A. Baptisan Air
Baptisan merupakan suatu ketaatan kepada Tuhan Yesus, dimana Ia lebih dahulu telah
memberikan contoh bagi orang-orang percaya. Baptisan bukanlah langkah akhir untuk selamat,
aka tetapi orang yang ingin di selamatkan harus melalui babtisan.
Baptisan Air adalah salah satu dari dua sakramen gereja yang kita miliki. Oleh karena
telah banyak orang yang telah menyala gunakan pengertian baptisan, sehingga banyak yang
menganggap hanya sekedar cara keagamaan yang dapat di lakukan tanpa kesadaaran akan
maknanya.
Kata baptisan bersal dari bahasa Yunani Baptiso dari kata kerja Bapto yang artinya:
menyelamkan, menenggelamkan atau mencelupkan kedalam air (to immerse, to dip or to plunge
under water). Secara theologis kata ini berarti menggenapi kebenaran Allah dan menyatakan
pengenalan orang percaya kepada kematian, penguburan, dan kebangkitan Yesus Kristus, Rom
6 :3-4. Karena baptism air merupakan pengalaman spiritual yang sangat penting, maka setiap
gembala siding harus memiliki tanggung jawab untuk mempersiapkan mereka yang akan di bapts
dengan pengenalan akan maknanya.
1. Apa pengertian Alkitab tentang Baptisan?
a) Suatu ketaatan terhadap perintah Allah, Mar 16:16.
b) Mengikuti jejak Kristus, 1 petrus 2:21; Yoh. 13:15
c) Meninggalkan kehidupan lama atau mati terhadap dosa. Kol 3:3
d) Menyatukan diri dengan : kematian Kristus Rom 6:5; penguburan Kristus Rom 6:4; dan
dengan kebangkitan Kristus Rom 6:4
2. Siapa yang perlu di baptis?
a) Mereka yang mendengar injil dan percaya Mark 16:16
b) Mereka yang matanya telah di bukakan Kis 9:18
c) Mereka yang sudah bertobat Kis 2:38
d) Mereka yang sudah mengasilkan buah pertobatan Luk. 3:8; Mark 3:8
e) Mereka yang telah menerima Roh Kudus Kis 10:47
3. Bagai mana cara melaksanakan?
a) Dalam nana Allah Bapa, Allah Anak (Putera) dan Allah Roh Kudus Mat. 28:19
b) Dalam nama Tuhan Yesus Kis. 8:16;19:5
c) Dalam nama Tuhan Kis 10:48
4. Siapa yang berhak melaksanakan?
a) Salah satu pemimpin Gereja (Yohanes Pembaptis,Petrus,Filipus dan silas, Ananias dan yang
Lain).
5. Dimanakah dilaksanakannya?
a) Di sungai Mat. 3:13-17
b) Di ruang yang terbuka banyak air Yoh 3:22-23
c) Di Gedung Kis. 8:38-39
Biasanya sakramen baptisan di adakan sesudah acara kebaktian hari minggu atau acara tersendiri,
maka alangkah baiknya acara dapat di buat sebagai berikut :
C. PERNIKAHAN
a. Persiapan Nikah
Pertama-tama di ketahui bahwa upacara pemberkatan nikah hanya dapat di lakukan bagi
pasangan seiman, yang mengakui Tuhan Yesus Kristus sebagai Juru Selamat bagi pribadi
mereka. Hal ini harus di wujudkan dalam kehidupan ibadah yang konsisten dan telah
melaksanakan baptisan air sesui kebenaran Firman Allah. Bagi mereka yang merencanakan
pernikahan gereja, di haruskan untuk mengikuti program penataran pra-nikah yang di adakan
sesuai perjanjian dengan gembala sidang. Allah tidak menghendaki manusia hidup sendirian.
Inilah yang menyebabkan Ia menganugerahkan kepada manusia pernikahan. Pesta nikah hanyalah
sebagai permulaan bagi perjalanan hidup yang panjang dan penuh misteri; sehingga pasangan
nikah harus mempersiapkan diri dengan penuh kesabaran bahwa kehadiran Kristus tidak bole di
abaikan. Manusia yang di ciptakan sesuai dengan gambar Allah membutuhkan hubungan sosial.
