Anda di halaman 1dari 19

SAKRAMEN

Pendidikan Agama Katolik

Hedwigis Dian Permatasari, S.Pd, M.Pd

All
Universitas Mercu Buana Yogyakarta
2021
ARTI UMUM

• Perayaan iman yang menggunakan tanda


(sacramentum: lambang) konkret yang
menunjuk pada suatu kenyataan rohani dan
menghantarkannya kepada orang yang
beriman.
• Pemberian rahmat dan cintakasih Allah
dalam bentuk yang dapat ditangkap oleh
indera manusia.
SAKRAMEN DALAM ALKITAB
• Kitab Suci tidak mengenal istilah sakramen seperti
kita miliki sekarang. Namun tindakan yang
melambangkan kenyataan rohani sudah terdapat di
dalamnya. Mis: pembaptisan, penumpangan tangan,
pengurapan.
• Rumusan sakramen sebagai “tanda kelihatan untuk
rahmat tak kelihatan” atau “Sakramen adalah sabda
Allah yang kelihatan” baru dirumuskan kemudian
oleh St. Agustinus
DASAR ALKITABIAH SAKRAMEN
• Ekaristi: Mat 26,26-28 par;
1 Kor 11,23-25.
• Baptis: Mat 28,19.
• Tobat: Yoh 20,22.
• Tahbisan: Mrk 3,13; Luk 22,19; 1 Kor
22,19; Yoh 20,22-23.
• Penguatan: Kis 8,14-17 (tak langsung).
• Perminyakan: Yak 5,14 dst.
PRASYARAT, PERAN DAN BUAH
DARI SAKRAMEN
• Prasyarat: adanya IMAN. Artinya,
tanpa iman orang tidak dapat
menerima sakramen dengan segala
manfaatnya.
• Peran: memelihara dan menguatkan
IMAN.
• Buah: pengudusan/penyucian
hidup.
UNSUR-UNSUR SAKRAMEN

• Sakramen berunsur dua: sabda


sakramental dan tanda/lambang konkret.
• Mis. pembaptisan: “orang dibersihkan
dan disucikan dalam air dan oleh sabda”
(bdk. Ef 5:26).
• Sabda: “Aku membaptis kamu atas
Nama Bapa, Putera, dan Roh Kudus”
adalah forma sacramentalis, yang
mengartikan atau memberi makna pada
lambang, yaitu air yang dituang atas
orang yang dibaptis.
RAGAM TANDA

• Benda: air, roti, anggur, minyak;


• Tindakan: ucapan “ya” dalam Perkawinan;
penumpangan tangan dalam Tahbisan.
• Sabda: dipertegas dalam bacaan KS, doa-
doa, dan berkat.
TUJUH SAKRAMEN

• S. Pembaptisan – kelahiran;
• S. Penguatan/Krisma – pendewasaan;
• S. Ekaristi – makan dan minum bersama;
• S. Tobat – pengampunan;
• S. Perkawinan – menikah;
• S. Imamat/Tahbisan – pelantikan pejabat;
• S. Pengurapan orang sakit – saat sakit
keras/meninggal.
KRISTUS=SAKRAMEN ASAL

• Karena dari-Nya rahmat semua


sakramen berasal/bersumber.
• Gereja hanya “hamba Kristus dan
pengurus misteri Allah” (1 Kor 4:1)
 Gereja tidak dapat mengadakan
dan meniadakan sakramen, yang
diadakan oleh Kristus dan
dipercayakan oleh Dia kepadanya
(Kon. Trento).
TENTANG TUJUH SAKRAMEN

• Sejak semula ke-7 sakremen ada dalam


Gereja, walau belum disadari sbg satu
kelompok tersendiri.
• Baru abad XII para teolog merefleksi dan
menempatkan ke-7 sakramen sbg
kelompok tersendiri, dibedakan dari
sakramentali.
• Konsili Firenze (1439 M) menetapkan ke-
7 sakramen sbg yang diadakan Kristus.
Ajaran ditegaskan oleh Konsili Trento
(1547 M).
SAKRAMEN AGUNG DAN KECIL

• Dua Sakramen Agung: Baptis dan Ekaristi.


