Anda di halaman 1dari 34

HAKEKAT

SAKRAMEN
&

Sakramen
Inisiasi
ARTI KHUSUS SAKRAMEN

Adalah Perayaan liturgis tertentu yang


menandakan secara simbolis perwujudan
dan peralihan-peralihan terpenting
dalam hidup manusia beriman kristiani
khususnya katolik. Apa yang dihayati
d a l a m p e r a y a a n i n i ? Ya i t u Tu h a n A l l a h
yang mencintai manusia dalam
membimbing dan mengarahkan manusia
kepada kehidupan akrab mesra dengan
diriNya

Mengapa merayakan
peralihan hidup? 

Umat katolik melihat
peralihan dalam hidup
mereka sebagai cara Allah
menyertai, mengarahkan
dan membimbing hidup
mereka secara pribadi.

01
MANAKAH PERALIHAN YAN G
PENTING?

1. Manusia
3. Manusia
dilahirkan ke
melaksanakan
dunia. Dia
tugas dan
menjadi
2. Manusia tanggung
mahkluk jawab.
hidup dan memerlukan
warga dunia makanan

6. Manusia
4. Manusia ingin
memerlukan membangun
pengampunan hidup
dan perkawinan
rekonsiliasi 5. bersama 7. Manusia
Manusia pasangannya m e m e r l u k a n
ingin pemimpin
sembuh komunitas
dari sakit

02
PENGERTIAN KLASIK SAKRAMEN
Sakramen adalah signum efficax gratiae: 

tanda yang menandakan dan sekaligus
mewujudkan rahmat. Dua artinya:

1 . Ta n d a y a n g m e n a n d a k a n d a n
menyampaikan rahmat (keselamatan).

2 . Ta n d a d a n s a r a n a r a h m a t . H u b u n g a n
akrab-mesra dengan Allah dalam bidang
jasmani kelihatan.

03
SAKRAMEN DALAM SIMBOL
1. Symbol harus diberi penjelasan sehingga
m a k n a n y a d i t a n g k a p . Ta n p a k a t e k e s e s e g a l a
symbol yang bermakna sulit bahkan tidak dapat
dihayati.

2. Symbol harus dihayati dengan sikap batin


yang tepat. Misalnya berjabat tangan hanya
menimbulkan persatuan sejauh dihayati.

3. Symbol dan sakramen sering merupakan


tahap puncak dari sebuah proses. Kalau
proses tidak dijalankan maka symbol menjadi
kosong. Misalnya, Trihari suci berfungsi apabila
dalam seluruh masa prapaska seungguh menjadi
revisi kehidupan kristiani pribadi masing-masing

04
EFEKTIVITAS SIMBOL/
SAKRAMEN

1. Mewujudkan suatu peralihan yang


satu kali jadi dan mewujudkan
keadaan baru yang tetap. Baptis,
penguatan, pengurapan orang sakit,
tahbisan, perkawinan tidak dapat
diulangi selama keadaan baru itu
berlangsung.

05
EFEKTIVITAS SIMBOL/
SAKRAMEN

2. Mewujudkan sedikit demi sedikit.


Sakramen ekaristi dan pengakuan
dosa menjadi contohnya.

- Ada unsur peringatan akan


perubahan konstitusi pada masa lalu.
- Ada perwujudan lebih lanjut sekarang
dan masa ini.
- Ada aspek pengharapan untuk yang
akan datang.
06
SAKRAMEN
Dilihat dari segi tanda kelihatan 

Setiap sakramen mengandung dan terbentuk
dari unsur-unsur yaitu:

Material remota: berupa benda atau


materi. Misalnya sakramen baptis harus ada
a i r h i d u p . J a d i a i r, a d a l a h m a t e r i y a n g
belum sampai di altar dan belum mempunyai
syarat apa yang membuat disebut sakramen.

Material proxima:
penggunaan benda
tersebut dalam
upacara. Misalnya air
baptisan dengan cara
menuangkan ke dahi).

