Anda di halaman 1dari 7

Sakramen (Katolik) 3.

1 Imamat
Dari Wikipedia Indonesia, ensiklopedia bebas berbahasa Indonesia. 3.2 Pernikahan
Sakramen, sebagaimana difahami oleh Gereja katolik, adalah tanda yang terlihat, yang dapat 4 Validitas dan keabsahan pelayanan sakramen-sakramen
ditangkap oleh panca indera, yang dilembagakan oleh Yesus dan dipercayakan kepada 5 Para Pelayan-Sakramen Biasa dan Luar Biasa
Gereja, sebagai sarana yang dengannya rahmat ilahi diindikasikan oleh tanda yang 6 Pranala luar
diterimakan, yang membantu pribadi penerimanya untuk berkembang dalam kekudusan, dan Sakramen-sakramen Inisiasi
berkontribusi kepada pertumbuhan Gereja dalam amal-kasih dan kesaksian. Pembaptisan
Ketujuh Sakramen oleh Rogier van der Weyden, sekitar 1448. Baptisterium (bejana/ruang/tempat pembaptisan) dalam Katedral St. Rafael,
Meskipun tidak semua pribadi menerima semua sakramen, sakramen-sakramen secara Dubuque, Iowa. Bejana khusus ini diperluas pada tahun 2005 untuk mencakup sebuah kolam
keseluruhan dipandang sebagai sarana penting bagi keselamatan umat beriman, yang kecil bagi pembaptisan selam orang dewasa, delapan sisi pada bejana melambangkan delapan
menganugerahkan rahmat tertentu dari tiap sakramen tersebut, misalnya dipersatukan dengan jiwa yang terselamatkan oleh Bahtera Nuh.
Kristus dan Gereja, pengampunan dosa-dosa, atau pun pengkhususan (konsekrasi) untuk Pembaptisan adalah sakramen pertama dan mendasar dalam inisiasi Kristiani.
suatu pelayanan tertentu. Sakramen ini dilayankan dengan cara menyelamkan si penerima ke dalam air atau dengan
Gereja Katolik mengajarkan bahwa efek dari suatu sakramen itu ada ex opere operato (oleh mencurahkan (tidak sekedar memercikkan) air ke atas kepala si penerima "dalam nama Bapa
kenyataan bahwa sakramen itu dilayankan), tanpa memperhitungkan kekudusan pribadi dan Putera dan Roh Kudus" (Matius 28:19). Pelayan sakramen ini biasanya seorang uskup
pelayan yang melayankannya; kurang layaknya kondisi penerima untuk menerima rahmat atau imam, atau (dalam Gereja Latin, namun tidak demikian halnya dalam Gereja Timur)
yang dianugerahkan tersebut dapat menghalangi efektivitas sakramen itu bagi yang seorang diakon.
bersangkutan; sakramen memerlukan adanya iman, meskipun kata-kata dan elemen-elemen Dalam keadaan darurat, siapapun yang berniat untuk melakukan apa yang
ritualnya, menyuburkan, menguatkan dan memberi ekspresi bagi iman (Kompendium dilakukan Gereja, bahkan jika orang itu bukanlah seorang Kristiani, dapat membaptis.
Katekismus Gereja Katolik, 224). Pembaptisan membebaskan penerimanya dari dosa asal serta semua dosa pribadi
Gereja katolik mengajarkan adanya tujuh sakramen, dan diurutkan dalam Katekismus Gereja dan dari hukuman akibat dosa-dosa tersebut, dan membuat orang yang dibaptis itu
Katolik (KGK) sebagai berikut: mengambil bagian dalam kehidupan Tritunggal Allah melalui "rahmat yang menguduskan"
Pembaptisan: KGK 1213–1284 (rahmat pembenaran yang mempersatukan pribadi yang bersangkutan dengan Kristus dan
Penguatan, juga disebut Krisma (KGK 1289): KGK 1285–1321 Gereja-Nya).
Ekaristi: KGK 1322–1419 Pembaptisan juga membuat penerimanya mengambil bagian dalam imamat Kristus dan
Rekonsiliasi(umumnya disebut "Pengakuan Dosa"):KGK 1422–1498 merupakan landasan komuni (persekutuan) antar semua orang Kristen.
Pengurapan orang sakit: KGK 1499–1532 Pembaptisan menganugerahkan kebajikan-kebajikan "teologis" (iman, harapan dan kasih)
Imamat: KGK 1536–1600 dan karunia-karunia Roh Kudus. Sakramen ini menandai penerimanya dengan suatu meterai
Pernikahan: KGK 1601–1666 rohani yang berarti orang tersebut secara permanen telah menjadi milik Kristus.
Penjelasan tiap sakramen tersebut berikut ini terutama didasarkan atas Kompendium Penguatan
Katekismus Gereja Katolik. Penguatan atau Krisma adalah sakramen kedua dalam inisiasi Kristiani. Sakramen
Daftar isi [sembunyikan] ini diberikan dengan cara mengurapi penerimanya dengan Krisma, minyak yang telah
1 Sakramen-sakramen Inisiasi dicampur sejenis balsam, yang memberinya aroma khas, disertai doa khusus yang
1.1 Pembaptisan menunjukkan bahwa, baik dalam variasi Barat maupun Timurnya, karunia Roh Kudus
1.2 Penguatan menandai si penerima seperti sebuah meterai. Melalui sakramen ini, rahmat yang diberikan
1.3 Ekaristi dalam pembaptisan "diperkuat dan diperdalam" (KGK 1303). Seperti pembaptisan,
2 Sakramen-sakramen Penyembuhan penguatan hanya diterima satu kali, dan si penerima harus dalam keadaan layak (artinya
2.1 Rekonsiliasi bebas dari dosa-maut apapun yang diketahui dan yang belum diakui) agar dapat menerima
2.2 Pengurapan Orang Sakit efek sakramen tersebut. Pelayan sakramen ini adalah seorang uskup yang ditahbiskan secara
3 Sakramen-sakramen Panggilan sah; jika seorang imam (presbiter) melayankan sakramen ini — sebagaimana yang biasa

1
dilakukan dalam Gereja-Gereja Timur dan dalam keadaan-keadaan istimewa (seperti secara spirutual akan bermanfaat bagi seseorang untuk mengaku dosa kepada yang lain, akan
pembabtisan orang dewasa atau seorang anak kecil yang sekarat) dalam Gereja Ritus-Latin tetapi hanya imam yang memiliki kuasa untuk melayankan sakramen ini), absolusi
(KGK 1312–1313) — hubungan dengan jenjang imamat di atasnya ditunjukkan oleh minyak (pengampunan) oleh imam, dan penyilihan.
