Anda di halaman 1dari 2

SAKRAMEN TOBAT

1. Pada dasarnya manusia merupakan makhluk yang lemah, tak pernah lepas dari
kesalahan. Di mana pun kita berada, baik di sekolah, dalam hubungan dengan teman,
hingga dalam berelasi dengan orang-orang terdekat, kita pasti pernah melakukan
kesalahan. Memang mengakui kesalahan itu jauh lebih berat dan sulit, namun
demikian dari situ kita justru akan belajar lebih banyak hal.
2. Untuk mau mengakui kesalahan, diperlukan keberanian, menyangkal diri, dan
meninggalkan ego kita. Dengan keberanian menanggalkan ego kita, maka kita akan
mampu mengakui kesalahan kita.
3. Seperti dalam cerita di atas, karena keberaniannya mengakui kesalahannya, ia dapat
kesempatan kedua untuk memperbaiki hidup dan diterima oleh masyarakat di
desanya.
4. Kesalahan si bungsu, antara lain meminta harta warisan, seolah-olah menginginkan
orang tuanya cepat meninggal, meninggalkan orang tua hanya untuk bersenang-
senang, menuruti hawa nafsu dan egonya dengan bermabukmabukan. Kesalahan si
sulung, antara lain memiliki sifat iri hati dengan adiknya, tidak merasakan menjadi
bagian utuh sebagai satu keluarga bersama bapak dan si bungsu.
5. Hal yang baik dari si bungsu, antara lain menyadari bahwa ia bersalah dan berdosa
terhadap Tuhan dan terhadap bapanya, menyesali dosa dan kesalahan yang
dilakukannya, mau bertobat dan kembali kepada bapanya. Hal yang baik dari si
sulung adalah kesetiaan kepada bapanya, pada akhirnya mau menerima adiknya.
6. Dosa merupakan perbuatan melawan cinta kasih Tuhan dan sesama, yang dilakukan
secara sadar, sengaja, dan dalam keadaan bebas.
7. Dosa menyebabkan retaknya bahkan terputusnya relasi manusia dengan Tuhan,
dengan sesama, dan dengan lingkungan. Bertobat berarti berbalik, kembali kepada
Allah, kembali ke jalan menuju Allah.
8. Proses atau tahapan yang biasanya dilalui oleh orang yang bertobat, antara lain:
a. Mengakui dan menyadari kesalahan ataudosa-dosanya,
b. Menyesali semua kesalahan atau dosanya,
c. Berjanji untuk tidak mengulangi lagi atas kesalahan atau dosanya, dan
d. Menyatakan diri sungguh-sungguh bertobat.
9. Sakramen Tobat adalah sakramen yang memberikan berkat pengampunan dan
kesembuhan dari Tuhan kepada anggota Gereja atas dosa-dosa berat dan ringan yang
dibuat setelah menerima sakramen baptis.
10. Langkah-langkah dalam pengakuan dosa antara lain:
a. Di luar ruang pengakuan: melakukan pemeriksaan batin. Orang yang mengaku
dosa diajak untuk mengingat kembali dosa yang telah diperbuat dalam suasana
hening dan berdoa. Mempunyai niat untuk bertobat menyesali dosa-dosa.
b. Di dalam ruang pengakuan: mengakui segala dosa-dosanya, minta
pengampunan dan menerima absolusi (pengampunan atas dosa-dosa yang
dilakukan).
c. Keluar dari ruang pengakuan: melakukan penitensi sebagi silih atas dosa yang
diperbuat. Mengubah sikap dan tutur kata menjadi baik sebagai wujud
pertobatannya.
11. Buah dari sakramen tobat antara lain:
a. Rekonsiliasi dengan Allah.
b. Rekonsiliasi dengan Gereja.
c. Rekonsiliasi dengan semua makhluk dan alam ciptaan.

SAKRAMEN PENGURAPAN ORANG SAKIT


1. Setiap manusia pasti memiliki keterbatasan, baik secara fisik maupun secara
psikis.
2. Ada berbagai sikap atau perasaan yang dapat muncul pada saat kita mengalami
sakit, seperti merasa bersalah, takut, sendirian, terbuang, menyalahkan orang
lain,ditinggalkan keluarga, dan ada pula yang menyesali perbuatan-perbuatannya
yang keliru, banyak berdoa, dan berserah diri kepada Tuhan.
3. Biasanya kita akan merasa iba jika melihat teman atau saudara kita mengalami
penderitaan atau sakit. Hal yang dibutuhkan oleh orang yang sakit adalah
pendampingan, kekuatan, penghiburan, serta doa-doa dari orang-orang yang
dikasihinya.
4. Cara Gereja dalam memperhatikan orang yang sakit adalah dengan memberikan
pendampingan dan melalui pemberian Sakramen Pengurapan Orang Sakit.
5. Simbol utama yang harus kelihatan dalam sakramen ini adalah:
a. Penumpangan tangan (tanda perlindungan, penghiburan, dan penguatan)
b. Pengurapan dengan minyak (tanda kedekatan yang meringankan, tanda
Roh Kudus yang menyatukan manusia dengan Kristus).
6. Mereka yang terlibat dalam penerimaan Sakramen Pengurapan Orang Sakit ,
antara lain:
a. Imam sebagai pemimpin upacara yang melayani sakramen pengurapan
orang sakit.
b. Si sakit yang menderita sakit berat dan sudah dibaptis, dan
c. Umat yaitu keluarga si sakit beserta umat lingkungan setempat, yang
menjadi pendukung si sakit untuk menerima rahmat Tuhan.
7. Makna dari Sakramen Pengurapan Orang Sakit:
a. Menganugerahkan rahmat Roh Kudus yang menjadikan si penderita
mempunyai kekuatan, ketenangan, dan kebesaran hati untuk mengatasi
kesulitan akibat sakitnya.
b. Mengajak si sakit untuk mempersatukan penderitaan dan sakit yang
dialaminya dengan penderitaan Yesus Kristus.
c. Menganugerahkan rahmat gerejani, keikutsertaan dalam penderitaan dan
sengsara Kristus menyucikan dirinya.
d. Menyiapkan orang agar bila akhirnya meninggal, ia menjadi siap dan
layak menghadap Bapa
8. Adapun buah-buah dari Sakramen Pengurapan Orang Sakit antara lain:
a. Mendapatkan kekuatan, ketenangan, dan kebesaran hati dalam mengalami
derita sakit.
b. Membarui iman, harapan kepada Allah, dan menguatkan untuk melawan
segala godaan.
c. Mendapatkan pertolongan Tuhan dalam menghadapi sakitnya.

Anda mungkin juga menyukai