NOVEL REMAJA
6
1
Awal kisah yang mulai memberikan
aku ribuan kenangan pun sudah dimulai.
Jejak remajaku pun telah aku torehkan di
setiap jalan yang akan bisa membuatku
mengerti arti semua kehidupan. Matahari
itu pun mulai menyambutku dengan
sebentang senyum kecil yang tampak dari
remang cahayanya yang mampu
menyilaukan mataku. Sosokku terlihat
sederhana tapi aku berprinsip keras dan
aku yakin bahwa di setiap langkahku aku
akan mampu menghadapi semua cobaan
yang tuhan berikan padaku.
5
Usia remaja ku pun masih bisa terhitung
dengan jari dan aku juga sudah merasakan
sedikit pahit dan manis kehidupan. Aku
gadis remaja yang hanya ingin hidup
dengan sejuta warna pelangi yang orang
bilang akan mampu hiasi setiap langkah
yang ku ukir. Perlahan-lahan ku arungi
jalan setapak itu yang akan menuntunku
menuju rumah kecilku. Sosok wanita
ramah pun menyambut kedatanganku,
dialah ibunda tercintaku. Wanita tegar itu
pun yang telah memberi dan membantuku
untuk selalu memiliki harapan untuk tetap
hidup walaupun cobaan yang tuhan
berikan padaku begitu sulit aku lewati.
Demi ia aku rela dan aku selalu ikhlas
hadapi hariku.
6
Begitu banyak cobaan yang telah aku
lewati untuk bisa menemukan cinta
sejatiku. Tapi sampai sekarang aku belum
bisa menemukannya.
5
“PR?? Memangnya ada PR gitu?”
Tanyaku
5
denganku seperti Ria, Revi dan Rally dia
juga sangat aku sayang dan hormati.
6
melihat tingkah lakunya. Tak pernah
sedikitpun dia pernah menyakitiku. Dia
selalu menyayangi dan menghormatiku
layaknya perempuan yang harusnya dia
hormati.
6
Conan, jika ada komik baru Conan, aku tak
segan-segan langsung membelinya.
Walaupun uangku tidak mencukupi tapi
aku akan terus berusaha mendapatkan
komik kartun pujaanku itu. Ketergila-gilaan
aku terhadap Conan membuat orangtua
dan teman-teman ku bisa memaklumi aku
sebagai maniak komik detective conan..
Karena conan mengidolakan Sherlock
Holmes, maka aku pun ikut mengkoleksi
novel Detective hebat itu.
7
apapun. Tapi hanya ada satu bidang yang
tidak dapat aku taklukan, aku selalu tidak
beruntung dalam bidang itu. Cinta. Itulah
nama bidangnya. Aku tidak tahu mengapa
di bidang itu aku sama sekali tidak
seberuntung yang biasanya. Aku tidak
pernah mengerti arti cinta sesungguhnya,
karena belum ada yang bisa
mengajarkanku untuk bisa mengartikan
arti cinta bagi hidupku..
8
setiap hari ada saja ulahnya untuk
mengerjai dan memalukan diriku di depan
teman-temanku. Sewaktu kelas 3 SD dia
menaruh surat putih di depan pintu
rumahku, setelah aku baca dan isinya
adalah surat permintaan maaf sekaligus
pengakuan perasaan tulusnya padaku.
Dulu aku sempat berfikir bahwa surat itu
semua adalah rencana jahatnya untuk
mengerjai aku lagi. Dia pun perlahan-lahan
mulai berubah, lebih lembut pada diriku
setelah pengakuan cinta itu. Sirtan dan
Alie bersahabat sudah lama dan mereka
berdua mencintai wanita yang sama. Alie,
cinta pertamaku pun merelakan aku untuk
sahabatnya. Setelah itu aku menjalin
hubungan cinta monyet dengan Sirtan,
belum lama hubungan itu terjalin aku
harus merasakan kehilangan orang yang
9
aku sayang untuk pertama kali. Aku
memutuskan hubunganku dengan Sirtan,
karena Sirtan dan aku tidak mau terlalu
lama menyakiti Alie. Itulah pertama kisah
cinta monyetku dengan Sirtan. Selanjutnya
setelah aku lulus SD, Sirtan mengajakku
kembali untuk menjalin hubungan yang
dulu telah kandas, ku terima niatnya yang
tulus untuk mencintaiku lagi.
