Anda di halaman 1dari 51

KARYA ILMIAH

Paulina Maria Yovita Kosat, S.Pd.,M.Hum

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA


FKIP- UNDANA
 
Pendahuluan

Banyak orang berpandangan bahwa pekerjaan menulis


hanya bisa dilakukan oleh orang-orang yang memiliki
bakat menulis. Mungkin hal itu ada benarnya, tetapi yang
pasti adalah siapa pun bisa menulis. Menulis bisa dilakukan
oleh siapa pun sepanjang memiliki niat yang serius untuk
terus berlatih menulis sampai menghasilkan tulisan yang
diharapkan. Jadi, mengandalkan bakat dan minat saja tidak
menjamin seseorang bisa menulis. Tulisan yang baik hanya
bisa dicapai melalui proses: proses berpikir, belajar, dan
berlatih terus-menerus sampai menghasilkan tulisan yang
layak dibaca orang/pembaca.
Tulisan ilmiah sebagai salah satu bentuk atau tipe
tulisan yang memiliki kriteria tertentu, tentu saja
membutuhkan proses sebagaimana dikemukakan
di atas. Kriteria-kriteria itu juga menjadi ciri
pembeda tulisan ilmiah dengan tulisan nonilmiah.
Karena itu, materi pembelajaran dalam mata
kuliah ini diawali dengan konsep-konsep dasar
menulis ilmiah sampai dengan bagian terakhir
mahasiswa bisa membuat tulisan ilmiah.
Karya Ilmiah
Secara sederhana, tulisan/karya ilmiah
dapat diartikan sebagai hasil kerja yang
mengandung ciri keilmuan.
karya ilmiah terdiri atas dua kata, Secara luas, tulisan/karya ilmiah dapat
yakni karya ‘kerja, berbuat’ dan didefinisikan sebagai produk atau hasil
kata ilmiah ‘bersifat ilmu’. karya manusia dalam bentuk tulisan atas
Ilmu adalah pengetahuan yang dasar pengetahuan, sikap, dan cara berpikir
telah teruji kebenarannya melalui ilmiah (lihat Sudjana, 1997: 4)
metode-metode ilmiah.

Karya atau tulisan ilmiah juga dapat didefinisikan sebagai


hasil pemikiran ilmiah tentang disiplin ilmu tertentu yang
disusun secara sistematis, benar, logis, utuh, dan
bertanggung jawab yang menggunakan bahasa yang
benar (Pateda dan Pulubuhu, 1993: 91).
Lanjutan….

Karya (tulis) dapat


dikategorikan sebagai Sifat-sifat seorang penulis :
tulisan/karya ilmiah apabila - memiliki sifat terbuka
dihasilkan melalui prosedur - kritis,
kerja ilmiah, disusun secara - dan tidak cepat puas terhadap karya
logis dan sistematis, dan ilmiah yang dihasilkannya
secara metodologis dapat
dipertanggungjawabkan
kebenarannya.
Kejujuran akademis
memainkan peranan yang Dalam hal ini, sikap ilmiah memiliki kaitan yang
sangat penting untuk memberi sangat erat dengan cara berpikir seseorang.
label ‘tulisan/karya ilmiah’ bagi Pengetahuan ilmiah yang dimiliki seseorang
sebuah tulisan. disertai sikap ilmiah yang diperlihatkannya dalam
cara berpikirnya, hendaknya menjadi dasar dalam
melakukan pekerjaan atau perbuatannya sehingga
menghasilkan karya-karya yang ilmiah pula.
Syarat-syarat Karya Ilmiah

Sebuah karya tulis dapat dikategorikan sebagai sebuah tulisan/karya ilmiah, apabila
telah memenuhi syarat tertentu. Langan (dalam Pateda dan Pulubuhu, 1993:95),
mengemukakan delapan syarat tulisan/karya ilmiah

Komunikatif mengandung arti bahwa sebuah karya ilmiah harus mudah dipahami
pembaca. Mudah atau sulitnya pembaca dapat memahami sebuah karya ilmiah,
sangat ditentukan oleh faktor bahasa yang digunakan

Bernalar berarti logis. Sesuatu yang logis adalah sesuatu yang masuk akal. Artinnya,
apa yang dipaparkan itu masuk akal, benar, baik dari sisi bukti pendukung yang
empiris mapun dari segi logika.

