Bahasa
Indonesia.

1. Membuat Kalimat Prediksi Akhir Berdasarkan Kutipan Teks Sastra
Metode : Simulasi dan Diskusi
Media/Alat : Laptop dan LCD
Langkah-Langkah:
a. Latihan memprediksi kejadian dari sebuah kalimat.
Sebelum membahas prediksi kejadian suatu isi bacaan, sebaiknya mencoba membuat
prediksi dari hal yang lebih sederhana, yakni membuat beberapa perkiraan dari
sebuah kalimat. Satu kalimat tersebut mengandung suatu masalah yang dapat kita
perkirakan peristiwa apa yang akan terjadi berhubungan dengan kalimat tersebut.
Contoh:
1) Langit siang ini terlihat sangat gelap.
Dari kalimat di atas, dapat dibuat prediksi seperti berikut.
a) Akan segera turun hujan yang amat deras.
b) Angin akan bertiup kencang.
c) Badai akan segera datang.
d) Langit akan kembali cerah.
2) Pagi ini, Sumi tidak sarapan lagi di rumah.
Dari kalimat di atas, dapat dibuat prediksi seperti berikut.
a) Sumi akan masuk angin.
b) Sumi pasti makan di sekolah.
c) Sumi akan terkena sakit maag.
d) Sumi akan baik-baik saja.

b. Latihan prediksi kejadian berkaitan dengan isi paragraf.
Memprediksi kejadian berdasarkan isi bacaan tidak terlalu jauh berbeda dengan
memprediksi kejadian sesuai masalah dalam satu kalimat. Bedanya untuk membuat
prediksi dari sebuah paragraf, kita harus benar-benar memahami pokok permasalahan
dalam paragraf tersebut sehingga mudah dalam membuat prediksi.
Agar mudah dalam memprediksi suatu kejadian berdasarkan isi paragraf atau bacaan,
ada beberapa kiat yang bisa dilakukan. Berikut langkah-langkah yang bisa diterapkan
pada saat menentukan prediksi suatu paragraf atau bacaan.
Langkah-langkah memprediksi kejadian berdasarkan isi paragraf atau bacaan.

19
1) Bacalah paragraf dengan saksama.
2) Pahami masalah yang ada dalam paragraf (ide pokok paragraf).
3) Tentukan prediksi yang sesuai dengan masalah dalam paragraf.
4) Prediksi harus masuk akal berdasarkan informasi-informasi yang kita dapatkan
dari paragraf.
Contoh Prediksi Berdasarkan Isi Paragraf
1) Contoh Pertama
Tomat mengandung zat-zat yang berguna bagi tubuh. Zat-zat itu seperti vitamin C,
vitamin A (karoten), dan mineral. Vitamin C dibutuhkan untuk memelihara
kesehatan gigi dan gusi. Selain itu, dapat mempercepat sembuhnya luka, serta
menghindarkan dari skorbut. Vitamin A dapat membantu menyembuhkan
penyakit rabun senja. Mineral dalam buah tomat dapat membangun sel darah
merah.
Prediksi yang sesuai dengan isi paragraf di atas adalah sebagaimana disebutkan
berikut ini.
a) Orang yang sering mengonsumsi tomat dengan takaran yang tepat tidak akan
mudah terkena sakit gigi atau gusi berdarah.
b) Orang yang menderita rabun senja dapat mengonsumsi tomat untuk
menyembuhkan penyakitnya.
2) Contoh Kedua
Ardi suka makan makanan yang manis menjelang tidur. Alasannya, makanan manis
itu akan membuatnya tidurnya menjadi lebih nyenyak karena merasa kenyang.
Setelah makan, ia pun jarang menggosok giginya. Jika sudah merasa mengantuk, ia
akan langsung tidur. Ia beralasan, jika sudah mengantuk dan harus sikat gigi dulu,
rasa kantuknya akan hilang sehingga ia menjadi malas untuk sikat gigi.

Prediksi yang sesuai dengan isi paragraf di atas adalah sebagaimana disebutkan
berikut ini.
a) Ardi akan mudah terkena sakit gigi karena suka makan manis-manis sebelum
tidur.
b) Gigi Ardi akan keropos karena makanan manis akan mudah mengundang
kuman di gigi sehingga membuat gigi cepat keropos.
c) Badan Ardi cepat gemuk karena makanan manis banyak mengandung gula atau
lemak jahat.