10
tuk menemaniku melewati hari yang mulai
melelahkan untukku. namun Sirtan tak
kunjung hadir dan mengisi kekosongan
hati. Aku hanya berusaha menunggu dan
terus menunggu, berharap dan terus
berharap. Tapi apa yang aku tunggu dan
aku harapkan tak kunjung datang. Apa
yang harus aku lakukan?
11
keluar dari bola mata kesepianku lalu
mulai membasahi pipiku yang memerah
menahan amarah yang meledak di dalam
batinku
12
pelan sambil menahan tangisku yang
semakin meluap
6
menduakanmu, Ran. Aku sangat
menyayangimu”.
6
izinkanlah aku tuk mengetahui semua
kebenaran darimu, izinkanlah aku untuk
tahu isi hatimu dan perbuatanmu
terhadapku. Aku mohon!”
6
“Sungguh. Percayalah padaku. Kau
tak pernah menyakitiku sedikitpun, aku
masih menyayangimu dan selalu
menghargaimu hingga saat ini” Jelasnya.
5
“Apa? Kamu sadar dengan apa yang
baru saja kamu katakan, Ran?”
5
kamu yang mampu mengisi ruang kosong
di dalamnya. Hanya kamu yang mampu
buat aku bertahan dan tak pernah
menghiraukan godaan lain selain dirimu.
Kau fikir hal itu mudah untuk aku lakukan?
Enggak. Tapi perasaanku begitu kuat
terhadap dirimu aku begitu sangat
menyayangimu. Tidakkah kau mengerti?”.
6
sahabatku, Ria, Revi, Rally dan Revo.
Mereka mengajarkanku banyak tentang
arti kebahagiaan yang sebenarnya, mereka
mampu menyadarkanku bahwa kesedihan
enggak baik untuk selalu dikenang. Mulai
dari situ aku mencoba melupakan semua
kejadian yang telah ku alami. Kini kejadian
itu telah ku kubur dalam di dalam hatiku
dan takkan pernah aku gali lagi kepahitan
itu sehingga tak menimbulkan bau busuk
di kehidupanku.
2
Kisahku dengan Sirtan sudah terkubur
dalam, dan aku harus bisa lebih melihat ke
depan dan jangan selalu terpaku ke
belakang. Cita-citaku masih terlalu panjang
6
dan masih terlalu sulit di gapai. Itulah kata-
kata bijak yang hanya mampu keluar dari
mulut seorang sahabat. Sahabatku lah
yang selalu memberikan dukungan dan
semangat di kala aku mulai jatuh dan tak
mampu lagi berdiri. Merekalah yang
menjadikan aku wanita kuat yang tidak
takut menghadapi kerasnya dunia. Aku
tidak akan lari dari masalah melainkan aku
akan selalu menghadapi masalah itu
walaupun dengan tenaga terakhirku.
6
sendiri kalau Pak Arie itu guru yang galak
di SMP ini”. Jawabku..
6
“Dasar nenek pikun. Yang itu loh,
tentang kau dan Sirtan”. Revi mengejekku.
5
dan Revi pun menganggukan kepala kami
sebagai tanda kalau kami setuju dengan
pendapat Rally.
6
terbuka sehingga dalam otakku ini banyak
sekali menyimpan ribuan rahasia dari
setiap teman-temanku.
7
mencukupi untuk mengirim SMS balik pada
Revo.
Angin ..
8
Tentang aku yang selalu ingin ada di
hatinya
5
mampu mengembalikan keceriaan di
wajahku. Tak ku kira semua penkhianatan
yang dilakukan oleh Sirtan dapat membuat
hati dan pikiran ku tak karuan.
6
hatiku berbisik “Lima belas menit lagi, dia
akan datang”. Setelah lima belas menit itu
aku tunggu dengan penuh harapan dan….
“Rrrrr” hpku pun bergetar tanda alarm
pukul 00.00 telah tiba. Dengan semangat
aku bangun dari tempat tidurku dan mulai
berdoa tentang semua harapanku
7
bilingual murni, dan yang terakhir aku
ingin mendapatkan pengganti Sirtan di
hatiku, pria yang jauh lebih baik darinya.
Amien!”
8
menginginkan untuk menjadi murid
bilingual tapi bukankah guru-guru yang
menilai dan memberikan keputusan bahwa
kami berhak menyandang predikat kelas
bilingual. Bukankah seperti itu? Tapi
setelah kami menyandang predikat itu
kenapa justru kami yang sering
terpojokkan? Kami selalu dianggap tidak
berguna, itulah yang sering kami dengar
dari ucapan keras setiap guru yang
mengajar kami. Tapi bagi kami itu semua
bukan makian justru motivasi untuk kami.