Eknonomis. Selain tidak mengandung hal-hal yang tidak berhubungan


dengan topik tulisan, syarat ekonomis ini juga berkaitan dengan pilihan kata
(diksi).
Lanjutan…
Selanjutnya, sebuah karya ilmiah harus berlandaskan teori yang kuat. Kehadiran
teori dalam sebuah karya ilmiah merupakan sesuatu yang mutlak dan menjadi ciri
terpenting bagi sebuah karya ilmiah.

Relevan dengan disiplin ilmu tertentu. Karya ilmiah sudah barang tentu hanya
berhubungan dengan disiplin ilmu tertentu. Tidak ada tulisan ilmiah yang tidak jelas
bidang keilmuan sebagai wadahnya.

Sebuah karya ilmiah juga harus ditopang oleh referensi yang mutakhir. Untuk
mengetahui kemutahiran referensi hanya bisa diketahui melalui pengalaman
membaca

Syarat terakhir adalah bertanggung jawab. Setiap karya ilmiah harus bisa
dipertanggungjawabkan keabsahan dan kevaliditasannya, baik data yang dipakai
dalam analisis maupun referensi-referensi teoretis yang diacu. Artinya, penulis
harus secara jujur mengemukakan dari mana dan bagaimana data diperoleh.
Jenis-Jenis Karya Ilmiah

Karya ilmiah bisa ditampilkan dalam berbagai bentuk,


seperti paper, makalah, modul, diktat kuliah, skripsi,
tesis, disertasi, buku, dan laporan hasil penelitian
(Pateda dan Pulubuhu, 1993: 92 – 94; Sudjana, 1997: 5).
Selain faktor tebal atau jumlah halaman, jenis-jenis
karya ilmiah tersebut berbeda dari yang satu dengan
lainnya adalah faktor kedalaman isinya. Bahkan faktor
kedalaman isi ini menjadi ciri pembeda utama antara
karya ilmiah-karya ilmiah tersebut. Kedalaman isi paper
tentu saja tidak sama dengan kedalaman isi makalah,
modul, apalagi dengan skripsi, tesis, dan disertasi.
Lanjutan…
Salah satu bentuk karya ilmiah yang mesti dikerjakan dengan mudah oleh
mahasiswa dan masyarakat umum, selain makalah ilmiah seperti
disebutkan di atas, adalah feature ilmiah, yang sering disebut sebagai
karya ilmiah populer. Karya ilmiah populer adalah karya atau tulisan
dalam bidang ilmu pengetahuan, teknologi atau seni tertentu yang
disusun secara mudah sehingga dapat dipahami oleh kalangan luas, dan
biasanya dimuat dalam media massa cetak (Soeseno, 1993:3; Pateda dan
Pulubuhu, 1993: 4 – 5). Yang perlu digarisbawahi dari pengertian karya
ilmiah populer itu adalah mudah dipahami oleh kalangan luas dan dimuat
dalam media massa cetak. Kedua ciri inilah yang menyebabkan karya
ilmiah yang berbentuk feature itu disebut populer. Sementara istilah
feature itu sendiri adalah tuturan mengenai fakta, kejadian, peristiwa,
atau proses disertai dengan riwayat terjadinya, duduk perkaranya, proses
pembentukannya, atau cara kerjanya. (Soeseno, 1993:3).
Lanjutan…

Feature ilmiah (selanjutnya disebut karya ilmiah populer


saja) berbeda dengan jenis feature lainnya, seperti news
feature, feature perjalanan, dan human interest feature.
Sebagai sebuah karya ilmiah, karya ilmiah populer
disusun dengan metode ilmiah, keobjektifan
pandangan yang dikemukakan, dan kedalaman tuturan
yang dikemukakan. Keobjektifan dan kedalaman inilah
yang menjadi ciri khas sebuah karya ilmiah pada
umumnya, yang senantiasa diupayakan oleh setiap
penulisnya, meskipun dalam bentuk feature.
Lanjutan…

Karya ilmiah populer tidak akan menarik apabila


tidak menggunakan bahasa yang populer. Istilah
populer dipakai untuk menyatakan sesuatu yang
akrab dan menyenangkan populus (rakyat). Jadi,
karya ilmiah populer itu merupakan karya ilmiah
yang disukai banyak orang karena menarik dan
mudah dipahami. Prosedur penulisan karya
ilmiah populer, tidak berbeda dengan penulisan
karya ilmiah lainnya (lihat subseksi 5).
Bahasa Indonesia dalam Karya Ilmiah

