Anda di halaman 1dari 6

Kedaulatan Allah Vs Kebebasan

manusia
Dari tema diatas kita melihat seakan-akan ada pertentangan antara Kedaulatan
Allah dan Kebebasan manusia, namun benarkah demikian yg dinyatakan oleh
Alkitab??
Apakah Alkitab mendukung Kedaulatan Allah saja dan mengabaikan kebebasan
manusia??
Apakah Alkitab mendukung Kebebasan manusia saja dan mengabaikan
Kedaulatan Allah??
Atau Alkitab mendukung keduanya??

J.J.Paker di dalam bukunya yang berjudul Evangelism & Souvereignity of God


(terbitan Momentum) memberikan penjelasan awal sbb:
Kedaulatan Allah dan tanggung jawab manusia merupakan sesuatu yang tampak
berkontradiksi namun kedua-duanya sama-sama masuk akal / logis dan samasama penting. Dan di dalam bukunya itu J.J. Paker menggunakan istilah Antimoni
(di dalam buku tsb dijelaskan arti sebenarnya dari kata Antimoni).
Antimoni adalah 2 kebenaran yang tampaknya tidak bersesuaian. Antimony
muncul ketika ada 2 kebenaran yang keduanya tak dapat disangkal tetapi
tampak tidak dapat disesuaikan. Keduanya sama-sama ditopang oleh alasan
yang kuat dan bukti yang jelas dan kuat sehingga layak untuk dipercaya, tetapi
bagaimana mencocokan keduanya masih merupakan misteri.
Anda melihat bahwa keduanya benar tetapi anda tidak mengerti bagaimana
keduanya dapat sama-sama benar. Salah satu contoh antimony yang dihadapi
fisika modern dalam studi mengenai cahaya. Ada bukti kuat bahwa cahaya terdiri
dari gelombang, tapi bukti lain yang sama kuatnya menunjukkan bahwa cahaya
terdiri dari partikel. Sulit dimengerti bagaimana cahaya dapat terdiri dari
gelombang dan sekaligus partikel, tetapi buktinya ada sehingga tak satu pun
dari kedua pandangan itu dapat dibuang atau dikurangi atau dijelaskan dari
sudut pandang lain.
Kedua pandangan yang tampak tidak dapat berdampingan itu harus sama-sama
diterima sebagai kebenaran. Memang hal ini sulit diterima akal, tetapi harus
diterima jika kita ingin setia pada fakta.
Kita mengetahui bahwa permasalahan ini adalah permasalahan yang tidak
sederhana.
Namun saya akan mencoba untuk menjelaskan permasalahan ini, walaupun
mungkin tidak dapat menyelesaikan seluruh permasalahan yang ada.
Saya akan membagi penjelasan saya di dalam 2 bagian yaitu:

