MENULIS ILMIAH
PENDAHULUAN
1.Pengantar
Pada bagian ini, akan diuraikan dua buah topik, yakni pengertian karya
ilmiah dan pengertian dari jenis-jenis karya ilmiah. Namun, dalam uraian ini tidak
hanya sekedar memberi pengertian, tetapi lebih luas dari itu dengan meramu
berbagai pendapat para ahli.
Antara karangan ilmiah dengan karangan ilmiah populer/ semi ilmiah tidak
banyak perbedaan yang mendasar. Perbedaan yang paling jelas hanya pada
pemakaian bahasa, struktur, dan kodifikasi karangan. Jika dalam karangan ilmiah
digunakan bahasa yang khusus di bidang ilmu tertentu, dalam karangan ilmiah
populer bahasa yang terlalu teknis tersebut terkadang dihindari. Sebagai gantinya
digunakan istilah umum. Jika diperhatikan dari segi sistematika penulisan,
karangan ilmiah menaati kaidah konvensi penulisan dengan kodifikasi secara ketat
dan sistematis, sedangkan karangan ilmiah populer agak longgar, meskipun tetap
sistematis. Agar lebih jelas, Finoza (2004:194) mengungkapkan tabel berikut.
Tabel 1
Perbedaan Karangan Ilmiah, Semi Ilmiah, Non Ilmiah
Karakteristik Karangan Ilmiah Karangan Karangan Non
Semiilmiah Ilmiah
Sumber Pengamatan, Pengamatan, Nonfaktual,
faktual faktual (rekaan)
sifat Objektif Objektif Subjektif
+subjektif
bobot Ilmiah Semiilmiah Nonilmiah
Latihan
1. Jelaskanlah pengertian dari karangan ilmiah berdasarkan ramuan dari
pendapat beberapa ahli.
2. Uraikanlah perbedaan antara karya ilmiah dengan karya semi ilmiah/
ilmiah populer.
3. Bagaimanakah penggunaan kebahasaan karya ilmiah.
4. Berikut ini, terdapat dua buah cuplikan teks. Ada satu buah cuplikan yang
bersifat ilmiah dan satu yang bersifat ilmiah populer. Tandailah cuplikan
yang bersifat ilmiah dan ilmiah populer, kemudian sebutkanlah ciri-ciri
yang membedakan laras ilmiah dan laras ilmiah populer:
a. MODEL PENGEMBANGAN KELOMPOK BELAJAR USAHA
BERBASIS UNIT USAHA KECIL
Model pengembangan Kelompok Belajar Usaha (KBU) kelak harus
memiliki karakteristik yang lebih subtansial terhadap produktivitas,
efektivitas, dan efisiensi di bidang belajar dan berusaha. Implementasi
KBU harus dapat meningkatkan keterampilan warga belajar dalam
bermata pencaharian, dapat meningkatkan kemandirian dan
kewirausahaan. KBU sebagai wahana meningkatkan pengetahua,
keterampilan, dan sikap terhadap pengusahaan mata pencaharian
sebagai sumber penghasilan bagi kesejahteraan hidupnya.
(Komar,2004:165)
b.
‘IILEGAL LOGING’
DI PAPUA TERUS BERLANGSUNG
Sejumlah 500 buldoser masih beroperasi untuk mendukung kegiatan
illegal loging di Papua. Alat berat tersebut digunakan untuk
mengangkut kayu merbau dan kayu komersial lainnya.Kayu-kayu
tersebut kemudian diseludupkan ke sejumlah negara, seperti
Hongkong, China, Malaysia, Filipina, dan Singapura, ‘ungkap Menteri
Kehutana (Menhut) MS Kaban di Jakarta (Media Indonesia, Maret,
2005).
Daftar Kepustakaan
Finoza, Lamuddin. 2004. Komposisi Bahasa Indonesia: untuk Mahasisw
Nonjurusan Bahasa. Jakarta: Diksi Insan Mulia.
Pateda, Mansoer dan Yennie Pulubuhu. 1993. Bahasa Indonesia sebagai Mata
Kuliah Dasar Umum. Ende-Flores: Nusa Indah.
Staf Pengajar TTKI ITB. 2004. Tata Tulis Karya Ilmiah. Bandung: Penerbit ITB.
