Anda di halaman 1dari 8

Jurnal Sinaps, Vol.

5 , No 3, hlm, 10-17

HISTOFISIOLOGI RESEPTOR SENSORIS KULIT


Cut Gina Inggriyani1, Hidayaturrahmi1*

hidayaturrahmi@unsyiah.ac.id
1
Bagian Anatomi Histologi Fakultas Kedokteran Universitas Syiah Kuala

ABSTRAK
Kulit merupakan organ terbesar dan terberat pada tubuh. Kulit yang menutupi seluruh permukaan tubuh memiliki
fungsi penting sebagai organ peraba. Terdapat beberapa tipe reseptor sensorik kulit berdasarkan kepekaannya
terhadap modalitas tertentu, yaitu mekanoreseptor, termoreseptor, dan nosiseptor. Berdasarkan morfologiknya
terdapat dua golongan reseptor sensoris kulit, yaitu reseptor tidak berkapsul dan reseptor berkapsul. Reseptor tidak
berkapsul meliputi ujung bebas saraf, diskus Merkel, dan pleksus akar rambut. Reseptor berkapsul terdiri dari
badan Pacini, Badan Meissner, badan Ruffini, dan badan Krause. Dengan ditemukannya berbagai macam reseptor
sensoris pada kulit, maka individu dapat menerima berbagai macam rangsangan dari lingkungan luar dan berespon
terhadap rangsang tersebut, baik rangsangan suhu, nyeri, tekanan, getaran, maupun rasa gatal.

Kata Kunci: reseptor sensoris kulit, reseptor berkapsul, reseptor tidak berkapsul

ABSTRACT
The skin is the largest and heaviest organ in the body. The skin that covers the entire surface of the body has an
important function as an organ of touch. There are several types of skin sensory receptors based on their
sensitivity to certain modalities, namely mechanoreceptors, thermoreceptors, and nociceptors. Based on the
morphology, there are two classes of skin sensory receptors, namely unencapsulated receptors and encapsulated
receptors. unencapsulated receptors include free nerve endings, Merkel discs, and root hair plexuses. The
encapsulated receptors consist of Pacini corpuscle, Meissner corpuscle, Ruffini corpuscle, and Krause corpuscle.
With the discovery of various kinds of skin sensory receptors, individuals can receive various kinds of stimuli from
the external environment and respond to these stimuli, such as temperature, pain, pressure, vibration, and itching
sensations.

Keyword: skin sensory receptors, encapsulated receptors, unencapsulated receptors

Pendahuluan Kulit yang menutupi seluruh


Kulit merupakan organ terbesar dan terberat permukaan tubuh memiliki banyak fungsi
pada tubuh. Secara histologi, kulit memiliki dua penting, salah satunya adalah sebagai organ
lapisan, yaitu epidermis dan dermis. Di bagian peraba. Pada kulit dapat ditemukan beberapa
paling dalam berbatasan dengan dermis tipe reseptor sensorik berdasarkan kepekaannya
terdapat daerah yang disebut subkutan atau terhadap modalitas tertentu, yaitu
hipodermis, dan ini bukan merupakan bagian mekanoreseptor, termoreseptor, dan
dari kulit. Berdasarkan ketebalan dari nosiseptor.1,2 Dengan ditemukannya berbagai
epidermis, maka kulit dapat dibedakan menjadi macam reseptor sensoris pada kulit maka
dua golongan yaitu kulit tebal dan kulit tipis. individu dapat menerima berbagai macam
Kulit tebal merupakan kulit tidak berambut rangsangan dari lingkungan luar dan berespon
terdapat pada daerah tubuh yang sering terhadap rangsang tersebut, baik rangsangan
mengalami tarikan dan gesekan seperti kulit suhu, nyeri, tekanan, getaran, maupun rasa
telapak tangan dan kaki, sedangkan kulit tipis gatal.3
berambut menutupi daerah lain pada tubuh.1 Berdasarkan morfologiknya terdapat
dua golongan reseptor sensoris kulit pada

