Anda di halaman 1dari 4

YANG MEWARNAI DUNIAKU

Cerpen : Irvan Alamsyah (XII TKR 4 )

Perkenalkan namaku Revi. Berjenis kelamin laki-laki dan sekarang telah telah
menginjak usia 16 tahun. Aku adalah anak semata wayang. Ini merupakan sepenggal cerita
kehidupanku, dari aku benar benar membenci hidup ini hingga akhirnya seorang membawaku
untuk mencintai hidupku. Ayah ku memiliki pekerjaan yang menurutku bisa dibilang lebih
dari cukup untuk menghidupi keluarga kami bahkan Ibuku pun demikian. Akan tetapi pada
dasarnya ada 3 hal yang dapat mempecah belah yaitu Harta, Tahta, dan Wanita.

“Revi!! Kenapa kamu cuma mendapat peringkat 5! Ayah mu ini seorang pegawai
negri. Kamu benar benar membuat malu keluarga! Dasar anak gak tau malu!” saat duduk di
bangku sekolah dasar ucapan itu selalu kudapat setelah penerimaan rapot. Tak hanya mulut
tangan pun ikut hadir dalam hal ini. Ayah mendidikku dengan sangat keras bahkan sampai
segan untuk memukul ku. Sebagai seorang yang belum matang pikirannya pasti aku sangat
menyimpan dendam kepadanya.

Keterpurukanku bukan sampai disitu saja. Setiap hari aku harus mendengarkan
pertengkaran kedua orang tuaku yang disebabkan karena Ayahku selingkuh dengan wanita
lain dan terlilit hutang hingga ratusan juta. Sampai terucap dari mulut Ayahku jika dia akan
menjual satu satunya istana ku ini. Untuk seorang bocah, aku hanya bisa duduk diam dikamar
sambil menangis mendengar semua itu. Pada akhirnya aku menjadi seorang penyendiri
berwajah suram yang tak mengenal istilah senyuman. Dunia ini, aku benar benar
membencinya.

Sekarang aku duduk di bangku SMA. Suatu hari aku bertemu dengan seorang gadis
berambut hitam nan panjang di gerbang sekolah karena suatu kebetulan.

“Tuan penyendiri. bisa pinjami aku sebuah pensil untuk menggambar? Hari ini aku
lupa membawanya. Dan jika aku membeli di koprasi waktunya tidak cukup. Tolong” Tak
pikir panjang aku langsung memberikannya. Karena aku malas untuk berinteraksi dengan
nya. Dia mengucapkan terima kasih dan berlari menuju kelas. Saat waktu istirahat pun dia
kembali menggangguku.

“Tuan penyendiri. Nih pensilmu, terima kasih ya...”


“Berhenti memanggilku dengan sebutan itu” aku mengambil pensil itu kemudian
kembali masuk kedalam kelas. Belum sampai aku duduk di kursi, dia memegang tangan dan
menarikku.

“Ayo ikut aku. Akan kutunjukkan tempat yang menarik” dia mengajakku sampai ke
atap sekolah. Tempat yang tidak pernah ku datangi. Dia menunjukkan pemandangan rumah
rumah dari atas. Bangunan sekolahku cukup tinggi mencapai 5 lantai. Jadi ini sedikit luar
biasa menurutku. Dan pada akhirnya hal yang tidak pernah kulakukan akhirnya terjadi.

“Sesuai dugaanku. Kau memiliki senyum yang menawan” ucapnya.

“Siapa yang tersenyum. Pemandangan seperti ini biasa saja” balasku.

“Mari kita berteman. Namaku Lia” dia menjabat tanganku. Aku tak bisa
menyembunyikan rasa bahagiaku. Akupun menerima pertemanannya.

“Namaku Revi”

“Baiklah sekarang kita berteman. Oh ya sepulang sekolah nanti ikut aku yuk. Kita
jalan jalan”

Lia anak yang sangat ceria dan sangat mudah bergaul dengan teman temannya. Yang
sangat berbanding terbalik denganku. Lia mengajakku ketempat tempat yang tak pernah ku
injaki. Dia membuatku mencoba hal baru menikmati indahnya dunia. Dia satu satu nya orang
yang menerimaku. Bahkan orang mengira kami memiliki hubungan. Tapi pada akhirnya
beberapa bulan kemudian tumbuh sebuah rasa. Aku jatuh cinta kepadanya.

Sejak berteman dengan Lia hidupku menjadi lebih berwarna. Aku bahkan sering
bepergian dan menghabiskan waktuku dengannya. Walaupun hubungan kami hanya sebatas
teman, aku benar benar bahagia. Pada suatu hari di bulan Maret saat waktu istirahat kami
berada di atap sekolah untuk makan. Lia mengatakan hal yang sangat mengejutkan kepadaku.

“Hei Revi, kau tau aku sebenarnya dari dulu selalu memerhatikanmu. Karena aku tau
kau itu sama dengan ku dulu”

“Sama? Denganku? Kau bercanda?” balasku

“Nggak aku serius. Aku malah lebih buruk lagi. Akan tetapi seorang laki-laki hadir
dalam hidupku dan mengubahnya hingga aku menjadi sampai saat ini. Dan akhirnya aku
jatuh cinta kepadanya. Sekarang laki-laki itu telah meninggal dunia karena sebuah penyakit
mematikan. Oleh karena itu aku melakukan hal yang sama kepadamu” Lia tersenyum
menyembunyikan kesedihannya. Aku tidak bisa membalas ucapannya.

“Oh ya Revi aku punya pesan untukmu. Jangan hidup seperti seekor keong yang
hanya terus mengandalkan rumahnya, dan selalu lambat saat melakukan sesuatu, jelajahilah
dunia ini masih banyak hal baru yang menanti dan bergerak cepat lah karena umur mu tidak
mungkin abadi”

Pesan itu menjadi pesan terakhir darinya. Lia kemudian pergi keesokan harinya. Aku
mendatangi rumahnya akan tetapi hasilnya nihil. Rumahnya kosong tak berpenghuni.
Kemungkinan dia telah pindah ke suatu tempat. Tentu saja dengan kepergiannya itu sangat
membuatku terpukul tetapi kuingat kembali perkataannya. Bahwa tak ada gunanya terus
terjebak dalam kesedihan.

Berkat Lia aku sekarang telah berubah. Aku benar benar sudah bisa menghadapi
masalah keluargaku dan membuka lembaran baru. Sekarang aku telah berjanji pada diriku
sendiri, demi dirinya aku tidak akan kembali pada diriku yang kelam itu. Ternyata cinta dapat
merubah hati dan prilaku manusia. Setahun kemudian, kami kembali berjumpa akan tetapi
dalam kehidupan yang berbeda.[]

Anda mungkin juga menyukai