BAB II
STRUKTUR PENULISAN ILMIAH
1. Pengantar
Secara logis dan kronologis, struktur penulisan ilmiah mencerminkan
kerangka penalaran ilmiah. Sebuah tulisan ilmiah dibangun oleh komponen-
komponen atau unsur-unsur yang membentuk sebuah struktur tertentu.
Komponen-komponen atau unsur-unsur itu adalah:
1. Masalah
Langkah pertama dalam suatu kegiatan penelitian ilmiah adalah
mengajukan masalah. Masalah adalah sesuatu yang harus diselesaikan atau
dicarikan jalan keluarnya Suatu gejala baru dapat disebut masalah apabila
gejala itu terdapat dalam suatu situasi tertentu.
Ada enam hal yang berkaitan dengan pengajuan masalah dalam sebuah
penelitian dan penulisan ilmiah. Enam hal itu adalah:
a. Latar belakang masalah
Suatu masalah tidak pernah berdiri sendiri, selalu terdapat kaitan yang
merupakan latar belakang, seperti ekonomi, sosial, politik, dan budaya.
b. Identifikasi masalah
Identifikasi masalah merupakan identifikasi objek yang menjadi
masalah dan merupakan suatu tahap permulaan dari penguasaan
masalah. Suatu objek dalam suatu jalinan situasi tertentu dapat dikenali
sebagai suatu masalah. Identifikasi masalah ini memberikan sejumlah
pertanyaan kepada kita.
c. Pembatasan masalah
Pembatasan masalah merupakan suatu upaya untuk menetapkan batas-
batas permasalahan dengan jelas, yang memungkinkan kita untuk
mengidentifikasikan faktor-faktor yang termasuk ke dalam lingkup
permasalahan dan faktor-faktor yang tidak termasuk ke dalamnya.
Pembatasan masalah ini membuat fokus masalah semakin jelas.
d. Perumusan masalah
Perumusan masalah merupakan upaya untuk menyatakan secara
tersurat pertanyaan-pertanyaan yang ingin dicarikan jawabannya.
Perumusan masalah ini dijabarkan dari identifikasi dan pembatasan
masalah. Perumusan masalah merupakan pernyataan yang lengkap dan
terperinci mengenai ruang lingkup permasalahan yang akan diteliti
berdasarkan identifikasi dan pembatasan masalah. Masalah yang
dirumuskan dengan baik sudah merupakan setengah dari jawaban.
e. Tujuan penelitian
Tujuan penelitian merupakan pernyataan mengenai ruang lingkup dan
kegiatan yang akan dilakukan berdasarkan masalah yang telah
dirumuskan.
f. Kegunaan penelitian
Kegunaan penelitian merupakan manfaat yang dapat dipetik dari
pemecahan masalah yang diperoleh dari penelitian.
d. Perumusan hipotesis.
Seorang peneliti harus menguasai teori-teori ilmiah sebagai dasar bagi
argumentasi dalam menyusun kerangka pemikiran yang membuahkan
hipotesis. Kerangka pemikiran adalah penjelasan sementara terhadap
gejala yang menjadi objek permasalahan; merupakan argumentasi dalam
merumuskan hipotesis. Postulat adalah asumsi yang menjadi pangkal dalil
yang dianggap benar tanpa perlu membuktikannya; asumsi; yakni dugaan
yang diterima sebagai dasar/ landasan berpikir karena dianggap benar;
prinsip, yaitu dasar (kebenaran yang menjadi pokok dasar berpikir).
Sebuah kerangka teoretis dapat disebut meyakinkan, apabila argumentasi
yang disusun tersebut memenuhi syarat, yakni teori-teori yang digunakan dalam
membangun kerangka berpikir itu merupakan pilihan dari sejumlah teori yang
dikuasai secara lengkap dengan mencakup perkembangan-perkembangan terbaru.
Lingkup yang bersifat menyeluruh dalam mencakup perkembangan-
perkembangan terbaru (teori dan penelitian) dalam suatu disiplin keilmuan itu
disebut dengan the state of the art dari disiplin tersebut.
Untuk dapat menyusun kerangka teoretis yang meyakinkan itu, maka
pertama-tama seorang ilmuwan harus mendemonstrasikan pengetahuannya
tentang the state of the art dari disiplin keilmuan yang akan digunakan sebagai
basis analisis dalam pengajuan hipotesisnya. Berdasarkan pengetahuan the state
of the art itu dipilih teori-teori yang relevan yang akan digunakan dalam analisis.
Pemilihan itu harus didasarkan pada argumentasi yang meyakinkan mengapa
memilih teori-teori itu.