07
SAKRAMEN

Forma: kata-kata
untuk mengiringi
perbuatan. Misalnya
sebuah baptisan. “ Aku
membaptis engkau….
Dalam nama Bapa dan
Putra dan Roh Kudus”.

Minister dan
subjek: orang
yang melayani
dan penerima
sakramen.

08
ESENSI SAKRAMEN DARI SEGI
TANDA

1. Sakramen harus memiliki arti


manusiawi atau duniawi. Orang diajak
untuk menangkap arti yang manusiawi
dalam katekese. Mengingat arti dan
makna suatu lambang atau symbol
tergantung pada pemahaman budaya
setempat, maka perlu ada penjelasan
makna untuk kita. Misalnya arti
penumpangan tangan dalam budaya
Ye s u s d a n a p a y a n g k i t a p a k a i
sekarang.

09
ESENSI SAKRAMEN DARI SEGI
TANDA

2. Memiliki arti rohani dan


religius. Arti rohani sakramen
selalu dipahami sebagai rahmat,
anugerah, keselamatan. Seperti
pembaptisan, air dalam arti
manusiawi sebagai pembersihan
dari yang kotor. Dalam arti rohani
merupakan asosiasi langsung
pada pembersihan dosa.

10
SAKRAMEN BAPTIS

A J A R A N D O G M AT I S


Baptis mutlak bagi keselamatan.

Baptis merupakan sakramen awal dan
dasar sakramen lainnya.

Baptis mempersatukan orang dengan
Kristus dan gereja secara tak
terhapuskan karena telah dibebaskan
dari dosa.
Baptis perlu diterima, secara nyata atau

11

secara kerinduan (harapan).


P E R AYA A N B A P T I S
(CIC 850-848)

Perayaan baptis harus


disiapkan secara
semestinya, orang
dewasa hendaknya
diterima dalam
katekumenat dan
dibimbing dalam
pelbagai tahap. 

Dalam baptis anak,
wali baptis harus
disiapkan. 

Cara baptis dengan
dimasukkan ke dalam
a i r. D i l a k u k a n d i d a l a m
gereja, kecuali
darurat. Pemilihan
nama sesuai dengan
nama-nama yang
bernafas kristiani.
P E L AYA N B A P T I S
(CIC 861-863)

Pelayan baptis adalah uskup, imam atau


daikon. Apabila berhalangan bisa
dilaksanakan katekis. Bahkan dalam
keadaan darurat, siapa pun bisa
melakukannya. Di luar keadaan darurat
tak seorang pun dapat membaptis kecuali
petugas biasa.
.

13
PA R A C A L O N B A P T I S
(CIC 864-871)

Ditegaskan bahwa orang yang dibaptis


hanyalah mereka yang belum dibaptis
secara kristiani. Bila baptis pertama
diragukan, dapat dibaptis. Bayi yang
dibuang mesti dibaptis. Janin keguguran
yang hidup mesti dibaptis. Syarat baptis
bagi orang dewasa ialah menunjukkan
niat menerima sakramen baptis,
mendapat pengajaran cukup mengenai
k e b e n a r a n i m a n . Ya n g t e r p e n t i n g a d a l a h
mereka menyesali dosa-dosa yang telah
d i l a k u k a n b a i k t e r h a d a p Tu h a n m a u p u n

14
kepada sesama.
.
WALI BAPTIS
(CIC 872 - 874)

Menegaskan bahwa setiap calon baptis


perlu diberi walibaptis yang bertugas
mendampingi calon baptis dalam
persiapan tahap-tahap katekumen.
Juga berkewajiban mendampingi orang
yang dibaptis untuk hidup secara
kristiani dan menjalankan segala
kewajiban katolik yang melekat dengan
baptis tersebut.

15
WALI BAPTIS
S YA R AT

❑ Ditunjuk oleh calon baptis atau orang tua calon.


