Anda di halaman 1dari 37

SAKRAMEN

Selamat datang di
eja
Jendela Katekese VINI
Ger s Yesus
udu
i K OL
Hat ONGG
J

r a ng , VIDI
e s e o a h
gi s b e r k
h b a di a n
m e e n j a tu h k VICI
Re a m b u
o g e m
Sem yang m
i
bag
SAKRAMEN

Pengertian Sakramen
Sakramen Dasar
Sakramen Asal
Sakramen-sakramen
SAKRAMEN
Pengertian Sakramen:
 Sakramen dimengerti sebagai “ SIGNUM ET
INSTRUMENTUM “ atau “ TANDA dan SARANA “
 Yaitu tanda dan sarana Allah yang berkehendak
menyelamatkan manusia.
 Manusia awal Adam dan Hawa berdosa. (Kej. 3:1-24)
 Keselamatan partisi-pasi dari Allah. (Yes. 11: 1)
 Mulai dari Perjanjian Lama, para nabi dan para raja,
para hakim, akhirnya digenapi dalam perjanjian
baru.
SAKRAMEN
Sakramen Dasar
Yesus penggenap janji Allah.
Dalam diri Yesus sebagai imam Agung
sekaligus korbannya.
Melalui Yesus, Allah yang menyelamatkan
manusia ditandakan dan dinyatakan.
Sehingga Yesus menjadi Signum et
Instrumentum atau Yesus adalah sakramen
DASAR.
Perjanjian Baru sangat jelas menyatakan
bahwa Kristus adalah dasar dari Gereja (Kis
4:11, 12; 1 Kor 3:11).
SAKRAMEN Sakramen: Asal
Semua keselamatan bermuara pada diri Yesus. Dan dalam diri Yesus,
Allah benar-benar dinyatakan, yaitu Allah yang berpartisapan utama
dalam karya keselamatan. Sehingga Yesus disebut sebagai DASAR dari
pernyataan kerahiman Allah.
Dalam sejarahnya, Yesus tidak dapat menyertai manusia terus menerus
secara fisik (wujut nyata). Tetapi Yesus menyerahkan tanda dan sarana
keselamatan kepada GerejaNya. Dari Gereja inilah Tanda dan Sarana
Allah yang menyelamatkan musia lebih di manusiawikan.
Wujut pemanusiawian karya keselamayan :
 Baptis,
 Ekaristi,
 Penguatan,
 Rekonsiliasi, Tujuh sakramen yang ada berasal dan kita
 Perkawinan, menerima dari Gereja
 Imamat,
 Pengurapan Orang Sakit
SAKRAMEN
Dari tuju sakramen tersebut, ada tiga sakramen
yang disebut sebagai sakramen inisiasi :
 Sakramen Baptis
 Sakramen Penguatan
 Sakramen Ekaristi

Dari ketuju sakramen ada yang bermeterai kekal


yakni diterima hanya sekali saja :
 Sakramen Baptis
 Sakramen Penguatan
 Sakramen Imamat
SAKRAMEN