Bahasa memiliki peranan yang sangat penting


dalam penyusunan karya ilmiah. Bahkan,
bahasa merupakan salah satu tolok ukur utama
untuk menentukan ilmiah atau tidaknya sebuah
karya tulis. Betapa pun akuratnya metode yang
digunakan, kedalaman pembahasan yang
memadai, dan keobjektifan data yang
ditampilkan, akan menjadi hambar apabila tidak
ditopang oleh bahasa yang benar.
Aspek Bahasa Karya Ilmiah

Aspek bahasa yang perlu dicermati dalam


karya ilmiah meliputi:
 Gramatikal, yang mencakup bentuk kata dan
tata kalimat;
 Penataan ide atau gagasan dalam bentuk
paragraf-paragraf; pilihan kata (diksi);
 dan tata tulis atau ejaan.
1. Bentuk kata yang digunakan hendaknya
Gramatikal, yang mencakup memenuhi standar dan sesuai dengan
bentuk kata dan tata kalimat; kaidah pembentukan kata, serta memiliki
makna konseptual yang jelas sehingga
tidak menimbulkan berbagai penafsiran

3. Sisi kejelasan informasi, kalimat yang


2. Tata kalimat, berhubungan dengan
ditampilkan dalam karya ilmiah adalah
struktur kalimat yang baku, yakni
kalimat-kalimat efektif. Kalimat efektif
kalimat yang fungsi-fungsi
yang dimaksudkan di sini adalah kalimat
gramatikalnya lengkap dan jelas serta
yang dapat mengungkapkan gagasan,
tata urut konstituennya sesuai dengan
pikiran, dan perasaan dengan tepat
struktur kalimat bahasa Indonesia (lihat
ditinjau dari segi diksi, struktur, dan
Sugono, 1997: 26 – 76).
logikanya (Putrayasa, 2007:2).
Langkah-langkah dalam Penulisan
Karya Ilmiah

Empat proses atau tahapan yang perlu


dalam menulis makalah, sebagai berikut.
1. merencanakan;
2. menyusun;
3. memeriksa; dan
4. pelaporan (Pateda dan Pulubuhu, 1993: 97 –
98; Nasution, 2003: 16 – 23; Sudjana, 1997: 9
– 11).
Lanjutan…
1. Tahap perencanaan mencakup beberapa subtahapan: Mencari masalah,
menetapkan masalah, membatasi masalah, merumuskan masalah, mengkaji
tulisan yang pernah ada yang berkaitan erat dengan tulisan yang akan disusun

2. Tahap penyusunan meliputi beberapa aspek, yakni membuat


kerangka dan verifikasi data (mengumpulkan dan mengolah
data), dan diakhiri dengan penyimpulan.

3. Tahap pemeriksaan kembali merupakan tahap khusus untuk memeriksa kembali secara
menyeluruh, baik isi maupun hal-hal teknis tulisan. Setelah pemeriksaan kembali dilakukan,
dilanjutkan dengan tahap perbaikan, yakni memperbaiki (merevisi) kesalahan yang
ditemukan sehingga karya ilmiah tersebut tampil utuh dan sempurna

4. Tahap pelaporan atau publikasi merupakan tahap terakhir dalam penulisan karya ilmiah.
Pelaporan bisa dilakukan melalui seminar atau simposium, bisa juga dipublikasikan melalui
jurnal-jurnal ilmiah atau dalam bentuk skripsi, tesis, dan disertasi. (Untuk memperoleh gambaran
lebih lengkap mengenai tahapa-tahapan penelitian, bacalah buku-buku penelitian!)
* Mencari masalah:

Lanjutan…. 1. Apa saja keunikan tarian Lego-Lego di Kabupaten Alor?


