Anda di halaman 1dari 15

Nama : Eka Widia

Mata Kuliah : Teologi John Wesley

Dosen : Dr. Hotman Siagian

FREE WILL (KEHENDAK BEBAS)

A. PENDAHULUAN

Latar Belakang

Kehendak bebas secara etimologi berarti Kehendak: kemauan, keinginan dan


harapan yang keras.1Bebas: lepas sama sekali, tidak terikat atau terbatas dan
merdeka.2 Dari pandangan etimologi diatas dapat didefinisikan tentang kehendak
bebas adalah Manusia sebagai ciptaan Tuhan Allah diberikan kemauan dan
keinginan yang tidak terikat atau tidak terbatas.

Allah menciptakan makhluk berakal budi – yaitu malaikat dan manusia – seturut
dengan gambarnya (Kejadian 1:27), yaitu dengan memberikan kepada mereka
kehendak bebas (free will). Kehendak bebas ini adalah merupakan kekuatan dari
kehendak yang mengalir dari akal budi, sehingga manusia dapat "melakukan" atau
"tidak melakukan." Manusia memiliki kebebasan: "memilih ini" atau "memilih
itu." Manusia diciptakan Allah dengan kemampuan dapat berpikir dan melakukan
segala sesuatu berdasarkan apa yang dikehendakinya dan manusia merupakan
puncak segala susunan penciptaan.3

Free Will adalah Kehendak Bebas yang dianugerahkan oleh Tuhan di mana


"manusia yang membuat keputusan akhir menurut kehendaknya sendiri." Free
Will itulah yang membuat menusia bebas untuk "memilih taat" ataupun "memilih
tidak taat." Dan kita melihat bahwa manusia pertama "memilih" mengikuti
bujukan Iblis (melalui ular), itulah yang dilakukan oleh Adam dan Hawa
di Taman Eden.

1
KBBI KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) Kata Kehendak
2
KBBI KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) Ka ta Bebas
3
Berkhof Louis.. Teologi Sistematika Volume 2 Doktrin Manusia. (Surabaya : Momentum, 1995), hlm 8
Pada makalah ini akan dijelaskan bagaimana pandangan para teolog, alkitab,
terkhusus padangan John Wesley tentang Free Will atau Kehendak Bebas ini.

B. PEMBAHASAN
Pandangan Teolog
 Martin Luther

Luther mengatakan bahwa semua manusia yang ada di bawah kolong langit ini
telah jatuh ke dalam dosa. Ini telah terjadi karena manusia pertama, Adam, telah
mengikuti tipuan Setan daripada kehendak Allah. Sebagai akibatnya, manusia
telah mewarisi dosa melalui Adam, manusia pertama itu. Ia berpendapat bahwa
manusia dapat diselamatkan dari dosa hanya melalui anugerah Allah saja yang
mana berpuncak di dalam keselamatan di dalam Kristus Yesus.

Teologi Luther, orang-orang yang dibenarkan oleh Allah adalah orang-orang yang
mempunyai kehendak bebas untuk melakukan hal-hal yang baik dan benar sesuai
dengan kehendak dan perintah-perintah Allah. Kehendak bebas yang mereka
miliki adalah bukanlah kehendak bebas yang tanpa koridor hukum-hukum Allah
tetapi sebaliknya kehendak bebas mereka adalah kehendak bebas yang justru
menjalankan hukum-hukum dan perintah-Nya.

Baginya, jika kehendak bebas tidak digunakan untuk melayani orang lain itu
berarti kehendak bebas tersebut tidak berhubungan dengan keselamatan. Allah
menginginkan orang Kristen untuk menggunakan kehendak bebasnya yang
didasari pada anugerah Allah dan melalui imannya di dalam Kristus. Karena itu,
menurutnya, setiap orang Kristen diharapkan dapat menyatakan kehendak Allah
sebagaimana Yesus telah nyatakan, yakni untuk mengasihi Allah dan sesamanya.
Setiap orang Kristen juga diharapkan untuk dapat mengatur pikirannya atau akal
budinya untuk sesuai dengan pikiran Kristus yang selalu rindu untuk menyatakan
pelayanan kepada orang lain.

