Anda di halaman 1dari 2

MATERI PENGUATAN : Sakramen Ekaristi

OLEH : Anita Rahayu

1. Ekaristi berasal dari kata Latin Eucharistia atau kata Yunani Eucharistein yang berarti
ucapan syukur. Merayakan Ekaristi berarti merayakan ucapan syukur.
2. Syukur atas karya keselamatan Allah, yang terjadi dalam wafat dan kebangkitan Yesus,
serta mengenang Perjamuan Terakhir yang diadakan Yesus bersama dengan para rasul-
Nya.
3. Gereja Katolik memahami sakramen Ekaristi sebagai “ sumber dan puncak seluruh hidup
kristiani”
4. Dikatakan demikian sebab sakramen-sakramen lainnya, pelayanan gerejawi, dan karya
kerasulan diarahkan kepada sakramen Ekaristi sebagai tujuannya.
5. Di dalam Ekaristi suci tercakuplah seluruh kekayaan rohani Gereja, yakni Kristus sendiri,
Paska kita dan Roti hidup, yang karena daging-Nya yang dihidupkan oleh Roh Kudus dan
menjadi sumber kehidupan mengurniakan kehidupan kepada manusia.
6. Sakramen Ekaristi dapat dipahami dalam dua bagian besar yang tak terpisahkan
7. Liturgi Sabda, yang terdiri dari Bacaan Kitab Suci, Homili, dan Doa Umat
8. Liturgi Ekaristi, yang terdiri dari Persembahan roti dan anggur, Doa Syukur Agung, dan
Komuni.
9. Sebelum masuk ke Liturgi Sabda, umat beriman Katolik dipersiapkan hatinya dengan
bagian pembukaan yang disebut Ritus Pembuka
10. Sesudah Liturgi Ekaristi, mereka diajak mengucap syukur dan mohon berkat atas
hidupnya sehari-hari dengan bagian penutup, yang disebut Ritus Penutup.
11. Dalam perayaan Ekaristi inilah, gereja Katolik meyakini bahwa Yesus Kristus hadir untuk
menyapa dan berbicara dengan umat beriman Katolik serta mewujudkan karya
keselamatan-Nya bagi kita.
12. Pemahaman tersebut berarti bahwa di satu pihak, kehadiran Yesus Kristus terjadi dalam
seluruh perayaan Ekaristi, dari awal sampai akhir, dan dalam semua peserta perayaan,
baik Imam maupun umat beriman Katolik.
13. Di lain pihak,pemahaman ini tidak menghilangkan arti misteri kehadiran Yesus Kristus
dalam rupa roti dan anggur.
14. Kehadiran-Nya tetap dipahami sebagai yang terjadi pada saat roti dan anggur berubah
menjadi Tubuh dan Darah-Nya.
15. Ekaristi berpusat pada Doa Syukur Agung, yang mengungkapkan iman Gereja akan wafat
dan kebangkitan-Nya.
16. Menyambut Komuni berarti mengalami kesatuan dengan Yesus Kristus dan dengan
Gereja, artinya umat beriman Katolik sungguh mengalami kesatuan dan kebersamaan
yang mesra (intimitas) dengan Yesus Kristus, serta mengalami persaudaraan yang nyata
dengan umat beriman Katolik lainnya sebagai anggota Gereja.
17. Merayakan Ekaristi sama dengan mengungkapkan iman secara bersama-sama dan
dalam kebersamaan dengan umat beriman Katolik lainnya.
18. Apabila perayaan Ekaristi sungguh manjadi perayaan bersama dan terjadi dalam
kebersamaan, maka sudah sepantasnya seluruh umat beriman Katolik dituntut untuk
berpartisipasi aktif mengambil bagian di dalamnya.
19. Baik sebagai umat biasa dengan doa, lagu, gerak badan, dan sebagainya.
20. Kalau Sakramen Ekaristi dikatakan sebagai sumber dan puncak seluruh hidup kristiani,
maka Ekarisi hendaknya dipahami dan diimani sebagai perayaan yang sangat penting
karena dalam Ekaristi ini umat beriman Katolik boleh menyambut Tubuh dan Darah-Nya,
yang menjadikan mereka boleh mengalami intimitas dengan-Nya.
21. Ekaristi hendaknya tidak dipahami dan dihayati sebagai kewajiban atau formalitas
belaka, yang setiap hari / setiap minggu harus didatangi,melainkan menjadi kebutuhan
hakiki dalam hidup beriman, seperti layaknya orang hidup memerlukan sandang, pangan
dan papan.
22. Jika Ekaristi hanya dipahami dan dihayati sebagai kewajiban, dapat terjadi bahwa
kehadiran fisik dalam gereja sudah dirasa cukup, meskipun selama perayaan Ekaristi
mereka hanya melamun, mengantuk atau bahkan tertidur ketika Kitab Suci dibacakan
dan Homili disampaikan, omong sendiri dengan teman, dan sebagainya.
23. Namun jika Ekaristi dipahami dan dihayati sebagai kebutuhan hakiki hidup beriman,
maka mereka akan berusaha merayakan Ekaristi dengan kesungguhan hati dan penuh
iman, sebagai peristiwa penyelamatan.

Anda mungkin juga menyukai