1.Kebebasan manusia setelah jatuh di


dalam dosa.
Setelah manusia jatuh di dalam dosa maka seluruh aspek dari manusia
mengalami pergeseran (rusak). Sehingga manusia tidak dapat lagi mengenali /
mencari Kebenaran yang sesungguhnya atas usahanya sendiri(mengenai hal ini
dapat dipelajari di dalam ajaran TULIP yaitu Total Depravity).
Dan karena manusia telah jatuh di dalam dosa maka hubungan antara Allah dan
manusia pun rusak. Sehingga manusia mengalami keterpisahan dari Allah.
Sedangkan kita telah mengetahui bahwa kehidupan manusia haruslah
mengarahkan dirinnya kepada Allah atau berpusat kepada Allah, tanpa itu maka
manusia hanya berada di dalam kegelapan(berpusat pada diri sendiri atau pada
ciptaan lainnya).
Mengenai hal ini anda dpt baca di artikel berikut:
allah-pencipta-dosa-vt2925.html
jika kita telah memahami hal ini maka dengan sendirinya kita mengetahui bahwa
tanpa Anugerah dari Allah maka manusia tidak akan pernah bisa kembali kepada
Kebenaran yang sesungguhnya. Artinya semenjak manusia jatuh di dalam dosa
maka manusia tidak lagi memiliki kebebasan yang sesungguhnya melainkan
sudah berada di dalam kuasa kegelapan. Atau dengan kata lain manusia sudah
tidak dapat lagi memiliki kebebasan untuk memilih karena semenjak manusia
jatuh di dalam dosa, manusia mengalami keterpisahan dengan Allah dan di
dalam manusia tidak ada terang Allah sehingga apa yang dilakukan manusia
tidak lagi sesuai dgn kehendakNya. Dan apa yang dipilih manusia tidak berpusat
lagi kepada Allah. Untuk memahami hal ini saya akan berikan sebuah contoh
(namun perlu di ingat contoh ini mungkin tidak dapat merepresentasikan segala
sesuatunya).
Contoh:
Jika seseorang memiliki kebebasan untuk memilih, apakah ia ingin merokok
/narkoba atau tidak? Sebelum ia memilih ,ia bebas untuk memilih, namun pada
saat ia memilih untuk merokok/narkoba maka di kemudian hari ia tidak memiliki
kebebasan lagi untuk memilih karena pada saat ia memilih untuk
merokok/narkoba maka ia akan kecanduan sehingga ia sudah terbelenggu dan
sudah tidak memiliki kebebasan lagi untuk memilih. Ini saya sebut sebuah
kebebasan yang disalah gunakan sehingga pada akhirnya ia tidak memiliki
kebebasan lagi (walaupun mungkin org tsb merasa bebas untuk memilih namun
sebenarnya tidak, ia sudah terbelenggu).
Demikian juga halnya dgn dosa. Adam diberi Kebebasan oleh Allah untuk
memilih (taat atau tidak), namun pilihan Adam memiliki konsekuensi yang akan
diterimanya.
Dan pada saat Adam memilih untuk tidak taat maka pada saat itu adam sudah
tidak memiliki lagi kebebasan untuk memilih karena adam telah dikuasai oleh

dosa (terbelenggu). Dan semua manusia mengalami ini yaitu terbelenggu oleh
dosa karena dosa asal.
Dan hal ini jelas dinyatakan oleh Alkitab sbb:
Roma 7:18 Sebab aku tahu, bahwa di dalam aku, yaitu di dalam aku sebagai
manusia, tidak ada sesuatu yang baik. Sebab kehendak memang ada di dalam
aku, tetapi bukan hal berbuat apa yang baik.
Yakobus 1 :13- 14
13 Apabila seorang dicobai, janganlah ia berkata: "Pencobaan ini datang dari
Allah!" Sebab Allah tidak dapat dicobai oleh yang jahat, dan Ia sendiri tidak
mencobai siapapun.
14 Tetapi tiap-tiap orang dicobai oleh keinginannya sendiri, karena ia diseret dan
dipikat olehnya.
Yakobus 1 : 17
Setiap pemberian yang baik dan setiap anugerah yang sempurna, datangnya
dari atas, diturunkan dari Bapa segala terang; pada-Nya tidak ada perubahan
atau bayangan karena pertukaran.
Yakobus 3:14-15
14 Jika kamu menaruh perasaan iri hati dan kamu mementingkan diri sendiri,
janganlah kamu memegahkan diri dan janganlah berdusta melawan kebenaran!
15 Itu bukanlah hikmat yang datang dari atas, tetapi dari dunia, dari nafsu
manusia, dari setan-setan

dan hal ini dikonformasi oleh perkataan Yesus sendiri.


Yoh 8 :41-44
41 Kamu mengerjakan pekerjaan bapamu sendiri." Jawab mereka: "Kami tidak
dilahirkan dari zinah. Bapa kami satu, yaitu Allah."
42 Kata Yesus kepada mereka: "Jikalau Allah adalah Bapamu, kamu akan
mengasihi Aku, sebab Aku keluar dan datang dari Allah. Dan Aku datang bukan
atas kehendak-Ku sendiri, melainkan Dialah yang mengutus Aku.
43 Apakah sebabnya kamu tidak mengerti bahasa-Ku? Sebab kamu tidak dapat
menangkap firman-Ku.
44 Iblislah yang menjadi bapamu dan kamu ingin melakukan keinginan-keinginan
bapamu. Ia adalah pembunuh manusia sejak semula dan tidak hidup dalam
kebenaran, sebab di dalam dia tidak ada kebenaran. Apabila ia berkata dusta, ia
berkata atas kehendaknya sendiri, sebab ia adalah pendusta dan bapa segala
dusta..