Pada Bagian berikutnya kita


akan bahas tentang :
Sakramen Inisiasi Kristen :
 Baptis
 Penguatan
 Ekaristi
SAKRAMEN Baptis 1
 Sakramen Baptis
 Tahap pembaptisan katolik
 Materia dan forma
 Buah sakramen baptis
 Macam-macam baptisan
 Tempat pembaptisan
 Pelayan pembaptisan
 Baptis Darurat, Syarat disebut sebagai Baptis Darurat, Pelayan Baptis
Darurat,
 Kewajiban sebagai pelayan baptis darurat
 Kewajiban Terbaptis (Tri Tugas Kristus dan Panca Tugas Gereja)
 Tri tugas kristus
 Imam, Raja, Nabi
 Panca Tugas Gereja
 Liturgia , Kerygma, Diakonia, Koinonia dan Martyria
 Wali Baptis
 Syarat Sebagai Wali Baptis
 Tugas Wali Baptis
SAKRAMEN
Sakramen Baptis
adalah sakramen pertama yang diterima oleh seseorang yang hendak menjadi
anggota Gereja Katolik.
Sakramen Baptis adalah sakramen pertama dalam inisiasi Katolik.
Inisiasi adalah penerimaan seseorang masuk ke dalam atau menjadi anggota
kelompok tertentu.
Pembaptisan membebaskan penerimanya dari dosa asal serta semua dosa pribadi
dan dari hukum akibat dosa-dosa tersebut,
dan membuat orang yang dibaptis itu mengambil bagian dalam kehidupan
Tritunggal Allah melalui “rahmat yang menguduskan” (rahmat pembenaran yang
mempersatukan pribadi yang bersangkutan dengan Kristus dan Gereja-Nya).
Pembaptisan juga membuat penerimanya mengambil bagian dalam imamat Kristus
dan merupakan landasan komunio (persekutuan) antar semua orang Kristen.
SAKRAMEN
Tahap pembaptisan Katolik:
 Masa pra-katekumenat/simpatisan menjadi Katekumen; (Masa pemurnian
motivasi calon, dituntut pertobatan dan iman)
 Masa katekumen menjadi calon baptis; (Masa perkembangan iman calon baptis,
merupakan masa pengajaran dan pembinaan iman)
 Masa calon baptis menjadi Baptisan Baru; (Masa persiapan baptisan dan
penerimaan menjadi anggota Gereja Katolik)
 Mistagogi Sesudah dibaptis, para baptisan baru menerima atau mengalami masa
pembinaaan iman sebagai baptisan baru
 Untuk dibaptis, seseorang harus percaya dan beriman kepada Kristus. Percaya
kepada Kristus berarti hidup sesuai dengan ajaran Kristus dalam kehidupan
sehari-hari. Melalui sakramen baptis seseorang dilahirkan kembali dalam air
dan roh. Lilin bernyala yang diterima oleh baptisan baru dalam upacara
sakramen baptis merupakan lambang baptisan baru yang sudah diterangi oleh
Kristus dan harus senantiasa berusaha hidup dalam terang Kristus.
SAKRAMEN
Materi dan Forma Sakramen Baptis:
Materi: Air
Forma: Aku membaptis kamu, dalam nama Bapa, Putera, dan Roh Kudus

Buah atau Rahmat Sakramen Baptis:


Mendapat pengampunan dari segala dosa, baik dosa asal maupun dosa yang
dibuatnya.

Menjadi ciptaan baru dan dilantik menjadi anak Allah.


Memperoleh rahmat pengudusan yang membuatnya sanggup semakin percaya
kepada Allah, berharap kepada-Nya, dan mencintai-Nya. Membuatnya hidup di
bawah bimbingan dan dorongan Roh Kudus. Membuatnya sanggup bertumbuh
dalam kebaikan.

Digabungkan menjadi Anggota Gereja, sebagai bagian dari Tubuh Mistik Kristus.
Dimateraikan secara kekal dalam sebuah materai rohani yang tak terhapuskan,
sebagai bagian dari Kristus.
SAKRAMEN
Macam-macam Baptisan:

Baptisan Bayi: Baptisan yang diterima saat masih bayi.

Baptisan Dewasa: Baptisan yang diterima saat sudah dewasa.

Baptisan Rindu: Saat seseorang ingin dibaptis dan ingin menjadi anggota Gereja
Katolik, menjalani masa katekumenat namun sebelum dibaptis, ia sudah
meninggal. Maka ia sudah menerima Baptisan Rindu.

Baptisan Darah: Saat seseorang ingin dibaptis dan ingin menjadi anggota Gereja
Katolik, menjalani masa katekumenat namun sebelum dibaptis, ia sudah meninggal
karena membela imannya.
SAKRAMEN
Macam-macam Baptisan:

Baptisan Bayi: Baptisan yang diterima saat masih bayi.

Baptisan Dewasa: Baptisan yang diterima saat sudah dewasa.