 Agustinus

Agustinus menekankan di awal bahwa Allah adalah pencipta dan penyebab dari
segala sesuatu yang ada di dunia, meskipun demikian Allah bukanlah pencipta
atau penyebab dosa. Agustinus melihat kehendak bebas adalah kehendak yang di
dalam kemampuan manusia secara sadar memilih untuk melakukan sesuatu.
Sehingga, meski Allah tahu bahwa manusia pasti berdosa, bukan berarti Allah
mengubah kemampuan manusia untuk secara sadar memilih, namun sebaliknya
Allah mengetahui kecenderungan pilihan manusia secara pasti, yang di dalamnya
manusia secara total mengambil pilihan itu secara sadar dan tanpa paksaan.
Agustinus memahami bahwa kehendak manusia itu selalu bersifat bebas terhadap
pilihan-pilihan yang ada. Sehingga jika pilihan itu tidak ada atau hanya ada satu
pilihan maka sesungguhnya itu bukan pilihan, dan secara tidak langsung
meniadakan kehendak bebas.

Oleh karena itu, kehendak bebas menurut Agustinus selalu berjalan beriringan
dengan adanya pilihan. Sehingga ketika manusia jatuh dalam dosa, Allah secara
pasti mengetahui itu meskipun Allah sesungguhnya tidak menginginkan itu
terjadi. Meskipun demikian, kembali perlu ditekankan bahwa meskipun
pengetahuan Allah bersifat pasti bukan berarti Allah menginginkan dosa dan
menyebabkan manusia berdosa, keberdosaan manusia terjadi karena pilihan yang
manusia pilih dalam kemampuannya berkehendak secara bebas.

 Calvin

Calvin menekankan bahwa anugerah Allah yang diberikan bukan hanya


menyembuhkan dan memberikan kemampuan untuk kehendak bebas manusia
mengingini sesuatu yang baik, namun juga secara efektif, anugerah itu menolong
kehendak bebas manusia untuk melakukan apa yang baik. Dalam hal ini, Calvin
menunjukkan bahwa anugerah Allah bukan hanya bersifat prevenient tapi
juga effectual (manjur/berhasil).

Bagi Calvin, predestinasi merupakan satu-satunya keterangan yang sungguh


memuaskan baginya. Ia dapat mengetahui kenyataan dunia ini, bahwa ada dua
jenis manusia : manusia yang menerima Firman Allah dan tidak menerima Firman
Allah. Dibelakang keputusan itu terdapat keputusan Allah yang memilih dan
membuang. Kita sebagai manusia berdosa, tidak berhak menentukan keselamatan
yang dari Allah. Manusia berdosa dan rusak total tidak akan sanggup mengimani
dengan baik. Keselamatan itu tidak bergantung pada iman kita karena tidak akan
sempurna, tetapi semua itu berdasar hanya karena kesetiaan Tuhan yang kekal dan
tidak dapat berubah. Tidak seorang pun yang dapat merebut milikNya jika sudah
Ia tentukan. Ketekunan orang-orang kudus dengan menerima iman sejati
pembenaran dari Allah, dengan ini dapat diperoleh tentang hal apakah dipilih atau
tidak.4
Calvin menghubungkan predestinasi dengan takdir Allah yang Am, artinya segala
perbuatan manusia termasuk dalam perbuatan salah, dipimpin oleh Allah. Jika
begitu, Allah pokok dosa? Dan manusia tidak bertanggung jawab atas
perbuatannya? Mengenai ini Calvin menolak dengan keras. Ia mengatakan bahwa
manusia tidak akan tahu dengan rencana Allah bahkan dalam bentuk kesalahan
manusia, ada rencana Allah yang tidak bisa kita selidiki. Ia menunjuk hal ini
dalam Roma 9:20.5