10
Jurnal Sinaps, Vol. 5 , No 3, hlm, 10-17

manusia, yaitu reseptor tidak berkapsul dan kekuatan regang.5 Badan Krause dapat
reseptor berkapsul. Reseptor tidak berkapsul ditemukan pada daerah mukokutis dan badan
merupakan akhir saraf tanpa kapsul sehingga ini peka terhadap getaran berfrekwensi rendah.4
akhir saraf tersebut secara morfologis tidak
dapat dikenali pada bagian ujungnya. Ujung Kulit
saraf berkapsul lebih kompleks karena Kulit yang menutupi seluruh permukaan tubuh
memiliki unsur sel dan ekstrasel yang terdiri dari dua lapisan, yaitu epidermis dan
membentuk kapsul dan mengelilingi akson di dermis yang berada di bawahnya. Epidermis
dalamnya sehingga akson tersebut secara terdiri dari epitel berlapis gepeng dengan
morfologis dapat dikenali pada bagian keratin. Epidermis kulit terdiri atas lima
ujungnya.3-5 lapisan. Lapisan paling bawah disebut stratum
Reseptor tidak berkapsul meliputi basale berbatasan dengan lamina basalis
ujung bebas saraf, diskus Merkel, dan pleksus ditempati selapis sel berbentuk kuboid atau
akar rambut. Terdapat empat jenis reseptor silindris. Di atas stratum basale terdapat stratum
berkapsul, yaitu badan Pacini, Badan Meissner, spinosum yang terdiri dari beberapa lapis sel
badan Ruffini, dan badan Krause. Kedua berbentuk polihedral dan di antara selnya
golongan reseptor sensoris kulit tersebut terbentuk jembatan intraselular. Setelah stratum
tersebar luas baik pada epidermis, dermis, spinosum terdapat stratum granulosum terdiri
maupun hipodermis.4 dari 3-5 lapis sel gepeng dengan sitoplasma
Ujung bebas saraf yang banyak mengandung granul keratohialin dan granul
terdapat di seluruh tubuh dapat mendeteksi berlamel keratinosom. Di atas stratum
sentuhan, tekanan, rasa geli, panas dan dingin. granulosum terdapat stratum lusidum yang
Diskus Merkel terdapat pada kulit yang tidak hanya ditemukan pada kulit tebal terdiri
berambut merupakan reseptor yang beradaptasi beberapa lapis sel-sel tembus cahaya tanpa inti
lambat dan meneruskan informasi mengenai dan organel sel dengan sitoplasma yang berisi
derajat tekanan pada kulit. Pleksus akar rambut filamen keratin. Lapis paling luar dari
yang terdapat pada folikel rambut dapat epidermis kulit adalah stratum korneum terdiri
mendeteksi pergerakan rambut.5 dari 15-20 lapis sel gepeng berkeratin. Sel-sel
Badan Meissner yang terletak pada pada lapisan ini sudah mati dengan sitoplasma
papila dermis kulit merupakan reseptor yang penuh berisi keratin. Lapis sel terluar dari lapis
peka terhadap sentuhan dan termasuk korneum mengalami pengelupasan terus
mekanoreseptor yang beradaptasi cepat. Badan menerus.1,6
Pacini tersebar luas pada tubuh yang Lapisan-lapisan pada epidermis
mendeteksi tekanan dan getaran berfrekwensi menunjukkan perkembangan dari sel
tinggi. Badan Ruffini terdapat pada dermis kulit keratinosit untuk membentuk keratin. Sel
berambut dan termasuk mekanoreseptor keratinosit merupakan sel terbanyak pada
beradaptasi lambat yang berespons terhadap epidermis. Sel ini aktif bermitosis pada lapisan