(dikenal dengan nama krisma atau myron) yang telah diberkati oleh uskup dalam perayaan "Banyak dosa yang merugikan sesama. Seseorang harus melakukan melakukan apa yang
Kamis Putih atau pada hari yang dekat dengan hari itu. Di Timur sakramen ini dilayankan mungkin dilakukannya guna memperbaiki kerusakan yang telah terjadi (misalnya,
segera sesudah pembaptisan. Di Barat, di mana administrasi biasanya dikhususkan bagi mengembalikan barang yang telah dicuri, memulihkan nama baik seseorang yang telah
orang-orang yang sudah dapat memahami arti pentingnya, sakramen ini ditunda sampai si difitnah, memberi ganti rugi kepada pihak yang telah dirugikan). Keadilan yang sederhana
penerima mencapai usia awal kedewasaan; biasanya setelah yang bersangkutan pun menuntut yang sama. Akan tetapi dosa juga merusak dan melemahkan si pendosa sendiri,
diperbolehkan menerima sakramen Ekaristi, sakramen ketiga dari inisiasi Kristiani. Kian serta hubungannya dengan Allah dan sesama. Si pendosa yang bangkit dari dosa tetap harus
lama kian dipulihkan urut-urutan tradisional sakramen-sakramen inisiasi ini, yakni diawali memulihkan sepenuhnya kesehatan rohaninya dengan melakukan lagi sesuatu untuk
dengan pembaptisan, kemudian penguatan, barulah Ekaristi. memperbaiki kesalahannya: dia harus 'melakukan silih bagi' atau 'memperbaiki kerusakan
Ekaristi akibat' dosa-dosanya. Penyilihan ini juga disebut 'penitensi'" (KGK 1459). Pada awal abad-
Ekaristi adalah sakramen (yang ketiga dalam inisiasi Kristiani) yang dengannya abad Kekristenan, unsur penyilihan ini sangat berat dan umumnya mendahului absolusi,
umat Katolik mengambil bagian dari Tubuh dan Darah Yesus Kristus serta turut serta dalam namun sekarang ini biasanya melibatkan suatu tugas sederhana yang harus dilaksanakan oleh
pengorbanan diri-Nya. Aspek pertama dari sakramen ini (yakni mengambil bagian dari si peniten, untuk melakukan beberapa perbaikan dan sebagai suatu sarana pengobatan untuk
Tubuh dan Darah Yesus Kristus) disebut pula Komuni Suci. Roti (yang harus terbuat dari menghadapi pencobaan selanjutnya.
gandum, dan yang tidak diberi ragi dalam ritus Latin, Armenia dan Ethiopia, namun diberi Imam yang bersangkutan terikat oleh "meterai pengakuan dosa", yang tak boleh dirusak.
ragi dalam kebanyakan Ritus Timur) dan anggur (yang harus terbuat dari buah anggur) yang "Oleh karena itu, benar-benar salah bila seorang konfesor (pendengar pengakuan) dengan
digunakan dalam ritus Ekaristi, dalam iman Katolik, ditransformasi dalam segala hal kecuali cara apapun mengkhianati peniten, untuk alasan apapun, baik dengan perkataan maupun
wujudnya yang kelihatan menjadi Tubuh dan Darah Kristus, perubahan ini disebut dengan jalan lain" (kanon 983 dalam Hukum Kanonik). Seorang konfesor yang secara
transubstansiasi. Hanya uskup atau imam yang dapat menjadi pelayan Sakramen Ekaristi, langsung merusak meterai sakramental tersebut otomatis dikenai ekskomunikasi (hukuman
dengan bertindak selaku pribadi Kristus sendiri. Diakon serta imam biasanya adalah pelayan pengucilan) yang hanya dapat dicabut oleh Tahta Suci (kanon 1388).
Komuni Suci, umat awam dapat diberi wewenang dalam lingkup terbatas sebagai pelayan Pengurapan Orang Sakit
luar biasa Komuni Suci. Ekaristi dipandang sebagai "sumber dan puncak" kehidupan Pengurapan Orang Sakit adalah sakramen penyembuhan yang kedua. Dalam
Kristiani, tindakan pengudusan yang paling istimewa oleh Allah terhadap umat beriman dan sakramen ini seorang imam mengurapi si sakit dengan minyak yang khusus diberkati untuk
tindakan penyembahan yang paling istimewa oleh umat beriman terhadap Allah, serta upacara ini. "Pengurapan orang sakit dapat dilayankan bagi setiap umat beriman yang, karena
sebagai suatu titik dimana umat beriman terhubung dengan liturgi di surga. Betapa telah mencapai penggunaan akal budi, mulai berada dalam bahaya yang disebabkan sakit
pentingnya sakramen ini sehingga partisipasi dalam perayaan Ekaristi (Misa) dipandang atau usia lanjut" (kanon 1004; KGK 1514). Baru menderita sakit ataupun makin
sebagai kewajiban pada setiap hari Minggu dan hari raya khusus, serta dianjurkan untuk hari- memburuknya kondisi kesehatan membuat sakramen ini dapat diterima berkali-kali oleh
hari lainnya. Dianjurkan pula bagi umat yang berpartisipasi dalam Misa untuk, dalam kondisi seseorang.