 Arminus
Arminus mengatakan syarat untuk memasuki sorga ialah bukan berdasarkan
keturunan menurut darah, juga bukan menurut tradisi atau warisan, melainkan
berdasarkan perjuangan pribadi bersandarkan pada penebusan Kristus dan Roh
Kudus untuk mewarisi kerajaan sorga.6 Pada masa mudanya Arminus belajar
TULIP Calvin dan ia menentangnya. Ia mengatakan bahwa teori Calvin sangat
ekstrim, maka ia mengumumkan teorinya sendiri sebagai berikut :
1. Anugerah Allah dan keselamatan Allah adalah untuk seluruh umat
manusia.
2. Kehendak manusia yang bebas (free will). Allah tidak membatasi
kebebasan manusia dan bila teori predestinasi Calvin adalah benar, yaitu
bahwa manusia jatuh dan rusak total, maka akan timbul pendapat bahwa
seolah-olah Allah adalah pencipta dosa.7
4
Berkhof & Enklaar, Sejarah Gereja, (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2009), hlm. 171
5
Ibid hlm 172
6
Dr. Peter Wongso, hlm. 42
7
Jika dilihat dari sejarah teologia John Wesley banyak dipengaruhi oleh Arminius. Mack B. Stokes
mengatakan dalam buku Pokok-pokok Kepercayaan Methodist hlm 18 “penebusan secara universal” (Kristus
mati bagi semua orang), kasih karunia cuma-cuma, kebebasan untuk mengatakan ya dan tidak atau bahkan
untuk memungkiri kasih karunia Allah. Arminus Merupakan tokoh besar yang dipandang John Wesley
bahkan dalam sejarah hidup Wesley untuk mendukung pendapat kepada Arminus ia sampai meluncurkan
majalah berjudul Arminian Magazine edisi pertama (Januari 1778) hingga terus menjalankannya di bawah
pengawasan pribadinya hingga kematiannya tahun 1791. Majalah itu kemudian dinyatakan sebagai majalah
Pandangan Alkitab PL dan PB
 Pandangan PL

Allah menciptakan makhluk berakal budi – yaitu malaikat dan manusia – seturut
dengan gambarnya (Kejadian 1:27), yaitu dengan memberikan kepada mereka
kehendak bebas (free will).

Kej. 2:16-17 “Lalu TUHAN Allah memberi perintah ini kepada manusia: Semua
pohon dalam taman ini boleh kaumakan buahnya dengan bebas, tetapi pohon
pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat itu, janganlah kaumakan buahnya,
sebab pada hari engkau memakannya, pastilah engkau mati”.Dari Ayat ini kita
bisa lihat bahwa Tuhan memberikan pilihan kepada manusia, jika ada pilihan
maka perlu kehendak bebas untuk memilih mau makan yang ini atau yang itu.

Keluaran 32:1b “Mari, buatlah untuk kami allah, yang akan berjalan didepan kami
sebab Musa ini, orang yang telah memimpin kami keluar dari tanah Mesir kami
tidak tahu apa yang telah terjadi dengan dia.”Pada saat itu Musa sedang berada di
gunung Sinai untuk menerima kedua loh batu hukum/aturan dari Allah bagi umat
pilihan-Nya. Tetapi apa yang dilakukan oleh bangsa Israel, mereka mendesak
Harun untuk membuat allah lain yang dikehendaki oleh bangsa Israel untuk
berjalan didepan bangsa itu. Bangsa Israel berkehendak dengan bebas dengan
membuat allah lain.

Ulangan 1:26 “Tetapi kamu tidak mau berjalan ke sana, kamu menentang titah
TUHAN, Allahmu.” Dari ayat ini jelas menunjukkan bahwa manusia mengunakan
kehendak bebasnya untuk memberontak kepada Allah dan mereka

Yos. 8: 1-29 Dalam Perjanjian Lama ditunjukkan dan diajarkan bagi umat
manusia bahwa ketika mereka menggunakan kehendak bebasnya dengan mentaati
ketetapan, aturan atau perintah yang disampaikan TUHAN Allah maka mereka
akan memperoleh berkat, kemenangan atas bangsa lain, perlindungan dan
keberuntungan demi keberuntungan.Sedangkan mereka yang meggunakan
kehendak bebasnya dengan tidak mentaati ketetapan TUHAN Allah maka akan
menerima hukuman, kematian, kekalahan dan hal-hal yang menyedihkan lainnya.

