Bila ada suatu masalah kejujuran seseorang sering diharapkan muncul.
Dalam memegang tampuk pimpinan orang pun diminta untuk jujur dalam kata maupun tindakan. Namun kala kejujuran dan sikap apa adanya diberikan orang bisa terperangah dan mungkin akan memintanya untuk lebih halus. Yesus menyampaikan kritikan apa adanya kepada orang-orang Farisi dan ahli Taurat. Orang- orang itupun kaget dan sakit hati. Mereka berusaha memancing Yesus dengan aneka macam pertanyaan dan jebakan supaya bisa mepersalahkan-Nya dan menangkap-Nya. Kritikan yang mereka terima membuat mereka marah dan membangkitkan niat jahat untuk balas dendam. Seharusnya kejujuran, baik pada diri kita sendiri maupun orang lain, membuat kita jadi lebih baik. Seharusnya kejujuran tetap mesti menjadi pegangan hidup kita. Kejujuran itu menjadi kunci menuju pada hasil yang optimal, walau mungkin harus melalui jalan yang berat. Kritik juga merupakan hal penting. Dengan kritik kita bisa mengevaluasi diri dan melangkahkan hidup menuju perbaikan terus menerus. Mau dan mampukah kita berani berucap benar di hadapan semua orang yang sama seperti Yesus lakukan? Memang bukan perkara mudah, kalua mudah hadiahnya anduk. Pada bacaanpertama Ef. 1:1-10 Sebagai orang beriman kita diingatkan bahwa kita adalah anak-anak Allah, artinya orang-orang yang hidup dan bertindak sesuai dengan kehendak Allah, senantiasa mendengarkan dan melaksanakan firman-firman atau sabda-sabda Allah, yang antara lain sebagaimana tertulis di dalam Kitab Suci. Sudahkah anda membaca/Mendengarkan Kitab Suci hari ini?
Kemuliaan kepada Bapa, Putra dan Roh Kudus
Seperti pada permulaan kini dan sepanjang segala abad.