Kerangka teoretis sebuah karangan ilmiah tidak berisi kumpulan berbagai
teori, melainkan kumpulan premis ilmiah yang dipilih secara selektif untuk
membangun kerangka argumentasi. Berdasarkan premis-premis ilmiah itu disusun
argumentasi secara sistematis dan analitis, yang menuntut adanya perumusan
pikiran-pikiran dasar, berupa postulat, asumsi, dan prinsip. Dalam kerangka
teoretis ini juga dilakukan pengkajian terhadap penelitian-penelitian yang relevan
yang telah dilakukan oleh para peneliti lainnya. Dengan kata lain, kerangka
teoretis itu dimulai dengan mengidentifikasikan dan mengkaji berbagai teori yang
relevan serta diakhiri dengan pengajuan hipotesis. Produk akhir dari proses
pengkajian kerangka teoretis adalah perumusan hipotesis.
3. Metodologi Penelitian
Langkah selanjutnya yang dilakukan setelah merumuskan hipotesis adalah
menguji hipotesis secara empiris, artinya melakukan verifikasi apakah
pernyataan yang dikandung oleh hipotesis yang diajukan itu didukung atau
tidak oleh kenyataan yang bersifat faktual. Masalah yang dihadapi dalam
proses verifikasi adalah bagaimana prosedur dan cara dalam pengumpulan
dan analisis data agar kesimpulan yang ditarik memenuhi persyaratan
berpikir induktif. Penetapan prosedur dan cara ini disebut dengan
metodologi penelitian, yang merupakan persiapan sebelum verifikasi
dilakukan.
Metodologi merupakan pengetahuan tentang metode-metode sementara
metodologi penelitian merupakan pengetahuan tentang berbagai metode yang
digunakan dalam penelitian. Salah satu yang harus ditentukan dalam metodologi
penelitian adalah metode penelitian yang ditetapkan berdasarkan tujuan penelitian.
Hal pertama yang dilakukan dalam penyusunan metodologi penelitian
adalah menyatakan secara lengkap dan operasional tujuan penelitian yang
mencakup: variabel-variabel yang akan diteliti; karakteristik hubungan yang akan
diuji; dan tingkat keumuman (level of generality) dari kesimpulan yang akan
ditarik, seperti tempat, waktu, dan kelembagaan. Metode penelitian yang tepat dan
teknik pengambilan contoh serta teknik penarikan kesimpulan yang relevan
dipilih berdasarkan tujuan penelitian. Metode merupakan prosedur/ cara yang
ditempuh dalam mencapai suatu tujuan tertentu. Teknik merupakan cara yang
spesifik dalam memecahkan masalah tertentu yang ditemui dalam melaksanakan
prosedur.
Berdasarkan hal di atas, dapat disimpulkan hal-hal yang terdapat dalam
metode penelitian, yakni:
a. Tujuan penelitian secara lengkap dan operasional dalam bentuk pernyataan
yang mengidentifikasikan variabel-variabel dan karakteristik hubungan
yang akan diteliti.
b. Tempat dan waktu penelitian serta generalisasi variabel-variabel yang
diteliti.
c. Metode penelitian yang ditetapkan berdasarkan tujuan penelitian dan
tingkat generalisasi yang diharapkan.
d. Teknik pengambilan contoh yang relevan dengan tujuan penelitian.
e. Teknik pengumpulan data yang mencakup identifikasi variabel yang akan
dikumpulkan, sumber data, teknik pengukuran, instrumen, dan teknik
mendapatkan data.
f. Teknik analisis data yang mencakup langkah-langkah dan teknik analisis
yang dipergunakan yang ditetapkan berdasarkan pengajuan hipotesis. Jika
menggunakan statistika, maka tuliskan hipotesis nol dan hipotesis
tandingan: H0/ H1.
4. Hasil Penelitian
Langkah selanjutnya sesudah penetapan metodologi penelitian adalah
melaporkan apa yang ditemukan berdasarkan hasil penelitian. Dalam
membahas hasil penelitian ini, yang penting diingat adalah tujuan, yakni
untuk membandingkan simpulan yang diambil dari data dengan hipotesis.
Secara sistematik dan terarah, data yang telah dikumpulkan itu diolah,
dideskripsikan, dibandingkan, dan dievaluasi, yang mengarah kepada
simpulan apakah data tersebut mendukung atau menolak hipotesis yang
diajukan.