Kami janji kami akan berubah dan bisa
bahagiakan kalian semua. Kami janji akan
hal itu.
9
tepat di bawah bantalku, ku lihat layar hp
yang bertulis pesan baru dari Revo. Ku
buka pesan itu dan “Astaga” rintihku. Ku
terpaku melihat tulisan di layar handphone
itu.
6
Perasaan di jiwaku semakin tidak
karuan, antara perasaan kaget, senang,
dan khawatir. Semakin kuat rasa khawatir
itu dalam diriku, aku takut kalau
pengakuan cinta itu adalah suatu awal
yang menjadi faktor utama rusaknya
persahabatan ini. Aku takut persahabatan
ini akan hancur cuma karena cinta yang
enggak pernah aku mengerti.
6
Apa aku harus terluka untuk yang kedua
kalinya? Tidak. Jawabku aku tidak mau hal
serupa itu terjadi, tapi Revo adalah
sahabatku. Aku tidak mungkin
menyakitinya.
7
Hidup memang penuh tanda tanya
5
Sebelum semuanya berakhir dengan
duka
5
muslim dan dia seorang katolik. Perbedaan
itu sangat berarti untukku dan sebuah
hubungan, walaupun sebatas cinta monyet
tapi hal itu sangat penting dan
berpengaruh pada kedua pihak.
6
Setelah aku sudah suci dan siap
menghadap tuhanku yang sudah
menungguku untuk sembahyang di
hadapannya dering hp ku pun berbunyi.
“Astaga” dia sudah menunggu respon dan
tanggapanku. Revo menunggu
jawabankku. Aku harus bagaimana ini?.
Kulangkahkan kakiku dengan mantap
menuju kamarku, ku ambil mukena hijauku
yang akan menutupi auratku dan
menemaniku bersujud di pangkuan Allah
SWT.
Ya Allah,
7
Jika kau menghendaki Revo adalah
yang terbaik untukku, maka
dekatkanlah dia padaku dan
berikanlah hamba jawaban yang
terbaik bagimu. Karena yang terbaik
bagimu juga terbaik untukku. kau
yang maha adil, berilah keadilan pada
perasaanku dan perasaan Revo.
Berilah keadilan seadil-adilnya.
Amin…!!
5
Kulipat rautan mukena ku yang mulai
basah akibat air mata yang keluar dari
mataku, dan mengalir di pipiku kemudian
jatuh membasahi mukenaku. Ku lihat jam
dinding di ruang tamuku dan jam itu
menunjukkan pukul 4 sore. Besok pun
semakin dekat, dan semakin dekatlah pula
pertemuan antara aku dan Revo di
sekolah. Aku harus bisa menghadapi
sikapnya jika sewaktu-waktu menanyakan
respon dan tanggapanku akan semua
pertanyaannya. Aku harus siap dengan
semua itu.
6
Keesokan harinya pun aku langkahkan
kakiku menuju sekolahku, aku telah siap
menghadapi semua yang akan terjadi di
sekolah. Tentang Revo. Hari ini pun aku
berniat untuk menceritakan masalah aku
dengan Revo kepada Ria, Revi dan Rally.
5
pengakuan cintanya terhadapku. Awalnya
aku bingung dan khawatir Ria”. Jelasku
6
“Kamu tahu sendirikan Revo itu
orangnya kayak gimana? Dia tuh enggak
pernah yang namanya pacaran. Cinta aja
dia enggak pernah tahu dan ngerti, tapi
tiba-tiba dia ngungkapin ke kamu”. Jelas
Revi.
5
sekalinya dia ungkapin cinta itu sama aku,
sahabatnya sendiri”.
6
“Hayo.. malah keasikan ngaca lagi!”
teriak Revi yang mengagetkan aku.
6
memang menaruh perasaan terhadapnya,
kau harus berikan respon positif
terhadapnya. Tanyakanlah pada hati
kecilmu, Ran!” Jawab Ria.
6
mulai belajar mencintainya dan
menerimanya yang bukan lagi sebagai
sahabatku melainkan lebih dari itu.
Dengan semangat ku ambil hp ku dan
mulai ku tulis pesan
Ran
7
tak sabar akan jawaban Revo. Ku genggam
handphone erat dan tak ingin kulepas
sampai dering hanphone itu berbunyi.
“Alhamdulillah” ucapku ketika layar hp ku
menyala dan deringnya pun mulai
terdengar.