2. Apa saja bentuk gerak tarian Lego-Lego di Kabupaten
Alor
3. Apa saja fungsi tarian Lego-Lego di Kabupaten Alor?
4. Siapa sajakah yang dapat menarikan tarian Lego-Lego?
5. Dimana tarian Lego-lego ditarikan?
6. Mengapa tarian Lego- Lego masih dipertahankan hingga
1. Tahap perencanaan saat ini pada masyarakat Kabupaten Alor?
mencakup beberapa 7. Bagaimanakah makna tarian Lego-lego di Kabupaten
subtahapan: Mencari Alor?
masalah, menetapkan
masalah, membatasi
masalah, merumuskan
masalah, mengkaji tulisan * Membatasi masalah:
yang pernah ada yang 1. apa saja keunikan tarian Lego-Lego di Kabupaten. Alor?
berkaitan erat dengan 2. Apa saja bentuk gerak tarian Lego-Lego di Kabupaten Alor?
tulisan yang akan disusun 3. Apa saja fungsi tarian Lego-Lego di Kabupaten Alor?
4. Mengapa tarian Lego- Lego masih dipertahankan hingga saat
ini pada masyarakat Kabupaten Alor?
5. Bagaimanakah makna tarian Lego-lego di Kabupaten Alor?
Lanjutan…
*Merumuskan masalah;
1. Apa saja bentuk gerak tarian Lego-Lego di Kabupaten Alor?
2. Apa saja fungsi tarian Lego-Lego di Kabupaten Alor?
3. Bagaimanakah makna tarian Lego-lego di Kabupaten Alor?

BENTUK, FUNGSI DAN MAKNA TARIAN LEGO-LEGO DALAM


UPACARA ADAT PERKAWINAN DI KABUPATEN ALOR: KAJIAN
SEMIOTIKA

Catatan garis pada judul :


Warna kuning : Objek Penelitian
Warna orange : Lokasi dan subjek penelitian
Warna biru : Teori
Tugas

Buatlah tahap perencanaan mencakup beberapa subtahapan:


Mencari masalah, menetapkan masalah, membatasi masalah,
merumuskan masalah, lalu rumuskan judul seperti contoh pada
halaman ppt pada 17 dan 18!
Catatan:
 Masalah dan judul tidak boleh sama.
 Masalah dan judul boleh dari berbagai prespektif seperti
kebudayaan, sejarah, budaya, pendidikan. Silakan memilih salah
satu.
Sistematika Sebuah Artikel Ilmiah

Artikel ilmiah bisa berupa hasil penelitian


dan bisa juga berupa nonpenelitian. Sebuah
artikel ilmiah berisikan beberapa hal pokok
dengan sistematika sebagai berikut.
 1) Judul
 Judul artikel ilmiah hendaknya bersifat
informatif, mencerminkan masalah, tidak
terlalu panjang atau terlalu pendek (antara 5
– 15 kata).
2) Nama Penulis (tanpa gelar akademik dan gelar lainnya)
3) Abstrak dan Kata Kunci
 Abstrak berisi pernyataan ringkas dan padat mengenai ide-ide atau
gagasan yang dianggap penting. Abstrak untuk artikel ilmiah hasil
penelitian memuat masalah dan tujuan penelitian, prosedur penelitian,
dan ringkasan hasil penelitian. Abstrak biasanya ditulisa dalam dua versi,
yaitu versi bahasa Indonesia dan versi bahasa Inggris dengan panjang
abstrak sekitar 50 – 100 kata dan ditulis dalam satu paragraf dan diketik
dengan spasi tunggal dengan jarak yang lebih sempit dari mal teks utama.
 Pada bagian akhir abstrak, ditampilkan kata kunci (key words) yaitu kata
pokok yang menggambarkan masalah yang dibahas atau istilah-istilah
yang merupakan dasar pemikiran atau gagasan dalam bentuk kata dasar
atau kata berimbuhan atau dalam bentuk frase. Kata kunci biasanya
berjumlah 3 – 5 buah.
 4) Pendahuluan
Pendahuluan berisikan tiga hal pokok, yakni latar
belakang, rumusan masalah, dan tujuan penelitian. Latar
belakang berisikan rasionalisasi pemilihan judul dan
masalah penelitian: apa sisi menariknya atau
keunikannya sehingga judul itu dipilih Rumusan masalah
penelitian selalu dirumuskan dalam bentuk kalimat
tanya. Sementara tujuan berisi pernyataan yang erat
kaitannya dengan masalah penelitian. Kalau masalah
penelitian diformulasikan dalam bentuk kalimat tanya,
maka tujuan diformulasikan dalam bentuk pernyataan.
5) Metode, berisi uraian singkat dan padat
mengenai bagaimana penelitian dan
penulisan itu dilakukan: bagaimaba cara
mendapatkan data, dari mana data
diperoleh, serta bagaimana prosedur analisis
data dilakukan.
6) Hasil Penelitian dan Pembahasan
Bagian ini merupakan bagian utama dan
terpenting dari sebuah artikel/karya ilmiah. Kalau
artikel yang dipublikasikan itu adalah artikel
ilmiah hasil penelitian, maka bagian ini berisi
penampilan dan pembahasan sejumlah data hasil
penelitian. Data hasil penelitian dianalisis dan
dibahas sehingga mendapatkan jawaban atas
masalah yang telah dirumuskan pada bagian
pendahuluan.
 7) Simpulan dan Saran
Simpulan berisikan hal-hal pokok sebagai intisari dari
keseluruhan pembahasan yang telah dilakukan pada bagian
sebelumnya, terutama pada bagian pembahasan. Sementara
saran, hendaknya tidak terlepas dari simpulan dan pembahasan.
 8) Daftar Pustaka (Referensi)
Daftar pustaka hendaknya disusun berdasarkan abjad nama
penulis atau pengarang buku. Jarak antara satu pustaka dengan
pustaka lainnya adalah dua spasi, sedangkan jarak antara baris
pertama dengan baris kedua pada pustaka yang sama adalah
satu spasi dan baris kedua diketik menakuk ke dalam senilai 5 – 7
ketukan.
Teknik Kutipan