Secara ringkas, hasil penelitian itu mencakup hal-hal sebagai berikut:
a. deskripsi tentang variable-variabel yang diteliti;
b. deskripsi tentang teknik analisis data yang digunakan;
c. deskripsi hasil analisis data;
d. penafsiran terhadap kesimpulan analisis data.
Hasil laporan ini ditulis dalam bentuk esei dengan kalimat-kalimat verbal
yang mencakup semua pernyataan yang patut dikemukakan, baik bersifat
kualitatif, maupun bersifat kuantitatif. Jika diperlukan, deskripsi dalam
bentuk esei ini dilengkapi dengan sarana pembantu, seperti tabel, grafik,
atau bagan, yang berfunsi untuk lebih memperjelas pernyataan-pernyataan
yang terkandung dalam esei. Harus diingat, tabel, grafik, atau bagan ini
hanya bersifat membantu. Oleh karena itu, hindari pemakaian tabel, grafik,
atau bagan ini dengan penjelasan yang sedikit.
Hal-hal yang harus ditafsirkan terhadap hasil penelitian ini, antara lain:
menafsirkan hubungan yang bersifat statistis, seperti regresi dan korelasi dalam
hubungan yang bersifat ilmiah seperti hubungan kausalitas; menafsirkan tingkat
keumuman dari kesimpulan yang ditarik berdasarkan contoh kepada kesimpulan
yang menyangkut populasi; dan menafsirkan terminologi analisis, misalnya apa
yang dimaksud dengan koefisien korelasi tertentu yang besarnya diukur dalam
penelitian. Selanjutnya, hasil penafsiran dibandingkan dengan hipotesis yang
diajukan untuk menyimpulkan apakah hipotesis ditolak atau diterima.
7. Daftar Kepustakaan
Daftar kepustakaan merupakan sumber referensi bagi seluruh kegiatan
penelitian dan inventarisasi dari keseluruhan publikasi ilmiah dan
nonilmiah yang dipakai sebagai dasar bagi pengkajian yang dilakukan.
Daftar kepustakaan ini mempunyai cara-cara penyusunan tersendiri.
8. Riwayat Hidup
Kadang-kadang, sebuah tulisan ilmiah dilengkapi dengan riwayat hidup
penulisnya. Ia merupakan deskripsi dari latar belakang pendidikan dan
pekerjaan yang mempunyai hubungan dengan penulisan ilmiah yang
disampaikan. Ia diringkaskan dalam satu atau dua halaman tulisan dan
dicantumkan pada halaman terakhir sebuah laporan, tanpa penomoran
halaman.
9. Lain-lain
Biasanya, sebelum unsur utama laporan sebuah tulisan ilmiah didahului
oleh beberapa informasi yang bersifat pengantar. Beberapa informasi
pengantar tersebut adalah: a. Halaman judul; judul harus singkat dan
mampu mengkomunikasikan masalah apa yang diteliti, dilakukan di mana,
kapan, metode apa (studi kasus, perbandingan, atau survei). b. Lembar
persetujuan (untuk skripsi, tesis, dan disertasi). c. Kata Pengantar, berisi
lingkup laporan yang akan disampaikan dan penghargaan terhadap
berbagai pihak yang telah membantu penyelesaian karya ilmiah tersebut.
d. Daftar isi, yang dilengkapi dengan daftar tabel dan daftar gambar yang
disusun secara tersendiri. Informasi pengantar ini diberi penomoran angka
Latin dengan huruf kecil ( ii, iv, dst.).
2. Usulan Penelitian
Usulan penelitian hanya mencakup bagian masalah, kerangka teoretis,
hipotesis, dan metodolgi penelitian. Biasanya, usulan penelitian ini dilengkapi
dengan, seperti jadwal kegiatan, personalia penelitian, dan pembiayaan.
Latihan:
1. Sebutkan dan jelaskanlah komponen-komponen yang
membangun struktur sebuah tulisan ilmiah!
2. Apakah yang dimaksud dengan the state of the art dalam suatu
disiplin keilmuan?
3. Kapan sesuatu itu dapat disebut sebagai masalah?
4. Carilah satu contoh masalah dalam bidang ekonomi dan
rumuskan berdasarkan hal-hal yang dicakupinya!
Daftar Kepustakaan
Universitas Andalas.
Universitas Andalas.
Sudarso dan Kiyokatsu Suga. 1987. Dasar Perencanaan dan Pemilihan Elemen