Anda di halaman 1dari 51

AKU DAN GELAS

By

Elisabeth Belianty

1 Aku dan Gelas


2 Aku dan Gelas
Perasaanku, 2

KEKASIHKU YANG SEMPURNA 5

MEMBEKAS 31

MELEPASMU GARY 46

TAK SESEMPURNA WARNA 51


PELANGI

3 Aku dan Gelas


Kekasihku yang sempurna

Aku menuang sebuah pikiran ke dalam gelas


transaparan yang kosong, aku ingin ada yang melihat
pikiranku. Kalau saja pikiranku dapat dilihat, maka aku
tak perlu menyimpan pikiranku sendiri. Aku juga tak
perlu berfikir bagaimana mengatakan rasa sukaku
kepada orang yang aku suka. Meski kata banyak orang
jaman sekarang “wanita boleh mengungkapkan
perasaannya lebih dahulu”, tapi untuk melakukan itu
sangat sulit untukku. Aku tau, aku akan menyesal jika
selalu menyimpannya sendiri. Dia tidak akan tahu, aku
seperti orang bodoh yang berharap dia bisa membaca
pikiranku. Untuk itu, aku menuangkan semuanya ke
dalam sebuah gelas yang transparan dan dia tidak perlu
memegang gelas itu, cukup melihatnya dari jauh. Aku
tidak mengharapkan dia meminum, aku hanya ingin dia
tahu.

Namun aku takut ketika dia tahu, dia akan


menjauh dariku. Aku memutuskan untuk menyimpannya
sendiri, aku rasakan sendiri, aku nikmati sendiri bahkan

4 Aku dan Gelas


aku tidak ingin orang - orang terdekatku tahu mengenai
perasaanku. Aku akan dibilang pengecut oleh mereka,
tapi bukan. Menurutku bukan pengecut. Sikap yang aku
yang aku miliki ini adalah pendirian seorang wanita
normal pada umumnya, (menurut ku ya). Pernah kamu
mengutarakan apa yang kamu rasakan kepada seseorang
? dan setelah itu dia begitu jauh ? , jika pernah itu hal
paling aku takutkan. Sekarang aku bersama orang yang
tidak aku benar - benar inginkan, namun dia
menginginkanku. Dia begitu baik dan apa saja yang aku
katakan, dia selalu mengatakan iya.

Namanya Ray, seorang laki - laki yang begitu


rapi cara berpakaiannya. Ketika berbicara selalu
memegang pundak lawan bicaranya, seakan
menunjukkan rasa simpatinya, begitu baik dan santun
dalam bertutur kata. Hal - hal tersebut membuat aku
menerimanya menjadi kekasihku. Namun setiap aku
bersama dengannya, yang aku rasakan bukan perasaan
ingin selalu bertemu, bukan perasaan yang berkembang
setiap hari. Semua yang dimilikinya begitu sempurna,
semua wanita ingin bersama dengannya. Sayangnya aku
tidak. Aku tidak menginginkannya, tapi aku tidak mau
menyakiti orang yang sangat mengharapkan
keberadaanku. Aku tidak bisa berkata "pergilah, aku
menolakmu atau kamu terlalu baik", aku ingin belajar
menghargainya seperti dia begitu menghargaiku.

5 Aku dan Gelas


Kami menjalani hubungan begitu normal seperti
kebanyakan pasangan pada umumnya, aku menerima
genggaman tangannya saat kami berjalan di keramaian,
aku tetap memeluknya saat dia begitu lemah. Dia
membukakan pintu mobil, dia membukakan tutup air
mineral ketika aku ingin minum, dia melepas jaketnya
untuk meneduhkannku dari air hujan. Sekali lagi, dia
begitu sempurna. Sangat sempurna dan aku merasa tidak
bisa melepasnya meskipun aku tidak mencintainya.

Tanpa aku sadari aku menceritakan banyak hal


mengenai Ray, seseorang yang tidak aku cintai. Namun
aku begitu ingin menceritakan segala hal mengenai
kesempurnaanya, sampai – sampai aku lupa
menyebutkan siapa namaku ?. Ray biasa memanggilku
“my sky”, tapi nama yang tertera di KTP bukan “my
sky” itu cuma panggilan sayang aja. Ok hmmmm, orang
tuaku sangat suka menanam berbagai jenis bunga.
Karena kesukaanya itu sudah bisa ditebak kalau namaku
pasti ada nama bunga, namaku Kenanga. Tapi entah
mengapa ibu ku tidak pernah memanggilku Kenanga,
semenjak ayah pergi. Mungkin nama itu adalah
kenangan antara ayah dan ibu, setiap aku tanya “kenapa
ibu tidak pernah memanggil aku Kenanga ?”.
Jawabannya selalu diam dan mengalihkan semua

6 Aku dan Gelas


pertanyaanku, tapi aku tidak ingin terlalu
memaksakannya. Karena aku tahu semua orang
mempunyai sebuah rahasia yang hanya dia saja yang
tahu.