Jadi penjelasan saya diatas sesuai dengan prinsip Alkitab yaitu sesuatu yang baik
datangnya dari Allah dan yang jahat berasal dari diri kita sendiri atau dari setan.
(dan prinsip ini juga dipegang di dalam ajaran Reformed ).

Lalu bagaimana dengan ayat2 yg seakan2 menyatakan bahwa Allah-lah yg


menetapkan kejahatan??
Namun sebelum saya membahas masalah ini, saya ingin menjelaskan terlebih
dahulu mengenai keselamatan dan penghukuman kekal.
Kita telah mengetahui bahwa semua manusia telah berdosa dan Alkitab dengan
jelas menyatakan bahwa upah Dosa adalah maut. Oleh karena itu kita semua
sudah selayaknya di hukum(saya garisbawahi disini bahwa kita semua sudah
selayaknya di hukum karena kita semua telah berdosa.).
Namun karena Kasih-Nya maka Allah memberikan Anugerah Keselamatan
kepada umat Pilihan-Nya. Dan Allah memberikan iman kepada umat pilihan-Nya
sehingga umat pilihan-Nya dapat beriman kepada Yesus Kristus dan menerima
keselamatan.
Kita dapat melihat dengan jelas, bahwa manusia beriman sebab
anugerah Allah, dan mereka yang tidak percaya Yesus tidak akan dihukum
karena tidak
memiliki iman, melainkan akan dihukum karena perbuatannya yang jahat.
Keselamatan
berkaitan dengan iman, sedangkan hukuman berkaitan dengan perbuatan. Itulah
aksioma
Alkitab yang selaras dari awal sampai akhir.
Untuk memahami hal ini lebih lanjut dapat dibaca di link berikut ini:
http://www.geocities.com/thisisreformed ... jilan.html

Dengan pemahaman konsep diatas, saya akan menjelaskan hubungan antara


Kedaulatan Allah, Kebebasan manusia, Anugerah Allah dan dosa.
Semenjak manusia jatuh di dalam dosa ,manusia sudah tidak memiliki
kebebasan lagi (walaupun secara lahiriah manusia terlihat spt memiliki
kebebasan) namun sebenarnya manusia telah terbelenggu oleh kuasa dosa,
sehingga apa yang dilakukannya berpusat pada diri sendiri dan mengikuti
keinginan daging. Dan jika manusia berbuat kebaikan hal itu semata hanya
karena Anugerah Allah saja. Artinya Anugerah Allah(Anugerah umum) yang
menahan manusia agar manusia tidak semakin bobrok. Dengan demikian jika
Allah tidak memberikan Anugerahnya kepada manusia maka manusia hanya
dapat melakukan sesuatu yg jahat.
Untuk memahami hal ini saya akan berikan satu contoh:
Saya adalah orang berdosa, misalkan saya selalu memiliki keinginan daging
yaitu mencuri. Dan kuasa dosa telah membelenggu saya sehingga saya selalu
ingin mencuri.
Dan hanya karena Anugerah Allah maka saya dapat menahan untuk tidak
mencuri. Sebaliknya jika Allah tidak memberikan AnugerahNya kepada saya
maka saya tidak dapat menahan untuk tidak mencuri(karena saya akan selalu
mengikuti/melakukan yang jahat.) dan semuanya ini dapat terjadi atas seizin

Allah yang telah ditetapkan di dalam rencanaNya yang kekal.. atau dengan
kata lain jika Allah tidak mengizinkan maka hal tsb tidak akan mungkin terjadi.
Sehingga segala sesuatunya tetap berada di dalam kedaulatan Allah.
Sekarang kita lihat ayat2 yang menyatakan seakan-akan Allah yang
menetapkan kejahatan yaitu:
Kel 4 :21
Firman TUHAN kepada Musa: "Pada waktu engkau hendak kembali ini ke Mesir,
ingatlah, supaya segala mujizat yang telah Kuserahkan ke dalam tanganmu,
kauperbuat di depan Firaun. Tetapi Aku akan mengeraskan hatinya, sehingga ia
tidak membiarkan bangsa itu pergi.

