Anda di halaman 1dari 27

Rekoleksi

Baptisan Bayi
“Biarkan anak-anak itu datang kepada-Ku, jangan
halang-halangi mereka” (Mrk 10:14)
Rekoleksi Baptisan Bayi

1. IMAN KATOLIK
2. RENCANA ALLAH MENGENAI
PERKAWINAN
3. BAPTISAN BAYI
4. POLA ASUH ANAK
5. MEMILIH NAMA & WALI BAPTIS
A. Iman Katolik
1.Allahmenciptakan manusia, karena KASIH-NYA,
dan DIA menciptakan kita menurut gambar dan
rupa – Nya.

2.Allah adalah KASIH dan KEBENARAN.

3.Manusia
dituntut untuk MEMANCARKAN KASIH
dan KEBENARAN Allah dalam hidupnya. Manusia
HARUS mengasihi Allah dan sesama.
Pewahyuan Allah
• Pewahyuan Allah terjadi secara pasti dan perlahan-
lahan sepanjang sejarah agar manusia dapat
mengenal Dia dan memberikan tanggapan padaNya
dan memiliki hidup kekal bersama dengan Dia di
Surga.

• Iman adalah tanggapan manusia terhadap Allah


yang mewahyukan diriNya dengan perantaraan
Yesus Kristus dengan penyerahan diri secara total
kepada kehendak Allah agar beroleh keselamatan
kekal.
Pewahyuan Allah (2)
• Pewahyuan di mulai dengan panggilan
Abraham dan berakhir pada Yesus
Kristus

• Allah menghendaki agar manusia


mengetahui kebenaran dari-Nya dan
mengenal-Nya – melalui Yesus yang
adalah jalan, kebenaran dan hidup
( Yoh 14:6 ) agar manusia mengenal
Allah.
Pewahyuan Allah (3)

• Penyampaian Sabda Allah secara hidup


disebut Tradisi; tertulis di sebut Kitab Suci
dan ditafsirkan secara tepat oleh
Magisterium Gereja
(Sumber Iman Katolik).
Pewahyuan Allah (4)
•Sebagai seorang Katolik, kita menerima pewahyuan
Allah, dan kita hidup dengan iman yang tulus; terus
menumbuh kembangkan karunia iman dalam
perbuatan dalam hidup.
•Hal yang kita bisa lakukan adalah:

• Terus menerus membuka hati bagi Allah,


melihat karya-karya-Nya dalam hidup kita.
• Hidup sesuai dengan kebaikan dan kebenaran
yang sudah kita temukan pada Allah (Yoh 3:21
“barangsiapa melakukan yang benar, ia datang kepada terang, supaya
nyata bahwa perbuatan-perbuatannya dilakukan dalam Allah”)
• Menjalin relasi yang intim dengan-Nya (Hidup
dalam terangNya) – dengan Berdoa, Membaca KS &
Melakukan Firman-Nya X
Perkawinan
B. Rencana Allah Mengenai
Perkawinan
• Perkawinan dikehendaki oleh Allah agar
manusia terlibat dalam tata penciptaan
untuk mewujudkan rencana-Nya

Kesejahteraan SI merupakan pokok


utama dalam perkawinan tetapi tidak
menutup kemungkinan bagi lahirnya anak
Hakekat Perkawinan Katolik
Perkawinan sebagai perjanjian ( sehidup semati ) yang
didasarkan pada cinta kasih

Perkawinan sebagai persamaan seluruh hidup, untuk saling


mengasihi dalam suka dan duka

Dari sifat kodratinya terarah kepada kesejahteraan suami


isteri dan setiap anggota keluarga

Dari sifat kodratinya terarah kepada kelahiran anak


X
Permandian Bayi

Baptisan Bayi
C. Sakramen Baptis
Sakramen : tanda dan sarana kehadiran Allah
yang menyelamatkan melalui Yesus Kristus,
serta mengungkapkan iman dan menghasilkan
pengudusan bagi manusia.

Kan 868 S1: “Para orang tua wajib


mengusahakan agar bayi-bayi dibaptis dalam
minggu-minggu pertama”.