2. Membandingkan (Persamaan/Perbedaan) Unsur Intrinsik Karya Sastra
Metode : Discovery Learning
Untuk membelajarkan materi unsur intrinsik sebuah karya sastra direkomendasikan
mempergunakan model pembelajaran Discovery Learning. Dengan mempergunakan
model ini peserta didik mendapat kesempatan untuk mengembangkan ingatan dan
transfer kepada situasi proses belajar yang baru, berpikir dan bekerja atas inisiatif sendiri,
berpikir intuisi untuk merumuskan hipotesis sendiri, dan mengambil keputusan sendiri.
Media/Alat :
- Karya sastra prosa/puisi/drama sesuai dengan materi yang sedang dibahas.
- Dua kutipan teks cerpen dari pengarang yang berbeda.
Langkah-Langkah :
a. Guru membagi peserta didik untuk berpasangan.
b. Guru membagikan kutipan teks cerpen yang berbeda pada masing-masing pasangan.
c. Guru memberi kesempatan kepada peserta didik untuk membaca dan menemukan
beberapa hal penting yang berkaitan dengan unsur instrinsik pada kutipan cerpen
yang dibagikan.

20
d. Masing-masing pasangan peserta didik membaca dan mencermati kutipan cerpen
yang diberikan guru untuk mengidentifikasi unsur instrisik yang terdapat di
dalamnya.
e. Selanjutnya seluruh peserta didik dibagi menjadi dua kelompok besar sesuai dengan
kutipan teks cerpen yang dibacanya. Dalam kelompok besar tersebut peserta didik
berdiskusi saling menginformasikan hasil temuan terhadap kutipan cerpen yang
dibacanya dan menyempurnakannya berdasarkan hasil diskusi.
f. Langkah selanjutnya peserta didik kembali bertemu dengan pasangan masing-masing
untuk bertukar informasi berkaitan dengan temuan mereka dalam diskusi kelompok
di kelompok besar.
g. Guru memberi kesempatan kepada peserta didik untuk bertukar pasangan dan
kembali berdialog menyampaikan hasil analisis terhadap unsur instrinsik. Kondisi ini
bisa dilakukan beberapa kali sehingga peserta didik benar-benar mempunyai bahan
dan informasi yang akurat dari beberapa teman dan pasangan yang berbeda.
h. Dalam diskusi kecil dengan pasangan masing-masing peserta didik juga diarahkan
untuk menemukan unsur dominan yang merupakan perbedaan dan persamaan dari
kedua teks tersebut.

3. Menentukan Kalimat-Kalimat Argumen yang Mendukung Kalimat Pendapat
Metode : Problem Based Learning
Media/Alat : Teks Eksposisi
Langkah-Langkah:
a. Peserta didik menjawab berbagai pertanyaan tentang argumen dalam isi teks
eksposisi.
b. Peserta didik memprediksi, mendesain, memperkirakan, membuat hipotesis dari
penemuan baru dalam diskusi klasikal tentang argumen dalam isi teks eksposisi.
c. Peserta didik mengolah / mengkreasikan informasi tentang argumen dalam isi teks
eksposisi.
d. Peserta didik mempresentasikan argumen dalam isi teks eksposisi.
e. Pesera didik menyimpulkan argumen dalam isi teks eksposisi.

4. Mengidentifikasi Kalimat Penjelas Tidak Padu dalam Paragraf
Metode : Demontarasi
Metode pengajaran ini dilakukan dengan cara bentuk praktikum sehingga siswa melihat
langsung apa yang sedang dipelajari. Metode ini biasanya lebih menarik dan membuat
siswa lebih fokus terhadap materi pelajaran.
Media/Alat :
1. Lima potongan karton berukuran 90 x 60 cm yang bertuliskan kalimat utama,
kalimat penjelas padu, kalimat penjelas tidak padu
2. papan tulis; dan
3. isolatip.
Langkah-Langkah:
a. Guru menjelaskan materi, kalimat utama, kalimat penjelas padu, dan tidak padu.
b. Guru membagi peserta didik dalam beberapa kelompok , satu kelompok terdiri atas
lima orang.
c. Guru membagikan karton yang berisikan kalimat utama, penjelas yang padu dan tidak
padu.
d. Peserta didik mendiskusikan karton yang berisikan lima kalimat dengan
kelompoknya.
e. Peserta didik menempelkan karton berisikan kalimat secara berurutan beserta
alasannya.
f. Kelompok lain membahas kalimat-kalimat yang telah ditempelkan.
g. Guru dan peserta didik mengevaluasi hasil kerja kelompok.