❑ Memiliki kecakapan untuk melaksanakan tugas
tersebut.
❑ Telah berumur 16 tahun atau umur yang
ditentukan menurut peraturan gereja setempat.
❑ Seorang katolik yang telah menerima
sakramen penguatan dan ekaristi.
❑ Tidak ternoda oleh suatu hukum yang berlaku.
❑ Bukan ayah atau ibu dari calon baptis.

16
PEMBAPTISAN
Unsur yang
diperlukan

❑ Liturgy para kudus (antara


lain menyebut nama para
pelindung calon baptis)
❑ Pemberkatan air baptis
❑ Penolakan setan dan
pengakuan iman
❑ Penyerahan pakaian putih
(fakultatif)
❑ Penyerahan lilin bernyala
(yang dinyalakan oleh para
walibaptis dari lilin paskah).

17
SAKRAMEN KRISMA

Dokumen gereja menggunakan


istilah penguatan yang
merupakan terjemahan kata
Latin, confirmation. Sedangkan
istilah krisma berasal dari kata
Yunani, chrisma (pengurapan). 

Dua kata itu saling melengkapi:

menguatkan dengan mengurapi


atau pengurapan untuk
menguatkan.
SAKRAMEN KRISMA

Symbol air mempunyai dua makna sekaligus (sesuai


dengan air sendiri yang dapat mempunyai arti negative
dan juga positif: tobat dan iman.
1. Orang mau dibaptis berarti mau meninggalkan dosa
dan bersatu dengan Tuhan dalam jemaat Kristen.
2. Dengan bertobat (dibaptis) manusia dianugerahi
Roh Allah yaitu Roh Kudus, Roh Kristus sendiri untuk
meneguhkan hidup iman orang yang bertobat. Untuk
menegaskan aspek peneguhan Roh Kudus kepada
baptisan baru diurapi minyak dan penumpangan
tangan.
19
SAKRAMEN KRISMA

Symbol minyak (sesuai dengan minyak


dalam kehidupan sehari-hari yang
bersifat melicinkan agar segala sesuatu
dapat berputar dan bekerja baik,
menghangatkan dari situasi dan kondisi
dingin dan melindungi dari terik
matahari, mengawetkan dan
menyembuhkan) sebagai lambang Roh
Kudus lebih merupakan kebiasaan

20
g e r e j a Ti m u r
SAKRAMEN
EKARISTI

K o n s i l i Va t i k a n I I , d a l a m L u m e n
G e n t i u m 11 , m e n g a j a r k a n b a h w a
dengan menerima sakramen Ekaristi
yang adalah sumber dan puncak hidup

kristiani, orang beriman bersatu


dengan Kristus dan sesama. Sebagai
sakramen utama, Ekaristi itu adalah
tanda dan sarana, yaitu sakramen
pemersatu mesra dengan Allah dan
kesatuan umat manusia.

21
SAKRAMEN
EKARISTI
Ekaristi itu perayaan
umat,
yaitu: Perayaan yang
tidak hanya
mempertandakan
k e h a d i r a n Tu h a n d a l a m
umat, melainkan dalam
iman umat menghayati
persatuan dengan
Tu h a n y a n g h a d i r d i
t e n g a h u m a t . Ti d a k
h a n y a d e n g a n Tu h a n
tetapi Ekaristi menjadi
ikatan antara umat

22
sendiri: itulah arti
komuni.
UNSUR UNSUR PENTING
EKARISTI
Dalam DOA SYUKUR AGUNG

• Eukaristia: artinya perayaan pujian


s y u k u r. Ti d a k h a n y a b e r t e r i m a k a s i h ,
melainkan di dalamnya terungkap
kepercayaan yang penuh kepada
Allah dan pemujaan terhadapNya.
• Anamnese atau kenangan: kenangan
tidak dalam arti mengingat-ingat
masa lalu atau peringatan akan
peristiwa yang lampau. Anamnese
ialah dengan mengenangkan yang
lampau, orang mampu menghayati

