Anda di halaman 1dari 3

MATERI PENGUATAN : SAKRAMEN TOBAT

OLEH: MM ENDANG NIYATMI

1. Dosa dipahami sebagai pelanggaran terhadap larangan Allah dan ketidaksetiaan


terhadap perintah-perintahNya. (bdk. Yos 7 :11; 1 Sam 15:24)
2. Tobat diartikan sebagai sesal, meninggalkan berhala dan perbuatan-perbuatan keji dan
segala kedurhakaan (bdk. Yeh 14:16 , 18-24) lalu kembali pada Allah dengan mengakui
kesalahan (bdk. Yer 3:12-13).
3. Pertobatan tersebut diungkapkan dengan bermacam-macam cara. Misalnya: mati raga,
puasa, menyobek baju yang dikenakan, mempersembahkan korban pemulihan, dsb. Hal
ini disertai juga dengan pengakuan baik secara pribadi (bdk. 2 Sam 12:13a), maupun
secara umum (bdk, Kel 32: 30-31) ataupun dengan perantaraan pemimpin (bdk Kel 32:
30-31).
4. Pertobatan itu juga dihubungkan dengan pengampunan pribadi (bdk Im 19:22, 2 Sam
12:13b), ataupun dengan pengampunan umum (bdk. Bil 15:25).
5. Para nabi sangat berperan dalam usaha mempertobatkan bangsanya, misalnya nabi
Natan menegur Raja Daud yang menyeleweng dengan istri Uria, Nabi Amos sangat
mengecam ketidak adilan,
6. Nabi Yesaya mengecam kekerasan hati dan ibadat palsu Israel, nabi Yehezkiel
menegakkan pertobatan pribadi, Nabi Yeremia mengajak bangsanya kembali kepada
Allah yang Maha Rahim. Pertobatan tersebut dimaksudkan agar Tuhan mau
mengampuni pendosa dan tidak menghukum

Merenungkan injil Lukas 15 : 11-32


Peserta dibagi menjad beberapa kelompok untuk merenungkan perikop ini.
Dalam kelompok diharapkan dapat menemukan arti / makna Tobat, Sesal, Dosa dan
Pengampunan melalui sikap para tokoh yang terdapat di dalam perikop ini.
Pleno
Wakil kelompok mempresentasikan hasil diskusi / musyawarahnya.