“yang berisi kutipan dan risalah-risalah asli tentang ‘penebusan yang sifatnya universal.’”
 Pandangan PB

Matius 23:37 “Yerusalem, Yerusalem, engkau yang membunuh nabi-nabi dan


melempari dengan batu orang-orang yang diutus kepadamu! Berkali-kali Aku
rindu mengumpulkan anak-anakmu, sama seperti induk ayam mengumpulkan
anak-anaknya di bawah sayapnya, tetapi kamu tidak mau.”

Yohanes 5:40  “Namun kamu tidak mau datang kepada-Ku untuk memperoleh
hidup itu.” Sebagai Allah, Tuhan Yesus Kristus menampakkan bukan hanya
perasaan-Nya sendiri, tetapi juga hancurnya hati Allah atas keterhilangan umat
manusia dan penolakan mereka untuk bertobat dan menerima keselamatan. Jelas
sekali bahwa manusia diberi kebebasan kehendak untuk menerima atau menolak
kasih karunia dan kehendak Allah.

Wahyu 2:21 “Dan Aku telah memberikan dia waktu untuk bertobat, tetapi ia
tidak mau bertobat dari zinahnya.”

Matius 26:39 “Ya Bapa-Ku, jikalau sekiranya mungkin, biarlah cawan ini lalu
dari padaKu, tetapi janganlah seperti yang Kukehendaki, melainkan seperti yang
Engkau kehendaki.” Yesus dari sisi kemanusiaannya bergumul untuk memilih
menderita atau tidak, Namun, kehendak-Nya yaitu memilih meminum cawan
penderitaan itu demi menebus setiap manusia dari dosa. Yesus menggunakan
kehendak bebasnya dengan tunduk dalam otoritas Bapa-Nya.

Pandangan John Wesley

Konsep kasih karunia adalah dasar untuk ide John Wesley mengenai Free Will.
Kebebasan untuk tidak mempedulikan kemurnian dari kedaan alami manusia yang
sebenarnya, adalah kehancuran pada kasih karunia Allah.8 Dalam khotbah John
Wesley mengenai “Justification by Faith” manusia telah jatuh ke dalam dosa,
Allah memberikan Roh kepada manusia sebagai penggerak batin, Roh ini
mengarahkan diri ke berbagai kasih sayang, kemerdekaan, dan kebebasan untuk
memilih.9 Semenjak jatuh ke dalam dosa, manusia terus menerus memilih hidup
dalam pemberontakan dengan Allah hingga sekarang.
8
Robert W. Burtner & Robert E. Chiles, hlm 109
9
Ibid hlm. 110
Manusia telah berdosa, namun dibalik semua itu ada karya mulia yang Allah
berikan kepada manusia untuk dapat menyelamatkan manusia dari dosa. Ia tidak
menghendaki manusia ciptaan-Nya sia-sia melakukan hidup kemudian berakhir
kepada kebinasaan. Oleh karena Ia adalah kasih, Ia yang berinisiatif mendamaikan
diri dengan manusia. Keselamatan adalah anugerah pemberian dari Allah untuk
manusia. Mengenai keselamatan, John Wesley pernah berkata : “Tidak ada
apapun di dalam kita, atau yang kita punyai, perbuat yang layak ditangan Tuhan.
Juga dijelaskan oleh Rasul Paulus “Sebab karena kasih karunia kamu
diselamatkan” Ef. 2:8.10 Keselamatan diterima manusia, untuk dapat meresponnya
menggunakan iman percaya dalam diri manusia dengan pekerjaan Roh Kudus.

Bagi John Wesley, tanggapan iman ditandai oleh dua gerakan yaitu bertobat dan
percaya, yang terjadi secara bersamaan. Hal ini menciptakan “iman
keselamatan”.11 Adanya gerakan dalam diri sebagai respon manusia menerima
keselamatan dari Allah, manusia diberi hak untuk menerima atau menolak karya
keselamatan dari Allah.