21

5. Mengidentifikasi Kesalahan Penggunaan Ejaan pada Paragraf
Metode : Diskusi, Tanya Jawab
Media/Alat : Teks, Jaringan Internet, Media Daring/Cetak
Langkah-Langkah :
a. Peserta didik membaca teks melalui media daring atau cetak yang dicari atau
disiapkan guru.
b. Peserta didik mengidentifikasi sejumlah penggunaan ejaan dan tanda baca yang
digunakan pada teks yang diperoleh.
c. Peserta didik mendiskusikan dengan teman sekelompok, berbagai kesalahan
penggunaan ejaan dan tanda baca yang ditemukan dalam teks.
d. Peserta didik mengelompokkan berbagai kesalahan ejaan dan tanda baca yang sama.
e. Peserta didik memperbaiki kesalahan-kesahalan penggunaan ejaan dan tanda baca
yang ditemukan.
f. Peserta didik mempresentasikan hasil diskusi secara bergiliran di depan kelas.
g. Kelompok yang belum maju memberikan masukan terhadap hasil yang disampaikan.

6. Menentukan Keunggulan/Kelemahan Berdasarkan Kutipan Sebuah karya sastra
Metode : Discovery Learning
Media/Alat : Jaringan Internet, Novel, Contoh Resensi, Laptop, LCD
Langkah-Langkah:
a. Stimulus : Peserta didik membaca sebuah novel.
b. Identifikasi Masalah: Mengidentifikasi isi novel.
c. Mengumpulkan Data: Mencari keunggulan dan kelemahan novel.
d. Mengolah Data: Menyusun sebuah resensi berdasarkan sistematika resensi.
e. Memverifikasi: Membandingkan resensi yang ditulis dengan resensi yang dibuat
peserta didik lain.
f. Menyimpulkan: Peserta Didik menyimpulkan dan menentukan resensi yangdapat
diindikasikan sebagai resensi yang baik.

7. Mengidentifikasi Penggunaan Ejaan yang Benar dalam Paragraf
Metode : Problem Based Learning Media/Alat : Teks Eksposisi
Langkah-Langkah:
a. Peserta didik menjawab berbagai pertanyaan tentang argumen dalam isi teks
eksposisi.
b. Peserta didik memprediksi, mendesain, memperkirakan, membuat hipotesis dari
penemuan baru dalam diskusi klasikal tentang argumen dalam isi teks eksposisi.
c. Peserta didik mengolah mengkreasikan informasi tentang argumen dalam isi teks
eksposisi.
d. Peserta didik mempresentasikan tentang argumen dalam isi teks eksposisi.
e. Pesera didik menyimpulkan tentang argumen dalam isi teks eksposisi.

8. Menentukan Makna Istilah dalam Paragraf
Metode : Two Stay-Two Stray
Media/Alat : Teks, Kertas Berwarna, dan Perekat
Langkah-Langkah:
a. Guru menginformasikan materi yang akan dipelajari.
b. Guru menginformasikan cara kerja yang akan dilakukan oleh peserta didik.
c. Peserta didik dibagi atas beberapa kelompok.
d. Peserta didik menerima lembaran kertas yang berisi teks.
e. Peserta didik mengerjakan tugas yang ada dalam lembaran tersebut.
f. Peserta didik menuliskan makna dalam pias-pias kertas berwarna.
g. Peserta didik memajang hasil pekerjaan kelompoknya.

22
h. Dua orang dari anggota kelompok bertugas untuk membagikan informasi kepada
tamu dari kelompok lain.
i. Dua angota lainnya bertugas untuk mengunjungi kelompok lainnya.
j. Masing-masing tamu kembali ke kelompoknya dan membahas temuan yang didapat
dari kelompok lain.
k. Salah satu kelompok mempresentasikan hasil diskusi.
l. Guru membahas dan mengarahkan.