Baptisan Rindu: Saat seseorang ingin dibaptis dan ingin menjadi anggota Gereja
Katolik, menjalani masa katekumenat namun sebelum dibaptis, ia sudah
meninggal. Maka ia sudah menerima Baptisan Rindu.

Baptisan Darah: Saat seseorang ingin dibaptis dan ingin menjadi anggota Gereja
Katolik, menjalani masa katekumenat namun sebelum dibaptis, ia sudah meninggal
karena membela imannya.
SAKRAMEN
Tempat Baptisan.

Di luar keadaan darurat, tempat pembaptisan yang paling baik dan ideal adalah
tempat yang dikuduskan yaitu Gereja atau kapel KHK. No. 857 - 860

Namun tidak menutup kemungkinan diluar Gereja atau kapel. Dengan syarat
mendapat izin dari Ordinaris Wilayah (Uskup), pelaksanaan pembatisan bisa di
tenggelamkan, di recikkan atau yang sangat umum dipakai oleh Gereja katolik
adalah di kucurkan di atas kepala terbaptis. Bdk. Kan. 854.

Pada umumnya orang dewasa dipermandikan di gereja parokinya, sedangkan


kanak-kanak dipermandikan di paroki orang tuanya. Kan. 857 § 2.
SAKRAMEN
Pelayan pembaptisan

Pelayan baptis semestinya adalah uskup, Imam atau daikon. Kan 861 § 1.
Namun bila pelayan yang semestinya tidak ada atau terhalang, maka ordinaris
wilayah dapat menunjuk Katekis atau siapa saja yang dirasa mampu
melaksanakan tugas tersebul. Bahkan dalam keadaan darurat siapapun dengan
maksud baik boleh melaksanakan itu. Kan. 861 § 2.
Diluar keadaan darurat tak seorangpun boleh melayani permandian di wilayah
lain tanpa ijin semestinya, bahkan kepada bawahannya sekalipun kan.862.
SAKRAMEN
Kapan baptisan di katakan DARURAT
 Keadaan dianggap darurat bila berhubungan dengan maut dan ketiadaan
pelayan Baptis yang semestinya pada saat menjelang maut tsb.
 Ada pengetahuan sebelumnya bahwa yang dalam keadaan maut tersebut
pernah menyatakan atau berkehendak untuk di baptis.
 Dalam keadaan seperti ini siapapun dengan kehendak baik boleh membaptis,
dengan tetap memperhatikan sesuai dengan material dan formanya, yaitu
membaptis dengan air dengan mengatakan “aku membaptis kamu dalam
Nama Bapa, Putra dan Roh Kudus”
 Pelayan baptis darurat memiliki kewajiban untuk melapor ke paroki dimana
orang yang dalam bahaya maut tersebut tinggal. Mengapa wajib melapor ? ini
dimungkinkan bahwa orang tersebut selamat. Maka baptisan tersebut akan di
catat di buku dokumen baptis gereja. Dan karenanya baptisan tersebut
bermetrai kekal, dan sah.
 Maka hendaknya gembala umat memberitahukan cara mempermandikan
yang betul bdk. Kan. 861 § 2
N1
Terima
kasih
SAKRAMEN

Kewajiban Sakramen Baptis


SAKRAMEN
Kewajiba Terbaptis
Tri Tugas Kristus

Orang yang dibaptis, disamping memiliki hak yang diterima dari rahmat
pembaptisan, namun juga mengemban kewajiban yang melekat karena rahmat
pembaptisan tersebut.
Kewajiban yang harus diemban adalah kewajiban yang diterima Kristus. Dalam
perutusan_Nya, Kristus mengemban Tri Tugas, yaitu :
 sebagai Imam,
 raja dan
 nabi.
Berikut tinjauan Kristologi secara singkat dan sederhana.
SAKRAMEN
Kristus Imam :