Keselamatan menurut John Wesley adalah ketergantungan sepenuhnya pada


Tuhan dengan rasa tanggung jawab penuh manusia, dan dengan demikian
universalitas rencana penebusan kepada seluruh manusia. Dasar hubungan
ketergantungan dan tanggung jawab memungkinkan manusia untuk menolak atau
memilih anugerah Tuhan.12 Keselamatan harus sampai pada tujuan, yaitu
pembaharuan kembali tujuan asli manusia diciptakan, yaitu hidup sebagai peta
dan gambar Allah di dunia ini.13 Penebusan Allah kepada umat manusia
membutuhkan respon diri manusia. Bagi John Wesley, keselamatan disediakan
bagi seluruh umat manusia namun memerlukan respon diri manusia sebagai
penerima keselamatan.

10
Steve Harper, hlm. 34
11
Steve Harper, hlm. 34
12
Robert W. Burtner & Robert E. Chiles, hlm 139
13
Sih Budidoyo, hlm. 61
Jika dibuat suatu perumpamaan, keselamatan Allah menurut John Wesley seperti
seorang pengusaha yang baik hati dan dermawan sedang berbagi-bagi makanan
didepan rumahnya. Ia memberikan makanan kepada siapa saja yang lewat depan
rumahnya, tanpa membeda-bedakan dengan tulus hati pengusaha ini memberinya
dengan cuma-cuma. Respon sebagai pengguna jalan ada bermacam-macam.
Orang pertama hanya melihat-lihat saja, setelah dilihat ternyata tidak menarik, ia
mengabaikan makanan itu. Orang kedua lewat sama sekali tidak memperdulikan
aksi bagi-bagi makanan itu, ia hanya melewatinya begitu saja. Orang ketiga
melihat, menghampiri, dan mengambil makanan maka akan diperolehlah makanan
itu kemudian ia nikmati sehingga pulang dengan perutnya kenyang. Orang
pertama dan kedua sama-sama tidak akan pernah tahu rasa makanan itu jika
mereka tidak mengkonsumsinya, namun orang ketiga berbahagia karena selain
mendapat makanan gratis, ia pulang dengan perut kenyang dan hanya dirinya
yang tahu bagaimana rasa makanan itu. Makanan diibaratkan sebagai keselamatan
yang disediakan oleh Allah kepada seluruh manusia, untuk dapat mengetahui dan
menikmati karya keselamatan Allah, diperlukan respon manusia. Datanglah,
ambillah, makanlah, dan nikmatilah!!.

Roma 8:32 mengatakan “Ia, yang tidak menyayangkan Anak-Nya sendiri, tetapi
yang menyerahkan-Nya bagi kita semua, bagaimanakah mungkin Ia tidak
mengaruniakan segala sesuatu kepada kita bersama-sama dengan Dia?” dalam
buku The Works of John Wesley volume VII menjelaskan Kristus mati untuk kita
manusia berdosa! Sewaktu kita “mati dalam dosa”, Allah “tidak meluputkan
Putra-Nya sendiri, tetapi menyerahkanNya bagi kita semua.” Dan alangkah
bebasnya Dia memberikan kasih karunia bebas bagi kita semua. Kasih yang tidak
bergantung pada kekuatan atau jasa apapun dalam diri manusia, perbuatan baik
atau keadilan dan kebenaran si penerima, tidak bergantung pada usaha.14

Namun, sering disalah artikan bahwa manusia hidup lurus dan benar sebagai cara
untuk memperoleh keselamatan. Sebelum manusia menginginkan untuk
diselamatkan, Allah telah memberinya anugerah pendahuluan bersifat free in all.
14
The Works of John Wesley volume VII second series of Sermons Concluded also third, fourth and fifth
series (through 14), Michigan: Zondervan Publishing House Grand Rapids, hlm. 373
Anugerah pendahuluan ini membawa manusia untuk melakukan pertobatan
kepada Allah. Manusia memiliki natural image untuk menolak atau menerima
anugerah keselamatan dari Allah. Anugerah pendahuluan ini karena free in all jadi
tidak dipaksakan kepada manusia, manusia diberikan hak untuk menentukan
sendiri melalui pertolongan Roh Kudus.
Pandangan Penulis