9. Menentukan Solusi Berdasarkan Isi Bacaan
Metode : Brainstorming (Curah Gagasan)
Media/Alat : Kertas A3/Karton
Langkah-Langkah:
a. Tahap Pemberian informasi dan motivasi (Orientasi)
Guru menjelaskan masalah yang dihadapi beserta latar belakangnya dan mengajak
siswa aktif untuk menyumbangkan pemikirannya. Kemudian siswa berkelompok + 5
orang.
b. Tahap Identifikasi (Analisis)
Pada tahap ini siswa memberikan sumbang saran pemikiran sebanyak-banyaknya.
Semua saran yang masuk ditampung, ditulis, dan tidak dikritik. Pimpinan kelompok
dan peserta hanya boleh bertanya untuk meminta penjelasan. Hal ini agar kreativitas
siswa tidak terhambat.
c. Tahap Klasifikasi (Sintesis)
Semua saran dan masukan peserta ditulis. Langkah selanjutnya mengklasifikasikan
berdasarkan kriteria yang dibuat dan disepakati oleh kelompok. Klasifikasi bisa
berdasarkan struktur/ faktor-faktor lain.
d. Tahap Verifikasi
Kelompok secara bersama melihat kembali sumbang saran yang telah
diklasifikasikan. Setiap sumbang saran diuji relevansinya dengan permasalahannya.
Apabila terdapat sumbang saran yang sama, diambil salah satu. Sumbang saran yang
tidak relevan bisa dicoret. Pemberi sumbang saran diminta meyampaikan
argumentasinnya.
e. Tahap Konklusi (Penyepakatan)
Pimpinan kelompok beserta peserta lain mencoba menyimpulkan butir-butir
alternatif pemecahan masalah yang disetujui. Masing-masing perwakilan kelompok
menyampaikan dalam pleno untuk mendapatkan tanggapan. Guru memandu sampai
disepakati cara pemecahan masalah yang dianggap paling tepat

10. Menentukan Keterkaitan Nilai-Nilai pada Kutipan Teks Sastra dengan Nilai-Nilai
pada Kehidupan Saat Ini
Metode : Cooperative Script
Skrip kooperatif adalah metode belajar dimana peserta didik bekerja berpasangan dan
secara lisan dan tulisan mengikhtisarkan bagian-bagian dari materi yang dipelajari.
Media/Alat :
Potongan teks karya sastra yang didalamnya berkaitan dengan kehidupan sehari-hari
sesuai dengan kebutuhan pembelajaran.
Langkah-Langkah :
a. Guru membagi peserta didik untuk berpasangan.
b. Guru membagikan kutipan teks sastra cerpen/novel tiap peserta didik untuk dibaca
dan menganalisis keterkaitan dengan kehidupan sehari-hari.
2. Guru dan peserta didik menetapkan siapa yang pertama berperan sebagai pembicara
dan siapa yang berperan sebagai pendengar.
3. Pembicara membacakan hasil analisisnya selengkap mungkin, dengan menjelaskan
keterkaitan kutipan dengan kehidupan sehari-hari. Sementara pendengar

23
menyimak/mengoreksi/menunjukkan yang kurang lengkap dan membantu
mengingat kriteria dengan menghubungkan materi sebelumnya atau dengan materi
lainnya.
4. Bertukar peran, semula sebagai pembicara ditukar menjadi pendengar dan
sebaliknya, serta lakukan seperti di atas.
5. Guru mengoreksi dan memberikan apresiasi dan penilaian terhadap hasil kegiatan
pserta didik.
6. Penutup.

B. Penugasan

Kerjakan LK 2 untuk meningkatkan kompetensi penyajian materi/pokok bahasan materi
berdaya serap rendah di kelas. Untuk mengisi LK 2 tersebut Anda perlu menyiapkan
Kompetensi Dasar (KD) dan indikator pencapaian kompetensi (IPK) sesuai dengan
materi/pokok bahasan.

C. Refleksi

1. Peserta
a. Menyampaikan keberhasilan berupa kemampuan melakukan menyajikan materi
dengan daya serap rendah yang dialami oleh peserta didik di sekolahnya masing-
masing.
b. Menyampaikan kelemahan yang ditemukan dari aktivitas pada modul ini sehingga
masih ada yang belum dipahami atau membingungkan.
c. Menyampaikan tindak lanjut yang akan dilakukan untuk menerapkan hasil yang
diperoleh dari modul.

2. Fasilitator
a. Menyampaikan keberhasilan peserta sesuai pengamatan selama kegiatan.
b. Menyampaikan hal-hal yang perlu diperbaiki dalam penyajian materi/pokok
bahasan dengan Data Daya Serap UN dari Puspendik..



