Manusia tidak puas hidup sendirian karena memiliki kecenderungan untuk mengadakan
hubungan dengan sesamanya. Hubungan yang di gali dalam hidup nikah adalah hubungan yang
menuntut pengorbanan yang menjanjikan kebahagiaan yang jauh lebih besar dari apa yang pernah
di alami sebelumnya. Kasih yang di jalin dalam hubungan suami istri menjadi landasan hubungan
yang akrab yang hanya dapat di jalin dengan janji pengabdian, loyalitas dan kesediaan untuk
mengorbankan segalanya bagi hubungan itu. Pernikahan di dalam Kristus haru memberi
kesempatan yang luas untuk mewujudkan iman yang sejati, dan menggunakan kesempatan dalam
hidup nikah untuk mengabdi kepada Kristus dala melayani sesamanya. Dalam hubungan ini,
harus di ingat bahwa nikah Kristen menganut sistem monogami, yaitu hubungan nikah hanya
terdiri dari hubungan antara suami dengan seorang istri yang telah di satukan.
Alkitab mencatat pernikahan adalah sesuatu yang sangat penting dalam hubungan dengan
pengabdian jemaat terhadap Tuhan Yesus Kristus. “karena inilah kehendak Allah: pengudusanmu yaitu
supaya kamu menjauhi percabulan supaya kamu masing-masing mengambil seorang perempuan menjadi
istrimu sendiri dan hidup dalam pengudusan dan pengamatan, bukan dari dalam keinginan hawa nafsu,
seperti yang di buat orang-orang yang tidak mengenal Allah 1 Tes 4:3-5
Alkitab menasihati sang suami: hai suami, kasihilah istrimu sebagaimana Kristus telah mengasihi
jemaat dan telah menyerahkan diriNya baginya untuk kekudusannya, sedah ia menyucikannya dengan
memandikannya dengan air dan firman” Efeseus 5:25-26 “
“sebab laki-laki akan meninggalkan ayahnya dan ibunya bersatu dengan istrinya, sehingga
keduanya menjadi satu daging” Efesus 5:31
“demikian jugah kamu, hai suami-suami hiduplah bijaksana dengan istrimu, sebagai kaum yang
lebih lema ! hormatilah mereka sebagai teman pewaris dari kasih karunia, yaitu kehidupan, supaya doamu
jangan terhalang” 1 petrus 3:7
Kepada istri:”hai istri, tunduklah kepada suami seperti kepada jemaat.dialah yang menyelamtkan
tubuh” efesus 5:22-23
“demikian jugah kamu, istri-istri, tunduklah kepada suami, supaya jika ada di antara mereka yang tidak
taat kepada Firman, mereka juga tanpa perkataan di menangkan oleh kelakuan istrinya, jika mereka
melihat bagaimana mrni dan salehnya hidup istri mereka itu” 1 Pet.3:1-2
Kepada pasangan nikah: “Bagaimana juga, bagi kamu masing-masingberlaku: kasihilah istrimu
seperti dirimu sendiri dan istri hendaklah menghormati suaminya”Ef.5:33
Hendaklah setiap pelaksanaan nikah Kudus di lakukan oleh gembala sidang, dan tidak di
laksanakan di rumah biasa melainkan di dalam gedung Gereja. Hal ini dapat dimungkinkan sesuai dengan
beberapa alasan yang di kemukakan. Pertama, jika pelaksanaan nikah di rumah biasa sebagai akibat
pendisiplinan organisasi karena pelanggaran terhadap tahta nilai pernikahan Kudus, maka perlu di ketahui
bahwa beberapa organisasi gereja telah mecabut pendisiplinan yang merugikan rumah tangga tersebut.
Dalam suatu penelitian tiga dari lima keluarga yang di berkati di rumah biasa, kehidupan rumah tangga
mereka sulit untuk di tobatkan tidak aman, pertikaian bahkan terancam cerai. Perbedaa tempat pelaksan
anikah tersebut telah di jadikan iblis sebagai saran yang empuk untuk melumpuhkan keutuhan rumah
tangga mereka. Kedua, pelaksanaan nikah baik di rumah biasa mauoun di dalam gedung gereja
menghadirkan berkat yang sama, apalagi jika yang melayani adalah pelayan yang sama. Ketiga, dengan
mengklarisifakasikan tempat, maka ada kecemburuan dapat terpublikasi kesalahan pribadi atau rumah
tangga yang seharusnya telh diselesaikan oleh gembala sidang ketika hendak melaksanakan.oleh sebab
itu,pernikahan kudus janganlah dibedakan pada tempatnya melainkan pada tehnik atau cara pelaksanaan.