Malam ini Ray ke luar kota, karena ada tugas dari


kantornya. Namun pesan singkatnya tidak pernah
berhenti menanyakan keberadaanku, apakah aku sudah
makan ? apa yang kamu lakukan ? bagaimana kerjaan di
kantor hari ini ? udah akur sama tim creative belum ?.
Semua yang ia lakukan tidak membuatku ingin bertemu
dengannya, aku hanya ingin mencoba menghargainya.
Itu yang aku rasakan, tiga tahun bersamanya begitu
membosankan. Namun sikapnya yang selalu menjaga
agar semuanya baik – baik aja membuat aku bertahan.
Karena aku ingin menghargainya, sebelumnya aku tidak
pernah memiliki hubungan selama ini. Mungkin ini yang
lebih baik dari sebelumnya, kalau mengingat waktu dulu
rasanya aku ingin kembali namun aku ingin juga
mengakhirinya. Pacar pertama yang pertama kali
menggandeng tanganku di tepi jalan, namun dia juga
juga yang memutuskanku di tepi jalan. Sangat ironis.

Hal romantis dilakukan Ray yang aku ingat


sampai sekarang, adalah waktu awal dia mendekatiku.
Dia rela tengah malam datang ke rumah membelikan
makanan, padahal waktu itu sudah jam dua belas malam.
Ketika dia mengetuk pintu rumah, aku benar – benar
terkejut.

7 Aku dan Gelas


“Ray, kamu benar – benar datang ?” tanyaku sambil
agak kaget

“Iya” jawabnya sambil menatap mataku dengan hangat

Mungkin pada waktu itu sedikit berlebihan,


karena setelah menutup pintu aku menangis. Karena
sebelumnya belum ada seseorang yang memperlakukan
aku seperti itu, tidak aku tidak mencintai Ray. Aku tidak
suka dengan segala sesuatu yang nampak begitu
sempurna. Selama tiga tahun dia tidak pernah berkata
tidak dan dia tidak pernah marah. Bukankah itu terlalu
sempurna ? terlalu flat.

Aku menginginkan hubungan yang


bergelombang, di mana aku menangis dan tertawa. Aku
tidak menemukan itu pada Ray, namun aku sekali lagi
tidak mampu pergi darinya. Aku sudah terlalu jauh dan
ini pilihan yang terbaik yang ku buat. Rasa – rasanya aku
ingin benar - benar menumpahkan semuanya ke dalam
gelas, karena semuanya selalu menari – nari di pikiranku
dan tidak ada satu pun yang tahu apa yang aku rasakan.

Aku yakin aku bisa memnbedakan antara cinta


dan rasa menghargai perasaan, saat ini aku memilih
menghargai perasaan kepada Ray.

8 Aku dan Gelas


“Ray kekasihku yang sempurna, selama kamu masih
ingin menggenggamku. Genggamlah aku seperti kamu
menggenggam tali penyeberangan yang di bawahnya
terdapat arus sungai yang begitu deras. Kamu tidak
akan jatuh selama kamu menggenggamnya”

Mungkin itu kalimat terbaik yang ingin aku


sampaikan kepada Ray, tapi aku tidak bisa
mengatakannya. Aku rasa itu berlebihan, karena aku
tidak mencintainya. Aku tidak ingin Ray terlalu berharap
banyak kepadaku, namun sepertinya Ray sudah terlanjur
berharap banyak.

Aku rasa Ray suka malam daripada siang, karena


hal – hal yang aku ingat beberapa hal yang
mengejutkanku pada waku malam. Waktu itu aku
berulang tahun menginjak umur 17 tahun, aku berharap
ada seseorang yang memberikan aku sebuah kado
boneka Bear yang besar. Aku sama sekali tidak pernah
mengharapkan Ray yang memberikannya, namun lagi –
lagi dia yang datang. Dia menelpon dan benar – benar
membangunkan aku, dia menyuruhku untuk membuka
pintu rumah lalu menoleh ke arah kursi panjang tepat
terletak di depan rumah samping kanan pintu. Aku
melakukannya tepat seperti apa yang dikatakannya, ada
kotak berwarma kuning dan ketika aku buka sesuai
seperti apa yang aku mau. Boneka bear dengan bulu
warna coklat, matanya hitam bulat dan di lehernya ada
kalung bertuliskan “love”. Karena aku senang sekali

9 Aku dan Gelas


waktu itu, aku sampai menangis. Kenapa Ray yang
memberikan itu semua kepadaku, orang yang tidak
pernah aku cintai. Namun kenangan itu menjadi satu hal
terbaik dalam hidupku.