Menurut pandangan penulis, sejak semula manusia diberi hak untuk "memilih",
manusia bukan robot dan Allah bukanlah diktator yang otoriter. Manusia di
ciptakan menurut gambar dan rupa Allah yang memiliki akal budi dan
memberikan mereka kehendak bebas (Free Will) pada awalnya kehendak bebas
manusia itu bertujuan hanya untuk memuliakan Tuhan dengan mengikuti semua
perintahNya. Namun ketika manusia jatuh kedalam dosa dan mengikuti asutan
iblis, membuat manusia mengalami kerusakan moral. Setelah saya baca-baca dan
pahami pandangan paara teolog dan alkitab, saya menemukan sebuah
pemahaman, bahwa ketika manusia manusia jatuh kedalam dosa, kehendak bebas
manusia itu lebih mengarah kepada kejahatan dan lebih condong kepada menjadi
budak atau hamba dosa.

Manusia yang ada di bawah kolong langit ini telah jatuh ke dalam dosa. Ini telah
terjadi karena manusia pertama, Adam, telah mengikuti tipuan Setan dari pada
kehendak Allah. Sebagai akibatnya, manusia telah mewarisi dosa melalui Adam,
manusia pertama itu. Oleh sebab itu manusia dapat diselamatkan dari dosa hanya
melalui anugerah Allah saja yang mana berpuncak di dalam keselamatan di dalam
Kristus Yesus. Dan saya sangat setuju dengan pemahaman oleh John Wesley
Kasih Karunia adalah dasar tentang Free will, dalam khotbahnya “Justification
By Faith” Manusia telah jatuh ke dalam dosa, Allah memberikan Roh kepada
manusia sebagai penggerak batin, Roh ini mengarahkan diri ke berbagai kasih
sayang, kemerdekaan, dan kebebasan untuk memilih. Orang-orang yang
dibenarkan itu akan memiliki kemampuan menggunakan kehendak bebasnya
untuk memuliakan Tuhan dan menuruti perintah Tuhan dan juga bukan berarti
orang kristen atau orang percaya itu selalu mampu menggunakan kehendak
bebasnya untuk memuliakan Tuhan, ada juga yang jatuh, tetapi bagi orang yang
selalu berserah, bertobat, dan mengakui kesalahannya, maka ia juga akan
mendapatkan pengudusan dan penguatan, sehingga dalam prosesnya orang-orang
percaya mampu menggunkan kehendak bebasnya untuk memuliakan Tuhan dan
mengasihi sesama. Bukan hanya itu bahkan sampai menerima atau menolak
keselematan perlu respon atau kehendak bebas manusia. Pandangan saya tentang
keselamatan adalah bahwa keselematan itu diberikan kepada semua orang tanpa
terkecuali dan oleh sebab itu Yesus pun tidak memaksa ataupun memohon-mohon
agar semua orang percaya kepadaNya. Roh Allah akan menolong semua orang
untuk menerima atau merespon keselematan itu, namun banyak juga orang yang
menolak untuk percaya dan menolak keselamatan itu dan itu semua berbicara
kehendak bebas manusia, sehingga saya kurang sepaham dengan pandangan John
Calvin tentang doktrin predistinasi, karena Allah tidak mungkin membuat
manusia jatuh ke dalam dosa, Allah tidak mungkin memilih orang untuk masuk
neraka.

