Pertanyaan stimulus : Siswa diminta untuk menyebutkan bentuk-bentuk freedom yang ada di dunia dan mulai dilegalkan. (Contoh jawaban siswa : Kebebasan berpendapat dan aktualisasi diri di sosial media (influencer, Kebebasan untuk disukai dan menyukai, kebebasan untuk berkreasi sebagau bentuk ekspresi, bebas menikah dengan gender apapun,dsb) Dari jawaban siswa, pembimbing dapat memberikan penjelasan yang tepat sasaran mengenai keadaan yang terjadi dihubungkan dengan sikap anak Tuhan yang merupakan orang bebas milik Tuhan (1 Korintus 7 : 22) Setelah mendengarkan berbagai jawaban dari siswa, pembimbing dapat mengetahui sejauh mana siswa mengetahui tentang kebebasan yang bertanggungjawab di hadapan Tuhan. Materi perenungan: Setiap kita telah dibebaskan oleh Allah dari sengat maut dan kuasa dosa melalui kematian Kristus Yesus yang menebus dosa kita. Pembimbing dapat memberikan penjelasan yang berkaitan dengan kebebasan menurut Galatia 5:13, “Tetapi janganlah kamu mempergunakan kemerdekaan itu sebagai kesempatan untuk kehidupan dalam dosa, melainkan layanilah seorang akan yang lain oleh kasih”. Kebebasan adalah privilege yang Tuhan berikan kepada manusia, yang membuat manusia memiliki kehendak bebas untuk mencipta, merasa, dan berkarya. Namun, dalam praktiknya, kebebasan itulah yang justru menjerumuskan manusia ke dalam kejatuhan. Mengapa manusia sering salah mengerti tentang arti kebebasan? Banyak orang mengidamkan kebebasan dalam arti yang liar, yaitu sebebas-bebasnya tanpa ikatan atau batasan. Bebas yang rela membatasi diri itulah yang dibahas oleh Rasul Paulus mengenai kebebasan Kristen (Christian freedom). Dalam 1 Korintus 9 tertulis bahwa ia belajar untuk menahan diri dalam kebebasan Kristen yang dimilikinya agar hidupnya tidak menjadi batu sandungan dan membawa orang lain semakin mengerti kesalehan yang sejati.
Akar kata kebebasan dalam bahasa Inggris ada dua macam,
yaitu: freedom dan liberty. Kekristenan lebih cocok menggunakan kata freedom sedangkan liberty mempunyai nuansa yang lebih bersifat sekuler. Sejarah Patung Liberty di New York berasal dari Prancis dimana hadiah patung tersebut diberikan dalam semangat revolusi dengan slogan egalite (equality/kesejajaran), fraternite (brotherhood/persaudaraan), dan liberte (liberty/kebebasan). Kebebasan yang berarti bebas dari otoritas gereja, agama, dan kekuasaan dari raja atau bangsawan yang tidak mereka sukai. Semboyan ini adalah semboyan humanisme yang tidak melihat pada kekekalan hidup yang mengajarkan konsep kebebasan yang liar, tanpa ada ikatan apa-apa, tidak dibatasi, dan tidak ada atasan atau otoritas sehingga keinginan dan nafsu duniawilah yang menjadi tuhan dan penggerak dalam hidup kita. Hal ini semakin menunjukkan bahwa manusia dengan kebebalannya terus- menerus hidup dalam kebebasan yang tidak bertanggungjawab di hadapan Tuhan.
Dalam konsep kekristenan, freedom (kebebasan) itu mempunyai batasan dan kita juga
mengatakan bahwa Tuhan pun dalam kebebasan-Nya rela "membatasi" diri. Sebebas- bebasnya Tuhan, tetap tidak mungkin Ia berbuat dosa. Ini berarti Tuhan juga tidak menggunakan kebebasan dalam pengertian bebas melakukan apa saja karena Tuhan tidak mungkin bertindak melawan natur-Nya. Kita percaya bahwa kebebasan ini adalah kebebasan yang rela membatasi diri. Bahkan, Tuhan Yesus turun menjadi manusia merupakan suatu ekspresi kebebasan yang luar biasa, ketika kita justru menjadi kagum, ketika Allah yang Mahabebas rela membatasi diri. Kebebasan yang tidak bisa membatasi diri bukanlah kebebasan. Dengan kata lain, orang yang demikian sebenarnya terikat. Kalau saya betul-betul mengatakan diri saya adalah orang yang bebas, saya juga bebas untuk membatasi diri -- itu baru dikatakan bebas. Kalau saya tidak mau dibatasi, berarti saya terikat oleh ketidakmauan membatasi diri. Itu adalah suatu hal yang keliru. Kita bisa melihat teladan Yesus Kristus sendiri yang walaupun bebas, rela membatasi diri. Tuhan rindu lebih setiap kita menjadi anak-anak yang hidup semakin serupa dengan Allah dalam hal menggunakan kebebasan kita. Tuhan bukanlah Allah yang jahat sehingga membiarkan kita terkekang dan menderita dalam dunia tetapi Tuhan rindu hidup di dunia adalah hidup yang mengerjakan sesuatu yang mulia di kekekalan. Bukan sekadar menggunakan kehendak bebas kita untuk menuruti segala dosa dan hawa nafsu dunia yang membawa kita kepada maut (kematian yang kekal).