Setiap peleksanaan nikah harus bertanggung jawab dalam melaksanakan upacara pemberkatan
nikah sesuai dengan otoritas yang telah diberikan kepadanya.pelaksana juga harus mengetahui dengan
pasti,apa kedua mempelai telah siap untuk memasuki hubunga nikah,dan menyadari ajaran Alkitab bahwa
mereka yang cerai ex partnernya masih hidup dilarang untuk dinikahkan lagi,demikian pula halnya
dengan pasangan yang tidak seimbang.
Gem,bala sidang atau pelaksana yang melaksanakan upacara bila kurang memahami jalannya upacara
pernikahan yang dipimpin,hal iniakan sangat mengganggu kesejahteraan kedua mempelai itulah sebabnya
pelaksana harus menguasai sepenuhnya dan memahami semua prosedur upara ini sehingga ia sanggup
melaksanakan tugasnya dengn tenang.
d. Cara Melaksanakan
Nasehat gembala:kedua mempelai dipersilakan berdiri tetap dengan posisi pengantin laki-laki
disebelah kiri pengantin perempuan disebela kanan.
Jemaat dan telah menyerakan dirinya baginnya untuk menguduskannya,sesudah ia menyucikan dirin nya
dengan memandikannya dengan air dan firman, supaya denga demikian ia menempatkan jemaat
dihadapan diriNya dengan cemerlang tampa cacat atau kerut serupa itu, tetapi supaya jemaat kudus dan
tak bercela.Demikian juga suami harus menngasihi istrinya sama seperti tubuhnya sendiri “.Dan kepada
(nama jelas perempuan)
Allah menciptakan pernikahan bagi manusia,agar kebutuhan manusia yang paling dalam dapat
terpenuhi.inilah sebabnya,bila seorang laki-laki dan seorang perempuan telah memilih untuk hidup
bersama sama dalam nikah Kristus,mereka pada dasarnya telah meletakan diri mereka diatas mezbah
Tuhan sebagai korban yang hhidup kepada Allah kepada satu dan yang lain.Mereka menyatakan
kesediaan untuk untuk menaati perintah Tuhan dan jalan Tuhan bagi hidup bahagia.
Hubungan nikah yang kalian lakukan adalah hubungan yang paling dalam dan akrab,yang bagi dunia hal
iniadalah hubungan didalam persekutuan dan kasih Kristus.pernikahan adalah ketetapan Allah yang telah
diciptakan demi kebahagiaan manusia.Dalam hubungan nikah inilah kalian akan menggunakan
kesempatan untuk mewujudkan kasih saying satu kepada yang lain.
Alkitab mengatakan : “Kasih itu sabar, kasih itu murah hati ; Ia tidak cemburu, Ia tidak memegahkan diri
dan tidak sombong. Ia tidak melakukan yang tidak sopan dan tidak mencari keuntungan diri sendiri. Ia
tidak pemarah dan menyimpan kesalahan orang lain. Ia tidak bersukacita karena ketidakadilan, tetapi
karena kebenaran. Ia menutupi segala sesuatu, percaya segala sesuatu, mengharapkan segala sesuatu,
sabar menanggung segala sesuatu. Kasih tidak berkesudahan.
Baiklah kepada mempelai masing-masing saya akan berikan pertanyaan dan jawab dengan suara yang
kedengaran di hadapan Allah dan para jemaat.
4. Mempelai perempuan berkata : (ikuti perkataan Gembala) aku (nama jelas perempuan)
menerimamu (nama jelas pria) sebagai suamiku yang sah, kemana kau pergi, aku akan ikuti,
dimana engkau menginap di situ jugah aku tinggal, kaum keluarga ku, dan Allahmu, Allahku
juga.
Sebagai tanda janji dari perjanjian yang telah kalian buat, sekarang kalian akan saling
memasang cincin.
1. Kepada pria : apa yang akan kau berikan sebagai janji setiamu ? mempelai laki-laki berkata :
Cincin ! selanjutnya, cincin ini aku berikan kepadamu sebagai lambang janji kasih setiaku.
Sambil memasang cincin ke-jari manis tangan kanan mempelai perempuan.