Tugas imam adalah menguduskan, dalam diri Yesus dinyatakan sebagai Imam
Agung yang unik, karena dalam diri Yesus yang adalah Imam Agung sekaligus
sebagai korban persembahan. Sehingga Yesus adalah imam sekaligus yang
dikurbankan.
Tugas Yesus sebagai Imam adalah Tugas pengudusan. Dengan sengsara, wafat
serta kebangkitan_Nya, Yesus membawa rahmat pengudusan, yakni perdamaian
kembali antara Allah dengan manusia.
SAKRAMEN
Kristus Sebagai Raja :
Raja versi Yesus sering disalah tafsirkan, termasuk di kalangan para murid_Nya
(bdk. Mrk. 10:35 Lalu Yakobus dan Yohanes, anak-anak Zebedeus, mendekati
Yesus dan berkata kepada-Nya: "Guru, kami harap supaya Engkau kiranya
mengabulkan suatu permintaan kami!"). kerajaan Yesus bukan kerajaan yang
akan sirna, kerajaan Yesus adalah kerajaan abadi. Kerajaan Yesus adalah
kerajaan kebenaran Yoh. 18: 33-38a
“18:33 Maka kembalilah Pilatus ke dalam gedung pengadilan, lalu memanggil Yesus dan bertanya kepada-Nya:
"Engkau inikah raja orang Yahudi?" 18:34 Jawab Yesus: "Apakah engkau katakan hal itu dari hatimu sendiri, atau
adakah orang lain yang mengatakannya kepadamu tentang Aku?"
18:35 Kata Pilatus: "Apakah aku seorang Yahudi? Bangsa-Mu sendiri dan imam-imam kepala yang telah menyerahkan
Engkau kepadaku; apakah yang telah Engkau perbuat?" 18:36 Jawab Yesus: "Kerajaan-Ku bukan dari dunia ini; jika
Kerajaan-Ku dari dunia ini, pasti hamba-hamba-Ku telah melawan, supaya Aku jangan diserahkan kepada orang
Yahudi, akan tetapi Kerajaan-Ku bukan dari sini." 18:37 Maka kata Pilatus kepada-Nya: "Jadi Engkau adalah raja?"
Jawab Yesus: "Engkau mengatakan, bahwa Aku adalah raja. Untuk itulah Aku lahir dan untuk itulah Aku datang ke
dalam dunia ini, supaya Aku memberi kesaksian tentang kebenaran; setiap orang yang berasal dari kebenaran
mendengarkan suara-Ku."
18:38a Kata Pilatus kepada-Nya: "Apakah kebenaran itu?"
SAKRAMEN
Kristus Sebagai Raja :
Jadi raja Yesus adalah raja kebenaran yang membawa bangsa menuju Allah. Raja
Yesus adalah raja yang mau melayani, “meminum Cawan” berani menderita.
Kepemimpinan Yesus adalah kepemimpinan yang menyangkal diri secara penuh.
Sebagai raja, Yesus juga diuji di taman Getsemani Bdk. Mat.26:39
” Maka Ia maju sedikit, lalu sujud dan berdoa, kata-Nya: "Ya Bapa-Ku, jikalau
sekiranya mungkin, biarlah cawan ini lalu dari pada-Ku, tetapi janganlah
seperti yang Kukehendaki, melainkan seperti yang Engkau kehendaki."
Dari sini sebenarnya kita bisa menarik kesimpulan, bahwa menjadi raja sama
dengan menjadi pemimpin, memimpin orang lain lebih mudah dinading
memimpin diri sendiri. Dan menyatukan semuanya dalam kehendak Bapa.
SAKRAMEN
Kristus Sebagai Nabi
 
Tugas nabi adalah sebagai pewarta, yaitu mewartakan kehendak Allah, jadi tugas
kenabian adalah tugas sebagai juru bicara Allah. Allah menyapa manusia,
melalui pewartaan kenabian agar dengan pewartaan itu manusia dituntun dan
menju jalan yang dikehendaki Allah. Tugas kenabian bisa juga disebut tugas
“METANOIA” (kembali ke jalan kebenaran).
Kenabia Kristus adalah kenabian pengantara. Yaitu kenabian dari sisi Allah yang
mewahyukan kasih_nya sekaligus sisi Iman manusia yang menjawab kasih Allah
yang menyelamatkan.
Jadi kenabian Yesus adalah kenabian pengantara, bahwa Yesus ada diantara
Wahyu dan Iman.
SAKRAMEN
Wahyu adalah inisiatif Allah yang hendak menyelamatkan masunia, atau cinta
kasih Allah yang mau menyelamatkan manusia, cinta ini diwujutkan dalam diri
Yesus. Jadi Yesus dari pihak Allah adalah Wahyu Allah.

