Anda di halaman 1dari 5

7 SAKRAMEN DALAM GEREJA KATOLIK

Nama: OKTAVIANDI 15-4-2020

No Absen: 07

PENGANTAR

1. PENGERTIAN 7 SAKRAMEN
2. 7 SAKREMEN
3. MATERIA DAN FORMA
4. PELAYAN SAKRAMEN
5. TUJUAN DARI SAKRAMEN

1. PENGERTIAN SAKRAMEN

Dalam gereja katolik ada yang namanya SAKRAMEN. Sakramen sendiri mempunyai arti tanda
keselamatan ALLAH sebagai sarana yang di gunakan Gereja untuk keselamatan umat manusia.

2. 7 SAKRAMEN

1. SAKRAMEN BABTIS

Sakramen babtis Secara makna religius sendiri berarti membersihkan diri dari dosa atau
lebih sederhana penyucian dalam kehidupan kekristenan. Pembaptisan adalah sakramen
pertama dan mendasar dalam inisiasi Kristiani. Sakramen ini dilayankan dengan cara
menyelamkan si penerima ke dalam air atau dengan mencurahkan (tidak sekadar
memercikkan) air ke atas kepala si penerima "dalam nama Allah Bapa dan Allah Putra dan
Roh Kudus "

Forma : “.. aku membaptis kamu, dalam Nama Bapa Putra dan Roh Kudus, Amin “

Materia : penumpangan tangan dan air pada dahi atau menenggelamkan ke dalam air

Sakramen babtis dilayani oleh:

Pelayan biasa: uskup, imam atau diakon; tetapi biasanya dikhususkan bagi imam paroki
setempat.

Pelayan luar biasa: umat awam yang didelegasikan oleh uskup, atau siapapun dalam
keadaan darurat.

Tujuan dari baptisan sendiri adalah bukan untuk Keselamatan (Predestinasi), akan tetapi
penyucian hidup dan tanda dari orang tersebut pengikut kristus. Contoh Kasus, Salah
Seorang penjahat di samping Yesus, ia diselamatkan karena anugerah Allah tanpa melalui
proses baptisan. "Kata Yesus kepadanya: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya hari ini
juga engkau akan ada bersama-sama dengan Aku di dalam Firdaus." (Lukas 23:34)

2. SAKRAMEN PENGUATAN (KRISMA)

Sakramen penguatan atau Krisma adalah sakramen ketiga dalam inisiasi Kristiani.
Sakramen ini diberikan dengan cara mengurapi penerimanya dengan Krisma, minyak yang
telah dicampur sejenis balsam, yang memberinya aroma khas minyak (dikenal dengan nama
krisma atau myron) yang telah diberkati oleh uskup dalam perayaan Kamis Putih atau pada
hari yang dekat dengan hari itu. Disertai doa khusus yang menunjukkan bahwa, baik dalam
variasi Barat maupun Timurnya, karunia Roh Kudus menandai si penerima seperti sebuah
meterai. Melalui sakramen ini, rahmat yang diberikan dalam pembaptisan "diperkuat dan
diperdalam".

Forma : penumpangan tangan dan pengurapan minyak krisma pada dahi

Materia: “ terimalah tanda karunia roh kudus, amin”

SAKRAMEN PENGUATAN DILAYANI OLEH:

Pelayan Biasa: uskup, vikaris jendral (vikjen) atau (dalam Gereja Katolik Ritus Timur) imam.

Pelayan Luar biasa: (dalam Gereja Barat) imam yang diberikan wewenang oleh hukum
Gereja atau izin khusus.

Tujuan Sakramen Krisma adalah Gereja menghayati bahwa Roh Kudus hadir untuk
menguduskan, menguatkan dan membaharaui semangat kaum beriman untuk tetap percaya
kepada Allah Bapa dan PutraNya Yesus Kristus, serta setia pula menjakankan seluruh
pengajaranNya demi keselamatan.

3. SAKRAMEN EKARISTI

Ekaristi adalah sakramen (yang kedua dalam inisiasi Kristiani) yang dengannya umat Katolik
mengambil bagian dari Tubuh dan Darah Yesus Kristus serta turut serta dalam pengorbanan
diri-Nya. Aspek pertama dari sakramen ini (yakni mengambil bagian dari Tubuh dan Darah
Yesus Kristus) disebut pula Komuni Suci. Roti (yang harus terbuat dari gandum, dan yang tidak
diberi ragI. Dalam iman Katolik, ditransformasi dalam segala hal kecuali wujudnya yang
kelihatan menjadi Tubuh dan Darah Kristus, perubahan ini disebut transubstansiasi (Roti dan
Anggur).

Forma: semua Doa Syukur Agung.

Materia: Konsekrasi atas roti dan anggur, serta penerimaan komuni.