2. Kepada perempuan : apa yang akan kau berikan sebagai janji kasih setiamu ? mempelai
perempuan berkata : Cincin ! selanjutnya, cincin ini aku berikan kepadamu sebagai lambang janji
kasih setiaku. Sambil memeasang cincin ke-jari manis tangan kanan mempelai laki-laki.
Lingkaran cincin yang terbuat dari emas murni yang tak berujung, yang telah kalian berikan stu kepada
yang lain melambangkan kasih yang abadi dan suci. Cincin itu melambngkan kasih yang tak mudah
luntur dan telah melalui proses pengujian seperti janji nikah yang telah kalian ucapkan. Dengan demikian
kalian akan hidup bersama dalam kesucian.
Doa berkat, kedua mempelai berlutut dan didoakan dengan menumpangkan tangan. Selesai doa, kedua
mempelai laki-laki membuka tudung yang menutupi wajah mempelai perempuan.
Kedua mempelai menghadap jemaat, sambil berpindah posisi pengantin laki-laki ke kanan dan pengantin
perempuan ke kiri.
Oleh karena kamu, (mempelai laki-laki) dan kamu, (mempelai perempuan) telah berjanji untuk memasuki
nikah yang suci di hadapan saksi yang hadir dan di hadapan Allah, maka mulai hari ini kalian adalah
suami istri yang sah. Di satukan oleh Allah dalam hubungan nikah kudus yang tentunya tidak boleh di
ceraikan manusia.
Mulai hari ini kalian akan berjalan dalam jalan hidup bersama-sama, biarlah kata-kata yang penuh kasih
mengalir dari mulutmu, dan sukacita senantiasa memenuhi hidupmu.
Muai hari ini Kristus menjdi Tuhan dalam rumah tanggamu yang senantiasa memperdulikan dan
memberkati kehidupan kalian berdua dengan hidup nikah yang bahagia.
Akhirnya Allah akan melimpahkan berkatnya, dan memelihara kalian berdua dalam tanganNya yang ajaib
dengan sukacita dan damai sejahtera mulai hari ini di dalam nama Allah Bapa, Allah Anak (Putera), dan
Allah Roh Kudus, Amin !
Di lanjutkan dengan menyanyi dan di akhiri dengan doa penutup. Hadirin di persilakan untuk
mengucapkan selamat berbahagia. Jika surat nikah usda di tanda tangani alangkan baiknya dapat di
berikan disini.
Taka ada saat yang seindah ini bagi pendeta untuk menyatakan nasihat dan memberi petunjuk, selain
menghadapi mereka yang berduka cita. Pintu hati mereka selalu terbuka lebar untuk di isi dengan kata-
kata Firman yang bernuansa penghiburan dan pengharapan. Dalam kesempatan seperti ini, sedapat
mungkin pendeta mengikuti keinginan keluarga yang berduka cita sejauh tdiak bertentangan dengan
Firam Allah.
Dalam kebaktian pemakaman atau penghiburan pendeta harus berdiri dekat keluarga yang berduka.
Renungan yang di siapkan harus di pelajari sedemikian rupa supaya tidak meleset dari tujuan utamnya
a. Dirumah :
1. Menyanyi, doa pembukaan
2. Menyanyi lagu-lagu penghiburan
3. Persembahan pujian khusus (jika ada)
4. Renungan Firman Tuhan
5. Menyanyi dan berdoa untuk renungan Firman dan pemberangkatan jenasah.
6. Keluarga di ijinkan melihat enasah yang terakhir kali
7. Peti jenasah di tutup dan di usung ke pekuburan
b. Di Kubur :
1. Doa ucapan syukur atas penghentaran Tuhan
2. Menyanyi lagu-lagu penghiburan
3. Renungan singkat yang mengarah pada pengharapan dan kebangkitan
4. Berdoa untuk penghiburan dan pengharapan yang telah diterima kaluarga dan
hadirin.
5. Jenasah di turunkan kedalam kubur
6. Kata pendeta : manusia yang lahir dari perempuan singkat umurnya dan penuh
kegelisahan. Seperti bunga ia berkembang dan layu, seperti baying-bayang ia
hilang lenyap dan tak bertahan. Dan oleh karena Engkau Tuhan telah mengambil
nyawanya, maka kami menyerahkan tubuh ini kepada bumi, sebagai mana
tertulis : (sambil menjatuhkan segumpal tanah) apa yang berasal dari tanah
kmbali kepada tanah, dari abu kembali kepada abu dan dari debu kembali kepada
debu, sambil menantikan pengharapan yang akan dinyatakan Kristus yaitu
kebangkitan dan kemuliaan untuk selama-lamanya; dan di akhiri dengan doa
penutup.
