Anda di halaman 1dari 1

i sebuah persekutuan daripada dia akan menyesatkan banyak orang.

Bagian ini, khususnya ayat yang ke-2 adalah sesuatu yang sungguh mengerikan yang diusulkan oleh Yesus dalam
memberlakukan sebuah hukuman bagi orang-orang penyesat, karena mengikatkan batu kilangan atau batu yang dipakai
untuk menggiling gandum, ialah batu bulat dan datar dengan memiliki diameter 45 cm adalah juga batu yang sangat berat,
sehingga tatkala diikatkan di leher dan dilemparkan ke dalam laut maka ini akan menyebabkan kematian secara perlahan
bagi orang yang mengalaminya. Tetapi lebih jauh daripada itu, Yesus menyerukan agar para murid mewaspadai diri mereka
sendiri, sebab jangan-jangan hal ini telah terdapat di antara mereka.

Dalam ayat ke-3, Yesus memulaikannya dengan kalimat “Jagalah dirimu!”. Hal ini benar-benar menuntut kewaspadaan
terhadap diri sendiri, agar diri sendiri dimampukan untuk melakukan hal yang lebih berat lagi yaitu sebuah pengampunan.
Pengampunan ini ditujukan bagi siapa saja yang melakukan dosa dalam pengertian kesalahan terhadap diri kita. Tetapi
pengampunan ini harus didahului dengan sebuah teguran, agar orang yang melakukan kesalahan dan dosa dapat
menyadari dengan baik apa yang sementara ia lakukan, kemudian hal ini berlanjut pada penyesalan.

Penyesalan adalah sesuatu yang sulit diukur oleh orang lain sehingga hal ini membutuhkan sebuah pembuktian dan
penilaian dalam kesabaran.

Yang dimaksudkan dengan kesabaran ini ialah sejauh mana kita mampu memberikan pengampunan kepada orang lain,
seberapa besarpun kesalahan yang sudah ia lakukan, karena tuntutan Yesus dalam ayat ke 4 ialah kita harus memberikan
pengampunan sampai segala sesuatu boleh disempurnakan oleh Allah sendiri. Jadi yang

n oleh Yesus ini adalah sesuatu yang sungguh teramat berat bagi para murid yang mendengarkannya, bahkan bagi gereja di
saat ini. Menyadari kelemahan dan kekurangan mereka, maka para murid berkata “tambahkanlah iman kami”. Ini adalah
merupakan sebuah doa yang seharusnya dibarengi dengan kerendahan hati dengan menyadari keterbatasan kita dalam
pelayanan yang adalah milik Tuhan, bukan sebaliknya merasa besar dan mampu melakukan segala sesuatu dan akhirnya
terjebak dalam dosa kesombongan.

Yesus kemudian melanjutkan pengajarannya dalam menjawab permintaan para murid untuk menambahkan kekuatan iman
mereka. Yesus menggunakan bahasa perumpamaan tentang iman yang harus dimiliki oleh orang percaya, yang hendaknya
sama dengan biji sesawi, tetapi maksud Yesus bukan masalah besar dan kecil, banyak dan kurang tetapi kualitas sebuah
iman yang dimiliki oleh para murid, nantinya akan membuat ia mampu melakukan sesuatu untuk kemuliaan kerajaan, yang
hendaknya sama dengan biji sesawi, tetapi maksud Yesus bukan masalah besar dan kecil, banyak dan kurang tetapi kualitas
sebuah iman yang dimiliki oleh para murid, nantinya akan membuat ia mampu melakukan sesuatu untuk kemuliaan
Kerajaan Allah.

Inilah nasehat-nasehat yang sungguh teramat berat dan benar-benar membutuhkan perhatian yang serius dari gereja
Tuhan yang ada di saat ini. Hal ini dikarenakan telah begitu lama kita semua sebagai orang Kristen hanya melakukan segala
sesuatu secara formal belaka tanpa menyadari bahwa apa yang kita lakukan harus diawali dan dilandasi dengan hati yang
tulus.

Sebagai gereja kita dituntut untuk menjadi teladan yang mendatangkan kebaikan bagi orang lain siapapun itu, karena bila
tidak demikian maka kita hanya akan menjadi batu sandungan bagi orang lain dan bisa jadi kita akan membawa kesesatan
bagi kehidupan orang lain.

Bila kita diharuskan menjadi teladan itu berarti kita harus mampu melakukan apa yang diminta oleh Yesus kepada kita
sebgai murid, yaitu memberikan pengampunan yang sungguh tatkala ada orang yang melakukan kesalahan, bahkan lebih
jauh dari pada itu kita harus berani untuk menyatakan kesalahan mereka yang melakukan dosa atau kesalahan dengan
teguran.

Bila kita menyadari bahwa kita kurang berani untuk melakukannya atau kita tidak mampu untuk menuruti kehendak Yesus,
maka berdoalah untuk meminta pertolongannya “Tuhan tambahkanlah iman kami, Tuhan tambahkanlah keberanian kami”

Anda mungkin juga menyukai