24
LEMBAR KERJA 1

ANALISIS MATERI DAYA SERAP RENDAH



RENCANA PENYAJIAN MATERI POKOK


Unit 1 : Analisis Materi Berdaya serap rendah
Waktu : 4x60 Menit


Pendahuluan Apersepsi dan Motivasi Kegiatan Awal
(5 menit) (20 menit) (45 menit)

§ Membangun pengetahuan
§ Mengkondisikan peserta, termasuk § Membangun motivasi peserta untuk
pengkoordinasian kelas fokus dalam kegiatan terhadap hasil evaluasi belajar
§ Menyampaikan tujuan § Membangun ingatan peserta terhadap (UN)
§ Membaca Unit 1 Modul Analisis
§ Menyampaikan strategi dan metode hasil evaluasi belajar (UN)
§ Ice breaking 1 (harapan dan materi daya serap rendah
bimtek
kekhawatiran)




Kesimpulan dan Penutup Presentasi Kegiatan Inti
(20 menit) (60 menit) (90 menit)

§ Merumuskan kesimpulan § Ice breaking 2
§ Melakukan refleksi hasil kegiatan § Mempresentasikan kerja
§ Mengerjakan LK 1
kelompok produk LK 1
§ Membangun komitmen


25
LEMBAR KERJA 1
ANALISIS MATERI BERDAYA SERAP RENDAH

Lembar Kerja (LK) 1 ini akan memandu Anda melakukan analisis materi berdaya

serap rendah. Materi daya serap rendah untuk peserta didik di sekolah Anda mungkin

berbeda dengan materi daya serap rendah di sekolah teman Anda. Solusi untuk

mengatasi kesulitan di sekolah Anda tentu berbeda juga dengan solusi di sekolah teman

Anda. Oleh karena itu, terlebih dahulu lakukan analisis yang diperkirakan menjadi

penyebab kesulitan yang dialami peserta didik Anda. Untuk kegiatan ini, lakukan

langkah-langkah analisis materi daya serap rendah sebagaimana pada Tabel 1.
Tabel 1. Analisis Materi Berdaya serap rendah

Mata Pelajaran : .........................................
Tahun Pelajaran : .........................................

No Materi/Pokok Bahasan Daya Serap Perkiraan Faktor Penyebab







Untuk menghasilkan produk (hasil kerja) seperti pada Tabel 1 di atas, ikuti satu persatu instruksi
kerja berikut.
1. Identifikasi materi/pokok bahasan berdasarkan data hasil UN dari Puspendik, dengan daya
serap terendah di sekolah Anda. Materi pokok dapat dibaca pada kompetensi yang diuji.
2. Tuliskan daya serap kompetensi materi/pokok bahasan yang diujikan pada sekolah Anda.
3. Perkiraan faktor penyebab diisi berdasarkan hasil tes diagnostik atau berdasarkan profesional
judgement (pengalaman) yang sering dilakukan oleh peserta didik.


















26

Tuliskan materi/pokok bahasan
berdasarkan data hasil UN dari Tuliskan perkiraan penyebab
tidak dikuasainya dengan baik
Puspendik, daya serap terendah di
materi/pokok bahasan.
sekolah Anda. Materi pokok dapat
dibaca pada kompetensi yang diuji.



No Materi/Pokok Bahasan Daya Serap Perkiraan Faktor Penyebab








Tuliskan daya serap materi/pokok
bahasan kompetensi yang diuji
berdasarkan data hasil UN dari
Puspendik di sekolah Anda.

Gambar 1. Tahapan Analisis Kompetensi

4. Setelah Anda memahami cara melakukan analisis materi/pokok bahasan daya serap rendah,
dilanjutkan dengan mengisi tabel analisis materi/pokok bahasan berdaya serap rendah
sebagai berikut.

No Materi/Pokok Bahasan Daya Serap Perkiraan Faktor Penyebab






5. Presentasikan hasil kerja kelompok di depan kelas.
6. Refleksikan pengalaman Anda terkait dengan kemampuan menganalisis materi/pokok
bahasan berdaya serap rendah dalam LK 1 ini.

27

LEMBAR KERJA 2

SOAL-SOAL UN BERDAYA SERAP RENDAH DAN PEMBAHASANNYA




PENYAJIAN MATERI POKOK

Unit 2 : Soal-Soal UN Berdaya Serap Rendah dan Pembahasannya
Waktu : 4x60 Menit


Pendahuluan Apersepsi dan Motivasi Kegiatan Awal
(5 menit) (20 menit) (45 menit)


§ Mengkondisikan peserta, termasuk § Membangun pengetahuan
pengkoordinasian kelas § Membangun motivasi peserta untuk
terhadap penyelesaian soal
fokus dalam kegiatan
§ Menyampaikan tujuan § Membangun ingatan peserta terhadap materi daya serap rendah.
§ Menyampaikan strategi dan metode penyelesaian soal materi daya serap § Membaca Unit 2 Modul Soal-
bimtek rendah Soal UN Berdaya serap
§ Ice breaking 1 rendah dan Pembahasannya