rohani yang layak, menerima Komuni Suci. Menerima Komuni Suci dipandang sebagai Dalam tradisi Gereja Barat, sakramen ini diberikan hanya bagi orang-orang yang berada
kewajiban sekurang-kurangnya setahun sekali selama masa Paskah. dalam sakratul maut, sehingga dikenal pula sebagai "Pengurapan Terakhir", yang dilayankan
Sakramen-sakramen Penyembuhan sebagai salah satu dari "Ritus-Ritus Terakhir". "Ritus-Ritus Terakhir" yang lain adalah
Rekonsiliasi/Tobat pengakuan dosa (jika orang yang sekarat tersebut secara fisik tidak memungkinkan untuk
Sakramen rekonsiliasi adalah yang pertama dari kedua sakramen penyembuhan, mengakui dosanya, maka minimal diberikan absolusi, yang tergantung pada ada atau
dan juga disebut Sakramen Pengakuan Dosa, Sakramen Tobat, dan Sakramen tidaknya penyesalan si sakit atas dosa-dosanya), dan Ekaristi, yang bilamana dilayankan
Pengampunan(KGK 1423–1424). Sakramen ini adalah sakramen penyembuhan rohani dari kepada orang yang sekarat dikenal dengan sebutan "Viaticum", sebuah kata yang arti aslinya
seseorang yang telah dibaptis yang terjauhkan dari Allah karena telah berbuat dosa. dalam bahasa Latin adalah "bekal perjalanan".
Sakramen ini memiliki empat unsur: penyesalan si peniten (si pengaku dosa) atas dosanya Sakramen-sakramen Panggilan
(tanpa hal ini ritus rekonsiliasi akan sia-sia), pengakuan kepada seorang imam (boleh saja Imamat

2
Imamat atau Pentahbisan adalah sakramen yang dengannya seseorang dijadikan terkait dalam Gereja Katolik. Jika salah satu dari keduanya adalah seorang non-Kristen
uskup, imam, atau diakon, sehingga penerima sakramen ini dibaktikan sebagai citra Kristus. (dalam arti belum dibaptis), maka diperlukan izin dari pihak berwenang terkait demi sahnya
Hanya uskup yang boleh melayankan sakramen ini. pernikahan.
Pentahbisan seseorang menjadi uskup menganugerahkan kegenapan sakramen Imamat Validitas dan keabsahan pelayanan sakramen-sakramen
baginya, menjadikannya anggota badan penerus (pengganti) para rasul, dan memberi dia misi Sebagaimana dijelaskan di atas, efek dari sakramen-sakramen timbul ex opere
untuk mengajar, menguduskan, dan menuntun, disertai kepedulian dari semua Gereja. operato (oleh kenyataan bahwa sakramen-sakramen tersebut dilayankan). Karena Kristus
Pentahbisan seseorang menjadi imam mengkonfigurasinya menjadi Kristus selaku Kepala sendiri yang bekerja melalui sakramen-sakramen, maka efektivitas sakramen-sakramen tidak
Gereja dan Imam Agung, serta menganugerahkan baginya kuasa, sebagai asisten uskup yang tergantung pada kelayakan si pelayan.
bersangkutan, untuk merayakan sakramen-sakramen dan kegiatan-kegiatan liturgis lainnya, Meskipun demikian, sebuah pelayanan sakramen yang dapat dipersepsi akan invalid, jika
teristimewa Ekaristi. orang yang bertindak selaku pelayan tidak memiliki kuasa yang diperlukan untuk itu,
Pentahbisan seseorang menjadi diakon mengkonfigurasinya menjadi Kristus selaku Hamba misalnya jika seorang diakon merayakan Misa. Sakramen-sakramen juga invalid jika
semua orang, menempatkan dia pada tugas pelayanan uskup yang bersangkutan, khususnya "materi" atau "formula"nya kurang sesuai dari pada yang seharusnya. Materi adalah benda
pada Kegiatan Gereja dalam mengamalkan cinta-kasih Kristiani terhadap kaum papa dan material yang dapat dipersepsi, seperti air (bukannya anggur) dalam pembaptisan atau roti
dalam memberitakan firman Allah. dari tepung gandum dan anggur dari buah anggur (bukannya kentang dan bir) untuk Ekaristi,
Orang-orang yang berkeinginan menajdi imam dituntut oleh Hukum Kanonik (Kanon 1032 atau tindakan yang nampak. Formula adalah pernyataan verbal yang menyertai pemberian
dalam Kitab Hukum Kanonik) untuk menjalani suatu program seminari yang selain berisi materi, seperti (dalam Gereja Barat), "N., Aku membaptis engkau dalam nama Bapa, dan
studi filsafat dan teologi sampai lulus, juga mencakup suatu program formasi yang meliputi Putera, dan Roh Kudus". Lebih jauh lagi, jika si pelayan positif mengeluarkan beberapa
pengarahan rohani, berbagai retreat, pengalaman apostolat (semacam Kuliah Kerja Nyata), aspek esensial dari sakramen yang dilayankannya, maka sakramen tersebut invalid. Syarat
dst. Proses pendidikan sebagai persiapan untuk pentahbisan sebagai diakon permanen diatur terakhir berada di balik penilaian Tahta Suci pada tahun 1896 yang menyangkal validitas
oleh Konferensi Wali Gereja terkait. imamat Anglikan.
