Anda di halaman 1dari 5

7 Sakramen

Dalam Gereja Katolik dan Pengertiannya

Pusat ajaran agama Katolik adalah dalam Sakramen. Dan ada 7 sakramen dalam gereja
Katolik yang diakui secara universal.
Kata sakramen ini tidak saja ditemukan dalam karya tokoh-tokoh gereja Katolik
seperti Turtullianus tetapi juga dalam berbagai dokumen kanonik Gereja.
Artinya, sakramen adalah bagian sentral dari ajaran dan doktrin umat katolik.
Jika ada dari anda yang belum tahu apa itu sakramen dalam gereja Katolik dan pengen tahu
lebih dalam, simak artikel ini sampai habis.
Apa itu Sakramen?
Dalam Katekismus Gereja Katolik, Sakramen dipahami sebagai tanda kehadiran Allah dalam
hidup manusia.
Atau tanda rahmat Allah yang berkhasiat, dilembagakan oleh Kristus dan dipercayakan kepada
Gereja, yang karenanya kehidupan ilahi diberikan (#1131).
Definisi sakramen adalah sebuah definisi yang kompleks, karena itu akan diuraikan satu per satu.
 Kata berkhasiat dapat diartikan sebagai efektif atau suatu kata yang mengartikan
bahwa menurut ajaran Katolik, sakramen dapat mewakili apa saja. Karena kuasa
Tuhan hanya bekerja dan orang-orang Katolik mempercayai-Nya
 Tanda adalah objek, kata, atau isyarat yang menunjukan sesuatu diluar dari dirinya
sendiri. Dalam ajaran Katolik, sakramen mewakili semua jenis benda, kata-kata dan
gerak tubuh manusia dan mengarah pada sesuatu yang lebih besar, yakni rahmat
dan belas kasih Tuhan
 Umat Katolik biasanya mendefinisikan Kasih Karunia sebagai Karunia Allah yang
diberikan secara gratis dan cuma-cuma lewat kehadiran-Nya dalam Sakramen.
Umat katolik juga mempercayai bahwa sakramen menunjukan dan merupakan saluran anugerah
Allah dan sebagai sarana komunikasi yang efektif antara manusia dan Allah.
Sementara itu, dalam doktrin Katolik, sakramen punya 3 pengertian dasar, yakni:
 Sakramen dilembagakan oleh Kristus. Kristus melembagakan tujuh sakramen
sebagai cara dimana Dia dapat hadir ditengah-tengah umat-Nya, bahkan setelah
kenaikan-Nya ke surga
 Sakramen-sakramen ini dipercayakan kepada Gereja. Dimana Kristus memberikan
sakramen-sakramen kepada Gereja sehingga Gereja dapat membagikannya
kepada umat-Nya
 Sakramen memberikan kehidupan Ilahi. Orang-orang yang menerima Sakramen
sebenarnya berbagi kehidupan ilahi dengan Allah atau Kristus itu sendiri.
Kehadiran Kristus dalam sakramen masuk ke dalam jiwa Gereja dan umat-Nya. Dia
juga membantu mereka menjalani kehidupan Kristen dan menyelamatkan mereka
sehingga mereka dapat mencapai kehidupan kekal.
Dengan demikian, dalam doktrin katolik, sakramen juga dipahami sebagai hadiah dari Tuhan
yang diberikan kepada Gereja sebagai bentuk kasih-Nya.
Lewat sakramen inilah Allah membenarkan dan menguduskan umat-Nya dengan beberapa cara,
seperti:
 Menyelamatkan umat-Nya dan membuatnya menjadi kudus
 Dia bertemu umat-Nya dimanapun mereka berada
 Dia mencurahkan kasih Karunia-Nya
 Dia membangun gereja dan menerima penyembahan
Disisi lain, dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia [KBBI] sakramen adalah upacara suci dan resmi
untuk bertemu dengan Tuhan dan untuk menerima rahmat Tuhan lewat tanda-tanda.
Sakramen sendiri merupakan kata serapan dari bahasa latin, sacramentum, yang
berarti menjadikan suci.
7 Sakramen Dalam Gereja Katolik
Lantas, sakramen apa saja yang ada dan diakui dalam gereja Katolik? Pasti penasaran kan?
Tanpa perlu berlama-lama, berikut disajikan 7 Sakramen dalam gereja Katolik beserta
penjelasannya.