Revo,
6
adanya cinta kita bisa dapat lebih
bersatu dari sebelumnya
Ran,
Revo,
6
Ran,
Revo,
Iya, begitulah
Ran,
Revo,
7
Ran,
Revo.
5
lagi perasaan sedih akibat perginya Sirtan,
yang ada di hatiku kini hanya ada Revo.
Cowok lugu yang berusaha merebut
hatiku. Hati sahabatnya sendiri. Aku kini
bangga terhadapnya karena kini dia
mampu berubah menjadi sosok yang
dewasa dan mulai mengerti arti kehadiran
sosok wanita bagi hidup dan hatinya.
6
“Aku mau cari tugas Matematikanya
Pak Arie. Kamu juga mau mencarinya
kan?” Tanyanya.
5
“Enggak. Nanti juga kamu tahu
sendiri”
5
4
Bel sekolah pun berbunyi tak kuasa
aku menahan rasa penasaranku yang
semakin meluap, kulangkahkan kakiku
menuju pintu kelas yang telah siap
mempersilahkan aku tuk bisa mengetahui
semua pertanyaan di dalam benakku,
tentang Revo. Apa yang akan dia lakukan
untuk hari ini? Kejutan apa lagi yang akan
dia kasih kepadaku yang mampu
membuatku berfikir dengan ribuan sel otak
yang akan siap bertarung untuk
menemukan jawabannya.
5
titahnya melambaikan tangan seolah siap
memberiku semua jawaban dari semua
pertanyaan bimbang yang telah ia
lontarkan kepadaku. “Hufth” dalam hatiku
berkata. Lalu apa lagi yang akan tuhan
tunjukkan kepadaku apakah dia akan
menurunkan ujian baru untukku atau dia
akan memberikan sedikit tetesan
kebahagiaan untukku lewat diri Revo?
Kurasa aku sudah tahu jawabannya. Pasti
ujian. Tuhan tak pernah sedikitpun
memberikan aku sedikit cahaya menuju
kebahagiaanya, dia selalu memberikan
cobaan yang teramat berat padaku yang
lemah dan penuh kesalahan ini.
6
terdiam terpaku melihat wajahnya yang
dapat membuatku berhenti berkedip, dan
mencoba mengalihkan perhatianku dari
wajahnya.
“Oke deh,,”
6
mendekatiku dan Revo. Ivan, dialah adik
kelas sekaligus teman Revo.
6
“Tapia pa? jangan-jangan kalian
janjian ya. Hayo.. lw ngaku aja deh Rev..”
Celetuk Ivan. “Kak Ran, koq mau sih di ajak
sama Revo, dia kan enggak ada sisi
romantisnya sama sekali, kalau deket
cewek aja tubuhnya jadi dingin setengah
mati. Apalagi soal cinta, dia bukan ahlinya
deh”. Jelas Revo padaku seraya mengejek
Revo yang udah dia kenal sejak lama.
5
dan Revo. Awalnya aku kesal karena Revo
tak bisa bersikap tegas dan menepati
janjinya. Padahal aku saja tidak mengajak
ke3 sahabatku karena Revo tidak
memperbolehkannya, tapi dia malah
mempersilahkan Ivan ikut dengannya.
6
saja dan mengerjakan semua tugasku di
rumah tanpa pamit pada Revo.
7
semua pernyataannya di depanku. Habis
sudah kesabaranku atas semua sikapnya
yang lugu itu. aku sudah bingung harus
dengan cara apa lagi untuk bisa pahami
semua tingkahnya.
8
Akankah kau mampu melihatku di hari
nanti?
5
yang membutuhkannya. Dapatkah aku
memahami isi hatinya?
6
menggetarkan jiwaku, seumur hidupku tak
akan bisa aku lupakan dirinya jika dirinya
begitu penting untukku.
7
bertindak sejauh ini untuknya. Dia adalah
sahabatku dan sekarang dia berusaha
merubah status itu. kemampuannya
membuatku ragu, apakah mungkin dia
mampu merubah status itu? Revo itu laki-
laki yang baik dan bertanggung jawab
akan semua perbuatannya, tapi apakah dia
mampu bertanggung jawab akan semua
yang telah ia lakukan padaku. Dia harus
bertanggung jawab karena dia telah
merubahku mengalihkan perasaanku
terhadapnya, dia telah merubahku untuk
mencintai dan menyayangi dirinya lebih
dari dulu.