11
Jurnal Sinaps, Vol. 5 , No 3, hlm, 10-17

basal dan bagian dalam dari lapis spinosum. Reseptor Sensoris Kulit
Selama perkembangannya sel ini akan bergeser Kulit dengan permukaannya yang luas
keatas, berdiferensiasi dan membentuk keratin.3 berfungsi sebagai penerima berbagai
Dermis merupakan lapisan di bawah macam rangsangan yang berasal dari
epidermis dan berbatasan dengan lamina lingkungan luar. Terdapat berbagai macam
basalis. Terdapat bagian dermis yang menonjol reseptor sensoris pada kulit yang dapat
ke dalam epidermis, disebut papila dermis. digolongkan menjadi dua reseptor sensoris,
Dermis memiliki dua lapisan yaitu lapis yaitu reseptor tidak berkapsul atau ujung bebas
papilaris dan lapisan retikularis. Lapis papilaris dan reseptor berkapsul. Reseptor tidak
tersusun atas jaringan ikat longgar dan di sini berkapsul merupakan akhir saraf tanpa kapsul
termasuk papila dermis. Pada papilla dermis sehingga akhir saraf tersebut secara morfologis
ditemukan banyak lengkung kapiler dan tidak dapat dikenali pada bagian ujungnya.
reseptor sensoris kulit yang berupa badan Ujung saraf berkapsul lebih kompleks karena
Meissner. Lapisan retikularis merupakan memiliki unsur sel dan ekstrasel yang
lapisan terbesar dari dermis dibentuk oleh membentuk kapsul dan mengelilingi akson di
jaringan ikat padat tidak teratur. Pada lapisan dalamnya sehingga akson tersebut secara
ini ditemukan folikel rambut, kelenjar keringat, morfologis dapat dikenali pada bagian
kelenjar sebasea, muskulus arektor pili, dan ujungnya.3,4
banyak jenis dari reseptor sensoris kulit.7 Terdapat tiga jenis reseptor tidak
Berbatasan dengan lapisan retikularis dermis berkapsul yang dapat dikenali pada manusia,
terdapat hipodermis. Hipodermis terdiri dari yaitu ujung bebas saraf, diskus Merkel, dan
jaringan ikat longgar dengan banyak sel lemak. pleksus akar rambut. Reseptor sensoris
Pada hipodermis dapat ditemukan kelenjar berkapsul dapat dibedakan menjadi empat jenis,
keringat dan reseptor sensoris kulit seperti yaitu badan Meissner, Badan Pacini, Badan
badan pacini.8 Ruffini, dan badan Krause.4 Ilustrasi reseptor
sensoris kulit dapat dilihat pada gambar 1.

Gambar 1. Ilustrasi reseptor sensoris kulit. a. Ujung bebas saraf. b. Diskus Merkel. c. Badan
Pacini. d. Badan Krause. e. Badan Meissner. f. Badan Ruffini.9
12
Jurnal Sinaps, Vol. 5 , No 3, hlm, 10-17

Badan Meissner, badan Ruffini, dan Reseptor Tidak Berkapsul


badan Pacini merupakan reseptor sensoris Ujung bebas saraf merupakan salah satu
berkapsul yang ditemukan pada kulit tebal tidak reseptor sensoris kulit yang tidak berkapsul dan
berambut. Pada kulit tebal juga ditemukan satu merupakan reseptor terbanyak pada kulit.
reseptor sensoris yang tidak berkapsul yaitu Reseptor ini tidak dapat teridentifikasi dengan
diskus Merkel yang berespons terhadap pewarnaan rutin hematoksilin-eosin sehingga
sentuhan. Reseptor sensoris tersebut memerlukan pewarnaan khusus seperti
merupakan mekanoreseptor berambang batas impregnasi perak. Serat saraf bermielin yang
rendah (LTMRs) dan berhubungan dengan menuju ke epidermis akan melepaskan
neuron mekanosensoris primer yang badan selubung mielinnya dan berlanjut secara
selnya terletak pada ganglia radiks dorsalis dan vertikal di antara sel epitel pada epidermis.
ganglia sensoris saraf kranial. Serat saraf Pada saat berjalan di antara sel epitel, sebagian
LTMRs diklasifikasikan sebagai Aβ, Aδ, dan C akson dibungkus oleh cabang dari sel Schwann.
berdasarkan diameter akson yang termielinisasi Serat saraf ini selanjutnya akan bercabang-
dan kecepatan konduksi potensial aksi. Secara cabang di antara sel-sel epitel sebagai serat
fungsional, LTMRs dibagi menjadi dua tipe, saraf bebas dan berakhir sebagai ujung akhir
yaitu beradaptasi secara lambat dan beradaptasi bebas saraf. Ujung akhir bebas saraf ini akan
secara cepat.10 Reseptor beradaptasi lambat berakhir pada stratum granulosum.3,4,8
merupakan reseptor yang tidak beradaptasi Ujung bebas saraf dapat ditemukan di
terhadap rangsangan akan tetapi terus menerus antara sel epitel kulit, kornea, saluran cerna,
menghasilkan potensial aksi menuju ke susunan fascia, ligament, tendon, periosteum,
saraf pusat, sehingga penting untuk perikondrium, dan tempat lainnya.5 Reseptor
menyampaikan informasi secara terus menerus ini merupakan reseptor yang beradaptasi
mengenai suatu stimulus. Reseptor beradaptasi lambat, serat saraf bertipe Aδ dan C, dengan
cepat tidak lagi berespon terhadap rangsangan aktivitas ambang batas yang cepat.12 Beberapa
yang menetap dan merupakan reseptor yang dari ujung bebas saraf merupakan
penting untuk menyampaikan informasi apabila mekanoreseptor yang sensitif terhadap
ada perubahan intensitas rangsangan.11 sentuhan. Beberapa lainnya merupakan
nosiseptor yang sensitif terhadap nyeri. Ada
beberapa serat saraf dari reseptor ini merupakan
termoreseptor yang peka terhadap suhu, baik
panas maupun dingin.13

13
Jurnal Sinaps, Vol. 5 , No 3, hlm, 10-17

Gambar 2. Gambaran histologi ujung bebas saraf. Tampak serat saraf bermielin berjalan menuju
epidermis, melepaskan selubung mielinnya saat menembus epidermis dan berjalan di antara sel
epidermis untuk bercabang-cabang menjadi ujung bebas saraf.8

Terdapat tiga jenis reseptor nyeri, yaitu epidermis. Kontak antara diskus Merkel dengan
nosiseptor mekanis, nosiseptor termal, dan sel Merkel membentuk komplek neurit-sel
nosiseptor polimodal. Nosiseptor mekanis Merkel. Terdapat kelompok diskus Merkel
merupakan reseptor yang berespons terhadap pada kulit berambut disebut sebagai tactile
kerusakan mekanis. Nosiseptor termal domes. Diskus Merkel yang demikian terdapat
merupakan reseptor yang berespons terhadap pada epidermis di antara folikel rambut. Diskus
suhu yang berlebihan terutama suhu panas. Merkel adalah reseptor raba yang beradaptasi
Nosiseptor polimodal merupakan reseptor yang lambat dan meneruskan informasi mengenai
berespons terhadap semua jenis rangsangan derajat tekanan pada kulit.3,5
yang merusak. Semua nosiseptor tersebut Semua folikel rambut diinervasi oleh
merupakan ujung bebas saraf. Rangsang nyeri pleksus akhiran saraf sensoris yang disebut
yang berasal dari nosiseptor akan disampaikan sebagai pleksus akar rambut atau ujung akhir
ke susunan saraf pusat melalui salah satu dari peritrikial. Pada saat mendekati folikel rambut
dua jenis serat saraf sensoris. Rangsang yang pada stratum retikulare dermis, serat saraf
berasal dari nosiseptor termal dan mekanis akan bermielin melepaskan selubung mielinnya dan
disampaikan ke susunan saraf pusat melalui kemudian bercabang-cabang. Cabang-cabang
serat Aδ. Rangsang yang berasal dari nosiseptor serat saraf tersebut akan berjalan longitudinal
polimodal akan disampaikan ke susunan saraf dan melingkari folikel rambut. Sebagian besar
pusat melalui serat C.11 ujung bebas saraf akan berakhir dalam
Diskus Merkel atau diskus taktil membrana glasial folikel rambut. Satu serat
terdapat pada kulit tidak berambut seperti pada saraf dapat bercabang banyak dan menginervasi
ujung jari. Serat saraf berjalan menuju dermis banyak folikel rambut. Pleksus akar rambut ini
berakhir sebagai pelebaran berbentuk cakram berespons terhadap pergerakan rambut.1,8
dan akan berkontak dengan plasmalema sel
Merkel yang terdapat pada lapisan basal

