Sebuah karya tulis dapat dikategorikan sebagai sebuah tulisan/karya ilmiah, apabila
telah memenuhi syarat tertentu. Langan (dalam Pateda dan Pulubuhu, 1993:95),
mengemukakan delapan syarat tulisan/karya ilmiah
Komunikatif mengandung arti bahwa sebuah karya ilmiah harus mudah dipahami
pembaca. Mudah atau sulitnya pembaca dapat memahami sebuah karya ilmiah,
sangat ditentukan oleh faktor bahasa yang digunakan
Bernalar berarti logis. Sesuatu yang logis adalah sesuatu yang masuk akal. Artinnya,
apa yang dipaparkan itu masuk akal, benar, baik dari sisi bukti pendukung yang
empiris mapun dari segi logika.
Relevan dengan disiplin ilmu tertentu. Karya ilmiah sudah barang tentu hanya
berhubungan dengan disiplin ilmu tertentu. Tidak ada tulisan ilmiah yang tidak jelas
bidang keilmuan sebagai wadahnya.
Sebuah karya ilmiah juga harus ditopang oleh referensi yang mutakhir. Untuk
mengetahui kemutahiran referensi hanya bisa diketahui melalui pengalaman
membaca
Syarat terakhir adalah bertanggung jawab. Setiap karya ilmiah harus bisa
dipertanggungjawabkan keabsahan dan kevaliditasannya, baik data yang dipakai
dalam analisis maupun referensi-referensi teoretis yang diacu. Artinya, penulis
harus secara jujur mengemukakan dari mana dan bagaimana data diperoleh.
Jenis-Jenis Karya Ilmiah
3. Tahap pemeriksaan kembali merupakan tahap khusus untuk memeriksa kembali secara
menyeluruh, baik isi maupun hal-hal teknis tulisan. Setelah pemeriksaan kembali dilakukan,
dilanjutkan dengan tahap perbaikan, yakni memperbaiki (merevisi) kesalahan yang
ditemukan sehingga karya ilmiah tersebut tampil utuh dan sempurna
4. Tahap pelaporan atau publikasi merupakan tahap terakhir dalam penulisan karya ilmiah.
Pelaporan bisa dilakukan melalui seminar atau simposium, bisa juga dipublikasikan melalui
jurnal-jurnal ilmiah atau dalam bentuk skripsi, tesis, dan disertasi. (Untuk memperoleh gambaran
lebih lengkap mengenai tahapa-tahapan penelitian, bacalah buku-buku penelitian!)
* Mencari masalah:
.................................................................................................
.......................
kekerabatan umat manusia di seluruh dunia menyebabkan
bahwa dalam menganalisis suatu sistem kekerabatan di dalam
suatu masyarakat itu, mereka memandang akan istilah-istilah
itu sebagai proses-proses hubungan kemasyarakatan.12
5
L.Gottschalk, C.Kluckhohn, R.Angell, The Use of Personal Documents in History,
Anthropology and Sociology (New York: Social Sience Research Council, 1945), hal.
82 – 173.
(3) Referensi kepada buku dengan banyak
pengarang
8
H.A.Gleason, An Introduction to
Descriptive Linguistics (rev. ed.; New York,
1961), hal. 56.
(5) Buku yang terdiri atas dua jilid atau lebih
9 A.H.Lighstone, Concepts of Calculus (Vol.I; New
York: Harper & Row, 1966), hal. 75.
atau
9
A.H.Lighstone, Concepts of Calculus (New York:
Harper & Row, 1966), I, hal. 75.
Referensi pada artikel majalah
a. Contoh bentuk yang standar
16
Ny. H. Soebadio, “Penggunaan Bahasa Sansekerta dalam Pembentukan
Istilah Baru”, Majalah Ilmu-ilmu Sastra, I (April, 1963), hal. 47 – 58.
b. Contoh yang biasa dipakai dalam karya-karya ilmiah (nomor jilid dan nomor
halaman ditulis dalam angka arab, tetapi dipisahkan dengan tanda titik dua)
Harimurti Kridalaksana, “Perhitungan Leksikostatistik atas Delapan Bahasa
17
Hadi, Farid (Peny.). 1992. Petunjuk Praktis Berbahasa Indonesia. Jakarta: Pusat Pembinaan dan Pengembangan
Bahasa, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Keraf, Gorys. 1997. Komposisi. Ende: Nusa Indah.
Komaruddin. Metode Pnulisan Skripsi dan Tesis. Bandung: Angkasa.
Maimunah, Siti Annijat. 2007. Buku Pintar Bahasa Indonesia. Jakarta: Prestasi Pustaka.
Nasution, S. 2003. Metode Research (Penelitian Ilmiah). Jakarta: Bumi Aksara.
Nurwardani, Paristiyanti, dkk. 2016. Bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi. Cetakan I. Buku Ajar Mata
Kuliah Wajib Umum Bahasa Indonesia: Ekspresi Diri dan Akademik. Jakarta: Direktorat Jenderal Pembelajaran
dan Kemahasiswaan Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Republik Indonesia.