Pernikahan Sebuah sakramen dapat dilayankan secara valid, namun tidak sah, jika suatu syarat yang
Pernikahan atau Perkawinan, seperti Imamat, adalah suatu sakramen yang diharuskan oleh hukum tidak dipenuhi. Kasus-kasus yang ada misalnya pelayanan sakramen
mengkonsekrasi penerimanya guna suatu misi khusus dalam pembangunan Gereja, serta oleh seorang imam yang tengah dikenai hukuman ekskomunikasi atau suspensi, dan
menganugerahkan rahmat demi perampungan misi tersebut. Sakramen ini, yang dipandang pentahbisan uskup tanpa mandat dari Sri Paus.
sebagai suatu tanda cinta-kasih yang menyatukan Kristus dengan Gereja, menetapkan di Hukum kanonik merinci halangan-halangan (impedimenta) untuk menerima sakramen
antara kedua pasangan suatu ikatan yang bersifat permanen dan eksklusif, yang dimeteraikan imamat dan pernikahan. Halangan-halangan sehubungan dengan sakramen imamat hanya
oleh Allah. Dengan demikian, suatu pernikahan antara seorang pria yang sudah dibaptis dan menyangkut soal keabsahannya, tetapi "suatu halangan yang bersifat membatalkan dapat
seorang wanita yang sudah dibaptis, yang dimasuki secara sah dan telah disempurnakan menjadikan seseorang tidak berkapasitas untuk secara valid untuk mengikat suatu janji
dengan persetubuhan, tidak dapat diceraikan. pernikahan" (kanon 1073).
Sakramen ini menganugerahkan kepada pasangan yang bersangkutan rahmat yang mereka Dalam Gereja Latin, hanya Tahta Suci yang secara otentik dapat mengeluarkan pernyataan
perlukan untuk mencapai kekudusan dalam kehidupan perkawinan mereka serta untuk bilamana hukum ilahi melarang atau membatalkan suatu pernikahan, dan hanya Tahta Suci
menghasilkan dan mengasuh anak-anak mereka dengan penuh tanggung jawab. Sakramen yang berwenang untuk menetapkan bagi orang-orang yang sudah dibaptis halangan-halangan
ini dirayakan secara terbuka di hadapan imam (atau saksi lain yang ditunjuk oleh Gereja) pernikahan (kanon 1075). Adapun masing-masing Gereja Katolik Ritus Timur, setelah
serta saksi-saksi lainnya, meskipun dalam tradisi teologis Gereja Latin yang melayankan memenuhi syarat-syarat tertentu termasuk berkonsultasi dengan (namun tidak harus
sakramen ini adalah kedua pasangan yang bersangkutan. memperoleh persetujuan dari) Tahta Suci, dapat menetapkan halangan-halangan (Hukum
Demi kesahan suatu pernikahan, seorang pria dan seorang wanita harus mengutarakan niat Kanonik Gereja-Gereja Timur, kanon 792).
dan persetujuan-bebas (persetujuan tanpa paksaan) masing-masing untuk saling memberi diri Jika suatu halangan timbulnya hanya karena persoalan hukum Gerejawi belaka, dan
seutuhnya, tanpa memperkecualikan apapun dari hak-milik esensial dan maksud-maksud bukannya menyangkut hukum ilahi, maka Gereja dapat memberikan dispensasi dari halangan
perkawinan. Jika salah satu dari keduanya adalah seorang Kristen non-Katolik, maka tersebut.
pernikahan mereka hanya dinyatakan sah jika telah memperoleh izin dari pihak berwenang

3
Syarat-syarat bagi validitas pernikahan seperti cukup umur (kanon 1095) serta bebas dari Simbol : menghadirkan secara nyata apa yang ditandakannya.
paksaan (kanon 1103), dan syarat-syarat bahwa, normalnya, mengikat janji pernikahan Tanda : tidak menghadirkan secara nyata apa yang ditandakannya, hanya memberikan
dilakukan di hadapan pejabat Gereja lokal atau imam paroki atau diakon yang mewakili gambaran.
mereka, dan di hadapan dua orang saksi (kanon 1108), tidaklah digolongkan dalam Hukum Pengertian Sakramen: Tanda rahmat / keselamatan yang kelihatan, yang menghadirkan
Kanonik sebagai halangan, tetapi sama saja efeknya. rahmat yang tidak kelihatan.
Ada tiga sakramen yang tidak boleh diulangi: Pembaptisan, Penguatan dan Imamat: efeknya Sakramen adalah tanda keselamatan/rahmat dan kehadiran Tuhan dalam hidup manusia
bersifat permanen. Ajaran ini telah diekspresikan di Barat dengan citra-citra dari karakter Yesus Kristus adalah SAKRAMEN DASAR, karena seluruh hidup Yesus Kristus
atau tanda, dan di Timur dengan sebuah meterai (KGK 698). Akan tetapi, jika ada keraguan menghadirkan Allah kepada manusia. Rahmat dan kasih Allah menjadi nyata dalam diri
mengenai validitas dari pelayanan satu atau lebih sakramen-sakramen tersebut, maka dapat Yesus Kristus.
digunakan suatu formula kondisional pemberian sakramen misalnya: "Jika engkau belum Rahmat dalam sakramen hanya akan menjadi efektif jika penerima sakramen memiliki
dibaptis, aku membaptis engkau …" iman dan keadaan batin yang siap dalam pelaksanaannya.