SAKRAMEN EKARISTI DILAYANI OLEH:

Pelayan biasa: uskup atau imam


Pelayan luar biasa: tidak ada

Ekaristi (pembagian)

Pelayan biasa: Komuni Suci: uskup, imam, atau diakon.

Pelayan luar biasa: akolit yang diberi wewenang (jika klerus tidak mencukupi) umat awam (jika
klerus atau akolit tidak mencukupi)

Ekaristi (pengunjukan):

Pelayan biasa: uskup, imam, atau diakon.

pelayan luar biasa: Komuni Suci atau orang lain yang ditunjuk oleh pejabat gereja lokal.

TUJUAN adalah maka ekaristi bertujuan supaya kita mendapat buah-buah arti penebusan dosa
yaitu keselamatan dan beersatu dengan Kristus

“Barangsiapa makan daging-Ku dan minum darah-Ku, ia tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam
dia. Sama seperti Bapa yang hidup mengutus Aku dan Aku hidup oleh Bapa, demikian juga
barangsiapa yang memakan Aku, akan hidup oleh Aku.” (Yohanes 6:56-57).

4. SAKRAMEN REKONSILIASI (TOBAT)

Sakramen Rekonsiliasi adalah yang pertama dari kedua sakramen penyembuhan, dan juga
disebut Sakramen Pengakuan Dosa, Sakramen Tobat, dan Sakramen Pengampunan. Sakramen
ini adalah sakramen penyembuhan rohani dari seseorang yang telah dibaptis yang terjauhkan
dari Allah karena telah berbuat dosa. Sakramen ini memiliki empat unsur: penyesalan si peniten
(si pengaku dosa) atas dosanya (tanpa hal ini ritus rekonsiliasi akan sia-sia), pengakuan kepada
seorang imam (boleh saja secara spirutual akan bermanfaat bagi seseorang untuk mengaku
dosa kepada yang lain, akan tetapi hanya imam yang memiliki kuasa untuk melayankan
sakramen ini), absolusi (pengampunan) oleh imam, dan penyilihan.

Forma: “ Allah yang berbelas kasih, telah mendamaikan dunia dengan Diri-Nya, melalui wafat
dan kebangkitanNya melalui pelayanan Gereja, Ia menganugrahkan kepada saudara
pengampunan dan damai. Dan dengan ini aku melepaskan saudara dari segala dosa. Dalam
Nama Bapa (+) Putra dan Roh Kudus Amin.

Materia: ungkapan dan pernyataan sesal ,tobat serta pengakuan dosa, dan penguluran tangan,
berkat Tanda Salib oleh Bapa atas kepala peniten.

SAKRAMEN REKONSILIASI (TOBAT) DILAYANI OLEH:

Pelayan Biasa: uskup atau imam

Pelayan luar biasa: tidak ada

Tujuan Sakramen Rekonsiliasi menghasilkan manfaat-manfaat bagi peniten dalam hal rohani
berupa: pembebasan dari hukuman kekal (siksa dosa abadi) yang disebabkan oleh dosa berat.
perdamaian (rekonsiliasi) dengan Gereja dan Allah, di mana peniten memperoleh kembali
rahmat yang sebelumnya hilang akibat dosa.

5. SAKRAMEN PENGURAPAN ORANG SAKIT

Pengurapan Orang Sakit adalah sakramen penyembuhan yang kedua. Dalam sakramen ini
seorang imam mengurapi si sakit dengan minyak yang khusus diberkati untuk upacara ini.
"Pengurapan orang sakit dapat dilayankan bagi setiap umat beriman yang, karena telah
mencapai penggunaan akal budi, mulai berada dalam bahaya yang disebabkan sakit atau usia
lanjut" (kanon 1004; KGK 1514). Baru menderita sakit ataupun makin memburuknya kondisi
kesehatan membuat sakramen ini dapat diterima berkali-kali oleh seseorang.

Forma: “ Semoga dengan pengurapan suci ini, Allah yang maharahim telah menolong saudara
dengan rahmat Roh Kudus. Amin. Semoga Ia membebaskan saudara dari dosa, menganugrahkan
keselamatan, dan berkenan menabahkan hati saudara.amin”

Materia: pengurapan dengan minyak zaitun pada dahi dan kedua telapak tangan

SAKRAMEN PENGURAPAN ORANG SAKIT DILAYANI OLEH:

Pelayan biasa: uskup atau imam.

Pelayan luar biasa: tidak ada.

Tujuan dari Sakramen Pengurapan Orang Sakit ini adalah sebagai pengampun dosa. Segala dosa
akan diampuni dan dihapus atas nama Tuhan Yesus. Kemudian dari sisi manfaat utamanya
sudah pasti mampu memberi rasa yakin untuk ikut bersama satu kesatuan dengan Tuhan Yesus
Kristus.