Kitab Hukum Kanonik


Pembaptisan Bayi/ Anak-Anak Menurut
Katekismus Gereja Katolik dan KHK
KGK 1250 
Karena anak-anak dilahirkan dengan kodrat manusia
yang jatuh dan dinodai dosa asal, maka mereka
membutuhkan kelahiran kembali di dalam Pembaptisan,
supaya dibebaskan dari kekuasaan kegelapan dan
dimasukkan ke dalam kerajaan kebebasan anak-anak
Allah ke mana semua manusia dipanggil.

Dalam Pembaptisan anak-anak dapat dilihat dengan jelas


sekali bahwa rahmat keselamatan itu diberikan tanpa jasa
kita. Gereja dan orangtua akan menjadi penghalang bagi
anak-anaknya untuk memperoleh rahmat tak ternilai
menjadi anak-anak Allah, kalau mereka tidak dengan
segera membaptisnya sesudah kelahiran.

Note : Katekismus Gereja Katolik


ARTI BAPTISAN BAGI KITA
Sebagai tanda iman kepada Allah dgn adanya
pertobatan kemudian dengan memberikan diri untuk
dibaptis

Rahmat Baptisan :
Dosa asal dihapuskan (karunia keselamatan).
Menjadi anak-anak Allah (menjadi manusia baru) dan
hidup seperti Yesus, serta menjadi ahli waris Surga.
Menjadi anggota Gereja-Nya (hidup dalam
persekutuan orang beriman untuk meneruskan
pewartaan karya-karya-Nya/Pewartaan Injil). X
D. Janji Untuk Mendidik Anak-Anak dalam Iman &Moral:
GRAVISSIMUM EDUCATIONIS (GE 3) = Pernyataan
Tentang Pendidikan Kristen...”karena orangtua telah
meneruskan kehidupan kepada anak-anaknya maka
orangtua mengemban tugas/ kewajiban amat berat
untuk mendidik mereka dan oleh sebab itu mereka
harus diakui sebagai pendidik yang pertama dan utama.

Pendidikan iman harus mempersiapkan anak sedini


mungkin dan berkesinambungan sampai dia dewasa
agar dia sadar dan sukarela menyambut pilihan iman
orangtuanya dan selanjutnya mengembangkan rahmat
baptisan itu dengan iman Katolik yang benar dimana
akhirnya menjadi milik pribadinya. (bangga menjadi
orang/beriman Katolik )
Note : Gravissimum Educationis (GE) - Declaration on Christian Education.
Janji Untuk Mendidik Anak-Anak dalam Iman & Moral : (2)

Sikap kasih terhadap anak ditunjukkan dalam


tanggung jawab mendidik anak yang merupakan
bentuk tanggung jawab kepada Allah yang
memanggil mereka menjadi orang tua

Didalam keluarga anak memperoleh pengalaman


mengenai hidup bersama, baik secara manusiawi
maupun secara rohani/kristiani.

Orang tua senantiasa memberikan yang terbaik


bagi anaknya, Terbaik berarti pertumbuhan
menuju kedewasaan termasuk dalam mendidik
anak (pendidikan akademi & iman).
Janji Untuk Mendidik Anak-Anak dalam Iman & Moral : (3)

Penghayatan iman berarti penghayatan moral yang


mengungkapkan kehendak Tuhan (baik-buruk, benar-
salah, takut kepada Tuhan, cinta kebenaran, berdoa,
sikap hormat dll )

Aspek moral ini dibutuhkan dalam membentuk


SUARA HATI anak sehingga mereka memiliki kasih
dalam kehidupannya.

Pendidikan diarahkan agar anak-anak tumbuh


menjadi pribadi yang dewasa sehingga sanggup
menghargai hidup orang lain dan bertumbuh secara
kristiani (dewasa dalam iman)
E. Menanamkan Pendidikan Iman Kristiani Kepada Anak

1. DOA KELUARGA
Mengajari anak-anak berdoa
- (sederhana dan tulus)
- Membangun relasi dengan Tuhan
- (Melalui Berdoa dan Membaca Kitab Suci)
- Menceritakan Firman dan Kebaikan Tuhan
- (Sharing Kebaikan & Pertolongan Tuhan)
E. Menanamkan Pendidikan Iman
Kristiani Kepada Anak

2. Mendampingi Anak-Anak Menerima


Sakramen-Sakramen

- Orang Tua Menghadirkan Kasih (Allah)


dan Kebersamaan di rumah (Gereja
Kecil).

