Anda di halaman 1dari 2

BEBAS TAPI GAK BABLAS

Bebas
Kata “Bebas” sering banget kita gunakan dalam percakapan sehari-hari. Bahkan
“Bebas” juga tidak jarang diartikan sebagai suatu hal yang tak terbatas atau tidak terhalang.
Setiap orang yang hidup di dunia ini memiliki hak istimewa, yaitu hak asasi atau kebebasan
seseorang atas hidup nya. Dalam kehidupan kita sebagai mahluk sosial yang tentu saja hidup
berdampingan satu sama lain, “Bebas” ini sering kali menjadi satu hal yang menimbulkan
gesekan antar individu dan menciptakan konflik ditengah masyarakat karena hak kebebasan
satu sama lain yang saling ber bentrokan.

Free Will
Free will bukan lagi menjadi sesuatu yang asing untuk sebagian dari kita. Singkat nya,
free will adalah kehendak bebas untuk memilih, melakukan, dan menginginkan sesuatu.
Allah Bapa dapat melakukan apapun atas kehendaknya dan pada dasarnya, manusia
diciptakan segambar dan serupa dengan Allah, yang artinya manusia pun dapat
berkehendak. Kehendak bebas manusia sering kali menjadi suatu gagasan kuat untuk saling
mendobrak dan menerobos. Hal ini terjadi sebab manusia menerima free will sebagai
sebuah konsep kebebasan yang mutlak. Dan tanpa sadar manusia menciptakan teritori
kebebasan nya berdasarkan hal hal yang memungkinkan manusia untuk melakukan apapun
tanpa adanya batasan dan halangan.
Dalam kehidupan bermasyarakat, tentu hal ini menjadi sebuah isu yang tak kunjung
henti, dimana hak kebebasan individu saling bentrok dengan hak kebebasan individu yang
lain. Disaat manusia tidak saling menghargai dan mengakui hak kebebasan sesamanya,
disitu pula akan timbul sebuah konflik. Dari konflik konflik ini tentu nya kita bisa menarik
kesimpulan bahwa kebebasan yang kita miliki akan tetap terus berdampak pada kebebasan
orang lain. Selama kita hidup di ruang lingkup yang sama, hak kebebasan kita akan terus
menerus saling berputar dan bertemu satu sama lain di waktu yang bersamaan.
Bagaimana caranya untuk menengahi permasalahan ini pasti harus dengan hadirnya
sebuah garis pangkal yang dapat menimbulkan awareness terhadap satu sama lain untuk
saling memperhatikan hak hak tersebut, yaitu dengan norma dan sanksi. Dimana setiap
insan yang melanggar norma akan menerima konsekuensi melalui sanksi. Sama hal nya
dengan relasi kita dan Allah sang pemberi kebebasan. Saat manusia diciptakan, tentu pasti
ada pilihan dan kehendak yang sedang bekerja disitu. Dimana Tuhan Allah memilih untuk
berkehendak menciptakan manusia, kehidupan manusia, dan akhir dari kehidupan manusia
itu sendiri.
Untuk Apa Manusia Diciptakan?
Menjadi sebuah perdebatan dan tanda tanya besar tentang apa maksud dan tujuan
manusia diciptakan. Sebagian besar orang berpendapat, tujuan manusia diciptakan ialah
untuk memuliakan dan melayani sang pencipta untuk mendapatkan keselamatan. Bukan
jawaban yang salah, namun bagi saya, manusia hadir didunia ini menjadi sebuah
perbandingan skala ukur sang pencipta dan karya cipta nya. Tuhan Allah tidak kekurangan
apapun dan siapapun untuk membuat Dia agung dan mulia. Dia adalah Dia tanpa validasi
dan pengakuan siapapun. Dan keselamatan ialah upah dari setiap insan yang mampu
mengerjakan kehendak Allah bagi kehidupannya.
Keselamatan diberikan secara gratis bukan karena murahan tapi karna kita tidak
mampu bayar ganti. Manusia mungkin telah berupaya untuk hidup segambar dan serupa
dengan Allah, tetapi bukan usaha itu yang menjadi penentunya. Yesus mati dikayu salib
bukan karena upah hutang keselamatan yang kita terima, tetapi karena besar kasih Nya bagi
kita. Keselamatan yang kita terima secara cuma cuma butuh respon kita untuk hidup dalam
pertobatan dan kebenaran yang dimana artinya kebebasan yang kita terima memiliki
keterikatan dan tujuan. Tujuan selalu berbicara tentang pilihan, dan pilihan selalu berkaitan
dengan opsi. Manusia yang tidak hidup didalam Tuhan tentu dengan pasti hidup diluar
Tuhan dan tidak bisa diantara nya. Jika manusia yang hidup didalam Tuhan berakhir pada
keselamatan, tentu diluarnya ialah penghakiman, karena upah dosa ialah maut.
Sering kali free will yang kita miliki menuntun kita ke arah yang tidak sesuai dengan
sesuatu yang telah Tuhan tentukan. Meleset nya tindakan manusia terhadap apa yang
Tuhan telah jadikan suatu tujuan akan menimbulkan sebuah konsekuensi yang harus dijalani
oleh setiap orang yang melakukannya. Dengan kebebas terikatan manusia dengan Allah
akan menciptakan kesinambungan yang terus menerus terjadi sehingga manusia dengan
rasa tanggung jawab terhadap keterikatan tersebut dapat menjalankan konsekuensi
konsekuensi itu dengan penuh kemerdekaan bersama Tuhan.
Kebebasan yang kita miliki harus bisa kita isi dengan penuh tanggung jawab dan
kesadaran akan firman Tuhan biar manusia senantiasa hidup dalam pertobatan dan
kebenaran. Dimana pertobatan berarti memaknai suatu arah yang bukan menjadi tujuan
kita melainkan Allah Bapa. Dan kebenaran berarti ada batasan yang tidak bisa dilampaui.
Bebas tapi gak bablas.

Anda mungkin juga menyukai