Iman adalah jawaban manusia yang melihat betapa Allah telah mencintainya.
Maka manusia menjawab dengan cinta juga. Jawaban cinta manusia kepada
Allah tersebut diungkapan dengan persembahan mulia dan agung, yaitu
penyerahan diri Yesus sebagai korban satu-satunya, sebagai silih atas dosa
manusia. Dari pihak manusia, Yesus adalah korban ungkapan kasih manusia
kepada cinta Allah yang telah diberikan.
Maka dalam diri Yesus mempertemukan Wahyu Allah dan Iman manusia (bdk.
Dengan redaksi Kidung agung, Allah sebagai mempelai laki-laki yang sngat
mencintai manusai dan manusia sebagai mempelai wanita yang mebalas cinta
sang mempelai laki-aki.)
SAKRAMEN Baptis 2
Panca Tugas Gereja
(Liturgia, Koinonia, Kerygma, Diakonia, Martyria)
Katekesmus Gereja Katolik merumuskan Gereja sebagai “himpunan orang-orang yang
digerakkan untuk berkumpul oleh Firman Allah, yakni, berhimpun bersama untuk
membentuk Umat Allah dan yang diberi santapan dengan Tubuh kristus, menjadi
Tubuh Kristus” (No 777). Existensi himpunan Umat Allah ini diwujudkan (secara
lokal) dalam hidup berparoki.

Di dalam paroki inilah himpunan Umat :


Mengambil bagian dan terlibat dalam menghidupkan peribadatan yang
menguduskan (Liturgia).
Mengembangkan pewartaan Kabar Gembira (Kerygma),
Menghadirkan dan membangun persekutuan (Koinonia),
Memajukan karya cinta kasih/pelayanan (Diakonia) dan
Memberi kesaksian sebagai murid-murid Tuhan Yesus Kristus (Martyria).
SAKRAMEN
Kehidupan umat kristiani sesudah ditinggal Tuhan Yesus, merupakan buah didikan Tuhan
Yesus selama Dia aktif di tengah masyarakat 3 tahun sebelum dibunuh di salib. Kehidupan
menggereja jemaat perdana telah mengungkapkan lima tugas Gereja ini. Kita bisa melihat
dari Kisah para rasul 2:41-47 berikut:
“Orang-orang yang menerima perkataannya itu memberi diri dibaptis dan pada hari itu
jumlah mereka bertambah kira-kira tiga ribu jiwa. Mereka bertekun dalam pengajaran
rasul-rasul (Kerygma) dan dalam persekutuan. Dan mereka selalu berkumpul untuk
memecahkan roti  dan berdoa (Liturgia). Maka ketakutanlah mereka semua, sedang
rasul-rasul itu mengadakan banyak mujizat dan tanda. Dan semua orang yang telah
menjadi percaya tetap bersatu(Koinonia), dan segala kepunyaan mereka adalah
kepunyaan bersama, dan selalu ada dari mereka yang menjual harta miliknya, lalu
membagi-bagikannya (diakonia)kepada semua orang sesuai dengan keperluan
masing-masing. Dengan bertekun dan dengan sehati mereka berkumpul tiap-tiap hari
dalam Bait Allah. Mereka memecahkan roti di rumah masing-masing secara bergilir dan
makan bersama-sama dengan gembira dan dengan tulus hati, sambil memuji Allah. Dan
mereka disukai semua orang (Martyria). Dan tiap-tiap hari Tuhan menambah jumlah
mereka dengan orang yang diselamatkan”.
SAKRAMEN
1. Liturgi (Liturgia) berarti ikut serta dalam perayaan ibadat resmi yang
dilakukan Yesus Kristus dalam Gereja-Nya kepada Allah Bapa.