Kesimpulan dan Penutup Presentasi Kegiatan Inti
(20 menit) (60 menit) (90 menit)

§ Ice breaking 2
§ Merumuskan kesimpulan § Mempresentasikan kerja
§ Mengerjakan LK 2
§ Melakukan refleksi hasil kegiatan kelompok produk LK 2
§ Membangun komitmen




















28

LEMBAR KERJA 2
Soal-Soal UN Berdaya serap rendah dan Pembahasannya

Lembar Kerja (LK) 2 ini akan memandu Anda untuk menyelesaikan Soal-Soal
UN Berdaya Serap Rendah. Soal-soal UN berdaya serap rendah pada sekolah
yang satu tidak sama dengan sekolah lainnya. Sesuai dengan hasil identifikasi

materi daya serap rendah pada Tabel 1 pada LK 1, pilihlah 10 butir soal UN yang

berdaya serap rendah oleh peserta didik Anda. Untuk kegiatan ini, lakukan
langkah-langkah penyelesaian Soal-Soal UN Berdaya Serap Rendah sebagai
berikut.
1. Pilihlah 10 butir soal UN yang dianggap berdaya serap rendah oleh peserta didik Anda.
2. Buatlah penyelesaian soal-soal tersebut dengan singkat dan jelas, isikanlah pada Tabel 3 yang
telah disediakan.
3. Diskusikan dan presentasikanlah hasil kerja Anda di depan kelas.

Tabel 3.Pembahasan Butir Soal UN yang Berdaya Serap Rendah

No. Butir Soal UN Pembahasan
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.

4. Refleksikan pengalaman Anda terkait dengan kemampuan menyelesaikan soal-soal UN
berdaya serap rendah dalam LK 2 ini.

29
LEMBAR KERJA 3

STRATEGI PENYAJIAN MATERI BERDAYA SERAP RENDAH



RENCANA PENYAJIAN MATERI POKOK

Unit 3 : Strategi Penyajian Materi Berdaya Serap Rendah
Waktu : 4x60 Menit


Pendahuluan Apersepsi dan Motivasi Kegiatan Awal
(5 menit) (20 menit) (45 menit)


§ Mengkondisikan peserta, termasuk § Membangun motivasi peserta untuk § Membangun pengetahuan
pengkoordinasian kelas fokus dalam kegiatan terhadap model-model
§ Menyampaikan tujuan § Membangun ingatan peserta terhadap pembelajaran berbasis
§ Menyampaikan strategi dan metode model-model pembelajaran berbasis saintifik.
bimtek saintifik § Membaca Unit 3 Modul
Strategi Pembelajaran Materi
§ Ice breaking 1
Daya Serap Rendah



Kesimpulan dan Penutup Presentasi Kegiatan Inti
(20 menit) (60 menit) (90 menit)

§ Ice breaking 2
§ Merumuskan kesimpulan
§ Melakukan refleksi hasil kegiatan § Mempresentasikan kerja
§ Mengerjakan LK 3
kelompok produk LK 3
§ Membangun komitmen



LEMBAR KERJA 3
Strategi Penyajian Materi Berdaya Serap


Lembar Kerja (LK) 3 ini akan memandu Anda melakukan Strategi Penyajian Materi

Berdaya Serap. Untuk kegiatan ini, lakukan langkah-langkah Strategi Penyajian

Materi Berdaya Serap Rendah sebagai berikut.


1. Setelah teridentifikasi soal-soal UN yang berdaya serap rendah, langkah selanjutnya adalah
menyusun RPP yang akan disajikan dalam bentuk Peer Teaching.
2. Susunlah sebuah RPP yang menggambarkan skenario pembelajaran materi/pokok bahasan
yang berdaya serap rendah. Langkah-langkah pembelajaran dalam RPP menggunakan
pendekatan saintifik (bagi sekolah pelaksana Kurikulum 2013) atau memuat kegiatan
eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi (bagi sekolah pelaksana Kurikulum 2006).
3. Format dan komponen RPP mengacu pada Permendikbud Nomor 22 Tahun 2016.
4. Presentasikan RPP tersebut dalam bentuk kegiatan Peer Teaching.
5. Refleksikan pengalaman Anda terkait dengan kemampuan menyajikan materi/pokok
bahasan berdaya serap rendah dalam LK 3 ini.

30

31

Anda mungkin juga menyukai