Anda di halaman 1dari 5

NASKAH DRAMA

Bunda sibuk memberesi rumah. Banyak sekali pekerjaan rumah yang dilakukan Bunda. Mulai dari
mencuci pakaian, menyapu, mengepel, menyetrika, memasak, membereskan mainan adik. Suatu hari
Bunda yang tengah sibuk itu menciu bau gosong.

BUNDA: Masya Allah, gosong.. Nilam sayang.. tolong beresin maenan adek ya sayang..?

Nilam sibuk bermain sendiri mencorat-coret di kertas. Dia tidak menjawab ibunya.

BUNDA : Sayang.. kalo bunda ngomong sama kamu dijawab yah? Jangan diam aja..

NILAM : Males bunda..

BUNDA : Ayo dong sayang. Bunda lagi repot nich..

BUNDA : Rehan… Kalo udah kelar gambarnya, tolong dirapiin lagi yah?

Nilam tetap saja asyik tanpa memperdulikan ibunya.

TEMAN-TEMAN NILAM : Nilam..! nilam..!

Nilam memberesi coretannya.

NILAM : Nilam pergi dulu, Bunda..!

BUNDA : Buku gambar kamu udah diberesin?

NILAM : Udah..!

BUNDA : Maenan adek?

NILAM : Capek Bunda. Nanti aja..!

NILAM PERGI BERSAMA TEMAN-TEMANNYA. OUT

NARATOR : Suatu hari, Nilam mendengarkan percakapan ayahnya dengan pimpinan proyek. Ayahnya
meminta agar gaji buruh segera dibayar, jika tidak maka buruh akan mogok kerja. Ayah Nilam bilang
bahwa buruh telah menyelesaikan tugasnya dengan baik, maka sudah sepantasnya mereka dibayar
dengan sesuai.

Nilam yang mendengar percakapan ini serta merta terbersit ide. Bahwa orang yang telah bekerja akan
mendapatkan upah sesuai kerjanya. Sejak saat itu, Nilam mengerjakan apa saja yang disuruh bundanya.
Bahkan yang tidak disuruh pun dilakukannya.

Nilam pun melakukan pekerjaan seperti:

Nilam menyapu.

Nilam membersihkan tempat tidur.

Nilam menyuapi Rehan.

Nilam mencuci piring.

Nilam menyiram tanaman.

Nilam membersihkan got.

Nilam ngepel.

Nilam mencuci pakaian.

Nilam bawa belanjaan.

Nilam memasak.

Setelah Nilam mengerjakan tugas-tugas itu, ia lalu menyerahkan sebuah surat.

NILAM : Ini tagihannya, Bunda.

BUNDA : Apa ini?

NILAM : Bunda baca aja, Bun.

BUNDA membuka surat itu lalu membaca.

BUNDA : Upah membantu bunda.

1) Membantu Pergi Ke Warung: Rp. 20.0002) Menjaga adik: Rp. 20.000

3) Membuang sampah: Rp. 5.000

4) Membereskan Tempat Tidur: Rp.10.000

5) Menyiram bunga: Rp. 15.000


6) Menyapu Halaman: Rp. 15.000

7) Mencuci Piring: Rp. 10.000

8) Dan lain-lain: Rp. 30.000

Jumlah : Rp. 115.000

Selesai membaca wajah Bunda berbinar-binar.

BUNDA : Sebentar yah..

Wajah Nilam juga berbinar dia akan dapat duit.

Tak lama kemudian Bunda muncul menyerahkan sebuah amplop.

NILAM : Makasih ya Bunda.

Nilam diam-diam membuka surat itu dan membaca.

NILAM :

Upah mengandungmu selama 9 bulan, GRATIS.

Upah melahirkanmu dengan susah payah, GRATIS.

Upah berjaga malam karena menjagamu, GRATIS.

Upah air mata yang menetes karenamu, GRATIS.

Upah khawatir kerana selalu memikirkan keadaanmu, GRATIS.

Upah menyediakan makan minum, pakaian dan keperluanmu, GRATIS.

Jumlah Keseluruhan Nilai Kasihku – GRATIS.

Nilam berkaca-kaca dan hampir menangis.

NILAM : Bunda… Aku sayang bunda..


BUNDA : Kamu kenapa Nak?

NILAM : Aku sayang bunda…!

NARATOR: Seorang sahabat pernah bertanya kepada Rasulullah SAW :

“Wahai Rasulullah, siapakah yang paling berhak mendapatkan layanan istimewa dariku?”

Rasulullah menjawab, “Ibumu”

Kemudian??? “Ibumu..”

Kemudian??? “Ibumu…..”

Kemudian Rasulullah menjawab, ” Baru Kemudian ayahmu dan setelah itu saudara-saudara
terdekatmu.”
Puisi 1
Ibu…
Di sini kutulis cerita tentangmu
Nafas yang tak pernah terjerat dusta
Tekad yang tak koyak oleh masa
Seberapa pun sakitnya kau tetap penuh cinta

Ibu…
Tanpa lelah kau layani kami
Dengan segenap rasa bangga dihati
Tak terbesit sejenak fikirkan lelahmu
Kau terus berjalan diantara duri-duri

Ibu…
Tak pernah kuharap kau cepat tua dan renta
Tak pernah ku ingin kau lelah dalam usia
Selalu kuharapkan kau terus bersamaku
Dengan cinta berikan petuahmu

Ibu..
Kaulah malaikatku
Penyembuh luka dalam kepedihan
Penghapus dahaga akan kasih sayang
Sampai kapanpun itu..
Aku akan tetap mencintaimu..

Puisi 2

Dalam senyummu kau sembunyikan lelahmu


Derita siang dan malam menimpamu
tak sedetik pun menghentikan caramu
Untuk bisa memberi harapan baru bagiku

Seonggok cacian selalu menghampirimu


secerah hinaan tak perduli bagimu
selalu kau teruskan cara untuk masa depanku
mencari harapan baru kembali bagi anakmu

Bukan setumpuk Emas yang kau menginginkan di dalam kesuksesanku


bukan gulungan duit yang kau minta di dalam kesuksesanku
bukan juga sebatang perunggu di dalam kemenanganku
tapi permohonan hatimu membahagiakan aku

Dan yang selalu kau berkata terhadapku


Aku menyayangimu saat ini dan pas aku tak kembali bersama denganmu
aku menyayangimu anakku bersama dengan ketulusan hati ku.

Anda mungkin juga menyukai