Ray sampai sekarang masih bertahan bersamaku,


setiap malam dia mengirimkan pesan kerinduannya
untuk selalu bisa memeluk dan menggenggam tanganku.
Tapi kenapa perasaanku tidak seperti yang Ray rasakan ?
Mengapa aku mengharapkan keberadaan orang lain yang
begitu menyakitiku setiap malam, setiap tahun. Kenapa
aku harus mencintai orang yang salah dalam hidupku.
Aku ingin mencintai Ray, karena itu aku tidak akan
melepasnya. Tapi hatiku selalu ingin kembali kepada dia
yang tidak pernah tahu bagaimana perasaanku, aku ingin
mengatakan semuanya namun aku membutuhkan gelas
transparan. Aku lelah merasakan hatiku, aku seperti tidak
memiliki pondasi yang kuat dalam hidupku. Aku begitu
mudah goyah jika mendengar suaranya.

Saat aku merindukannya aku hanya bisa


mendengar syair indah yang dilantunkan Payung Teduh
yang berjudul Resah, begini lirikinya.

Aku ingin berjalan bersamamu

Dalam hujan dan malam gelap

Tapi aku tak bisa melihat matamu

10 Aku dan Gelas


Aku ingin berdua denganmu

Di antara daun gugur

Aku ingin berdua denganmu

Tapi aku hanya melihat keresahanmu

Aku menunggu dengan sabar

Di atas sini, melayang-layang

Tergoyang angin, menantikan tubuh itu

Aku ingin berdua denganmu

Di antara daun gugur

Aku ingin berdua denganmu

Tapi aku hanya melihat keresahanmu

Setiap liriknya membuat aku semakin


merindukannya, bukan Ray yang sempurna. Tapi dia
yang sampai sekarang belum mengetaui apa yang aku
rasakan selama ini, aku tidak benar – benar ingin
meninggalkannya pada saat itu. Aku hanya pergi
sebentar lalu kembali lagi. Tapi ketika aku kembali dia
sudah bahagia, dia juga mengatakan bahwa dia bahagia
ketika aku bersama Ray. Pernyataan paling bodoh yang
pernah aku dengar, Gary manusia paling jahat di muka
bumi ini. Manusia yang membiarkan aku melayang –

11 Aku dan Gelas


layang di udara, yang selalu berharap berdua dengannya
di antara daun yang gugur. Semua pesan singkatnya yang
dia anggap biasa saja, itu membunuhku secara perlahan.
Aku dibuatnya seakan tidak pernah terjadi apa – apa dan
aku harus membalas seakan semuanya baik – baik saja.
Aku begitu bodoh, sorry Ray.

Malam ini sangat sepi, namun hati dan


pikirnanku terus mengalir deras seakan melakukan
perlawanan di antara keduanya. Aku belajar untuk
mencintai Ray sampai saat ini, aku coba membuka buku
diaryku yang sudah usang, lalu aku melihat foto aku dan
Ray dari hasil photo box. Aku ingat sekali Ray begitu
kaku saat difoto, namun dia selalu mencuri kesempatan
untuk menciumku saat gerai box ditutup. Dan aku tidak
bisa menghindari kesempatan itu, itu pertama kalinya
kami berciuman. Aku lupa bagaimana rasanya, tapi
ketika aku baca kembali buku diaryku, aku begitu
senang. Apakah mungkin aku sesenang itu waktu dulu ?
Ray menggandeng tanganku, kami berdua menyusuri
jalan. Di mana hanya kami berdua yang tahu setiap jejak
langkah kaki kami. Pada waktu itu aku bisa melupakan
Gary, aku tidak tahu kenapa?

Saat itu Ray belum bekerja, namun dia mencoba


beberapa pekerjaan agar bisa membayar semua biaya
pacaran kita. Ray begitu sederhana, dia tidak sesempurna
saat ini. Saat ini dia terlalu sempurna untukku.

12 Aku dan Gelas


Tidak terasa begitu banyak yang aku lewati
bersama Ray, sepertinya aku pernah menyukainya.
Setidaknya dia memberikan kenangan yang baik dalam
hidupku. Aku tidak bisa membandingkan antara Ray dan
Gary, maksudku salah. Bukan seperti itu. Tepatnya Ray
tidak bisa dibandingkan dengan Gary, Ray sangat
sempurna untuku. Memilikinya sampai saat ini mungkin
salah satu keburuntunganku, namun setiap aku berkata
seperti itu Ray selalu bilang bahwa akulah
keberuntungannya. Kekasih yang sempurna bukan ? Tapi
menurutku itu begitu membosankan.

“Ray … Ray … Ray. Mengapa kau begitu mencintaiku ?


