0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
16 tayangan16 halaman
Sakramen Ekaristi adalah perayaan syukur atas karya keselamatan Allah yang terjadi dalam kematian dan kebangkitan Yesus serta mengenang Perjamuan Terakhir-Nya. Gereja Katolik meyakini Ekaristi sebagai sumber dan puncak hidup Kristiani, dimana umat beriman dapat menyambut Tubuh dan Darah Yesus dan mengalami kesatuan dengan-Nya serta sesama umat. Ekaristi hendaknya dipahami bukan sebag
Sakramen Ekaristi adalah perayaan syukur atas karya keselamatan Allah yang terjadi dalam kematian dan kebangkitan Yesus serta mengenang Perjamuan Terakhir-Nya. Gereja Katolik meyakini Ekaristi sebagai sumber dan puncak hidup Kristiani, dimana umat beriman dapat menyambut Tubuh dan Darah Yesus dan mengalami kesatuan dengan-Nya serta sesama umat. Ekaristi hendaknya dipahami bukan sebag
Sakramen Ekaristi adalah perayaan syukur atas karya keselamatan Allah yang terjadi dalam kematian dan kebangkitan Yesus serta mengenang Perjamuan Terakhir-Nya. Gereja Katolik meyakini Ekaristi sebagai sumber dan puncak hidup Kristiani, dimana umat beriman dapat menyambut Tubuh dan Darah Yesus dan mengalami kesatuan dengan-Nya serta sesama umat. Ekaristi hendaknya dipahami bukan sebag
Pengertian Ekaristi berasal dari kata Latin Eucharistia atau kata Yunani Eucharistein yang berarti ucapan syukur. Merayakan Ekaristi berarti merayakan ucapan syukur. Syukur atas apa? Syukur atas karya keselamatan Allah, yang terjadi dalam wafat dan kebangkitan Yesus, serta mengenang Perjamuan Terakhir yang diadakan Yesus bersama dengan para rasul-Nya. Gereja Katolik memahami
sakramen Ekaristi sebagai
“ sumber dan puncak seluruh hidup kristiani” Dikatakan demikian sebab sakramen- sakramen lainnya, pelayanan gerejawi, dan karya kerasulan diarahkan kepada sakramen Ekaristi sebagai tujuannya. Di dalam Ekaristi suci tercakuplah seluruh kekayaan rohani Gereja, yakni Kristus sendiri, Paska kita dan Roti hidup, yang karena daging-Nya yang dihidupkan oleh Roh Kudus dan menjadi sumber kehidupan mengurniakan kehidupan kepada manusia. Sakramen Ekaristi dapat dipahami dalam dua bagian besar yang tak terpisahkan Liturgi Sabda, yang terdiri dari Bacaan Kitab Suci, Homili, dan Doa Umat Liturgi Ekaristi, yang terdiri dari Persembahan roti dan anggur, Doa Syukur Agung, dan Komuni. Sebelum masuk ke Liturgi Sabda, umat beriman Katolik dipersiapkan hatinya dengan bagian pembukaan yang disebut Ritus Pembuka Sesudah Liturgi Ekaristi, mereka diajak mengucap syukur dan mohon berkat atas hidupnya sehari-hari dengan bagian penutup, yang disebut Ritus Penutup. Dalam perayaan Ekaristi inilah, gereja Katolik meyakini bahwa Yesus Kristus hadir untuk menyapa dan berbicara dengan umat beriman Katolik serta mewujudkan karya keselamatan-Nya bagi kita. Pemahaman tersebut berarti bahwa di satu pihak, kehadiran Yesus Kristus terjadi dalam seluruh perayaan Ekaristi, dari awal sampai akhir, dan dalam semua peserta perayaan, baik Imam maupun umat beriman Katolik. Di lain pihak,pemahaman ini tidak menghilangkan arti misteri kehadiran Yesus Kristus dalam rupa roti dan anggur. Kehadiran-Nya tetap dipahami sebagai yang terjadi pada saat roti dan anggur berubah menjadi Tubuh dan Darah-Nya. Ekaristi berpusat pada Doa Syukur Agung, yang mengungkapkan iman Gereja akan wafat dan kebangkitan-Nya. Menyambut Komuni berarti mengalami kesatuan dengan Yesus Kristus dan dengan Gereja, artinya umat beriman Katolik sungguh mengalami kesatuan dan kebersamaan yang mesra (intimitas) dengan Yesus Kristus, serta mengalami persaudaraan yang nyata dengan umat beriman Katolik lainnya sebagai anggota Gereja. Merayakan Ekaristi sama dengan mengungkapkan iman secara bersama-sama dan dalam kebersamaan dengan umat beriman Katolik lainnya. Apabila perayaan Ekaristi sungguh manjadi perayaan bersama dan terjadi dalam kebersamaan, maka sudah sepantasnya seluruh umat beriman Katolik dituntut untuk berpartisipasi aktif mengambil bagian di dalamnya. Baik sebagai umat biasa dengan doa, lagu, gerak badan, dan sebagainya. Kalau Sakramen Ekaristi dikatakan sebagai sumber dan puncak seluruh hidup kristiani, maka Ekarisi hendaknya dipahami dan diimani sebagai perayaan yang sangat penting karena dalam Ekaristi ini umat beriman Katolik boleh menyambut Tubuh dan Darah-Nya, yang menjadikan mereka boleh mengalami intimitas dengan-Nya. Ekaristi hendaknya tidak dipahami dan dihayati sebagai kewajiban atau formalitas belaka, yang setiap hari / setiap minggu harus didatangi,melainkan menjadi kebutuhan hakiki dalam hidup beriman, seperti layaknya orang hidup memerlukan sandang, pangan dan papan. Jika Ekaristi hanya dipahami dan dihayati sebagai kewajiban, dapat terjadi bahwa kehadiran fisik dalam gereja sudah dirasa cukup, meskipun selama perayaan Ekaristi mereka hanya melamun, mengantuk atau bahkan tertidur ketika Kitab Suci dibacakan dan Homili disampaikan, omong sendiri dengan teman, dan sebagainya. Namun jika Ekaristi dipahami dan dihayati sebagai kebutuhan hakiki hidup beriman, maka mereka akan berusaha merayakan Ekaristi dengan kesungguhan hati dan penuh iman, sebagai peristiwa penyelamatan. SEKIAN