Kutipan dapat dibedakan atas kutipan langsung dan kutipan


taklangsung. Suatu kutipan disebut kutipan langsung apabila seluruh
pernyataan atau proposisi dalam buku referensi dikutip seperti aslinya.
Sementara kutipan taklangsung adalah kutipan yang dilakukan dengan
cara memparafrase pernyataan dari referensi. Dalam hal ini, pengutip
memformulasikannya dengan bahasanya sendiri tetapi ide dasarnya
tidak bertentangan dengan ide referensi yang dikutip. Jadi, ide
pokoknya tidak boleh keluar dari ide yang terdapat dalam buku sumber.
Lalu teknik kutipan mana yang dianut dalam karya ilmiah. Jawabannya
adalah, bisa memilih salah satu dari kedua teknik tersebut, bisa juga
kedua-duanya dipakai secara bergantian dalam karya ilmiah yang
sama. Kutipan langsung biasanya digunakan untuk mengutip hal-hal
yang bersifat dogmatis, seperti isi undang-undang, isi kitab suci,
 Catatan Kaki
 Catatan kaki (foot note) adalah catatan yang berisi keterangan tambahan atau
informasi-informasi yang berkaitan dengan isi tulisan, tetapi tidak mempunyai
hubungan langsung secara konseptual dengan isi karya ilmiah yang sedang
ditulis. Akan tetapi, dalam praktiknya catatan kaki berisi kutipan pendapat atau
konsep teoretis yang tidak dikutip secara langsung pada body text. Catatan kaki
jenis ini biasa menggunakan singkatan, seperti ibid, op.cit, dan loc.cit. Ibid (Latin
ibidem = pada tempat yang sama) digunakan apabila belum diselang oleh buku
lain dan menunjuk kepada buku sumber yang mendahuluinya dengan halaman
yang berbeda. Op.cit (Latin opere citato = pada karya yang telah dikutip)
digunakan apabila telah diselang oleh buku lain dengan halaman yang berbeda.
Loc.cit (Latin loco citato = pada tempat yang telah dikutip), penggunaannya
sama dengan op.cit, tetapi menunjuk pada halaman yang sama.
 Petunjuk bagaimana cara membuat catatan kaki secara lengkap adalah seperti
berikut ini.
 (1) Referensi kepada buku dengan seorang pengarang

.................................................................................................
.......................
kekerabatan umat manusia di seluruh dunia menyebabkan
bahwa dalam menganalisis suatu sistem kekerabatan di dalam
suatu masyarakat itu, mereka memandang akan istilah-istilah
itu sebagai proses-proses hubungan kemasyarakatan.12
 

F.Graebner, Etnologie in die Kultur der Gegenwart


12

(Leipzig, 1923), hal. 544.


(2) Referensi kepada buku dengan dua atau tiga orang pengarang
 
...................................................................................................................................
.
dan menganalisis daftar riwayat-riwayat hidup dari beberapa individu yang dipilih
dari antara semua penduduk desa Atimelang di Alor itu 5 dan dengan metode-
metode penguji isi jiwa atau projective test method.
Hasil........................................
...................................................................................................................................