1. Sakramen Baptis
via katoliksitas.org
Ini adalah sakramen yang menjadi dasar
kehidupan sacramental tiap umat Katolik. Dalam
rencana penyelamatan Allah, pembaptisan amat
sangat penting.
Di perjanjian Baru, Yesus melakukan banyak sekali
peristiwa yang menjadi pralambang Sakramen
Baptis ini.
Pembaptisan lewat air menjadi salah satu tema
umum yang berulang kali muncul dalam kitab suci
baik itu di perjanjian lama dan perjanjian baru.
Misalnya, dalam PL [perjanjian lama] tanda keselamatan dengan air mencapai puncaknya saat
Yosua mengantar bangsa-bangsa Israel ke Sungai Yordan, tanpa membasuh kaki-Nya dan
kemudian masuk ke Tanah Perjanjian.
Dalam perjanjian baru, Sakramen Baptis menjadi tanda kehadiran Allah dalam diri Yesus Kristus.
Misalnya, ketika Yesus di Baptis di Sungai Yordan oleh Yohanes Pembaptis, dimana saat itu Roh
Kudus turun ke atas-Nya.
Seperti roh Allah yang melayang-layang diatas permukaan air pada awal penciptaan, demikian
juga Roh Allah melayang-layang di atas sungai Yordan dan mengurapi Yesus.
Sementara, kateskismus 1225 dijelaskan bahwa pembaptisan Kristiani berasal dari Salib, dengan
penjabaran sebagai berikut:
Dalam Paskah-Nya Kristus membuka sumber Pembaptisan bagi semua orang. Ia telah berbicara
tentang sengsara yang akan dialami-Nya di Yerusalem, sebagai suatu ‘Pembaptisan’ yang harus
Ia terima. Darah dan air akan mengalir dari lambung-Nya yang tertikam di salib juga merupakan
lambang Pembaptisan dan Ekaristi, yang adalah sakramen-sakramen kehidupan Baru.

2. Sakramen Krisma
via bungkul.com
Sakramen krisma bertujuan untuk menguatkan dan
meneguhkan materai Roh Kudus yang telah
diberikan kepada umat katolik setelah Pembaptisan.
Tanda dari sakramen ini adalah pengurapan minyak
suci yang bernama Krisma.
Dalam kitab suci perjanjian lama dan juga dalam
Kateskismus 1293-1294, sakramen Krisma bermakna
pembersihan, penyembuhan dan tanda penobatan.
Sementara, dalam kitab suci Perjanjian baru, Santo
Petrus mengatakan bahwa Yesus dari Nazaret diurapi pada waktu ia di baptis di Sungai Yordan.
Dan Allah Mengurapi dia dengan Roh Kudus dan kuat Kuasa. [Kisah Para Rasul, 10:38]
Pengurapan Yesus ini jadi tanda permulaan pelayanan-Nya ditengah-tengah manusia.
Sejak itu, Yesus mulai tampil dalam peranannya sebagai Anak Allah yang menyandang tiga gelar
yakni Imam, Nabi dan Raja (bdk. Kateskismus 436, 1286).
Sesudah diurapi di Sungai Yordan, maka Yesus benar-benar dapat disebut Kristus, karena ia
telah diurapi.

3. Sakramen Ekaristi
via crisismagazine.com
Ekaristi merupakan sumber dan puncak dari seluruh
kehidupan umat Kristiani (LG 11; Katekismus 1324).
Dalam ekaristi, Kurban Yesus di salib akan
dihadirkan. Kurban Yesus adalah puncak dari segala
bentuk keselamatan dan juga sejarah penyelamatan.
Semua kurban dalam perjanjian lama menjadi pralambang Kurban Yesus, yang menggenapi dan
melampaui semua kurban lain (kateskismus 614).
Kurban-kurban Binatang, seperti misalnya dalam Kurban Paskah berupa anak Domba, hanya
melambangkan kurban yang paling utama, yaitu Yesus sendiri, yang adalah Anak Domba Allah.