Para Pelayan-Sakramen Biasa dan Luar Biasa Mengapa 7 Sakramen? 7 Sakramen dipilih karena ketujuh sakramen tersebut mewakili
Pelayan Biasa Pelayan Luar Biasa seluruh hidup manusia, dan karena angka tujuh merupakan angka sempurna yang memiliki
Pembaptisan :uskup, imam atau diakon; tetapi biasanya dikhususkan bagi imam paroki makna khusus.
setempat umat awam yang didelegasikan oleh uskup, atau siapapun dalam keadaan darura 7 Sakramen dalam Gereja Katolik:
Penguatan :uskup, vikaris jendral (vikjen) atau (dalam Gereja Katolik Ritus Timur) imam 1) Sakramen Baptis
(dalam Gereja Barat) imam yang diberikan wewenang oleh hukum Gereja atau izin khusu 2) Sakramen Ekaristi
Ekaristi :uskup atau imam tidak ada Ekaristi (pembagian) – Komuni Suci uskup, 3) Sakramen Krisma/Penguatan
imam, atau daikon akolit yang diberi wewenang (jika klerus tidak mencukupi) umat awam 4) Sakramen Tobat/Pengakuan Dosa
(jika klerus atau akolit tidak mencukupi) Ekaristi (pengunjukan) uskup, imam, atau 5) Sakramen Pengurapan Orang Sakit/ Minyak Suci
daikon pelayan luar biasa Komuni Suci atau orang lain yang ditunjuk oleh pejabat gereja 6) Sakramen Perkawinan
lokal 7) Sakramen Imamat
Rekonsiliasi :uskup atau imam tidak ada Sakramen yang hanya dapat diterimakan satu kali seumur hidup:
Pengurapan Orang Sakit :uskup atau imam tidak ada Sakramen Baptis
Imamat :Uskup (untuk alasan keabsahan, sekurang-kurangnya harus ada tiga orang uskup Sakramen Krisma
dalam suatu pentahbisan uskup) tidak ada Sakramen Imamat
Pernikahan :suami dan isteri (tradisi Barat); imam yang bertugas (tradisi Timur) tidak ada Sakramen mempunyai 3 Aspek Simbolis:
Pranala luar Aspek Antropologis
(en)Katekismus Gereja Katolik mengenai Ketujuh Sakramen Adalah aspek yang berhubungan dengan sifat manusiawi atau kemanusiaan manusia.
(en)Tanda-Tanda dan Instrumen-Instrumen Rahmat Allah dari Ketujuh Sakramen Katolik Dalam setiap sakramen ada Materi (Tanda/Perbuatan) dan Forma ( Kata) yang dapat
Kategori: Sakramen Katolik dipahami (atau diindera) manusia.
Artikel Pembicaraan Sunting↑ Versi terdahulu Aspek Kristologis
Sekilas Tentang Sakramen Adalah aspek yang bersumber pada Kristus sebagai asal dari semua sakramen karena Kristus
I. Sakramen Pada Umumnya adalah Sakramen Dasar.
Setiap manusia adalah mahluk simbolis dan ekspresif. Aspek Eklesiologis
Artinya kehidupan manusia tidak akan pernah lepas dari penggunaan simbol dan tanda. Adalah aspek yang berhubungan dengan Gereja sebagai pelaksana sakramen berdasarkan
Manusia mengekspresikan dirinya melalui simbol dan tanda. perintah Kristus, dan sebagai jemaat.
Oleh karena itu Allah mengkomunikasikan diri-Nya melalui bahasa manusia agar manusia Gereja adalah sakramen keselamatan karena Gereja adalah tanda persatuan mesra dengan
mengenal dirinya lewat simbol dan tanda yang dapat dimengerti manusia. Allah dan kesatuan seluruh umat manusia.
Perbedaan Simbol dan Tanda Gereja menghadirkan Kristus.

4
Kristus menghadirkan Allah. 5. dimeteraikan secara kekal dalam sebuah meterai rohani yang tak terhapuskan, sebagai
II. Sakramen Baptis bagian dari Kristus.
Sakramen baptis adalah sakramen pertama yang diterima oleh seorang yang hendak Macam-Macam Baptisan:
menjadi anggota Gereja Katolik. @ Baptisan bayi : baptisan yang diterima saat masih bayi
Sakramen baptis adalah sakramen pertama dalam inisiasi Katolik. @ Baptisan dewasa: baptisan yang diterima saat sudah dewasa
Inisiasi adalah penerimaan seseorang masuk ke dalam atau menjadi anggota kelompok @ Baptisan rindu: saat seseorang ingin dibaptis dan ingin menjadi anggota Gereja Katolik,
tertentu. menjalani masa katekumenat namun sebelum dibaptis, ia sudah meninggal. Maka ia sudah
Sakramen Inisiasi dalam Gereja Katolik: menerima baptisan rindu
Sakramen Baptis @ Baptisan darah: saat seseorang ingin dibaptis dan ingin menjadi anggota Gereja Katolik,
Sakramen Ekaristi menjalani masa katekumenat namun sebelum dibaptis, ia sudah meninggal karena membela
Sakramen Krisma imannya.
3 Tahap Inisiasi Katolik Perbedaan Baptisan Yesus dan Baptisan kita
1) Masa pra-katekumenat/simpatisan menjadi Katekumen Kitab Suci pernah menceritakan bahwa Yesus dibaptis di sungai Yordan oleh Yohanes
Masa pemurnian motivasi calon, dituntut pertobatan dan iman pembabptis.
2) Masa Katekumen menjadi Calon Baptis Baptisan Yesus dan baptisan yang kita terima tidak sama.