5
L.Gottschalk, C.Kluckhohn, R.Angell, The Use of Personal Documents in History,
Anthropology and Sociology (New York: Social Sience Research Council, 1945), hal.
82 – 173.
(3) Referensi kepada buku dengan banyak
pengarang
 

7 Alton C. Morris, et al., College English, the


First Year (New York, 1964), hal. 51 – 56.
 
(4) Kalau edisi berikutnya mengalami
perubahan (edisi revisi)
 

8
H.A.Gleason, An Introduction to
Descriptive Linguistics (rev. ed.; New York,
1961), hal. 56.
 (5) Buku yang terdiri atas dua jilid atau lebih
 

9 A.H.Lighstone, Concepts of Calculus (Vol.I; New
York: Harper & Row, 1966), hal. 75.
 atau
  

9
A.H.Lighstone, Concepts of Calculus (New York:
Harper & Row, 1966), I, hal. 75.
  
 Referensi pada artikel majalah
 a. Contoh bentuk yang standar
 

16
Ny. H. Soebadio, “Penggunaan Bahasa Sansekerta dalam Pembentukan
Istilah Baru”, Majalah Ilmu-ilmu Sastra, I (April, 1963), hal. 47 – 58.
 
 b. Contoh yang biasa dipakai dalam karya-karya ilmiah (nomor jilid dan nomor
halaman ditulis dalam angka arab, tetapi dipisahkan dengan tanda titik dua)
 

Harimurti Kridalaksana, “Perhitungan Leksikostatistik atas Delapan Bahasa
17

Nusantara Barat serta Penentuan Pusat Penyebaran Bahasa-bahasa itu


Berdasarkan Teori Migrasi”, Majalah Ilmu-ilmu Sastra Indonesia, 2: 319 – 352,
Oktober, 1964.
 
REFERENSI
 
Alwi, Hasan; C. Ruddyanto; M. Djasmin Nasution. 1992. Bentuk dan Pilihan Kata. Jakarta: PusatPembinaan dan
Pengembangan Bahasa, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Hadi, Farid (Peny.). 1992. Petunjuk Praktis Berbahasa Indonesia. Jakarta: Pusat Pembinaan dan Pengembangan
Bahasa, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
 
Keraf, Gorys. 1997. Komposisi. Ende: Nusa Indah.
 
Komaruddin. Metode Pnulisan Skripsi dan Tesis. Bandung: Angkasa.
 
Maimunah, Siti Annijat. 2007. Buku Pintar Bahasa Indonesia. Jakarta: Prestasi Pustaka.
 
Nasution, S. 2003. Metode Research (Penelitian Ilmiah). Jakarta: Bumi Aksara.
 
Nurwardani, Paristiyanti, dkk. 2016. Bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi. Cetakan I. Buku Ajar Mata
Kuliah Wajib Umum Bahasa Indonesia: Ekspresi Diri dan Akademik. Jakarta: Direktorat Jenderal Pembelajaran
dan Kemahasiswaan Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Republik Indonesia.
 
Pateda, Mansoer dan Yenie P. Pulubuhu. 1993. Bahasa Indonesia sebagai Mata Kuliah Dasar Umum.
Ende: Nusa Indah.
 
Putrayasa, Ida Bagus. Kalimat Efektif (Diksi, Struktur, dan Logika). Bandung: Refika Aditama.
 
Razak, Abdul. 1990. Kalimat Efektif: Struktur, Gaya, dan Variasi. Jakarta: Gramedia.
 
Soedjito.1999. Kalimat Efektif. Bandung: Rosdakarya.
 
Soeseno, Slamet. 1993. Teknik Penulisan Ilmiah Populer: Kiat Menulis Nonfiksi untuk Majalah. Jakarta:
Gramedia.
 
Sudjana, Nana. 1997. Tuntunan Penyusunan Karya Ilmiah: Makalah, Skripsi, Tesis, Disertasi. Bandung:
Sinar BaruAlgensindo.
 
Sugono, Dendy. 1997. Berbahasa Indonesia dengan Benar. Jakarta: Puspa Swara.
 
Wildan, dkk. 2015. Bahasa Indonesia untuk Akademik. Belum diterbitkan.
 
