Anda di halaman 1dari 3

Mengenal Sakramen Penguatan

by RD. Stanislaus Kostka A.V.

3 Karakterisitik 7 Sakramen Gereja

Angka 7 sebagai simbol kesempurnaan kehadiran Allah di dunia, yakni kehadiran dalam seluruh
dimensi dan siklus kehidupan manusia, yakni dari lahir, tumbuh kembang dewasa hingga matinya.

Berikut 3 pembagian ketujuh sakramen berdasarkan karakteristiknya:

● Sakramen Inisiasi: sakramen Baptis, Ekaristi dan Penguatan.


● Sakramen Penyembuhan: sakramen Rekonsiliasi dan Pengurapan Orang Sakit.
● Sakramen Persekutuan dan perutusan umat beriman: sakramen Perkawinan dan Imamat.

Sakramen Inisiasi

● Sakramen Baptis, Ekaristi dan Penguatan adalah Sakramen Inisiasi di mana seseorang
dimasukan dan dan terima dalam Gereja Katolik.
● Ada 2 pihak yang terlibat: Gereja sebagai pihak yang menerima dan kita sebagai pihak yang
diterima.
● Melalui Sakramen Baptis kita dimasukan ke dalam sebuah kehidupan yang sama sekali baru
(KGK 1275), kita semua diangkat menjadi anak-anak Allah, menjadi manusia baru dalam
Kristus dan untuk pertama kalinya dijadikan anggota Gereja serta menerima rahmat Roh
Kudus.
● Melalui Sakramen Ekaristi kita disadarkan tentang sumber dan puncak hidup orang kristiani
dan sebagai tempat pertemuan dengan Kristus. Melalui sakramen Ekaristi inilah kita, umat
beriman dikenyangkan dengan tubuh dan darah Kristus, dipersatukan dengan-Nya sebagai
satu tubuh. Dalam Ekaristi kita berpesta dan bersyukur atas iman kita dan karya penebusan
Allah dalam diri Kristus. Inilah asupan dan nutrisi bagi jiwa kita yang mengubah kita semakin
menyerupai Kristus.

Sakramen Penguatan
● Sakramen Penguatan merupakan rahmat Allah yang memampukan manusia untuk
mewartakan kabar Gembira melalui kesaksian nyata sehingga penerimanya dapat: (1)
mewujudkan jati dirinya sebagai pribadi yang dewasa dalam iman dan (2) menyadari
konsekuensi menerima Sakramen Penguatan, yakni mewujudkan nilai sakramen Penguatan
dalam kehidupan sehari-hari.
● Sakramen Penguatan merupakan salah satu tahap penting dalam proses inisiasi Kristen.
Dalam hal ini penerima diteguhkan untuk mencapai kepenuhannya sebagai anak-anak Allah,
sehingga :
1. Semakin dewasa dalam iman, Ef 4:-13-16 (aspek Pengetahuan/pemahaman,
penghayatan/selebrasi, perwujudan/praktek hidup);
2. Mampu melaksanakan misi pengutusan Yesus Kristus dalam kesatuan dengan
GerejaNya (dewasa);
3. Menghayati iman akan pengharapan.(secara khusus bagi lansia)
● Dengan sakramen Penguatan kita dikuatkan oleh Roh Kudus untuk bertumbuh dewasa di
dalam iman.
● Pengurapan Roh Kudus ini seharusnya mengobarkan kasih kita kepada Yesus Kristus, yang
menjadikan kita hidup sesuai martabat kita sebagai anak-anak Allah, berani menjadi
saksi-Nya, dan mengambil peran dalam tugas-tugas perutusan Gereja.
● Catatan: Mengingat kedudukannya yang penting dan supaya calon penerima Sakramen
Penguatan mantap menerimanya maka calon wajib mengikuti masa persiapan dan mematuhi
tata tertib!
● Yesus menjanjikan karunia Roh Kudus yang disebut-Nya sebagai Penolong dan Roh
Kebenaran yang akan menyertai para murid-Nya sampai selama-lamanya (lih. Yoh 14:16).
● Jadi, Kristus meng-institusikan sakramen ini, bukan dengan memberikannya secara langsung,
tetapi dengan menjanjikannya. Ia mengatakan, “Adalah lebih berguna bagi kamu, jika Aku
pergi. Sebab jikalau Aku tidak pergi, Penghibur itu tidak akan datang kepadamu, tetapi jika
Aku pergi, Aku akan mengutus Dia kepada-Mu (Yoh 16:7).