Masa perkembangan iman calon baptis, merupakan masa pengajaran dan pembinaan iman @ Baptisan kita adalah baptisan pertobatan sedangkan baptisan Yesus adalah bentuk
3) Masa Calon Baptis menjadi Baptisan baru solidaritas Yesus dengan manusia yang selalu berdosa. Yesus tidak membutuhkan
Masa persiapan baptisan dan penerimaan menjadi angota Gereja Katolik pertobatan, karena Yesus adalah Allah yang menjadi manusia (sama dalam segala hal dengan
Sesudah dibaptis, para baptisan baru menerima/mengalami masa pembinaaan iman manusia kecuali dalam hal dosa).
sebagai baptisan baru yang disebut mistagogi. III. Sakramen Ekaristi
Untuk dibaptis, seseorang harus percaya dan beriman kepada Kristus. Sakramen Ekaristi adalah perjamuan syukur.
Percaya kepada Kristus berarti hidup sesuai dengan ajaran Kristus dalam kehidupan sehari- Sebelum menderita sengsara dan wafat, Yesus merayakan perjamuan malam terakhir
hari. bersama murid-murid-Nya.
Melalui sakramen baptis sesorang dilahirkan kembali dalam air dan Roh. Perjamuan Malam Terakhir adalah asal dari Ekaristi.
Lilin bernyala yang diterima oleh baptisan baru dalam upacara sakramen baptis merupakan Perjamuan Malam Terakhir dilakukan Yesus dan murid-murid-Nya untuk memperingati
lambang baptisan baru yang sudah diterangi oleh Kristus dan harus senantiasa berusaha hidup Perjamuan Paskah Yahudi.
dalam terang Kristus. Yesus mengubahnya menjadi sebuah perjamuan syukur bagi murid-murid-Nya, dan
Materi dan Forma Sakramen Baptis sebagai tanda perpisahan kepada mereka.
Materi: Air Dalam Perjamuan Terakhir bersama para murid,Yesus mengucap syukur dan dan
Forma: “Aku membaptis kamu dalam nama Bapa, Putera, dan Roh Kudus. memberikan pesan “Inilah Tubuh-Ku yang diserahkan bagi kamu, perbuatlah ini menjadi
Buah Atau Rahmat Sakramen Baptis: kenangan akan Aku”. Ia juga berkata “Cawan in adalah perjanjian baru oleh darah-Ku, yang
1. mendapat pengampunan dari segala dosa, baik dosa asal maupun dosa yang dibuatnya. ditumpahkan bagimu”. Ia juga memberikan perintah untuk melakukan hal itu sebagai
2. menjadi “ciptaan baru” dan dilantik menjadi anak Allah. kenangan akan diri-Nya “perbuatlah ini menjadi peringatan akan Daku”.
3. memperoleh rahmat pengudusan yang; Perjamuan Tuhan diteruskan oleh Gereja dalam perjamuan ekaristi (sakramen ekaristi)
membuatnya sanggup semakin percaya kepada Allah, berharap kepada-Nya, dan Perjamuan Ekaristi adalah peringatan syukur untuk mengenangkan dan sekaligus
mencintai-Nya. menghadirkan kembali Yesus yang mempersembahkan diri-Nya dalam kematian di salib
Membuatnya hidup di bawah bimbingan dan dorongan Roh Kudus. demi keselamatan manusia, sesuai dengan perintah Yesus.
Membuatnya sanggup bertumbuh dalam kebaikan Kata Ekaristi berasal dari kata ‘eukharistia’ yang artinya puji syukur.
4. digabungkan menjadi anggota Gereja, sebagai bagian dari Tubuh Mistik Kristus. Ekaristi merupakan kehadiran Kristus melalui kekuatan Sabda-Nya dan Roh Kudus.
Kehadiran Kristus paling nyata dapat dirasakan dalam sakramen Ekaristi.

5
Bagian terpenting dalam sakramen ekaristi adalah DOA SYUKUR AGUNG. Pada dasarnya setiap manusia tidak menghendaki berbuat dosa, namun memiliki
Skema besar Perayaan Ekaristi terdiri dari: kecenderungan untuk berdosa.
1. Ritus Pembukaan Sebuah tindakan yang dikatakan sebagai dosa, jika dilakukan secara sadar, dengan sengaja
2. Liturgi Sabda (diinginkan), dan dalam keadaan bebas, akan berakibat merugikan orang lain dan drinya
3. Liturgi Ekaristi sendiri serta merusak hubungan dengan Tuhan.
4. Ritus Penutup Akan tetapi, Allah kita adalah Allah yang mengampuni.
Materi dan Forma Sakramen Ekaristi Allah selalu memberikan kebebasan (kehendak bebas) kepada manusia. Manusia dapat
Materi: Roti dan Anggur secara bebas memilih untuk hidup bersama-Nya dengan penuh kelimpahan stsu terpisah
Forma: dengan-Nya.
“Inilah Tubuh-Ku yang diserahkan bagi kamu, perbuatlah ini menjadi kenangan akan Lewat perbuatan dosa, manusia memilih untuk memisahkan diri dari Allah dan hidup
Aku” menurut kehendaknya sendiri tanpa rahmat Allah.
“Cawan in adalah perjanjian baru oleh darah-Ku, yang ditumapahkan bagimu” Akibat dosa, manusia kehilangan rahmat Allah yang pernah ia terima dalam sakramen
“...perbuatlah ini menjadi peringatan akan Daku”. baptis. Ia tidak layak lagi disebut sebagai anak Allah. Selain itu, dosa ikut mengotori kesucian
IV. Sakramen Krisma Gereja Kristus. Relasi dengan sesama pun ikut rusak.
Peralihan dari masa kanak-kanak ke kedewasaan bagi banyak budaya merupakan hal Jika seseorang bertobat maka, ia pun berdamai kembali dengan Allah, Gereja, dan sesama.
penting. Gereja melalui mereka yang memiliki kuasa para rasul, menjadi saluran rahmat
Kedewasaan bukan hanya secara fisik, namun juga keseluruhan diri. pengampunan dan pendamaian Allah dalam sakramen pengakuan dosa atau sakramen tobat.