Dari ayat diatas terlihat seakan-akan Allah telahmenetapkan suatu kejahatan


dengan cara mengeraskan hati Firaun sehingga seakan-akan kejahatan berasal
dari Allah.
Namun kita harus berhati-hati di dalam memahami ayat diatas, karena jika tidak
maka kita akan masuk ke dalam pemahaman dimana Allah adalah Pencipta
dosa.
Dari penjelasan-penjelasan saya sebelumnya , kita telah mengetahui bahwa
semua manusia telah berdosa termasuk Firaun. Dan kita juga mengetahui bahwa
jika Allah tidak memberikan AnugerahNya maka manusia hanya dapat
melakukan apa yang jahat. Maka saya memahami ayat diatas sbb:
Pada saat Allahmenetapkan untuk mengeraskan hati Firaun, maka hal tersebut
sama dengan Allah tidak memberikan AnugerahNya kepada Firaun untuk
menahan hatinya yang keras sehingga terjadilah hal tsb.
Dan dalam hal ini pun menurut saya ,kita tidak boleh mengatakan bahwa karena
Allah tidak memberikan AnugerahNya kepada Firaun maka Allah adalah
penyebab kejahatan tsb atau kejahatan tsb berasal dari Allah.
Dan satu hal yang perlu kita pahami bahwa Anugerah Allah adalah hak Allah
semata(Ia berhak memberikan AnugerahNya kepada siapa yang Ia hendak
memberikan AnugerahNya dan tidak memberikan AnugerahNya kepada siapa Ia
tidak hendak memberikannya).
Kita tidak dapat mengatakan karena Allah tidak memberikan AnugerahNya
kepada saya maka saya melakukan dosa, seperti halnya keselamatan.
Jadi orang yg akan masuk ke dalam penghukuman kekal tidak dapat mengatakan
karena Allah tidak mengAnugerahkan keselamatan kepada saya maka saya
harus masuk ke dalam penghukuman kekal.
Tetapi sebaliknya kita harus mengerti bahwa orang yg akan masuk ke dalam
penghukuman kekal adalah karena dosa yang diperbuatnya.
Demikian pula pada saat kita melakukan dosa, itu karena kita diseret untuk
mengikuti keinginan daging kita (berpusat pada diri sendiri).
Demikian juga dengan ayat2 lainnya yang menyatakan seakan-akan Allah-lah
pencipta dosa. Kita dapat memahaminya dengan konsep pemikiran spt diatas.

Mungkin penjelasan saya ini tidak dapat menyelesaikan semua persoalan yang
ada, namun di topic ini saya mencoba menjelaskan dari salah satu sudut
pandang dimana Allah bukan-lah Pencipta dosa.
Dan segala sesuatu yang terjadi tetap berada di dalam Kedaulatan Allah.

Berikut ini adalah penjelasan dari Bapa Gereja Augustinus dan Tokoh Reformasi
John Calvin:
Dosa masuk karena izin Allah yang effektif, seturut istilah Augustinus (permission
efficax).
Allah mengizinkan dosa, namun manusia yang harus dipersalahkan, bukan Allah.
Tetapi Allah secara effektif mengizinkan dosa.
Calvin memaparkan hal berikut : manusia menghendaki suatu kehendak yang
jahat, Allah menghendaki suatu kehendak yang baik.
kejahatan yang berlawanan dengan kehendak Allah, tidak dilakukan tanpa
seizin dari Allah, karena tanpa seizin Allah, hal itu sama sekali tidak mungkin
terjadi.

Note:
Saya pribadi lebih tertarik menggunakan istilah dari Augustinus yaitu
permission efficax dari pada kata menetapkan, namun bagi saya juga tidak
masalah jika menggunakan kata menetapkan selama pengertiannya
mengizinkan secara effektif.
Karena kata menetapkan memiliki konotasi yang negative yang seakan-akan
kejahatan berasal dari Allah. Untuk itu kita harus memahami terlebih dahulu
maksud dari kata tsb agar tidak terjadi salah pengertian yang menyebabkan kita
berpikir bahwa Allah-lah Pencipta dosa.

Anda mungkin juga menyukai