Seindah itukah memiliki orang yang kamu ingin miliki ?
Aku juga begitu ingin merasakan. Namun aku sudah
mencobanya berkali – kali, aku tidak bisa. Tiga tahun
Ray, tiga tahun bukan waktu yang sebentar bersamamu.
Satu hari saja sepertinya bukan waktu aku inginkan
untuk bersamamu, bahkan malam ini”

Lagi – lagi aku hanya bisa mengatakannya pada


diriku sendiri, aku tidak ingin Ray terluka. Aku mencoba
untuk tidak melukai siapapun, meskipun Gary selalu
melukai hatiku. Karena dia tidak tahu apa yang aku
rasakan, semuanya terjadi karena keputusanku. Bukan
karena keputusan mereka, meskipun seakan meraka yang
memilih, sebenarnya aku yang memutuskan.

13 Aku dan Gelas


“Adek, kamu belum tidur ?” Sapa ibuku yang begitu
lelah hari ini mengurusi tanaman sendiri tanpa ayah,
karena akupun tidak diperbolehkan menyentuh satu
bunga. Ibu terlalu sempurna dalam melakukan segala
sesuatu, ibu seperti Ray terkadang aku tidak nyaman
dengan semua itu. Aku rindu Ayah.

“Belum ibu” jawabku sambil menoleh kepadanya yang


berdiri di depan pintu kamarku.

“Tidurlah sesegera mungkin adek, agar besok kamu


segar ketika bangun. Good night” Dia menghampiriku,
mencium keningku, lalu pergi begitu saja dari kamar.

Lagu resah payung teduh belum juga berhenti


mengiringi malamku sampai aku terlelap dan tidur dalam
pelukan bear yang pernah diberikan Ray waktu lalu.
Sangat hangat dan aku memeluknya begitu erat. Aku
berharap pelukan itu aku dapat berikan kepada Gary,
manusia paling jahat yang sangat aku rindukan.

“Hey Kenanga, selamat pagi” aku mendengar suaranya,


namun itu bukan suara Ray. Aku yakin.

Saat aku mebuka mataku perlahan, aku melihat


Gary menyapaku dari kursi yang letaknya tidak jauh dari
tempat tidurku. Senyumnya begitu hangat, dia
membawa dua gelas cangkir berwarna putih dan
terdengar lagu kesukaan kami dulu “we've only just
begin versi jazznya Joanna Wang”, pagiku yang menjadi

14 Aku dan Gelas


nyata. Aku tidak beranjak dari tempat tidurku, karena
aku tahu itu mimpi. Tapi pada saat Gary datang
menghampiriku, lalu memberikan cangkir itu kepadaku.
Semuanya begitu nyata, aku duduk di tempat tidurku
tanpa bisa berkata apapun. Gary pun tersenyum dan
menyuruhku untuk meminumnya, aku berpikir sejenak
dalam pikiranku. Apakah aku sudah menuang pikiranku
ke dalam gelas ? Sehingga Gary tahu apa yang aku
rasakan ? Lalu dia tidak pergi karena dia tahu apa yang
aku rasakan ?. Apakah pikiranku nampak jelas dalam
gelas itu ?

“Manis? “ tanya Gary sambil menatap mataku

Lalu aku menjawab “kurang dikit” sambil


tersenyum lembut namun dengan wajah sedikit agak
kebingungan.

Apakah ini nyata ? Kenapa Gary bisa masuk ke kamar


ku ?

“Ini lagu kesukaan kita ya ?” tanya Gary mencoba


mengingatku hal – hal yang dulu pernah kita lakukan.

Aku mengabaikan pertanyaan Gary dan melihat


sekeliling kamarku, aku rasa aku sedang tidak ada di
dalam kamarku. Aku baru tersadar sepertinya ibu baru
saja menyuruhku tidur dan alunan lagu payung teduh
berganti menjadi suara joana wang. Aku ada di mana,
apa yang aku lakukan? Di mana Ray dan Ibu? Kenapa

15 Aku dan Gelas


ada Gary yang seakan menjadi Ray ? nampak begitu
sempurna. Gary yang matanya begitu menginginkanku
seperti mata Ray, namun hatiku berdebar. Perasaan dan
pikiranku tidak lagi berlawanan, membuat aku meraih
tangan Gary untuk berdansa. Aku seperti hidup kembali,
aku ingin membebaskan perasaanku yang sudah ku
simpan selama bertahun – tahun, terlebih tiga tahun
terakhir ini bersama Ray. Di sini Gary menerima
tanganku, kaki kami menari mengikuti setiap nada –
nada yang begitu menyentuh hati.