Ini berarti mengamalkan tiga tugas pokok Kristus sebagai Imam, Guru dan Raja.
Dalam kehidupan menggereja, peribadatan menjadi sumber dan pusat hidup beriman.
Melalui bidang karya ini, setiap anggota menemukan, mengakui dan menyatakan
identitas Kristiani mereka dalam Gereja Katolik. Hal ini dinyatakan dengan doa,
simbol, lambang-lambang dan dalam kebersamaan umat. Partisipasi aktif dalam bidang
ini diwujudkan dalam memimpin perayaan liturgis tertentu seperti: memimpin Ibadat
Sabda/Doa Bersama; membagi komuni; menjadi: lector, pemazmur, organis, mesdinar,
paduan suara, penghias Altar dan Sakristi; dan mengambil bagian secara aktif dalam
setiap perayaan dengan berdoa bersama, menjawab aklamasi, bernyanyi dan sikap
badan.
SAKRAMEN
2. Pewartaan (Kerygma) berarti ikut serta membawa Kabar Gembira bahwa Allah
telah menyelamatkan dan menebus manusia dari dosa melalui Yesus Kristus,
Putera-Nya.

Melalui bidang karya ini, diharapkan dapat membantu Umat Allah untuk mendalami
kebenaran Firman Allah, menumbuhkan semangat untuk menghayati hidup berdasarkan
semangat Injili, dan mengusahakan pengenalan yang semakin mendalam akan pokok
iman Kristiani supaya tidak mudah goyah dan tetap setia. Beberapa karya yang
termasuk dalam bidang ini, misalnya: pendalaman iman, katekese para calon baptis dan
persiapan penerimaan sakramen-sakramen lainnya. Termasuk dalam kerygma ini adalah
pendalaman iman lebih lanjut bagi orang yang sudah Katolik lewat kegiatan-kegiatan
katekese.
SAKRAMEN
3. Persekutuan (Koinonia) berarti ikut serta dalam persekutuan atau
persaudaraan sebagai anak-anak Bapa dengan pengantaraan Kristus dalam kuasa
Roh KudusNya.

Sebagai orang beriman, kita dipanggil dalam persatuan erat dengan Allah Bapa dan
sesama manusia melalui Yesus Kristus, PuteraNya, dalam kuasa Roh Kudus. Melalui
bidang karya ini, dapat menjadi sarana untuk membentuk jemaat yang berpusat dan
menampakkan kehadiran Kristus. Hal ini berhubungan dengan ‘cura anima’
(pemeliharaan jiwa-jiwa) dan menyatukan jemaat sebagai Tubuh Mistik Kristus. Oleh
karena itu diharapkan dapat menciptakan kesatuan: antar umat, umat dengan
paroki/keuskupan dan umat dengan masyarakat. Paguyuban ini diwujudkan dalam
menghayati hidup menggereja baik secara territorial (Keuskupan, Paroki, Stasi /
Lingkungan, keluarga) maupun dalam kelompok-kelompok kategorial yang ada dalam
Gereja.
SAKRAMEN
4. Pelayanan (Diakonia) berarti ikut serta dalam melaksanakan karya karitatif
/ cinta kasih melalui aneka kegiatan amal kasih Kristiani, khususnya kepada
mereka yang miskin, telantar dan tersingkir.

Melalui bidang karya ini, umat beriman menyadari akan tanggungjawab pribadi
mereka akan kesejahteraan sesamanya. Oleh karena itu dibutuhkan adanya
kerjasama dalam kasih, keterbukaan yang penuh empati, partisipasi dan keiklasan
hati untuk berbagi satu sama lain demi kepentingan seluruh jemaat (bdk. Kis 4:32-
35)
SAKRAMEN
5. Kesaksian (Martyria) berarti ikut serta dalam menjadi saksi Kristus bagi
dunia.