Pateda, Mansoer dan Yenie P. Pulubuhu. 1993. Bahasa Indonesia sebagai Mata Kuliah Dasar Umum.
Ende: Nusa Indah.
Putrayasa, Ida Bagus. Kalimat Efektif (Diksi, Struktur, dan Logika). Bandung: Refika Aditama.
Razak, Abdul. 1990. Kalimat Efektif: Struktur, Gaya, dan Variasi. Jakarta: Gramedia.
Soedjito.1999. Kalimat Efektif. Bandung: Rosdakarya.
Soeseno, Slamet. 1993. Teknik Penulisan Ilmiah Populer: Kiat Menulis Nonfiksi untuk Majalah. Jakarta:
Gramedia.
Sudjana, Nana. 1997. Tuntunan Penyusunan Karya Ilmiah: Makalah, Skripsi, Tesis, Disertasi. Bandung:
Sinar BaruAlgensindo.
Sugono, Dendy. 1997. Berbahasa Indonesia dengan Benar. Jakarta: Puspa Swara.
Wildan, dkk. 2015. Bahasa Indonesia untuk Akademik. Belum diterbitkan.
STRUKTUR PROPOSAL PENELITIAN
JUDUL PENELITIAN
BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN
TEORI
BAB III
METODE PENELITIAN
1) Judul
Judul artikel ilmiah hendaknya bersifat
informatif, mencerminkan masalah, tidak
terlalu panjang atau terlalu pendek (antara 5
– 15 kata).
BENTUK, FUNGSI, DAN , MAKNA TARIAN LEGO-LEGO DALAM UPACARA ADAT
PERKAWINAN DI KABUPATER ALOR: KAJIAN SEMIOTIKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Budaya….
kebudayaan
jenis-jenis kebudayaan
Perkawinan, tarian
jenis tarian
jenis tarian lego-lego
hal khusus
Pendahuluan berisikan tiga hal pokok, yakni latar
belakang, rumusan masalah, dan tujuan penelitian.
Latar belakang berisikan rasionalisasi pemilihan judul
dan masalah penelitian: apa sisi menariknya atau
keunikannya sehingga judul itu dipilih Rumusan
masalah penelitian selalu dirumuskan dalam bentuk
kalimat tanya. Sementara tujuan berisi pernyataan
yang erat kaitannya dengan masalah penelitian. Kalau
masalah penelitian diformulasikan dalam bentuk
kalimat tanya, maka tujuan diformulasikan dalam
bentuk pernyataan.
1.2 Rumusan masalah
Rumusan masalah penelitian selalu dirumuskan
dalam bentuk kalimat tanya. Sementara
tujuan berisi pernyataan yang erat kaitannya
dengan masalah penelitian.
1.3 Tujuan
Kalau masalah penelitian
diformulasikan dalam bentuk kalimat tanya,
maka tujuan diformulasikan dalam bentuk
pernyataan.
1.4 Manfaat
1.4.1 Manfaat Teoretis
Hasil penelitian ini akan menjadi referensi bagi
peneliti lain yang akan meneliti khusus tentang
bentuk, fungsi, dan makna tarian lego-lego.
1.4.2 Manfaat Praktis
Hasil penelitian diharapkan bermanfaat bagi
masyarakat alor untuk mengetahui informasi
mengenai bentuk, fungsi, dan makna tarian
lego-lego
BAB II
KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN TEORI
2.1 Kajian Pustaka
3 penelitian terdahulu yang mirip dengan
penelitian yang akan kita lakukan.
Kemiripannya bisa terlihat pada objek, subjek,
teori.
_abstrak penelitian yang telah dilakukan oleh
orang lain.
BENTUK, FUNGSI, DAN , MAKNA TARIAN LEGO-LEGO DALAM UPACARA ADAT
PERKAWINAN DI KABUPATEN ALOR: KAJIAN SEMIOTIKA
2.2 Konsep
2.2.1 Bentuk
Menurut Charil (2003) Bentuk merupakan…..
Hasan (2005) Bentuk adalah…
Komarudin ( 2008) Bentuk…
Berdasarkan konsep bentuk menurut tiga ahli di atas dapat disimpulkan
bahwa bentuk dalam penelian ini adlah…
2.2.2 Fungsi
2.2.3 Makna
2.2.4 Tarian
2.2.5 Tarian Lego-Lego
2.2.6 Masyarakat Alor
2.3 Landasan Teori
TIDAK PERLU MENAMBAHKAN TEORI
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Desain Penelitian
Kualitatif atau Kuantitatif
kata-kata Angka
3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian
Mendeskripsikan dimana lokasi penelitian
Dan berapa banyak waktu yang kalian
butuhkan untuk menyelesaikan penelitian ini.
3.3 Metode dan Teknik Pengumpulan Data
1. Teknik Observasi
2. Teknik Wawancara
3. Menentukan narasumber ( menjelaskan
narasumber yang kalian butuhkan)
4. Teknik Penyebaran Kuesioner
3.4 Metode dan Teknik Analisis Data
DAFTAR PUSTAKA