Kami seperti memulainya semua dari awal, tepat


seperti setiap lirik lagu “we’ve only just begin veris
jazznya Joanna Wang”,

We've only just begun to live

White lace and promises

A kiss for luck and we're on our way

We've only begun

Before the rising sun we fly

So many roads to choose

We start out walking and learn to run

And yes, we've just begun

Sharing horizons that are new to us

16 Aku dan Gelas


Watching the signs along the way

Talking it over just the two of us

Working together day to day

Together

And when the evening comes we smile

So much of life ahead

We'll find a place where there's room to grow

And yes, We've just begun

Aku melupakan Ray, aku tidak peduli dengannya


saat ini. Aku bahagia dengan Gary dengan lagu kesukaan
kami, kami menikmati pagi yang hangat bersama. Sinar
matahari yang masuk ke kamar melalui jendela berwana
putih itu, seakan menambah hangat dan membuatku
untuk tetap memegang tangan Gary memastikan bahwa
ini bukanlah sebuah mimpi. Aku bisa merasakan
sentuhan tangan Gary, rasanya seperti sama ketika dia
pertama kali memegang tanganku di pinggir jalan.

“Sky, sudah tiga tahun ya kita bersama, namun kita tidak


berubah” bisiknya di dekat telingaku dengan lembut.

Namun aku tersentak kaget ketika dia memanggilku


“Sky”, aku tidak menikmati lagu itu lagi. Aku
memikirkan Ray, bukan Gary yang menjalani hubungan

17 Aku dan Gelas


bersamaku selama tiga tahun. Tapi Ray orang yang tidak
aku inginkan, aku tidak mau posisi itu berubah diganti
oleh Gary. Gary hanyalah pikiran dalam gelasku. Dia
tidak akan pernah bisa membaca pikiranku dalam gelas.
Persaan itu tiba – tiba berubah seketika, aku melepas
tangan Gary lalu aku berhenti menari dan dengan tergesa
- gesa agak kebingungan aku duduk di kursi yang tadi
diduduki oleh Gary.

Garypun kaget dan menyusulku, dia berlutut


tepat di depan kakiku sambil memegang lembut
tanganku lalu berkata “everything is ok, right ?” sambil
menunjukan wajahnya yang begitu khawatir.

“Gary, apa yang terjadi ?” kataku yang tiba – tiba pipiku


basah karena aku menangis. Aku sangat bingung, di
mana Ray dan ibu. Kenapa hanya ada Gary yang aku
inginkan.

“Kenanga, bukankah ini yang kamu inginkan ?” tanya


Gary

“Aku tidak pernah mengatakan apapun kepada siapapun.


Baik itu keinginanku atau bukan. Termasuk kamu” aku
berdiri mencoba melepas tanganya dan mencari
handphone. Aku ingin mencoba menghubungi Ray,
karena dia kemarin pergi ke luar kota. Bagaimana jika
dia mencariku, menelpon, atau mengirimkan pesan
singkat. Aku tidak ingin membuat Ray khawatir. Aku

18 Aku dan Gelas


akan menanyakan kapan Ray kembali, kenapa dia
membiarkanku bertemu dengan Gary ?

“Kenanga apa yang kamu lakukan ? aku begitu


merindukanmu. Sampai – sampai aku ingin mati” Kata
Gary dengan nada tinggi

Aku semakin bingung, apa yang dikatakan Gary


sama seperti apa yang dikatakan Ray kepadaku saat dia
menyatakan cintanya setelah kita dulu melakukan foto
box, “aku merindukanu, sampai – sampai aku ingin
mati.”

“Kenanga, cobalah untuk tenang, ayah datang pagi ini


mengantar bubur hangat untuk kamu. Dia sudah
menunggumu di ruang makan sejak tadi pagi”

“Ayah ?” jawabku kaget

“Kamu pasti sangat merindukannya, ke sanalah lebih


dahulu. Aku akan membantu merapikan tempat tidurmu”
Gary menasihatiku sambil memegang pundakku.

Lalu aku bergegas keluar dari kamar lalu


mendapati punggung ayah, punggung yang aku rindukan
setiap malam. Punggung yang dulu menggendongku ke
sekolah, tempatku menangis ketika ibu memarahiku.
Aku menangis setiap malam karena tidak bisa
melihatnya lagi. Ibu menyiksaku karena sikapnya yang

19 Aku dan Gelas


berubah dan tidak pernah memanggil namaku lagi karena
ayah pergi jauh.

Ayah tiba – tiba menoleh dan berkata “Kamu


sudah baikan?” Dia menunjukan wajahnya, wajah yang
sudah lama tidak aku lihat. Wajah yang aku ingin
bertemu dengannya setiap hari, kini hidup kembali
membuatku menangis dan memeluknya,

“Ayah, kenapa pergi begitu cepat?. Aku merindukan


ayah, aku menangis setiap malam ayah “

Tapi tiba – tiba ayah melepaskan tanganku dari


pelukannya dan memarahiku,

“Adek, kamu jangan seperti anak kecil. Duduklah dan


makan buburnya nanti sudah tidak enak. Kamu selalu
bangun siang. Ini sudah jam berapa ?”