STRUKTUR PROPOSAL PENELITIAN

JUDUL PENELITIAN
BAB I
PENDAHULUAN

BAB II
KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN
TEORI
BAB III
METODE PENELITIAN
1) Judul
Judul artikel ilmiah hendaknya bersifat
informatif, mencerminkan masalah, tidak
terlalu panjang atau terlalu pendek (antara 5
– 15 kata).
BENTUK, FUNGSI, DAN , MAKNA TARIAN LEGO-LEGO DALAM UPACARA ADAT
PERKAWINAN DI KABUPATER ALOR: KAJIAN SEMIOTIKA

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Budaya….
kebudayaan
jenis-jenis kebudayaan
Perkawinan, tarian
jenis tarian
jenis tarian lego-lego

hal khusus
Pendahuluan berisikan tiga hal pokok, yakni latar
belakang, rumusan masalah, dan tujuan penelitian.
Latar belakang berisikan rasionalisasi pemilihan judul
dan masalah penelitian: apa sisi menariknya atau
keunikannya sehingga judul itu dipilih Rumusan
masalah penelitian selalu dirumuskan dalam bentuk
kalimat tanya. Sementara tujuan berisi pernyataan
yang erat kaitannya dengan masalah penelitian. Kalau
masalah penelitian diformulasikan dalam bentuk
kalimat tanya, maka tujuan diformulasikan dalam
bentuk pernyataan.
1.2 Rumusan masalah
Rumusan masalah penelitian selalu dirumuskan
dalam bentuk kalimat tanya. Sementara
tujuan berisi pernyataan yang erat kaitannya
dengan masalah penelitian.
1.3 Tujuan
Kalau masalah penelitian
diformulasikan dalam bentuk kalimat tanya,
maka tujuan diformulasikan dalam bentuk
pernyataan.
1.4 Manfaat
1.4.1 Manfaat Teoretis
Hasil penelitian ini akan menjadi referensi bagi
peneliti lain yang akan meneliti khusus tentang
bentuk, fungsi, dan makna tarian lego-lego.
1.4.2 Manfaat Praktis
Hasil penelitian diharapkan bermanfaat bagi
masyarakat alor untuk mengetahui informasi
mengenai bentuk, fungsi, dan makna tarian
lego-lego
BAB II
KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN TEORI
2.1 Kajian Pustaka
3 penelitian terdahulu yang mirip dengan
penelitian yang akan kita lakukan.
Kemiripannya bisa terlihat pada objek, subjek,
teori.
_abstrak penelitian yang telah dilakukan oleh
orang lain.
BENTUK, FUNGSI, DAN , MAKNA TARIAN LEGO-LEGO DALAM UPACARA ADAT
PERKAWINAN DI KABUPATEN ALOR: KAJIAN SEMIOTIKA

Cordia (2018) berjudul Analisis Makna dalam


tuturan Memanen Padi Kecamatan
Lamaholot: Kajian Semiotika
1. Mengkaji kesamaan penelitian yang lakukan
dengan penelitian cordia :

2. Mengkaji perbedaan penelitian yang


dilakukan dengan penelitian cordia :
BENTUK, FUNGSI, DAN , MAKNA TARIAN LEGO-LEGO DALAM UPACARA ADAT
PERKAWINAN DI KABUPATEN ALOR: KAJIAN SEMIOTIKA

2.2 Konsep
2.2.1 Bentuk
Menurut Charil (2003) Bentuk merupakan…..
Hasan (2005) Bentuk adalah…
Komarudin ( 2008) Bentuk…
Berdasarkan konsep bentuk menurut tiga ahli di atas dapat disimpulkan
bahwa bentuk dalam penelian ini adlah…

2.2.2 Fungsi

2.2.3 Makna
2.2.4 Tarian
2.2.5 Tarian Lego-Lego
2.2.6 Masyarakat Alor
2.3 Landasan Teori
TIDAK PERLU MENAMBAHKAN TEORI
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Desain Penelitian
Kualitatif atau Kuantitatif

kata-kata Angka
3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian
Mendeskripsikan dimana lokasi penelitian
Dan berapa banyak waktu yang kalian
butuhkan untuk menyelesaikan penelitian ini.
3.3 Metode dan Teknik Pengumpulan Data
1. Teknik Observasi
2. Teknik Wawancara
3. Menentukan narasumber ( menjelaskan
narasumber yang kalian butuhkan)
4. Teknik Penyebaran Kuesioner
3.4 Metode dan Teknik Analisis Data

DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai