Anda di halaman 1dari 11

Gereja yang Kudus

Tujuan Pembelajaran

Peserta didik mampu memahami sifat Gereja yang kudus, dan


mengambil bagian dalam mewujudkan kekudusan Gereja itu
dalam hidupnya sehari-hari
Paulus menggambarkan bahwa Gereja yang terdiri dari orang-orang yang sudah
dikuduskan oleh Roh Kudus itu sebagai Tubuh Kristus sendiri (1Kor. 12:12-13). Pengertian
dikuduskan tidak sama dengan disucikan, atau tidak berdosa, tetapi dikhususkan oleh
Kristus. Oleh sebab itu setiap umat Tuhan ikut bertanggung jawab atas kekudusan yang
sudah menjadi miliknya. Gereja yang kudus mempunyai tugas dan panggilan yang khusus
pula, yaitu melanjutkan karya Tuhan Yesus sampai kedatangan-Nya yang kedua kali.
Seperti yang telah dijelaskan di atas bahwa lahirnya Gereja Tuhan berkaitan erat
dengan kedatangan Roh Kudus. Jadi dapat dikatakan bahwa Gereja sejak Roh Kudus
dicurahkan kepada orang beriman. Gereja telah mendapatkan bentuknya yang nyata, yaitu
persekutuan orang-orang percaya. Mungkin karena saat itu jumlah umat Tuhan masih
belum banyak, maka mereka dapat mewujudkan persekutuan itu dengan baik, seperti yang
dikehendaki oleh Yesus Kristus sendiri. Mereka selalu tekun dalam pengajaran para rasul
dan selalu berada dalam suasana sehati sepikir dalam kehidupan bersama seperti yang
digambarkan dalam Kis. 2:1-47. Mereka juga tidak pernah lupa menyampaikan Kabar Baik
(Injil) kepada sesamanya.
Kristus menghendaki Gereja-Nya kudus, maka Gereja yang sejati harus kudus. Gereja harus
mengajarkan ajaran yang kudus dalam hal iman dan moral, sebab Pendirinya adalah kudus.
Selain itu, Gereja harus menyediakan sarana bagi anggota-anggotanya untuk hidup kudus.
Kristus berdoa bagi para murid-Nya, “Kuduskanlah mereka dalam kebenaran…. Aku
menguduskan diri-Ku bagi mereka, supaya merekapun dikuduskan dalam kebenaran.” (Yoh
17:17-19)
Pertama, kekudusan Gereja disebabkan oleh kekudusan Kristus yang mendirikannya.
Hal ini tidak berarti bahwa setiap anggota Gereja-Nya adalah kudus, sebab Yesus sendiri
mengakui bahwa para anggota-Nya terdiri dari yang baik dan yang jahat (lih. Yoh 6:70), dan
karena itu tak semua dari anggota-Nya dapat masuk ke Surga (Mat 7:21-23). Tapi Gereja-
Nya kudus karena ia adalah mempelai Kristus dan Tubuh Kristus sendiri, yang adalah kudus.
Kedua, Gereja-Nya mengajarkan ajaran yang terkudus, dan paling sempurna, yang pernah
disampaikan kepada umat manusia. Gereja mengajarkan para anggotanya untuk mengenal,
mengasihi dan melayani Tuhan, dan karena itu, untuk menjadi orang kudus.
Ketiga, sebagai Tubuh Kristus, Gereja-Nya menjadi sumber kekudusan dan
sarana istimewa untuk menyampaikan rahmat Tuhan melalui sakramen-
sakramen (lih. Ef 5:26). Gereja juga mengajarkan umat beriman untuk
berdoa setiap hari dan dalam berbagai kesempatan.
Keempat, kekudusan Gereja juga dapat dilihat dari para anggotanya yang
hidup di dalam rahmat pengudusan, terutama mereka yang sungguh-
sungguh menerapkan kekudusan itu di dalam kaul religius. Contohnya para
rohaniwan, rohaniwati yang hidup sesuai dengan panggilan suci
mereka dan terutama para martir dan orang kudus (Santo/ Santa). Dalam
hal kekudusan ini, Gereja menggarisbawahi pentingnya pertobatan,[2] agar
para anggotanya dibawa kepada rahmat pengudusan Allah.
Kelima, kekudusan Gereja juga dilihat dari karunia mukjizat-mukjizat yang
terjadi, sebagaimana dijanjikan oleh Kristus sendiri kepada mereka yang
percaya kepada-Nya (lih. Yoh 14:12).[
Keenam, Gereja-Nya adalah Gereja yang senantiasa melakukan karya-karya kekudusan.
Gereja merupakan ibu yang berbelas kasih kepada mereka yang membutuhkan
pertolongan. Gereja banyak mendirikan sekolah, rumah sakit, perawatan bagi kaum miskin,
panti asuhan, untuk yatim piatu dan manula, dan berbagai kegiatan belas kasih lainnya

Menggali ajaran Kitab Suci dan ajaran Gereja tentang kekudusan Gereja
Roma 1:1–7
1Dari Paulus, hamba Kristus Yesus, yang dipanggil menjadi rasul dan dikuduskan untuk
memberitakan Injil Allah. 2 Injil itu telah dijanjikan-Nya sebelumnya dengan perantaraan
nabi-nabi-Nya dalam kitab-kitab suci, 3 tentang Anak-Nya, yang menurut daging
diperanakkan dari keturunan Daud, 4dan menurut Roh kekudusan dinyatakan oleh
kebangkitan-Nya dari antara orang mati, bahwa Ia adalah Anak Allah yang berkuasa, Yesus
Kristus Tuhan kita. 5Dengan perantaraan-Nya kami menerima kasih karunia dan jabatan
rasul untuk menuntun semua bangsa, supaya mereka percaya dan taat kepada nama-Nya.
6Kamu juga termasuk di antara mereka, kamu yang telah dipanggil menjadi milik Kristus.
7Kepada kamu sekalian yang tinggal di Roma, yang dikasihi Allah, yang dipanggil dan
Cara Memperjuangkan Kekudusan Gereja
Kita mengimani bahwa Gereja tidak akan kehilangan kesuciannya, sebab, Kristus Putra
Allah, yang bersama dengan Bapa dan Roh Kudus dipuji bahwa hanya Dialah kudus,
mengasihi Gereja sebagai MempelaiNya. Dalam hal kekudusan yang pokok bukan
bentuk pelaksanaannya, melainkan sikap dasarnya. Kudus diartikan sebagai “yang
dikhususkan Tuhan”. Jadi, pertama-tama “kudus” itu menyangkut seluruh bidang sacral
dan keagamaan. Yang suci bukan hanya tempat, waktu, barang yang dikuduskan Tuhan
atau orang, tetapi yang kudus itu Tuhan sendiri. Semua yang lain, barang maupun orang
yang disebut “kudus” karena termasuk lingkup kehidupan Tuhan Kekudusan tidak datang
dari Gereja, tetapi dari Allah yang mempersatukan Gereja dengan Kristus dalam Roh
Kudus. Gereja disebut kudus karena Kristus sebagai kepala menguduskan anggotaNya.
Jadi, kekudusan Gereja tidak terutama diartikan secara moral, tetapi secara teologial,
meyangkut keberadaan dalam lingkup hidup Allah. Anggota Gereja adalah “orang kudus”
yang dipanggil untuk hidup secara kudus di tengah-tengah dunia yang tidak
mengindahkan Yang Mahakudus. Gereja adalah milik Allah dan karenanya kehendak
Usaha yang dapat diperjuangkan menyangkut kekudusan anggota-anggota
gereja:
1. saling memberi kesaksian untuk hidup sebagai putra putri Allah:
- Dengan perbuatan yang kongkret : bela rasa, mengabarkan kabar gembira
- menjaga kekudussan gereja dengan menjaga kekudusan dalam diri (hati
nurani).dan dapat menjadi contoh teladan yang baik bagi orang-orang
disekitar kita.
2. Memperkenalkan Hidup Heroic (bersifat pahlawan) untuk mencapai kekudusan:
- Memberikan jasa tanpa pamrih
- Membantu sesama manusia tanpa membeda-bedakan.
3. Merenungkan dan mendalami Kitab Suci, khususnya ajaran dan hidup Yesus
yang merupakan pedoman dan arah hidup kita:
- Rajin berdoa dan rajin kegereja.
Gereja itu kudus karena sumber dari mana ia berasal, karena tujuan ke mana ia
diarahkan, dan karena unsur-unsur Ilahi yang otentik di dalamnya adalah
kudus.
• Sumber dari mana gereja berasal adalah kudus. Gereja didirikan oleh Kristus.
Gereja menerima kekudusannya dari Kristus atas doa-doaNya.
• Tujuan dan arah Gereja dalah kudus. Gereja bertujuan untuk kemuliaan Allah
dan penyelamatan umat manusia
• Jiwa Gereja adalah kudus, sebab jiwa gereja adalah Roh Kudus sendiri
• Unsur-unsur Ilahi yang otentik di dalam Gereja adalah kudus, seperti ajaran-
ajaran dan sakramen-sakramen
• Anggotanya adalah kudus, karena ditandai oleh Kristus melalui pembabtisan
dan diserhakan kepada Kristus serta dipersatukan dalam iman, harapan, dan
cinta yang kudus. Semua itu tidak berarti bahwa anggotanya selalu kudus (suci),
namun ada juga yang mencapai kekudusan heroik. Semua dipanggil untuk
kekudusan.
Membaca/menyimak ajaran Gereja tentang kekudusan panggilan umum untuk
kekudusan dalam Gereja

“Kita mengimani bahwa Gereja, yang misterinya diuraikan oleh Konsili suci, tidak
dapat kehilangan kesuciannya. Sebab Kristus, Putera Allah, yang Bersama Bapa dan
Roh Kudus dipuji bahwa “hanya Dialah Kudus”[122], mengasihi Gereja sebagai
mempelai-Nya, dengan menyerahkan diri baginya untuk menguduskannya (lih. Ef.
5:25–26). Ia menyatukannya dengan diri-Nya sebagai tubuh-Nya sendiri dan
menyempurnakannya dengan kurnia Roh Kudus, demi kemuliaan Allah. Maka dalam
Gereja semua anggota, entah termasuk hierarki entah digembalakan olehnya,
dipanggil untuk kekudusan, yang menurut amanat Rasul: “Sebab inilah kehendak
Allah: pengudusanmu” (1Tes. 4:3; lih. Ef. 1:4). Adapun kekudusan Gereja itu tiada
hentinya dinyatakan dan harus dinyatakan di dalam buah-buah rahmat, yang
dihasilkan oleh Roh Kudus dalam kaum beriman. Kekudusan itu dengan aneka cara
terungkapkan pada masing-masing orang, yang dalam jalan hidupnya menuju
kesempurnaan cinta kasih, sehingga memberi teladan baik kepada sesama.
Secara khas pula kekudusan ini nampak dalam pelaksanaan nasihat-nasihat, yang
lazim disebut “nasihat Injil”. Pelaksanaan nasehat-nasehat itu di bawah dorongan
Roh Kudus yang ditempuh oleh banyak orang kristiani, entah secara perorangan,
entah dalam corak atau status hidup yang disahkan oleh Gereja, memberikan dan
harus memberikan di dunia ini kesaksian dan teladan yang ulung tentang
kekudusan itu (LG 39)”.
SEKIAN MATERI INI TERIMKASIH
SEMOGA HIDUP KITA KUDUS DI HADAPAN TUHAN MAUPUN SESAMA

Anda mungkin juga menyukai