14
Jurnal Sinaps, Vol. 5 , No 3, hlm, 10-17

Badan Meissner akan bercabang-cabang baik bermielin maupun


Badan Meissner disebut juga badan taktil tidak bermielin, mengecil dan berakhir di antara
merupakan reseptor yang terletak di dalam sel-sel laminar.1,8,10
papila dermis tepat di bawah epidermis. Badan Badan Meissner merupakan
Meissner khususnya terdapat pada ujung jari, mekanoreseptor yang terutama terdapat pada
bibir, puting, dan genitalia. Reseptor ini ujung-ujung jari ini membentuk 40% serat saraf
berbentuk silindris dengan sumbu panjangnya aferen merupakan innervasi sensoris pada
tegak lurus terhadap permukaan kulit. Badan ini tangan manusia.12 Badan Meissner merupakan
dibungkus oleh kapsul jaringan ikat yang mekanoreseptor yang beradaptasi cepat dengan
menyatu dengan perineurium saraf yang aktivitas ambang batas yang rendah.5 Reseptor
menyuplai setiap badan. Di dalam badan ini peka terhadap getaran berfrekwensi rendah
terdapat setumpuk sel-sel gepeng yang tersusun (30-50 Hz) dan peka terhadap sentuhan
secara transversal, dimana sel-sel ini sehingga mampu mendiskriminasikan atau
merupakan modifikasi dari sel Schwann dan membedakan rangsang dua titik yang letaknya
disebut juga sebagai sel laminar. Serat saraf berdekatan.1,12 Jumlah dan ukuran badan
bermielin akan kehilangan selubung mielinnya Meissner akan berkurang dengan
dan memasuki badan melalui kutub bawahnya. bertambahnya umur.10
Setelah masuk ke badannya, serat saraf sensoris

Gambar 3. Gambaran histologi badan Meissner dengan pewarnaan Hemaktosilin Eosin (kanan) dan
impregnasi perak (kiri). Pada gambar kanan jelas terlihat jalannya cabang serat saraf di antara sel-
sel laminar.8

Badan Pacini satu kutub dari badan kemudian melepaskan


Badan pacini atau disebut juga badan berlamel selubung mielinnya untuk berlanjut ke dalam
merupakan suatu reseptor dengan struktur pusat badan yang memanjang disebut bulbus
berbentuk bundar atau lonjong dan besar. interna atau inti sentral dan berakhir dalam
Badan ini dapat ditemukan pada dermis bagian beberapa cabang. Akhir saraf sensoris ini
dalam dan subkutan, juga pada tendon, langsung dikelilingi oleh sel Schwann yang
ligamentum, mesenterium, dan pankreas.8 berinterdigitasi dan bercabang. Bulbus interna
Sebuah serat saraf bermielin memasuki salah yang mengandung serat saraf beserta

15
Jurnal Sinaps, Vol. 5 , No 3, hlm, 10-17

cabangnya dikelilingi oleh 20-60 lamel dan respons ambang batasnya. Di samping itu
konsentris yang dibentuk oleh sel fibroblas badan Pacini beradaptasi lebih cepat
gepeng. Di antara lamel terdapat celah sempit dibandingkan badan Meissner. Badan Pacini
berisi cairan, serat kolagen dan pembuluh darah membentuk 10-15% reseptor kulit di tangan.12
kapiler.3,7,8 Serat saraf beserta lamel di Secara fungsional badan Pacini merupakan
sekitarnya dibungkus oleh kapsul jaringan ikat. mekanoreseptor yang cepat beradaptasi dengan
Kapsul ini berisi pembuluh darah kapiler dan aktivitas ambang batas yang rendah. Reseptor
10
makrofag. ini peka terhadap tekanan dan getaran
Akson pada bulbus interna merupakan berfrekwensi tinggi di antara 20-1500 Hz
serat saraf tipe Aβ dengan kemampuan adaptasi dengan kepekaan maksimum pada 200-400 Hz.
yang cepat.5 Badan Pacini berbeda dengan 10,12
Gambaran histologi badan Pacini dapat
badan Meissner dalam hal morfologi, distribusi, dilihat pada gambar 5

Gambar 4. Gambaran histologi badan Pacini dengan pewarnaan hemaktosilin eosin. Pada
gambar dapat dilihat bulbus interna, lamel, dan kapsul jaringan ikat. 8