Buah-buah Sakramen Penguatan: Untuk hidup yang lebih dewasa dalam iman
1. Curahan Roh Kudus dalam kelimpahan
2. Pertumbuhan dan pendalaman rahmat Pembaptisan
3. Dimeteraikan sebagai saksi-Nya
4. Menyempurnakan imamat umum: Tiga Tugas Kristus (Imam, Raja dan Nabi)
5. Pendewasaan dalam iman

Sakramen Penguatan dalam Kitab Suci

● Yesus menjanjikan karunia Roh Kudus yang disebut-Nya sebagai Penolong dan Roh
Kebenaran yang akan menyertai para murid-Nya sampai selama-lamanya (lih. Yoh 14:16).
● Para Rasul menerima pemenuhan janji rahmat Penguatan dari Roh Kudus tersebut pada hari
Pentakosta. Setelah dipenuhi oleh Roh Kudus, para murid menjadi berani untuk mewartakan
“perbuatan-perbuatan besar yang dilakukan Allah” (Kis 2:11).
● Curahan Roh Kudus merupakan tanda untuk saat mesianis pada hari-hari terakhir (lih. Kis
2:17-18), yang mendatangkan karunia Roh Kudus.
● Pengurapan Roh Kudus ini ditandai dengan penumpangan tangan (lih.Kis.8:14-17) dan
pengurapan dengan minyak harum yang disebut krisma.
● Oleh Penguatan, kita semakin diikutsertakan dalam perutusan Yesus Kristus dan mengambil
bagian di dalam kepenuhan Roh Kudus, sehingga seluruh kehidupannya mengalirkan
“keharuman Kristus” (lih. 2 Kor 2:15).
● Rasul Paulus mengajarkan agar sebagai umat beriman, kita perlu bertumbuh, agar tidak terus
menjadi manusia duniawi yang puas dengan susu, melainkan juga yang dapat menerima
makanan keras (1 Kor 3:2, Ibr 5:12).
● Pertumbuhan ini dimungkinkan oleh Roh Kudus yang memberikan kekuatan kepada kita.

Siapa saja yang bisa diberi Sakramen Penguatan?


1. Penerima Sakramen Penguatan adalah umat yang telah menerima sakramen baptis (Katolik).
[Kan. 889 § 1]
2. Dalam keadaan biasa, yang dapat menerima Sakramen Penguatan adalah orang Katolik yang
sudah dapat menggunakan akal, telah mendapatkan bekal pengajaran secukupnya,
berdisposisi baik, dan dapat membarui janji baptis.
3. Sakramen penguatan hendaknya diterimakan setelah yang bersangkutan berusia minimal
genap 13 tahun.
4. Dalam bahaya mati, sakramen penguatan dapat diberikan kepada orang Katolik yang belum
pernah menerimanya.
5. Dalam keadaan luar biasa, hendaknya umat yang berkebutuhan khusus dapat juga
mengalami karya keselamatan melalui sakramen penguatan.
Siapakah yang memberikan?
1. Pelayan biasa sakramen penguatan adalah Uskup dan yang oleh hukum disamakan dengan
Uskup Diosesan pada saat tahta lowong, yaitu, Administrator Apostolik dan Administrator
Diosesan.
2. Pelayan luar biasa sakramen penguatan adalah imam yang memiliki kewenangan ini
berdasarkan Kan. 883.2°-3°, dan imam yang mendapatkan mandat dari Uskup, bahkan dalam
bahaya mati setiap pastor paroki dan bahkan setiap imam.

Bagaimana Sakramen Penguatan diberikan?

● Sakramen Penguatan biasanya diberikan melalui pengurapan dengan minyak krisma di dahi,
yang dilakukan dengan penumpangan tangan uskup/imam yang diberi kuasa oleh uskup.
[Bagian ini biasa disebut "Materi" dalam sakramen]
● Minyak Krisma (Sancta Chrisma) adalah campuran minyak zaitun dan balsem, yang diberkati
oleh uskup pada hari Kamis Putih (di Misa pagi hari).
● Forma dalam Sakramen Penguatan adalah perkataan dari pelayan sakramen: “ … Semoga
dimeterai oleh karunia Allah Roh Kudus.” (KGK 1300) atau "Terimalah tanda Karunia Roh
Kudus."
● Dengan pengurapan di dahi dengan minyak krisma dengan bentuk salib, artinya:
1. penerima Penguatan harus selalu siap mengakui imannya akan Kristus—Juruselamat
kita yang disalibkan—secara terbuka;
2. penerima Penguatan harus siap melaksanakan ajaran imannya tanpa takut.

Bapak/Ibu Penguatan
● Setiap calon penguatan hendaknya diberi seorang bapak, atau seorang ibu, atau seorang laki
dan seorang perempuan sekaligus sebagai bapak/ibu penguatan yang memenuhi ketentuan
Kanon 874 §1.
● Demi kontinuitas pendampingan, sedapat mungkin bapak/ibu penguatan ini sama dengan
bapak/ibu baptis.
● Bapak/ibu penguatan mempunyai kewajiban mengusahakan agar yang telah menerima
penguatan bertindak sebagai saksi Kristus yang sejati dan dengan setia memenuhi
kewajiban-kewajiban yang melekat pada sakramen itu.

Anda mungkin juga menyukai