6
5
Sudah tiga hari aku tidak bertutur
sapa dengan Revo. Entah kenapa dia jadi
bersikap dingin setiap bertemu denganku,
dia berubah menjadi lebih pendiam jika
berhadapan atau ada aku di sekitarnya, dia
jadi salah tingkah jika aku menyapa atau
mengajak berbicara padanya. Setelah 4
hari dari kejadian di warnet itu, dia sudah
mulai berubah, jika aku ajak dia bicara dia
selalu menjawab dengan jawaban yang
singkat dan tidak menatap wajahku. Dia
selalu mengalihkan wajahnya ke setiap
sudut tapi bukan ke wajahku, terutama
mataku. Apa dia takut denganku? Apa aku
5
melakukan kesalahan padanya? Sungguh
aku tak mengerti dengan sikapnya.
6
sesuatu, dan aku tahu cuma Revo yang
bisa membuat kamu sering melamun
seperti ini”
6
“Habis aku bingung Ri, apa yang
sedang aku rasa sekarang ini. Aku benar-
benar bingung”. Keluhku.
5
pertanyaan di hatiku saat itu. “Apa yang
sedang mereka lakukan?”
6
dia telah membuat Revo tersenyum dan
tertawa bahagia. Kamu cemburu!” Jelas
Ria.
“Aku cemburu ?”
6
beranggapan bahwa Revo adalah milikmu
dan enggak ada orang lain yang boleh
memiliki perhatian Revo selain dirimu,
itulah sebab bahwa cinta itu egois.”
6
aku saja belum bisa merasakan
kebahagiaan itu dalam hidupku.
7
di jadikan alasan lahirnya umat kalau cinta
tak pernah melahirkan kebahagiaan?
Kenapa cinta selalu dijadikan buah bibir
kalau cinta selalu membuahkan
kemalangan? Kenapa cinta selalu
menghampiri insan kalau cinta itu tak
pernah menghampiri kebahagiaan? Kenapa
cinta dijadikan simbol ketulusan kalau
cinta sendiri tak pernah bisa disimbolkan
dalam hati? Kenapa cinta itu dianggap
abadi kalau cinta hanya kebutaan semata?
8
yang membuat bibir kita tak henti
berbicara bahwa cinta yang menghampiri
dan sebuah simbol ketulusan yang bisa
mengabadikan didalam hati kita. Hanya itu
yang aku tahu. Ria mengajarkan satu hal
lagi tentang arti cinta dan peranan cinta
dalam hati kita. Cinta itu egois dan
memaksa. Egoiskah kita saat kita melihat
orang lain meminta haknya untuk
mendapatkan perhatian orang yang kita
cintai? Egoiskah kita saat kita merasa
bahwa orang yang kita cintai adalah milik
kita seorang? Terpaksakah kita jika kita
menangis demi orang yang kita cintai?
Memaksakah cinta yang haus akan kasih
sayang setiap insan.
9
dengan cinta? Apakah Revo juga
merasakan kebimbangan yang sama
sepertiku, ataukah aku terlanjur
mencintainya? Aku tak mengerti dengan
semua ini, adakah orang yang mampu
mengajari dan memberitahu aku tentang
semua ini.
6
Setelah aku mencintaimu, kau
memang bukan cinta pertamaku, tapi
kaulah yang selalu ada di hatiku
5
Revo? Aku tak yakin tiang itu akan terus
berdiri.
6
Dua kebahagiaan yang selal
menyertaiku adalah keluarga dan sahabat-
sahabatku. Dua kebahagiaan yang mampu
membuat ku dan menjadi alasanku
bertahan sampai sekarang ini, aku
mendapatkan cinta yang tulus dari mereka
tetapi aku tak pernah memberikan dan
merasakan cinta yang sesungguhnya pada
pria. Pengalaman cintaku selalu gagal dan
tak pernah bahagia. Akhir cerita cintaku
selalu begini, tak ada sedikitpun keindahan
di dalamnya. Dalam segi material aku tak
pernah sedikitpun merasakan kekurangan,
apapun yang aku perlukan selalu tersedia
dalam rumahku, apapun yang aku pinta
selalu dikabulkan oleh orang tuaku tapi
dalam segi mental sejujurnya aku selalu
merasa kekurangan, apapun yang aku
perlu tak pernah ada untuk kepuasan
7
batinku, apapun yang aku pinta tak pernah
dikabulkan dalam hatiku.
6
Didalam segala kebimbanganku pun
handphone ku tiba-tiba berdering dan
terlihat satu pesan baru untukku. Dari
8
Revokah pesan itu? ternyata dugaanku
salah. Tak tertera nama pengirim di pesan
itu, hanya sebuah nomor baru yang belum
ada di contact handphone ku. Dan isinya
salam kenal dari dia.
