Anda di halaman 1dari 16

Sakramen Ekaristi

OLEH : Anita Rahayu


Pengertian
 Ekaristi berasal dari
kata Latin Eucharistia
atau kata Yunani
Eucharistein yang
berarti ucapan syukur.
Merayakan Ekaristi
berarti merayakan
ucapan syukur.
 Syukur atas apa?
Syukur atas karya
keselamatan Allah, yang
terjadi dalam wafat dan
kebangkitan Yesus, serta
mengenang Perjamuan
Terakhir yang diadakan
Yesus bersama dengan para
rasul-Nya.
 Gereja Katolik memahami

sakramen Ekaristi sebagai


“ sumber dan puncak
seluruh hidup kristiani”
 Dikatakan demikian
sebab sakramen-
sakramen lainnya,
pelayanan gerejawi, dan
karya kerasulan
diarahkan kepada
sakramen Ekaristi sebagai
tujuannya.
 Di dalam Ekaristi suci
tercakuplah seluruh
kekayaan rohani Gereja,
yakni Kristus sendiri,
Paska kita dan Roti hidup,
yang karena daging-Nya
yang dihidupkan oleh Roh
Kudus dan menjadi
sumber kehidupan
mengurniakan kehidupan
kepada manusia.
 Sakramen Ekaristi dapat
dipahami dalam dua
bagian besar yang tak
terpisahkan
 Liturgi Sabda, yang
terdiri dari Bacaan
Kitab Suci, Homili, dan
Doa Umat
 Liturgi Ekaristi, yang
terdiri dari
Persembahan roti dan
anggur, Doa Syukur
Agung, dan Komuni.
 Sebelum masuk ke Liturgi
Sabda, umat beriman
Katolik dipersiapkan
hatinya dengan bagian
pembukaan yang disebut
Ritus Pembuka
 Sesudah Liturgi Ekaristi,
mereka diajak mengucap
syukur dan mohon berkat
atas hidupnya sehari-hari
dengan bagian penutup,
yang disebut Ritus Penutup.
 Dalam perayaan Ekaristi
inilah, gereja Katolik
meyakini bahwa Yesus
Kristus hadir untuk
menyapa dan berbicara
dengan umat beriman
Katolik serta mewujudkan
karya keselamatan-Nya bagi
kita.
 Pemahaman tersebut
berarti bahwa di satu
pihak, kehadiran Yesus
Kristus terjadi dalam
seluruh perayaan Ekaristi,
dari awal sampai akhir,
dan dalam semua peserta
perayaan, baik Imam
maupun umat beriman
Katolik.
 Di lain pihak,pemahaman
ini tidak menghilangkan
arti misteri kehadiran
Yesus Kristus dalam rupa
roti dan anggur.
 Kehadiran-Nya tetap
dipahami sebagai yang
terjadi pada saat roti
dan anggur berubah
menjadi Tubuh dan
Darah-Nya.
 Ekaristi berpusat pada
Doa Syukur Agung,
yang mengungkapkan
iman Gereja akan
wafat dan
kebangkitan-Nya.
 Menyambut Komuni
berarti mengalami
kesatuan dengan Yesus
Kristus dan dengan
Gereja, artinya umat
beriman Katolik sungguh
mengalami kesatuan dan
kebersamaan yang mesra
(intimitas) dengan Yesus
Kristus, serta mengalami
persaudaraan yang nyata
dengan umat beriman
Katolik lainnya sebagai
anggota Gereja.
 Merayakan Ekaristi sama
dengan mengungkapkan
iman secara bersama-sama
dan dalam kebersamaan
dengan umat beriman
Katolik lainnya.
 Apabila perayaan Ekaristi
sungguh manjadi perayaan
bersama dan terjadi dalam
kebersamaan, maka sudah
sepantasnya seluruh umat
beriman Katolik dituntut
untuk berpartisipasi aktif
mengambil bagian di
dalamnya.
 Baik sebagai umat biasa
dengan doa, lagu, gerak
badan, dan sebagainya.
 Kalau Sakramen Ekaristi
dikatakan sebagai sumber
dan puncak seluruh hidup
kristiani, maka Ekarisi
hendaknya dipahami dan
diimani sebagai perayaan
yang sangat penting karena
dalam Ekaristi ini umat
beriman Katolik boleh
menyambut Tubuh dan
Darah-Nya, yang menjadikan
mereka boleh mengalami
intimitas dengan-Nya.
 Ekaristi hendaknya tidak
dipahami dan dihayati
sebagai kewajiban atau
formalitas belaka, yang
setiap hari / setiap
minggu harus
didatangi,melainkan
menjadi kebutuhan hakiki
dalam hidup beriman,
seperti layaknya orang
hidup memerlukan
sandang, pangan dan
papan.
 Jika Ekaristi hanya
dipahami dan dihayati
sebagai kewajiban, dapat
terjadi bahwa kehadiran
fisik dalam gereja sudah
dirasa cukup, meskipun
selama perayaan Ekaristi
mereka hanya melamun,
mengantuk atau bahkan
tertidur ketika Kitab Suci
dibacakan dan Homili
disampaikan, omong
sendiri dengan teman,
dan sebagainya.
 Namun jika Ekaristi
dipahami dan dihayati
sebagai kebutuhan hakiki
hidup beriman, maka
mereka akan berusaha
merayakan Ekaristi
dengan kesungguhan hati
dan penuh iman, sebagai
peristiwa penyelamatan.
SEKIAN

Anda mungkin juga menyukai