Adek ? Kenapa ayah seperti ibu, tidak


memanggil namaku. Aku lalu duduk di dekat meja
makan sambil mengusap air mataku. Kenapa ayah tidak
sehangat dulu lagi kenapa ayah mirip dengan ibu. Apa
yang terjadi padaku.Tiba – tiba Gary datang, dan duduk
di sampingku. Kami duduk bertiga, mereka makan
dengan lahap seperti tidak terjadi apa apa.

“Sebentar ...” kataku membuat mereka berhenti


menyendok bubur. Mereka memandangku dan ayah tiba
– tiba berkata sambil menghela nafas,

20 Aku dan Gelas


“Hooo Gary katakan kepada kekasihmu untuk tidak
menyela pada saat makan. Karena rasa makanan akan
cepat berubah ketika kita berhenti, ”

Lalu ayah melanjutkan kata – katanya lagi “


beruntung kamu memiliki Gary. Yang mau merapikan
tempat tidur, datang ke sini pagi – pagi membuatkanmu
secangkir the. Apa yang kamu lakukan ? ”

Lalu Gary menyahut “Tidak Ayah, bukan


Kenanga yang beurntung. Namun aku yang beruntung”

Mengapa Gary selalu bersikap seperti Ray ?


Kenapa ayah seperti ibu, tidak memanggil namaku?. Ada
apa dengan mereka berdua ? atau Apakah aku sedang
berpindah ke planet lain ? Ini pagi yang sangat aneh, aku
tidak menemukan Ibu dan Ray pagi ini.

Setelah kejadian aneh ini terjadi aku kembali ke


kamar, mencoba untuk menenangkan diri. Aku berusaha
untuk mengabil nafas melalui hidung sedalam –
dalamnya dan perlahan aku keluarkan melalui mulut.
Setelah itu aku mencoba melihat ke atap kamar untuk
beberapa menit, aku aku dapat berfikir mengenai semua
ini. Kenapa orang – orang yang aku harapkan tiba – tiba
datang dalam kehidupanku dan mereka memiliki sifat
yang sama dengan orang – orang yang dulu bersamaku.
Mungkin ada kesalahan yang aku lakukan malam itu

21 Aku dan Gelas


sebelum aku tidur, atau mungkin kehidupanku yang
sebenarnya ada di sini. Aku teringat ketika Gary bilang
“ini semua adalah yang kuinginkan”. Sepertinya Gary
tahu sesuatu mengenai hal ini, aku menghampiri Gary ke
meja makan. Namun Aku tidak melihat Ayah. Kemana
ayah ?

“Gary, ayah kemana ?”

“Kenanga, kamu hari ini sangat aneh. Duduklah sebentar


ke sini” sambil menarik tanganku dengan lembut.

Dia menatapku kembali, lalu mengatakan “bertanyalah


sesuatu yang membuat kamu bingung ?”

“Is it real ?”

Lalu Gary tersenyum seperti waktu dulu dia


menggandeng tanganku di tepi jalan, seperti sebelum dia
memutuskanku di tepi jalan. Dia seakan kembali dan
sangat mengetahui apa yang aku rasakan tanpa aku harus
mengatakannya.

“Semuanya real, aku di sini sama kamu. Sama ayah, kita


hidup bahagia di sini. Ini hal yang kamu inginkan
Kenanga”

“aku. . . .” agak kebingungan

“Kamu sendiri yang datang ke Kaliurang, dan . . . “

22 Aku dan Gelas


“Kaliurang ?”

“Iya, mungkin kamu agak kecapean. Semalam kamu


baru sampai, mendengar kamu samapai di sini. Ayahmu
meminta tolong untuk datang ke rumah lebih pagi. Aku
sangat merindukanmu”

“Merindukanku ? . Kamu ga inget, kamu mutusin aku di


tepi jalan lima tahun yang lalu ?” tanyaku dengan nada
tinggi

“Aku rasa kamu benar-benar kelalahan. Kita menjalani


hubungan ini baru tiga tahun sky”

“Sky ?”

“Jangan – jangan kamu udah lupa. Kapan aku pertama


kali menciummu ?”

“Oh, tentu tidak. Kamu menciumku di photo box kan ?”


aku asal menjawab berdasarkan apa yang sudah terjadi.
Saat ini Gary berubah menjadi Ray, dan Ayah menjadi
ibu. Aku akan tetap mencoba mengikuti semua ini.

“Itu kamu ingat, aku berangkat ke Jogja dulu ya. Semoga


tulisanmu cepat selesai” Lalu dia pergi meningggalkau
sendiri di sebuah rumah yang sangat begitu asing.