Vino,
6
Astaga! Apa lagi yang akan terjadi?
Belum selesaikah masalah dalam hidupku.
Siapa lagi yang akan datang dan membuat
aku bingung? Haruskah aku kembali
menata dan merasakan kepahitan tentang
cinta? Haruskah kejadian antara Sirtan dan
Revo terulang kembali? Vino ? siapakah
dia? Apakah aku mengenalnya. Tak pernah
sedikitpun aku dengar nama itu di
sekolahku, tak pernah ada temanku yang
mengenal nama itu. aku tahu Vino
hanyalah nama samarannya. Apakah Ria,
Revi atau Rally yang sedang mengerjaiku.
Tidak. Mereka tidak mungkin bertindak
bodoh seperti itu terhadapku, mereka tidak
akan setega itu melakukan itu padaku.
Kalau memang Vino adalah mereka,
haruskah pernyataan cinta itu keluar dari
mulut mereka sebagai seorang wanita?
5
Haruskah pernyataan yang harusnya
diungkapkan oleh pria di ungkapkan oleh
mereka. Tidak mungkin. Vino bukanlah
salah satu dari mereka.
6
kirim pesan singkat yang berisi dia masih
mencintaiku dan masih berusaha merebut
hatiku, tapi pesan itu tak sesuai dengan
kenyataan yang sebenarnya, Revo sama
sekali tak menghiraukan aku selama di
sekolah, dia berusaha menjauhi aku dan
berusaha tak melihat mataku.
7
Kualihkan perhatianku pada layar
handphone yang tertulis pesan baru dari
Vino.
Vino,
5
kehadirannya, aku pasti tak akan pernah
menghiraukannya dan tak akan sedikitpun
perduli dengannya. Tapi entah kenapa aku
bisa selalu perduli dengannya, aku juga tak
bisa membohongi perasaanku sendiri kalau
aku terlanjur kagum kepadanya. Aku lihat
banyak harapan yang tersimpan dan
tercipta darinya untukku, dan untuk semua
cinta tulusnya padaku.
6
romantis padaku lewat pesan singkat, tapi
andai dia tahu bahwa semakin dia
berusaha merebut hatiku melalui kata-kata
itu justru aku semakin ingin menjauhinya.
Karena aku tak begitu menyukai laki-laki
yang romantis seperti Vino. Aku suka laki-
laki yang biasa saja. Aku berusaha
memberikan pengertian kepada Vino agar
dia tak terlalu berharap banyak dariku, aku
berusaha agar dia tidak mencintaiku lagi.
Tapi semakin aku berusaha, semakin dia
mencintaiku bahkan lebih dari
sebelumnya. Mungkin dia sangat
mencintaiku dan tak ingin aku pergi
darinya.
7
bertemu tapi ketika waktu pertemuan tiba,
aku malah ada keperluan mendadak dan
akhirnya pertemuan itupun batal. Tak
adakah jalan untukku bertemu dan
mengetahui jati dirinya yang sebenarnya.
8
Matamu, matamu begitu indah saat
kau melihatku.
5
Wajahmu, begitu ayu, cantik jelita
membuat hati pria tergila-gila begitu
juga diriku
Vino,
5
Ran,
Vino,
Ran,
Vino,
5
Kenapa kakak masih
mengharapkanku, padahal kakak tahu
aku telah mencintai orang lain?
Ran,
Pertanyaan bodoh.
Vino
Ran,
5
Vino,
6
sel-sel otakku. Setelah ku baca komik itu
entah kenapa hatikupun mulai tenang dan
mulai terlupa dengan seluruh kejadian
yang telah terjadi. Zzzz… kutaruh komik
itu tepat diatas mukaku berusaha
menutupi wajahku yang mulai lesu dan
terlihat menggendong semua beban yang
tak pernah berakhir, ku tutup mataku dan
mencoba pejamkan semua pandangan
yang dapat menyilaukan mataku. Untuk
beberapa waktu aku terlelap.
6
Kabar Revo pun telah jarang aku
dengar, aku tak tahu sebenarnya apa yang
telah terjadi padanya. Dia memang sekelas
denganku tapi aku jarang sekali tutur sapa
dengannya. Tawa khasnya pun tak pernah
aku dengar lagi, sebenarnya ada apa
dengan Revo?. Apa aku menyakitinya?