23
k e b a i k a n Tu h a n s e k a r a n g i n i .
UNSUR UNSUR PENTING
EKARISTI
Dalam DOA SYUKUR AGUNG

• Epiklese: semacam doa


permohonan kepada Roh Kudus.
Dalam doa syukur agung ada dua
macam epiklese, yaitu
• eplikese konsakrasi: supaya roti
dan anggur menjadi tubuh dan
darah Kristus.
• epiklese komuni: supaya orang
yang menerima tubuh dan darah
Kristus dipersatukan menjadi tubuh

24
Kristus yang mistik.
KITAB HUKUM KANONIK

Mengenai Liturgi Ekaristi


1.Hakekat Ekaristi. 


Ekaristi mahakudus
adalah sakramen
terluhur dan sakramen-
sakramen lain dan
segala karya kerasulan
gerejawi diarahkan
kepada Ekaristi
mahakudus (CIC 897).
Umat beriman kristiani
hendaknya menaruh
hormat yang sebesar-
besarnya terhadap
Ekaristi mahakudus
(CIC 898).

25
KITAB HUKUM KANONIK

Mengenai Liturgi Ekaristi

2. Perayaan Ekaristi. 

Ekaristi dilihat sebagai tindakan
K r i s t u s s e n d i r i d a n g e r e j a . Ye s u s
sendiri mempersembahkan diriNya
yang hadir secara nyata dalam rupa
r o t i d a n a n g g u r k e p a d a A l l a h . Ye s u s
sebagai anugerah dan semua yang ikut
serta memetik hasil yang berlimpah.
(CIC 899)
26
KITAB HUKUM KANONIK

Mengenai Liturgi Ekaristi

3. Pelayan Ekaristi Mahakudus.


Pelayan yang selaku pribadi Kristus
dapat melaksanakan sakramen ekaristi,
hanyalah imam yang ditahbiskan
secara sah. Pelayan biasa komuni suci
adalah uskup, imam dan diakon,
sedangkan pelayan luar biasa komuni
suci adalah akolit atau orang beriman
l a i n n y a y a n g d i t u g a s k a n . Tu g a s
tersebut kurang lebih berlaku juga bagi
pengirim komuni kepada orang-orang

27
s a k i t ( C I C 9 0 0 - 9 11 ) .
KITAB HUKUM KANONIK

Mengenai Liturgi Ekaristi


4. Partisipasi dalam Ekaristi:
a. setiap orag yang telah dibaptis dan tidak dilarang
oleh hukum, dapat dan harus diizinkan untuk
menyambut komuni suci (CIC 912).
b. Orang yang mau menerima komuni suci
hendaknya berpantang makan dan minum sedikitnya
satu jam, kecuali air semata-mata dan obat-obatan
(CIC 919).
c. Orang yang sudah komuni dapat menyambut
komuni hanya dalam perayaan ekaristi, kecuali dalam
bahaya mati (CIC 917)

28
M E N Y I M PA N & M E N G H O R M AT I
EKARISTI KUDUS

1.Ekaristi mahakudus harus


disimpan di gereja-gereja dan
harus dimasukkan ke dalam sibori
dan kemudian dimasukkan ke dalam
tabernakel. Di samping tabernakel
hendakkan selalu dinyalakan lampu
khusus yang menandakan

29
kehadiran Kristus. (CIC 934-944).
M E N Y I M PA N & M E N G H O R M AT I
EKARISTI KUDUS

2. Di dalam gereja diperbolehkan


pentahtahan dalam monstran.
Pelayan pentahtahan sakramen
Ekaristi Mahakudus adalah iman
atau diakon. Dalam keadaan
khusus, akolit atau pelayan luar
biasa dapat melakukannya tetapi

30
tanpa berkat (CIC 42-943).
TERIMA
KASIH
P. A G U N G , S D B

Anda mungkin juga menyukai