Saat aku keluar dari pintu hendak mengantar


Gary keluar, aku melihat pohon – pohon yang tinggi,
suara kicauan burung – burung kecil yang terbang bebas

23 Aku dan Gelas


di sekitar pohon, gunung yang mengelilingi pandangan
mataku. Suara air yang yang membuat hatiku segar, air
yang begitu jernih mengalir di samping rumahku. Ini
semua sangat sama seperti apa yang aku inginkan selama
ini, menjadi kenyataan. Aku sepertinya berhasil
menuangkan pikiranku ke dalam gelas. Tapi aku tidak
mengira akan jadi seperti ini.

Gary sepertinya telah melihat gelas yang telah


aku isi dengan pikiranku tapi dia menerimnya, dia tidak
menolaknya. Aku rasanya seperti jatuh cinta kembali.
Tiba – tiba aku teringat Gary mengatakan mengenai
sebuah tulisan yang sedang aku tulis. Aku laluu bergegas
ke kamar dan aku membongakar semua isi tasku, aku
menemukan sebuah lembaran – lembaran yang di tiap
lemabaran itu ada tertulis “aku dan gelas”. Aku tidak
pernah menulis sebuah cerita sebelumnya, aku tidak
pernah menulis itu semua. Tapi anehnya semua yang ada
di kertas itu adalah tulisan tanganku, kapan aku menulis
ini semua ini ? Ketika aku membaca lembar deni lembar
ada nama Ray dan ibu di situ, mereka sedang mencariku.
Aku menulisnya mereka sedang mencariku, aku
menulisnya ? Kapan ? Kenapa Ray dan ibu menjadi
sebuah cerita dalam kertas –kertas itu. Membuka tutup
botol air mineral, meneduhkanku pada saat hujan
dengan jaket, mengenggamku dalam keramaian dan
memeluknya saat dia lemah. Semuanya tertulis di
lembaran itu. Aku buru – buru membakar semua kertas

24 Aku dan Gelas


itu dan membuangnya. Aku berpikir mungkin jika aku
membakarnya, aku akan tetap di sini bersama Gary.

Aku tidak ingin Ray kembali, aku sudah bersama


dengan Gary. Dan ibu, aku minta maaf. Biarkan aku
bersama Ayah sebentar, biarkan aku tinggal bersama
dengan ayah.

Setelah selesai membakar semua lembaran kertas


itu aku ke sungai dan membasuh mukaku, tak lama dari
kejauhan ada suara seperti memanggil namaku.

“Kenang . .. . . kenang . .. nang . .nang . .nang” suara itu


menggema indah dan tak asing.

Ketika aku mencari ke segala arah, aku tidak


menemukan siapapun. Tapi aku perhatikan dari kejauhan
seberang sungai ada seperti ada seorang perempuan, dia
menghampiriku dengan dengan memutar jalan di tepi
sungai meski agak sedikit jauh, dia berlari begitu cepat.

“Tami” aku mengenalnya. Iya teman kecilku dulu. Kami


selalu ke mana – mana bersama, kami melakukan banyak
hal bersama. Pernah suatu hari kami ke Jogja untuk
nonton konsernya Sheila on 7 di alun – alun. Tanpa ijin
dari orang tua kami, setelah sampai di rumah aku
dimarahi oleh orang tua Tami. Mereka berpikir aku yang
mempengaruhinya untuk ikut denganku, Tami hanya
bisa diam karena takut dipukul oleh ibunya.

25 Aku dan Gelas


“Kamu sombong sekali, pulang ke Kaliurang tapi ga
bilang – bilang” katanya sambil memeluku

Aku hanya bisa tersenyum dan memeluknya


kembali, aku baru sadar banyak yang aku tinggalkan
selama ini. Selain ayah dan gary, juga ada tami.
Kehidupanku yang aku jalani dengan Ray dan ibu,
semuanya sangat monoton di Jakarta. Aku lebih suka
tinggal di sini.

“Jadi, buku kamu sudah sampai mana Kenanga ?”

“Buku ?”

“Kata Gary, kamu sedang menyelesaiakan beberapa


halaman untuk membuat buku?”

“oh ya, aku belum selesai. Aku sedang menikmati udara


segar di sini.” Jawabku melantur

“Bagaimana hubunganmu dengan Gary, kapan kalian


menikah ? bukankah kalian sudah belangsung sekitar
tiga tahun ? aku bertanya – tanya kenapa Tami tahu
semua mengenai aku

“Aku masih ingin seperti ini Tami. Menikmati hari – hari


ku bersama Gary tanpa ada Ray”

“Siapa Ray?”

26 Aku dan Gelas


“Oh tidak, dia hanya tokoh yang tidak aku cintai di
dalam bukuku”

“Hahah kamu sangat aneh sekali Kenanga” dia


mendorong pundakku, seperti yang biasa dia lakukan
sejak kecil.