C. KESIMPULAN
 Allah menciptakan makhluk berakal budi – yaitu malaikat dan manusia –
seturut dengan gambarnya (Kejadian 1:27), yaitu dengan memberikan
kepada mereka kehendak bebas (free will). Kehendak bebas ini adalah
merupakan kekuatan dari kehendak yang mengalir dari akal budi, sehingga
manusia dapat "melakukan" atau "tidak melakukan."
 Kehendak bebas yang diberikan kepada Adam dan Hawa Adalah kehendak
bebas yang hanya bertujuan memuliakan Tuhan
 Kehendak bebas yang dimiliki adam dan hawa membuat mereka jatuh
kedalam dosa bukan karena rencana Tuhan.
 Ketika manusia jatuh dalam dosa kehendak bebas yang di miliki manusia
hanya selalu bersifat jahat, menentang Tuhan, dan intinya kehendak bebas
itu selalu di dasari oleh dosa, karena mereka telah menjadi dosa
 Alkitab jelas mencatat bahwa manusia itu memiliki kehendak bebas, baik
menaati perintah Tuhan, baik menolak perintah Tuhan, bahkan menerima
atau menolak keselamatan yang diberikan.
 Luther lebih melihat kehendak bebas sebagai kehendak yang bertuan yang
di dalam kecenderungannya selalu memilih dan melakukan seperti apa
yang tuannya kehendaki. Dengan istilah lain, jika seseorang tersebut orang
yang sungguh-sunguh percaya maka kehendak bebasnya akan selalu
memuliakan Tuhan, dan jika seseorang tersebut orang yang belum percaya
dan orang berdosa, maka kehendaknya bebasnya selalu mengarah kepada
hal-hal dosa dan menjadi budak dosa
 Calvin cendrung menjelaskan, segala yang terjadi didunia ini adalah sesuai
rencana dan kedaulatan Tuhan, anugrah keselematan yang bersifat seperti
itu akan mempengaruhi kehendak bebasnya, jadi secara tidak langsung
Allah yang mengendalikan kehendak bebas manusia itu
 Konsep kasih karunia adalah dasar untuk ide John Wesley mengenai Free
Will, melalui anugerah Tuhan, Allah memberikan Roh kepada manusia
sebagai penggerak batin, Roh ini mengarahkan diri ke berbagai kasih
sayang, kemerdekaan, dan kebebasan untuk memilih.Semenjak jatuh ke
dalam dosa, manusia terus menerus memilih hidup dalam pemberontakan
dengan Allah. Bagi John Wesley, tanggapan iman ditandai oleh dua
gerakan yaitu bertobat dan percaya, yang terjadi secara bersamaan. Hal ini
menciptakan “iman keselamatan”. Adanya gerakan dalam diri sebagai
respon manusia menerima keselamatan dari Allah, manusia diberi hak
untuk menerima atau menolak karya keselamatan dari Allah.

D. KEPUSTAKAAN

KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia)


Berkhof Louis. Teologi Sistematika Volume 2 Doktrin Manusia. (Surabaya:
Momentum, 1995)

Dr. Peter Wongso

Steve Harper

Robert W. Burtner & Robert E. Chiles

Sih Budidoyo

The Works of John Wesley volume VII second series of Sermons Concluded also
third, fourth and fifth series (through 14), Michigan: Zondervan Publishing House
Grand Rapids

17 NOVEMBER 2020
Free Will adalah Kehendak Bebas yang dianugerahkan oleh Tuhan di mana
"manusia yang membuat keputusan akhir menurut kehendaknya sendiri." Free
Will itulah yang membuat menusia bebas untuk "memilih taat" ataupun "memilih
tidak taat."

Teologi Luther, orang-orang yang dibenarkan oleh Allah adalah orang-orang yang
mempunyai kehendak bebas untuk melakukan hal-hal yang baik dan benar sesuai
dengan kehendak dan perintah-perintah Allah. Kehendak bebas yang mereka
miliki bukanlah kehendak bebas yang tanpa koridor hukum-hukum Allah tetapi
sebaliknya kehendak bebas mereka adalah kehendak bebas yang justru
menjalankan hukum-hukum dan perintah-Nya. Baginya, jika kehendak bebas
tidak digunakan untuk melayani orang lain itu berarti kehendak bebas tersebut
tidak berhubungan dengan keselamatan.

Agustinus melihat kehendak bebas adalah kehendak yang di dalam kemampuan


manusia secara sadar memilih untuk melakukan sesuatu. kehendak bebas menurut
Agustinus selalu berjalan beriringan dengan adanya pilihan. Sehingga ketika
manusia jatuh dalam dosa, Allah secara pasti mengetahui itu meskipun Allah
sesungguhnya tidak menginginkan itu terjadi. Meskipun demikian, kembali perlu
ditekankan bahwa meskipun pengetahuan Allah bersifat pasti bukan berarti Allah
menginginkan dosa dan menyebabkan manusia berdosa, keberdosaan manusia
terjadi karena pilihan yang manusia pilih dalam kemampuannya berkehendak
secara bebas.