7. Yesus memberitakan bahwa Allah itu Bapa yang Maha Baik, yang sungguh mencintai
manusia. Ia menjelaskan tentang dosa, tobat dan pengampunan.
8. Bapa yang baik hati itu menggambarkan Allah sendiri, sedang 2 orang anaknya
menggambarkan manusia yang dicintaiNya. Adapun dosa digambarkan pada tindakan
anak bungsu.
9. Ia pergi ke negeri yang jauh, artinya, ia meninggalkan Bapanya yang mencintainya. Si
bungsu memutuskan hubungan dan menolak cinta kasih Bapa. Begitupun manusia yang
berdosa, meninggalkan Allah yang mencintainya, memutuskan hubungan dengan Allah
yang ingin membahagiakannya.
10. Ia hidup berfoya-foya, artinya, si bungsu meninggalkan bapanya untuk mencari
kebahagiaan sendiri, suatu kebahagiaan semu. Akibat yang didapatnya adalah
penderitaan. Ketika terjadi bencana kelaparan, si bungsu jatuh melarat, bahkan ia turun
martabatnya sebagai manusia, hidup seperti babi, ia ingin mengisi perutnya dengan
ampas yang menjadi makanan babi itu.
11. Dengan berbuat dosa, manusia menghukum dan merendahkan dirinya sendiri. Maka,
penderitaan itu bukanlah hukuman dari Allah, melainkan akibat dari dosa itu sendiri.
12. Menyadari kesalahannya dan keadaannya si bungsu berniat kembali kepada Bapanya. Ia
yakin kalau Bapanya pasti menerima dirinya, karena Bapanya itu seorang yang baik hati.
“Aku akan bangkit dan pergi kepada Bapaku.” Kesadaran dan niat manusia untuk
kembali kepada Allah itulah yang disebut sebagai pertobatan.
13. Seperti halnya si bungsu, pertobatan itu disertai pengakuan sebagai tanda penyesalan:
“Bapa aku telah berdosa terhadap Surga dan terhadap Bapa, aku tidak layak lagi disebut
sebagai anak Bapa.” Pertobatan dimulai dari kesadaran akan dosa dan disertai
penyesalan.
14. Orang meninggalkan dosanya untuk kembali kepada Allah, ia yakin, Allah pasti
menerimannya kembali dengan gembira, karena Allah itu Maha Rahim. Pengalaman si
bungsu membuktikan.”Bapa itu berlari mendapatkan dia lalu merangkul dan mencium
dia. Bapa itu berkata, “Marilah kita makan dan bersukacita, sebab anakku ini telah mati
dan menjadi hidup kembali, ia telah hilang dan di dapat kembali.
15. Tindakan ayah si bungsu ini merupakan tindakan pengampunan Allah terhadap manusia
yang bertobat, yakni menerima orang yang berdosa yang bertobat sebagai anakNya lagi
dengan penuh sukacita.
16. Agar dapat bertobat, orang perlu mohon bantuan Roh Kudusdan membangun sikap
rendah hati dengan menghayati hal-hal berikut ini.
17. Dosa selalu menghadang. Meski dengan pembabtisan orang telah diampuni dosanya,
namun ia masih dapat berdosa lagi karena kelemahannya dank arena dosa terus
mengincar manusia dan menunggu saat yang baik.
18. Tidak semua dosa sama bobotnya. orang dapat berbuat dosa kecil (dosa ringan) apa bila
tindakan dosanya menyangkut perkara-perkara kecil, dilakukan tanpa pengertian dan
kebebasan yang cukupseerta kerugian yang diderita orang lain hanya sedikit saja.
19. Orang juga dapat berbuat dosa besar (dosa berat) apa bila tindakan dosanya
menyangkut perkara-perkara besar, dilakukan dengan pengertian dan kebebasan yang
cukup, serta orang lain terkena derita yang besar.
20. Sesal dan tobat merupakan rasa derita seseorang yang tumbuh dari kesadaran akan
keburukan dosa-dosa yang sudah dilakukan.
21. Kesadaran itu tumbuh berkat Rahmat Allah yang berbelas kasih dan bersedia
mengampuni.
22. Disebut sesal sempurna apabila sesal itu tumbuh karena cintanya yang tulus kepada
Allah maupun sesamanya.
23. Disebut sesal tidak sempurna apabila sesal itu tumbuh karena rasa takut akan hukuman
Allah dan akibat-akibat social dari dosa-dosanya.
24. Tanpa sesal dan tobat penerimaan sakramen tobat, tidak banyak gunanya.
25. Peserta diajak menyimpulkan arti dosa, tobat dan bagaimana cara mewujudkan sikap
tobat.
26. Dosa adalah suatu perbuatan yang menyebabkan putusnya hubungan antara manusia
dengan Allah, sesama dan lingkungan, karena manusia mencintai diri sendiri atau hal-hal
lain sedemikian rupa, sehingga menjauhkan diri dari Cinta Kasih Allah.
27. Kapan seseorang dikatakan berdosa? Aabila perbuatan melawan cinta kasih Allah itu
dilakukan dengan:
a. Bebas: tidak dalam keadaan terpaksa
b. Sadar: tidak dalam keadaan terbius.
c. Tahu: mengerti bahwa perbuatan itu jahat.
28. Tobat berarti kesadaran dan niat manusia untuk kembali kepada Allah.
29. Perwujudan Tobat: dengan menerima sakramen tobat / pengakuan dosa / rekonsiliasi
melalui imam.
30. Seperti yang dilakukan si bungsu, pertobatannya disertai dengan tindakan, datang
kepada Bapanya, dan mengatakan semua dosanya, menyesalinya dan mohon ampun,
31. Perlu diingat dalam penerimaan sakramen tobat pengakuan perlu dilakukan secara jelas,
langsung, dan pribadi.
32. Jelas artinya: tidak ditutup-tutupi.
33. Dosa yang secara sengaja disembunyikan dihadapan imam membuat dosa tersebut
tidakdiampuni Allah, walau Imam memberi Absolusi. Tapi bila tak sengaja terlupakan,
maka dosanya diampuni.
34. Langsung artinya peniten bertatap muka dengan imam yang mendengarkan
pengakuan dosanya.
35. Orang yang bisu / tuli dapat mengakui dosanya dengan menuliskannya dalam surat, asal
tetap bertatap muka dengan imam.
36. Pribadi artinya tidak dilakukan bersama-sama dan tidak diwakilkan orang lain.
37. Prinsip pengakuan dosa sebaiknya setelah menyadari diri melakukan dosa (terlebih dosa
besar), segera menghadap imam untuk mengaku dosa.
38.

Anda mungkin juga menyukai