Badan Ruffini Kolagen yang menerobos badan


Badan Ruffini adalah reseptor berkapsul Ruffini berbaur dengan serat kolagen di
dengan struktur berbentuk fusiform kecil dan sekitarnya sehingga apabila terjadi regangan
memiliki kapsul jaringan ikat relatif tipis. pada berkas kolagen maka akan merangsang
Badan ini terorientasi paralel terhadap kulit. ujung saraf yang terdapat di antaranya. Oleh
Reseptor ini terdapat pada dermis kulit, karena itu, badan Ruffinini merupakan
ligamen, dan tendon. Serat-serat kolagen yang mekanoreseptor yang serat saraf sensorisnya
berasal dari jaringan ikat sekitarnya menerobos peka terhadap kekuatan regang dan torsi pada
kapsul. Elemen sarafnya terdiri dari satu serat kulit.3,4 Badan Ruffini secara fungsional
saraf sensoris bermielin yang kehilangan termasuk ke dalam reseptor yang beradaptasi
selubung mielinnya, bercabang-cabang, dan lambat dengan aktivasi ambang batas yang
berakhir sebagai gelembung kecil. Cabang- rendah.12
cabang serat saraf berjalan di antara serat-serat
paralel dari berkas kolagen di situ.3,9,12 Badan Krause

16
Jurnal Sinaps, Vol. 5 , No 3, hlm, 10-17

Badan Krause atau badan gelembung 7. Eroschenko VP. Atlas Histologi di Fiore
dengan Korelasi Fungsional. Edisi 11.
merupakan reseptor yang sederhana dan
EGC, Jakarta. 2010.
berbentuk sferis. Badan Krause merupakan 8. Xin-Zhang S. An Atlas Of Histology.
Springer. USA. 1999.
reseptor sensoris berkapsul tebal dengan
9. Ross MH and Pawlina W. Histology A
kolagen yang menyatu dengan endoneurium. Text and Atlas with Correlated Cell and
Molecular Biology. 7th Edition. Lippincott
Kapsulnya ditembus oleh serat saraf sensoris
William & Wilkins. 2016.
bermielin dan kehilangan mielinnya di dalam 10. Cobo R, García-Piqueras J, Cobo J and
Vega JA. The Human Cutaneous Sensory
badan tetapi tetap diselubungi oleh sel
Corpuscle: An Update. J. Clin. Med.
Schwann. Serat sarafnya dapat bercabang dan 2021;10(227):1-12
11. Sherwood, L. Human Phisiology: From
berakhir sebagai akhir saraf yang
Cell to System. Seventh Edition. USA.
menggelembung. Akhir saraf diselubungi oleh 2010.
12. Purves, D, Augustine, G.J, Fitzpatrick, D,
sel Schwann yang mengisi kapsul jaringan
Hall, W.C, Lamantia, A.S, McNamara,
ikat.1,4 J.O, and William, S.M. Neuroscience.
Third Edition. Sinauer Associate. USA.
Badan Krause terdapat pada kulit tidak
2004.
berambut seperti di daerah mukokutis, penis, 13. Drewes, C. Touch and Temperature Sense.
Proceedings of the Association for
dan klitoris.1,4,10 Pada waktu sebelumnya, badan
Biology Laboratory Education (ABLE).
Krause dianggap sebagai reseptor sensoris yang Ecology, Evolution & Organismal Biology
Iowa State University. 2004.
peka pada suhu dingin. Beberapa penulis
mengelompokkan badan ini sebagai akhir saraf
bebas.10 Badan ini ditemukan terutama pada
kulit penis dan klitoris, maka badan ini peka
terhadap getaran berfrekwensi rendah. 4

Daftar Pustaka

1. Leeson CR, Leeson TS and Paparo, AA.


Buku Ajar Histologi (Textbook of
Histology). Ed. Jan Tambayong dan
Sugito, S. Edisi V. EGC, Jakarta. 1990.
2. Marzvanyan A, Alhawaj AF. Physiology,
Sensory Receptors. StatPearls. NCBI
Bookshelf. 2019.
3. Fawcett B. Buku Ajar Histologi. Edisi 12.
EGC, Jakarta. 2002.
4. Mescher AL. Junqueira’s Basic Histology
Text and Atlas. Fifteenth Edition. Mc
Graw Hill Company. 2018.
5. Snell RS. Neuroanatomi Klinik Untuk
Mahasiswa Kedokteran. Edisi V. EGC.
Jakarta. 2006.
6. Gartner LP and Hiatt JL. Color Atlas and
Text of Histology. Sixth Edition. WB
Saunders Company, USA. 2014.

17

Anda mungkin juga menyukai