6. SAKRAMEN IMAMAT

Sakramen Imamat atau Pentahbisan adalah sakramen yang dengannya seseorang dijadikan
uskup, imam, atau diakon, sehingga penerima sakramen ini dibaktikan sebagai citra Kristus.
Hanya uskup yang boleh melayankan sakramen ini. Pentahbisan seseorang menjadi uskup
menganugerahkan kegenapan sakramen Imamat baginya, menjadikannya anggota badan
penerus (pengganti) para rasul, dan memberi dia misi untuk mengajar, menguduskan, dan
menuntun, disertai kepedulian dari semua Gereja. Pentahbisan seseorang menjadi imam
mengkonfigurasinya menjadi Kristus selaku Kepala Gereja dan Imam Agung, serta
menganugerahkan baginya kuasa, sebagai asisten uskup yang bersangkutan, untuk merayakan
sakramen-sakramen dan kegiatan-kegiatan liturgis lainnya, teristimewa Ekaristi. Pentahbisan
seseorang menjadi diakon mengkonfigurasinya menjadi Kristus selaku Hamba semua orang,
menempatkan dia pada tugas pelayanan uskup yang bersangkutan, khususnya pada kegiatan
Gereja dalam mengamalkan cinta-kasih Kristiani terhadap kaum papa dan dalam memberitakan
firman Allah. Orang-orang yang berkeinginan menjadi imam dituntut oleh Hukum Kanonik
(Kanon 1032 dalam Kitab Hukum Kanonik) untuk menjalani suatu program seminari yang
selain berisi studi filsafat dan teologi sampai lulus, juga mencakup suatu program formasi yang
meliputi pengarahan rohani, berbagai retreat, pengalaman apostolat (semacam Kuliah Kerja
Nyata), dst. Proses pendidikan sebagai persiapan untuk pentahbisan sebagai diakon permanen
diatur oleh Konferensi Wali Gereja terkait.

Forma: doa tahbisan yang panjang. Dan masing-masingtahbisan memiliki rumusan doa tahbisan
sendiri.

Materia : penumpangan tangan.

SAKRAMEN IMAMAT DILAYANI OLEH:

Pelayan biasa:
Uskup (untuk alasan keabsahan, sekurang-kurangnya harus ada tiga orang uskup dalam suatu
pentahbisan uskup)

Pelayan luar biasa: tidak ada

Tujuan Sakramen imamat memberikan rahmat Roh Kudus untuk melaksanakan misi mereka yang
ditahbiskan. Rahmat Roh Kudus memberikan daya untuk mencapai tujuan yang menjadi sasaran
pelayanannya demi pelayanan terhadap Tuhan dan terhadap sesama.

7. SAKRAMEN PERKAWINAN

adalah suatu sakramen yang mengkonsekrasi penerimanya guna suatu misi khusus dalam pembangunan
Gereja, serta menganugerahkan rahmat demi perampungan misi tersebut. Sakramen ini, yang dipandang
sebagai suatu tanda cinta-kasih yang menyatukan Kristus dengan Gereja, menetapkan di antara kedua
pasangan suatu ikatan yang bersifat permanen dan eksklusif, yang dimeteraikan oleh Allah. Sakramen ini
dirayakan secara terbuka di hadapan imam (atau saksi lain yang ditunjuk oleh Gereja) serta saksi-saksi lainnya.

Forma: dihadapan para saksi dan imam saya,.. menyatakan dengan tulus iklas bahwa... yang telah hadir disini
sejak saat ini menjadi suami/istri saya. Saya berjanji akan tetap setia kepadanya dalam untung maupun
malang, dan saya mau mencintai dan menghormatinya seumur hidup. Demikianlahjanji saya kepada Allah dan
Injil suci ini.

Materia: pernyataan janji nikah, restu kedua orang tua

SAKRAMEN PERKAWINAN DILAYANI OLEH:

Pelayan Biasa:
suami dan istri (tradisi Barat); imam yang bertugas (tradisi Timur)

Pelayan luar biasa: tidak ada.

Tujuan Perkawinan, adalah "perjanjian antara seorang laki-laki dan seorang perempuan untuk membentuk
kebersamaan hidup". Perkawinan mempunyai tiga tujuan yaitu: kesejahteraan suami-isteri, kelahiran anak,
dan pendidikan anak.

Berbagai sumber:

https://id.wikipedia.org/wiki/Sakramen_(Katolik)#Para_Pelayan-Sakramen_Biasa_dan_Luar_Biasa

https://claravani.blogspot.com/2014/06/forma-dan-materia-7-sakramen-gereja.html

Anda mungkin juga menyukai