Demikian juga dalam hal iman. Sakramen Krisma merupakan tanda kedewasaan iman Yang dituntut dalam sakramen tobat adalah bukan hanya sekadar rasa sesal dan air mata,
seseorang. melainkan “metanoia’.
Bersama sakramen Baptis dan sakramen Ekaristi, sakramen Krisma merupakan inisiasi Metanoia berarti perubahan hati dan seluruh sikap hidup.
Katolik. Yang diminta Allah dari manusia adalah niat baik dan usaha pertobatan yang dilakukan
Penerimaan sakramen Krisma melengkapi rahmat pembaptisan, dan menyempurnakan manusia.
inisiasi. Allah selalu siap menerima orang yang bertobat.
Melalui sakramen Krisma, seseorang diikat secara kebih kuat dan sempurna dengan Gereja Langkah-langkah pertobatan seseorang:
serta diperkaya dengan daya kekutan Roh Kudus. 1) Menyadari dan mengakui dosa
Konsekuensi dari sakramen Krisma adalah tanggung jawab iman dan semakin wajib untuk 2) Menyesali dosa
menyebarluaskan dan membela iman sebagai saksi Kristus. 3) Berniat untuk tidak berbuat dosa lagi
Rahmat Dalam Sakramen Krisma 4) Mohon ampun
1) Menjadikan kita sungguh anak Allah. 5) Mau menghidupi cara hidup yang baru
2) Menyatukan lebih teguh dengan Kristus. Katekese Singkat
3) Menambahkan karunia Roh Kudus ke dalam diri kita. Sebuah Tinjauan Singkat tentang Iman Katolik dengan ayat-ayat Kitab Suci
4) Mengikat kita lebih sempurna dengan Gereja. oleh: Romo Francis J. Peffley
5) Menganugerahkan kepada kita kekuatan Roh Kudus. Bagian II : Sakramen-Sakramen Gereja
Materi dan Forma Sakramen Krisma Sakramen adalah tanda kelihatan yang ditetapkan oleh Kristus untuk memberikan
Materi: Minyak Krisma (Minyak Zaitun) rahmat. Masing-masing sakramen memiliki ritus perayaan, yaitu perkataan dan perbuatan
Forma: “Semoga dimeterai oleh karunia Allah, Roh Kudus”. tertentu (Katekismus 1234). Perkataan adalah rumusan kata-kata yang digunakan dalam
V. Sakramen Tobat pemberian sakramen; perbuatan meliputi penuangan air dalam Sakramen Pembaptisan,
Dosa adalah perbuatan melawan cinta kasih Tuhan dan sesama. pengurapan dengan minyak dalam Sakramen Penguatan dan Pengurapan Orang Sakit,
Setiap dosa berarti manusia menjauhkan diri dari Tuhan dan mendekatkan diri pada penumpangan tangan dalam Sakramen Tahbisan/Imamat, konsekrasi roti dan anggur dalam
ciptaan.

6
Sakramen Ekaristi, pertobatan dalam Sakramen Pengakuan Dosa dan kesepakatan dilakukan setelah Baptis. Ketika mengaku dosa, umat beriman harus mengakui semua dosa-
perkawinan dalam Sakramen Perkawinan bagi pasangan yang memilih untuk menikah. dosa berat yang disadarinya, menurut jenisnya (misalnya perzinahan atau pencurian) serta
SAKRAMEN PEMBAPTISAN: Sakramen Pembaptisan (Mat 28:19, Yoh 3:5) adalah jumlahnya (misalnya satu kali, beberapa kali, atau sering kali). Setelah mengakui segala
sakramen pertama yang kita terima. Umat beriman wajib menerima Pembaptisan sebelum dosa-dosamu, kamu mendengarkan nasehat-nasehat yang diberikan imam, mengucapkan doa
menerima sakramen-sakramen yang lain. Pembaptisan mengampuni dosa asal, semua dosa tobat, menerima absolusi (pengampunan Kristus) dari imam, meninggalkan kamar
pribadi, serta mengalirkan rahmat pengudusan ke dalam jiwa (Yeh 36:25-26, Kis 2:38, 22:16, pengakuan, serta melakukan penitensimu.
1Kor 6:11, Gal 3:26-27). Pembaptisan menganugerahkan jasa-jasa wafat Kristus di salib ke Imam diwajibkan dengan ancaman siksa yang sangat berat, supaya berdiam diri secara
dalam jiwa kita, serta membersihkan kita dari dosa. Pembaptisan menjadikan kita anak-anak absolut, untuk tidak mengungkapkan apa pun yang telah ia dengar dalam pengakuan. Rahasia
Allah, saudara-saudara Kristus, dan kanisah Roh Kudus. Pembaptisan hanya diterimakan pengakuan ini dinamakan `meterai sakramental'. Seorang imam lebih suka dipenjarakan atau
satu kali untuk selamanya namun meninggalkan meterai rohani yang tidak dapat dihapuskan. bahkan mati daripada mengungkapkan dosa-dosa yang diakukan umat kepadanya. (Luk 15,
SAKRAMEN PENGUATAN: (Kis 2: 14-18, 9:17-19, 10:45, 19:5-6, Titus 3:4-8) Sakramen Yeh 33).