4. Sakramen Tobat dan Rekonsiliasi


via factsanddetails.com
Dosa terutama pelanggaran terhadap Allah,
pemutusan hubungan dengan Dia (Kateskismus
1440) sebagai Allah, maka umat-Nya membutuhkan
pertobatan atau rekonsiliasi.
Sakramen ini pada dasarnya termasuk dalam
kategori sakramen penyembuhan, dalam pengertian
yang lebih spesifik sebagai penyembuhan iman dan
rohani.
Dengan asumsi, setiap umat Katolik dan umat
manusia umumnya, perlu dibersihkan dari dosa-
dosa yang dilakukan sehari-hari, dengan sadar
ataupun tanpa sadar.
Dengan demikian, setiap orang yang sudah dibaptis, lalu melakukan dosa kembali, maka perlu
bertobat atau menerima sakramen tobat.
Dan pada akhirnya, hal ini kembali mengingatkan Yesus akan pelayanan-Nya yang semuanya
dipusatkan untuk pengampunan dosa.
Yesus sendiri telah mengakui hal itu dengan mengatakan ‘… yang akan menyelamatkan umat-
Nya dari dosa mereka” [Matius 1:21]

5. Sakramen Pengurapan Orang Sakit


via stjoemanchester.org
Sejak manusia pertama jatuh ke dalam dosa di
taman Eden, penderitaan dan penyakit menjadi
salah satu pengalaman universal yang wajib dialami
oleh setiap manusia.
Yesus memandang penyembuhan jiwa dan raga-
Nya sebagai kesatuan atau bagian dari
perutusannya sebagai Mesias, Anak Allah yang hidup.
Dalam perjalanannya, Yesus juga telah mengampuni banyak orang, menyembuhkan orang sakit,
memutahirkan orang kusta, menyembuhkan yang lumpuh dan lain sebagainya.
Karya itu merupakan bagian dari karya ‘penyembuhan dan penyelamatan’ (Kateskismus 1421)
yang kemudian diteruskan oleh gereja dalam sakramen-sakramen, termasuk sakramen
pengurapan orang sakit.
6. Sakramen Tahbisan atau Imamat
via katoliksitas.org
Dalam sejarah keselamatan, umat Kristiani selalu mempunyai
imam-imam sebagai perantara Allah dan umat-Nya.
Para imam ini mempersembahkan kurban untuk memulihkan
dosa manusia dalam ibadah atau karya-karya lain.
Imam adalah bagian dari umat Allah, yang terpanggil untuk
melanjutkan misi penyelamatan Yesus di dunia.
Artinya, tidak semua orang Katolik akan menerima sakramen
ini dan hanya orang-orang terpilih saja alias pada Biarawan
dan Biarawati.
Disamping itu juga, pemberi sakramen ini hanya boleh
dilakukan oleh Uskup, sebagai wakil Paus.

7. Sakramen Perkawinan
via catholicsteward.com
Saat Allah menciptakan dua manusia sebagai pria
dan wanita, Allah juga menciptakan perkawinan.
Dengan kata lain, Allah telah menciptakan manusia
yang didorong oleh kasih, juga memanggilnya
untuk mengasihi sesamanya.
Itu berarti, perkawinan dapat dipahami sebagai
salah satu panggilan paling mendasar bagi manusia
dan sudah menjadi bagian dari kodratnya.
Karena Allah menciptakan mereka sebagai pria dan
wanita, maka kasih-mengasihi diantara mereka mencerminkan kasih yang mutlak dan tak
terputus-putus atas nama Allah yang mengasihi manusia (Katekismus 1604).
Panggilan sakramen perkawinan merupakan panggilan bagi pria dan wanita supaya dalam
hubungan perkawinan (dan kekeluargaan) mereka meneladani kasih Allah yang khas, yaitu kasih
yang mutlak, tak pernah terputus, rela berkurban dan membaktikan hidupnya untuk
keluarganya.
Dengan kata lain, kasih dalam perkawinan haruslah kasih yang diwarnai oleh imam. Selain itu,
umat katolik hanya boleh menerima sakramen perkawinan sekali seumur hidup.
Penutup
Sebenarnya, ke-7 sakramen di atas dibagi dalam 3 kategori dasar yakni Inisasi, Penyembuhan
dan Panggilan.
Dan ini harus diketahui oleh setiap umat Katolik, sebagai salah satu cara untuk mengamalkan
ajaran katolik dalam kehidupan sehari-hari.
Demikian artikel tentang 7 Sakramen dalam Gereja Katolik. Semoga artikel ini bisa bermanfaat
untuk anda. ***

Anda mungkin juga menyukai