Hal ini dapat diwujudkan dalam menghayati hidup sehari-hari sebagai orang
beriman di tempat kerja maupun di tengah masyarakat, ketika menjalin relasi
dengan umat beriman lain, dan dalam relasi hidup bermasyarakat. Melalui bidang
karya ini, umat beriman diharapkan dapat menjadi ragi, garam dan terang di tengah
masyarakat sekitarnya. Sehingga mereka disukai semua orang dan tiap-tiap hari
Tuhan menambah jumlah mereka dengan orang yang diselamatkan.
SAKRAMEN
Wali Baptis
 
Syarat sebagai Wali baptis.
Agar lebih jelas dan terukur, saya salinkan dari KHK( Kitab Hukum Kanonik)

Kan 872 Calon baptis sedapat mungkin diberi wali-baptis, yang berwajib


Mendampingi calon baptis dewasa dalam inisiasi kristiani, dan wajib berusaha agar
yang dipabtis hidup secara kristiani yang sesuai dengan baptisannya serta
memenuhi dengan setia kewajiban-kewajiban yang melekat baptisnya pada baptis
itu.

Kan 873 Sebagai wali-baptis hendaknya diambil satu pria atau satu wanita, atau
Juga pria dan wanita.
SAKRAMEN
Kan. 874 
§1. Agar seseorang dapat diterima untuk mengemban tugas wali-baptis, haruslah:
1° ditunjuk oleh calon baptis atau orangtuanya atau oleh orang atau oleh orang
yang mewakili mereka, atau bila mereka tidak ada , oleh pastor paroki atau
pelayan baptis, serta memiliki kecakapan dan maksud untuk melaksanakan
tugas itu;
2° telah berumur enambelas tahun penuh, kecuali jika umur lain ditentukan
oleh Uskup diosesan, atau pastor-paroki atau pun pelayan baptis menilai
bahwa kekecualian atas alasan wajar dapat diterima:
3° seorang katolik yang telah menerima penguatan dan sakramen ekaristi
mahasuci, lagipula hidup sesuai dengan iman dan tugas yang diterimanya;
4° tidak dijatuhi atau dinyatakan ternoda oleh sesuatu hukuman kanonik,
5° bukan ayah atau ibu dari calon baptis.
§2. Seorang baptis yang termasuk pada suatu jemaat gerejani bukan katolik hanya
dapat diijinkan menjadi wali-baptis bersama dengan seorang wali-baptis katolik,
dan itu hanya sebagai saksi baptis.
SAKRAMEN
Tugas Wali Baptis
 
Tugas wali baptis tidak selesai setelah pembaptisan selesai. Tugas wali baptis adalah mendampingi
pembinaan iman anak baptisnya secara terus menerus, walibaptis adalah orangtua kedua setelah
orang tua kandungnya di bidang hidup rohani Iman.
Dengan kata lain dalam segala kehidupan iman, wali baptis ikut bertanggungjawab atas
perkembangan iman anak baptisnya. Syukur wali baptis bisa menjadi wali dalam komuni pertama,
krisma ataupu menjadi wali ketika Nikah.
Bahkan biasanya wali baptis juga dilibatkan daslam perkembangan kehidupan terbaptis secara
menyeluruh.
 
Dalam reksa pastoral, mengacu pada Kan 873, akan lebih baik bila calon baptis mendapatkan wali
baptis Bapak dan ibu. Tapi setidaknya bila terbaptis wanita hendaknya mendapatkan wali baptis
seorang ibu (wanita), sedangkan bila terbaptis laki-laki wali baptis bisa Bapak atau ibu. Kenapa
demikian ? Dalam peri kehidupan, seorang laki-laki dewasa bisa berkonsultasi kepriadiannya dengan
seorang bapak ataupun dengan seorang ibu. Namun lain halnya dengan wanita dewasa pasti akan
sangat sulit untuk mengungkapkan kepribadiannya kepada seorang bapak. Ini adalah alasan reksa
pastoral bahwa wanita harus mendapatkan wali baptis wanita, sedangkan laki-laki bisa Bapak
ataupun ibu.
 
Terima
kasih

Anda mungkin juga menyukai