Penguatan menjadikan kita dewasa secara rohani dan menjadikan kita saksi-saksi Kristus. SAKRAMEN PENGURAPAN ORANG SAKIT: Bantuan Tuhan melalui kekuatan Roh-Nya
Penguatan hanya diterimakan satu kali untuk selamanya namun meninggalkan meterai rohani hendak membawa orang sakit menuju kesembuhan jiwa, tetapi juga menuju kesembuhan
yang tidak dapat dihapuskan. badan, kalau itu sesuai dengan kehendak Allah. Dan “jika ia telah berbuat dosa, maka
SAKRAMEN EKARISTI: (Yoh 6: 25-71, Mat 26:26-28, 1Kor 11:23-26, Luk 24:30-31) dosanya itu akan diampuni” (Mrk 6:13, Yak 5:14-15).
Sakramen Ekaristi disebut juga Sakramen Maha Kudus atau Komuni Kudus. Ekaristi
bukanlah sekedar lambang belaka, tetapi adalah sungguh Tubuh, Darah, Jiwa dan Keallahan SAKRAMEN TAHBISAN: (Kej 14:18, Ibr 5:5-10, Luk 22:19, Kis 6:6, 14: 23). Tahbisan
Yesus Kristus. Dalam mukjizat Perayaan Ekaristi, imam mengkonsekrasikan roti dan anggur memungkinkan para Rasul Kristus dan penerus-penerus mereka untuk menerimakan
menjadi Tubuh dan Darah Kristus dengan kata-kata penetapan yang diambil dari Kitab Suci: Sakramen-sakramen. Ada tiga jenjang Sakramen Tahbisan: diakon, imam, dan uskup. Hanya
"Inilah tubuh-Ku, yang diserahkan bagi kamu; perbuatlah ini menjadi peringatan akan Aku!" para imam dan uskup yang boleh menerimakan Sakramen Pengakuan serta
Demikian juga Ia mengambil cawan, sesudah makan, lalu berkata: "Cawan ini adalah mempersembahkan Kurban Misa.
perjanjian baru yang dimeteraikan oleh darah-Ku; perbuatlah ini, setiap kali kamu Mengapa kita memanggil para imam dengan sebutan Romo (=bapa)? Para imam adalah bapa
meminumnya, menjadi peringatan akan Aku!" (1Kor 11:23-25). Misa disebut kurban karena rohani Gereja. Mereka mempersembahkan hidup mereka bagi Gereja dengan mewartakan
Misa menghadirkan secara tak berdarah kurban Kristus yang wafat disalib satu kali untuk Injil dan menganugerahkan pengampunan Tuhan melalui sakramen-sakramen (1Kor 4:14-
selamanya. Kristus mengatakan: “Akulah roti hidup yang telah turun dari sorga. Jikalau 15, 1Tes 2:8-12).
seorang makan dari roti ini, ia akan hidup selama-lamanya, dan roti yang Kuberikan itu ialah Mengapa para imam hidup selibat? Para imam hidup seturut teladan dan ajaran Yesus Kristus
daging-Ku, yang akan Kuberikan untuk hidup dunia." (Yoh 6:48-52). (imam yang selibat), untuk mengurbankan kehidupan berkeluarga demi Kerajaan Allah (Mat
Jika kita melakukan dosa berat, kita harus mengakukan dosa kita terlebih dahulu sebelum 19:12, Luk 18:29-30, 1Kor 7).
menerima Komuni Kudus, jika tidak, Komuni Kudus bukannya mendatangkan rahmat bagi SAKRAMEN PERKAWINAN: (Mrk 10:2-12, Ef 5:22-33) Sakramen ini, dengan kuasa
jiwa, malahan akan mengakibatkan dosa sakrilegi (1Kor 11:27-29). Untuk menerima Allah, mengikat seorang pria dan seorang wanita dalam suatu kehidupan bersama dengan
Komuni, kamu harus bangkit berdiri menuju altar dengan tanganmu terkatup di dada sambil tujuan kesatuan (kasih) dan kesuburan (lahirnya keturunan). Perkawinan tidak terceraikan,
berdoa. Ketika tiba di hadapan imam, ia akan mengatakan: “Tubuh Kristus”. Kamu mengikat seumur hidup (1Kor 7:10-11, 39, Mat 19:4-9). Pembatalan Perkawinan adalah
menunjukkan imanmu dengan menjawab, “Amin”, kemudian kamu mengulurkan tanganmu, suatu pernyataan yang dikeluarkan oleh Gereja yang menyatakan bahwa setelah dilakukan
telapak tangan kiri di atas telapak tangan kanan, menerima Hosti di tanganmu dan segera suatu penyelidikan yang mendalam oleh pengadilan gereja yang berwenang, unsur-unsur
memasukkan Hosti ke dalam mulutmu (cara umum), atau kamu membuka mulutmu dan yang diperlukan untuk suatu perkawinan yang sah tidak ada pada saat perkawinan, dan oleh
menerima Komuni Kudus dengan lidahmu (alternatif). karena itu suatu perkawinan yang sah tidak pernah terjadi. Pembatalan perkawinan bukanlah
SAKRAMEN TOBAT: Sakramen Tobat disebut juga Pengakuan atau Rekonsiliasi (Yoh suatu perceraian “Katolik” dan sama sekali tidak mempengaruhi hak anak-anak dari
20:21-23, Amsal 28:13). Kristus memberikan kuasa kepada para Rasul untuk mengampuni perkawinan tersebut.
dosa atas nama-Nya, dan para Rasul meneruskan kuasa tersebut kepada penerus-penerus
mereka, yaitu para Uskup dan Imam. Sakramen Tobat mengampuni dosa-dosa yang

Anda mungkin juga menyukai