• Lima Sakramen Kecil: yg melengkapi
(Penguatan), yg memulihkan hidup ilahi
yang dianugerahkan dalam Pembaptisan
(Tobat dan Pengurapan Orang Sakit), yg
berguna bagi pembangunan hidup jemaat
(Tahbisan dan Perkawinan)
KEHADIRAN KRISTUS DALAM
SAKRAMEN
• Tidak hanya mengadakan atau menetapkan,
tapi dgn pengantaraan sakramen tetap
mendekati umat dan setiap orang beriman.
Dialah yang sesungguhnya menerimakan
sakramen.
• Maka dalam sakramen orang bertemu secara
pribadi dengan Sang Penyelamat yg
menganugerahkan hidup ilahi-Nya (rahmat-
Nya) kepada umat
SAKRAMEN BER “METERAI” KEKAL

• Pembaptisan, Penguatan, Pentahbisan


men’cap’ orang sbg ‘milik’ Kristus,
supaya semakin serupa dengan-Nya
untuk mengamalkan pengutusan
Kristiani dalam kehidupan sehari-hari.
• Ketiga sakramen itu hanya bisa diterima
sekali dalam hidup (tidak bisa diulang).
MANFAAT ROHANI SAKRAMEN

• Mendewasakan hidup ilahi yang diterima


waktu dibaptis  spy dlm kehidupan fana ini
orang diikutsertakan dlm kehidupan, wafat,
dan kebangkitan Kristus, jaminan hidup
abadi bersama Dia di surga.
• Bukan hanya berguna untuk membangun
umat, tetapi juga bantuan supaya orang
sanggup hari demi hari menjalankan
hidupnya sebagai anak Allah.
SAKRAMENTALI

• Tanda-tanda yang dari segi tertentu mirip


dengan tujuh sakramen, namun berbeda dari
beberapa segi lain.
• Perbedaan: (1) tidak ditetapkan oleh Kristus
sbg sarana rahmat; (2) rahmat sakramentali
bergantung pada sikap penerima dan doa
pengantaraan umat.
• Berupa: (1) benda (air suci, skapulir, medali,
rosario); (2) tindakan (berkat, eksorsisme) 
KL. 60 & 61.
TINDAKAN

• Sakramen-sakramen bukan tindakan orang-


perseorangan saja, melainkan secara hakiki
merupakan tindakan umat beriman (Gereja)
 paling jelas dalam Sakramen Ekaristi.
• Implikasi: orang tidak dapat menerimakan
sakramen pada dirinya sendiri, melainkan
hanya dapat ambil bagian secara aktif dalam
perayaan semua sakramen.
Demi sah-nya penerimaan sakramen

• Supaya sakramen diterimakan dengan sah


(valid), orang yang menerimakannya tidak
perlu saleh atau beriman tepat, asal ia ingin
berbuat apa yang Gereja perbuat.
• Sakramen berkekuatan rohani bukan karena
kesucian orang yang menerimakan,
melainkan karena Yesus, kepala Gerejalah
yang sebenarnya menerimakan rahmat
sakramental dg pengantaraan orang (St.
Agustinus).
DEMI PANTAS DAN BERGUNA

• Supaya sakramen diterima dengan pantas


(liceit) dan berguna, maka orang harus
beriman dan sekurang-kurangnya tidak
dalam keadaan berdosa berat.
• Sakramen yang diterima dengan tidak pantas,
‘mendatangkan hukuman atas dirinya’ (bdk.
1 Kor 11:27). Maka sebelum menerima
sakramen orang beriman wajib menyiapkan
diri dengan mawas diri, berdoa dan bertobat.
Terima Kasih
Hedwigis Dian Permatasari, S.Pd, M.Pd

Anda mungkin juga menyukai