- Mengajar Hidup Bersama/Menggereja.


Menanamkan Pendidikan Iman Kristiani
kepada Anak

3. Keluarga Menjadi Sekolah Pertama Dalam


Menanamkan Kebajikan/Nilai-Nilai Kristiani.
 Nilai-nilai kebajikan Kristiani seperti memaafkan
kesalahan orang lain, belajar meminta maaf, saling
menghormati, saling berbagi, saling menolong, saling
menghibur, saling memperhatikan terutama pada yang
lemah, rela berkorban demi kebaikan orang lain,
mendoakan orang lain, dll.
Menanamkan Pendidikan Iman Kristiani kepada Anak
4. Orang tua berkewajiban untuk menyampaikan pendidikan
nilai-nilai esensial dalam hidup manusia.
Nilai-nilai esensial yang penting dalam hidup:
Keadilan yang menghormati martabat setiap manusia terutama
bagi yang miskin - Janganlah menahan kebaikan dari pada orang-orang yang berhak
menerimanya, padahal engkau mampu melakukannya. Janganlah engkau berkata kepada sesamamu:
"Pergilah dan kembalilah, besok akan kuberi," sedangkan yang diminta ada padamu.(Ams 3:27-28)
Hukum kasih : mengajar mengasihi dan rela berbagi dengan
orang lain
Memberikan koreksi jika anak berbuat kesalahan agar ia
menyadari kesalahannya (disiplin bila diperlukan)
Memberikan pujian, motivasi dan berkomunikasi dengan kasih
– Verbal & Non Verbal !!!
Menanamkan Pendidikan Iman Kristiani kepada Anak (4)
5. Ortu bertanggung jawab untuk membentengi anak
terhadap pengaruh buruk dari lingkungan sekitar
(pergaulan dan media sosial) – Siapa bergaul dengan orang bijak
menjadi bijak, tetapi siapa berteman dengan orang bebal menjadi malang (Ams
13:20)
6. Ortu mengarahkan anak untuk mempersembahkan
diri/talenta yang mereka miliki untuk membangun
Gereja - BERBAGI.
7. Ortu mengarahkan (mendampingi) anak-anaknya
untuk menemukan panggilan hidupnya untuk
mencapai kebahagiaan sejatinya.
 Hidup berkeluarga
 Hidup selibat untuk Kerajaan Allah.

 Mohon rahmat Tuhan untuk melaksanakan tugas mulia ini

( Ortu berdoa untuk anak-anaknya) .


F. Memilih Nama Baptis
 Teladan hidup Santo/Santa pelindung akan
memberikan inspirasi dan bisa menjadi model
ananda mengikuti Yesus Kristus

 Nama baptis haruslah nama yang tidak asing dari


cita rasa Kristiani

 Nama baptis sebaiknya dipilih dari nama para


Santo/Santa sebagai pelindung yang akan selalu
berdoa baginya kepada Allah
Wali Baptis
WB sebagai saksi upacara pembaptisan.

Dalam memilih Wali Baptis, patutlah dipertimbangkan


hal-hal berikut :
- Apakah WB dapat menjalin hubungan yang
berkelanjutan dengan anak ?
- Apakah WB dapat membantu dalam membesarkan
anak dalam iman? (setidaknya sampai penerimaan
sakramen Krisma (KHK kan 874 pasal 1, 2 -5)
- Apakah WB sudah menerima Sakramen Inisiasi
dan hidup sebagai seorang Kristiani yang baik
(sebagai panutan – Iman dan perbuatannya benar).
- Apakah WB mampu menjaga agar nyala lilin dan
putihnya kain pada anak tetap bernyala dan bersih.
Menentukan Wali Baptis
 Ditunjuk oleh orang tua anak yang akan dibaptis
serta cakap dan mau melaksanakan tugas tersebut
dengan penuh sukacita dengan semangat pelayanan
kepada Allah

 Tidak terkena hukuman kanonik dan mempunyai


track record yang baik dan bukan nenek/kakeknya

 Bukan ayah/ibu si calon baptis

end
SEKIAN
&
TERIMA KASIH

SEKSI KATEKESE
GEREJA SANTO MATIAS RASUL
PAROKI KOSAMBI BARU
KEUSKUPAN AGUNG JAKARTA

Anda mungkin juga menyukai