Anda di halaman 1dari 3

Nama : Bednadetus Aprilyanto

NIM : 180510012

Kelas : III A

Semester : VI (enam)

Mata Kuliah : Pastoral Stasioner

Dosen : Largus Nadeak, Lic. S. Th

KATEKESE TENTANG SAKRAMEN TOBAT

Bapak, ibu dan saudara-saudari yang terkasih.

Pada hari minggu ini kita akan mendalami bersama tentang sakramen tobat. Dalam
sakramen tobat ada beberapa macam istilah yang sering kita pakai. Istilah-istilah itu antara lain
sebagai berikut.
1. Sakramen Tobat: melaksanakan secara sakramental panggilan Yesus untuk bertobat,
untuk bangkit dan kembali pada Bapa, dari siapa orang telah menjauhkan diri karena dosa.
2. Sakramen Pemulihan: menyatakan langkah pribadi dan gerejani demi pertobatan,
penyesalan dan pemulihan warga kristiani yang berdosa.
3. Sakramen Pengakuan: penyampaian dan pengakuan dosa di depan imam adalah unsur
hakikinya.
4. Sakramen Pengampunan: diabsolusi itu, Kristus menganugerahkan pengampunan dan
kedamaian
5. Sakramen Pendamaian: memberikan kepada pendosa, cinta Allah yang mendamaikan.

Di dalam Sakramen  tobat, kita mengalami bahwa Allah telah mencintai kita, oleh sebab
itu, kita harus sanggup mencintai diri kita sendiri. Dalam sakramen tobat, Allah menunjukkan
kasih-Nya dengan mengampuni segala dosa-dosa kita. Karena itu kita pun harus sanggup
mengampuni sesama kita. Sakramen Tobat baru bisa diterimakan setelah orang menerima
sakramen pembabtisan. Sakramen Babtis menghapuskan segala dosa. Sakramen tobat
menghapus dosa yang telah kita buat tetapi tidak menghapus kerapuhan dan kelemahan kodrat
manusiawi kita yaitu kecenderungan untuk berbuat dosa (concupiscentia). Kita semua dipanggil
untuk kembali pada kekudusan dan kehidupan abadi bermana Allah yang selalu memanggil kita
untuk tinggal bersamanya. Sakramen tobat ini pertama-tama hendak menunjukkan kerahiman
Allah yang besar kepada manusia dan bukan karena dosa-dosa manusia.
Lalu bagaimana dengan tobat batin, apakah pertobatan batin saja sudah cukup untuk
menghapus dosa kita? Sikap tobat mendesak kita agar mengaktualisasikan, mewujudnyatakan
dalam tanda-tanda yang kelihatan dalam karya pertobatan seperti tindakan silih. Pertobatan
mendorong orang berdosa untuk menerima segala sesuatu dengan rela hati, di dalam hatinya ada
penyesalan, di mulutnya ada pengakuan, dalam tindakannya ada kerendahan hati yang mendalam
atau penitensi yang menghasilkan buah. Walaupun hati manusia terkadang lamban dan keras.
Pertobatan hati tetap memerlukan rahmat dari Allah. Bawalah kami kembali kepada-Mu ya Allah
maka kami akan kembali (Rat 5: 21).

Bapak, ibu dan saudara-saudari yang terkasih.

Dosa adalah bentuk penghinaan terhadap Allah dan pemutusan persekutuan dengan Dia.
Persekutuan dengan Gereja juga dirugikan  maka, pertobatan membawa damai dengan Gereja
dan pengampunan dari Allah. Hanya Allah yang mengampuni dosa. Otoritas atau wewenang
mengampuni dosa ini diberikan kepada manusia agar manusia ikut serta melaksanakannya atas
nama-Nya. Tahap-tahap yang harus dilewati dalam menerima sakramen tobat adalah sesal,
mengaku dosa dan berbuat silih. dalam pemeriksaan batin kita harus menghadapi Allah yang
maha rahim, yang mencintaimu dan yang hendak memelukmu dengan hati-Nya. Dengan
mengakukan dosa, itu merupakan tanda bahwa kita memang bersalah. Hal ini menjadi
kesempatan kita untuk merintis pendamaian dengan Allah dan sesama dan diri sendiri dengan
dunia. Dosa itu bersifat mencuri maka silih merupakan bentuk pengembalian dari curian akibat
dosa itu.
Dalam Katekismus Gereja Katolik nomor 1461, disebutkan bahwa Kristus telah
percayakan pelayanan perdamaian kepada Rasul-Rasul-Nya, maka pengganti-penggantinya, para
Uskup dan rekan kerja mereka, para imam, terus melaksanakan pelayanan ini. Para Uskup dan
imam telah menerima wewenang, berkat Sakramen Imamat, untuk mengampuni segala dosa atas
nama Bapa dan Putera dan Roh Kudus. Pada nomor 1464, para imam harus mendorong umat
beriman supaya menerima sakramen-sakramen ini dan menunjukkan kesediannya untuk
menerimkan, kapan saja, kepada warga kristen yang meinta dengan wajar. Dan dalam nomor
1467: setiap imam yang mendengar pengakuan, diwajibkan dengan ancaman siksa yang sangat
berat supaya berdiam diri secara absolut tentang dosa yang diakukan dalam pengakuan. Oleh
karena itu, kita tidak boleh takut dalam mengakukan dosa-dosa kita. Sebab rahasia pengakuan
dosa tidak akan pernah keluar dari kamar pengakuan dosa.

Bapak, ibu dan saudara-saudari yang terkasih.

Demikian, kateksese singkat tentang sakramen tobat. Semoga apa yang telah kita
dapatkan, membantu kita untuk berani dating kepada imam dan mengakukan dosa-dosa kita.
Agar hubungan kita dengan dengan Allah diperdamaikan kembali. Tuhan memberkati kita.
Amin.

Anda mungkin juga menyukai