Calvin - Keselamatan itu tidak bergantung pada iman kita karena tidak akan
sempurna, tetapi semua itu berdasar hanya karena kesetiaan Tuhan yang kekal dan
tidak dapat berubah. Tidak seorang pun yang dapat merebut milikNya jika sudah
Ia tentukan.
Calvin menghubungkan predestinasi dengan takdir Allah yang Am, artinya segala
perbuatan manusia termasuk dalam perbuatan salah, dipimpin oleh Allah.

Arminius – Anugerah Allah dan keselamatan Allah adalah untuk seluruh umat
manusia.
Kehendak manusia yang bebas (free will). Allah tidak membatasi kebebasan
manusia dan bila teori predestinasi Calvin adalah benar, yaitu bahwa manusia
jatuh dan rusak total, maka akan timbul pendapat bahwa seolah-olah Allah adalah
pencipta dosa

PANDANGAN ALKITAB PL

Kej. 2:16-17 “Lalu TUHAN Allah memberi perintah ini kepada manusia: Semua
pohon dalam taman ini boleh kaumakan buahnya dengan bebas, tetapi pohon
pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat itu, janganlah kaumakan buahnya,
sebab pada hari engkau memakannya, pastilah engkau mati”.Dari Ayat ini kita
bisa lihat bahwa Tuhan memberikan pilihan kepada manusia, jika ada pilihan
maka perlu kehendak bebas untuk memilih mau makan yang ini atau yang itu.

Ulangan 1:26 “Tetapi kamu tidak mau berjalan ke sana, kamu menentang titah
TUHAN, Allahmu.” Dari ayat ini jelas menunjukkan bahwa manusia mengunakan
kehendak bebasnya untuk memberontak kepada Allah dan mereka

PANDANGAN ALKITAB PB

Yohanes 5:40  “Namun kamu tidak mau datang kepada-Ku untuk memperoleh
hidup itu.” Sebagai Allah, Tuhan Yesus Kristus menampakkan bukan hanya
perasaan-Nya sendiri, tetapi juga hancurnya hati Allah atas keterhilangan umat
manusia dan penolakan mereka untuk bertobat dan menerima keselamatan. Jelas
sekali bahwa manusia diberi kebebasan kehendak untuk menerima atau menolak
kasih karunia dan kehendak Allah.

Matius 26:39 “Ya Bapa-Ku, jikalau sekiranya mungkin, biarlah cawan ini lalu
dari padaKu, tetapi janganlah seperti yang Kukehendaki, melainkan seperti yang
Engkau kehendaki.” Yesus dari sisi kemanusiaannya bergumul untuk memilih
menderita atau tidak, Namun, kehendak-Nya yaitu memilih meminum cawan
penderitaan itu demi menebus setiap manusia dari dosa. Yesus menggunakan
kehendak bebasnya dengan tunduk dalam otoritas Bapa-Nya.

John – Wesley Allah telah memberinya anugerah pendahuluan bersifat free in all.
Anugerah pendahuluan ini membawa manusia untuk melakukan pertobatan
kepada Allah. Manusia memiliki natural image untuk menolak atau menerima
anugerah keselamatan dari Allah. Anugerah pendahuluan ini karena free in all jadi
tidak dipaksakan kepada manusia, manusia diberikan hak untuk menentukan
sendiri melalui pertolongan Roh Kudus.

Pandangan Penulis

Menurut pandangan penulis, sejak semula manusia diberi hak untuk "memilih",
manusia bukan robot dan Allah bukanlah diktator yang otoriter. Manusia di
ciptakan menurut gambar dan rupa Allah yang memiliki akal budi dan
memberikan mereka kehendak bebas (Free Will) pada awalnya kehendak bebas
manusia itu bertujuan hanya untuk memuliakan Tuhan dengan mengikuti semua
perintahNya. Namun ketika manusia jatuh kedalam dosa dan mengikuti asutan
iblis, membuat manusia mengalami kerusakan moral. Setelah saya baca-baca dan
pahami pandangan paara teolog dan alkitab, saya menemukan sebuah
pemahaman, bahwa ketika manusia manusia jatuh kedalam dosa, kehendak bebas
manusia itu lebih mengarah kepada kejahatan dan lebih condong kepada menjadi
budak atau hamba dosa.

Anda mungkin juga menyukai