E. Penyerahan Anak
Alkitab menyatakan baik dalam Perjanjian Lama maupun dalam Perjanjian Baru bahwa
penyerahan anak kepada Tuhan merupakan hal yang sangat penting dan berkenan kepada Allah,
misalnya Hana membawa anaknya Samuel ke Bait Allah unruk dipersembahkan, demikian jugah
Yesus dipersembahkan kepada Allah dalam Bait Allah. Semua ini memiliki arti yang sangat
penting bagi setiap orang tua Kristen dewasa ini.
Seandainya ada yang beranggapan bahwa orang tuanya bukan orang Kristen atau mendapat anak
di luar pernikahan atau hasil perpisahan, yang di istilahkan anak haram, maka anak tersebut tidak
boleh diserahkan kepada Tuhan karena tidak di terimaNya adalah keliru. Karena pertama-tapa
dalam upacara penyerahan, Allah lsngsung berurusan dengan anak tersebut tanpa mengurangi
makna siapa yang menyerahkan dan siapa orang tuannya; karena ada tertulis dala Firman :
“Biarkanlah anak-anak itu datang kepadaKu”. Janganlah seorang hamba Allah melimpahkan dosa
orang tuanya kepada anak, karena tidaklah demikian dalam Kitab Suci. Dosa adalah pelanggaran
terhadap hokum Allah, dengan demikian si anak bukanlah pelanggar melainkan orang tua.
Layanilah seorang anak sebagaimana yang di inginkan Yesus.
Apabila penyerahan anak dilakukan dalam acara kebaktian umum, maka sebaiknya dilakukan
dalam awal-awal kebaktian supaya anak tersebut tidak rewel.
Cara Melaksanakan :
1. Keuda orang tua membawa anak kedepan dekat mimbar
2. Doa ucapan syukur bagi anak yang akan diserahkan
3. Pembacaan ayat-ayat Alkitab dan nasihat singkat.
4. Gembala mendekati orang tua dan memeluk anak (jika lebih dari satu anak maka di butuhkan
para pelayan) sambil memberikan beberapa pertanyaan sebagai janji orang tua dalam
mendidik, membesarkan dan memelihara anak dalam takut akan Tuhan.
5. PENYERAHAN : “Anak dari pasangan (nama ayah) dan (nama ibu) yang lahir pada
tanggal….., di …..., tahun ……, di ……, yang bernama ……………., kami serahkan
kepada Bapa dalam Nama Tuhan Yesus Kristus kiranya maksud dan kehendak Allah di
nyatakan dalam hidupnya. Doa ini di akhiri dengan memohon berkat dari Allah Tritunggal
melimpah atas anak dan kedua orang tua.
6. Selesai
F. PELANTIKAN PEJABAT GEREJA
Seringkali seorang palayan merasa bahwa tugaas dan tanggung jawab pelayananyang di pegang
tidak berarti sama sekali. Inilah yang menyebabkan seorang pemimpin gereja harus memberi dan
menyadarkan emua pelayan, bahwa betapa pentingnyasebuah melayani dengan penuh kesadaran
karena kita bekerja untuk Allah. Tidak ada suatu pekerjaan yang tidak berarti di hadapan Tuhan.
Pelantikan pejabat atau majelis Gereja harus dipersiapkan dan direncanakan dengan baik melalui
suatu kebaktian, bila perlu diadakan perjamuan kudus. Dengan demikian baik pelayan yang
dilantik maupun jemaat akan lebih menghargai kedudukan para pelayan. Penunjukan pelayan
Tuhan dari atas mimbar dan langsung dipekerjakan tanpa melalui pelantikan akan kurang
mendapat penghargaan dari jemaat, yang kemuidan berdampak pada hilangnya tanggung jawab.
Renungan Firman yang disampaikan harus sesuai dengan acara pelantikan yang dilanjutkan
dengan penjelasan masing-masing tugas agar tidak salah dan ragu-ragu dalam melaksanakannya.
Mereka yang akan dilantik harus hadir dalam kebaktian.