Kami membicarakan banyak hal sambil duduk di


tepi sungai, Tami bercerita bahwa sekarang dia telah
memiliki anak dari pernikahannya tahun lalu. Dia sudah
menjadi seorang ibu. Namun di mataku dia tetap sama
seperti Tami yang dulu akau kenal, tidak berubah. Tetap
santun dan rendah hati. Tidak terasa langit sudah
berubah warna menjadi gelap, kami berpisah dan aku
pulang ke rumah asing itu. Kenapa Ayah belum pulang,
aku segera ingin menelpon ayah.

Ketika aku berjalan menuju rumah ternyata Gary


sudah ada di teras duduk bersama ayah, mereka sangat
akrab. Aku bahagia melihat pemandangan itu dari
kejauhan, mereka berdua sangat kompak
menghembuskan asap rokok.

“Ayah masuk dulu ya, kalian ngobrol saja di luar”

Aku menganggukan kepalaku, lalu dudugk di


kursi ayah tadi. Gary mematikan asap rokoknya, lalu
memandang aku.

27 Aku dan Gelas


“Aku minta maaf Kenanga, jika ada banyak hal yang
tidak aku mengerti tentang dirimu. Aku tidak bermaksud
untuk memaksamu menuangkan segala pikiranmu ke
dalam gelas. Tanpa kamu menunagkan semuanya aku
sudah tau”

“Gary . . .”

“Aku sudah tenang berada di tempat ini bersama ayah.


Kedatanganmu ke sini membuat aku sangat bahagia”

“Apa yang kamu bicarakan ?”

“Kenanga, justru aku inggi tanya apa yang ingin kamu


katakan?” sambil memegang tanganku

“Kenapa kamu putusin aku di tepi jalan?”

“Itu salahku, aku tau kamu begitu mencintaiku. Aku juga


tau saat kamu bersama Ray, aku sebenarnya tidak
bahagia. Aku hanya pura – pura bahagia untukmu”

“Tapi salah Gary”

“Iya, aku tahu”

“Kamu ga pernah tahu betapa tersiksanya aku di sana.


Aku menjalani hari – hari sama orang yang ga pernah
aku sayang seperti kamu. Kamu ga tahu rasanya jadi aku
Gary. Kamu tiba – tiba jalan sama orang lain dan itu buat

28 Aku dan Gelas


aku sakit “ Aku memarahinya dengan yang sangat tinggi.
Lalu aku menundukkan kepalaku dan menangis.

“Adek . .dek . . .adek” tiba – tiba ada suara wanita yang


memotong percakapan kami

Lalu aku terbangun dari tempat dari tempat


tidurku dengan mataku yang sembab dan pipiku masih
basah, aku melihat ibu. Aku tahu saat aku membuka
mutaku semuanya berakhir begitu saja.

Tidak ada ayah dan Gary, lalu tiba – tiba ibu berkata
“Kamu sedang bermimpi ?”

Aku hanya bisa mengangguk, lalu menangis di


pundak ibuku. Dia menenangkanku dan menepuk –
nepuk pundakku agar aku berhenti menangis.

“Ibu, apakah sesakit rasanya ini menyimpan semuanya


sendiri. Pikiranku. Perasaanku?” kataku dalam hatiku

29 Aku dan Gelas


MEMBEKAS

Namanya Gary, orang yang pagi itu tiba – tiba


datang menggodaku seperti anak kecil. Pagi yang tidak
pernah aku lupakan, tidak peduli apa yang dilakukannya
hanya sekedar bercanda atau lebih, itu membuatku ingin
selalu melihat wajahnya. Aku tidak tahu apa yang ada di
pikirannya bahkan sampai saat ini, orang yang selalu aku
ingin tahu bagaimana keberadaanya. Sampai aku tidak
peduli berapa lama aku harus menunggunya, aku akan
menunggu meski hari itu hujan. Aku ingin melihatnya,
aku sangat suka bagaimana dia mengagetkanku. Aku
dibuat gila karena sikapnya, aku tidak tahu apa yang dia
rasakan. Namun aku berharap dia merasakan hal yang
sama entah itu waktu itu, atau waktu ini.

Pagi itu aku terlambat masuk sekolah, dia tiba –


tiba menghadangku di depan pintu gerbang. Dari
kejahuan, aku sangat senang sekali. Aku tidak tahu
bahwa hari itu aku akan bertemu dengannya. Aku
berpura – pura untuk bersikap biasa saja, dan
menganggap itu hal yang bodoh. Tapi setelahnya aku
tidak bisa mengontrol sesuatu yang di dalam dadaku,
agak terasa sesak tapi aku bahagia. Itu membuat aku

30 Aku dan Gelas


begitu kacau. Tapi aku bahagia, aku sangat bahagia pagi
itu. Aku berharap besok dia menghadangku di pintu
gerbang sekolah, pernah aku begitu kesal dengan hatiku
sendiri karna satu hari tidak bertemu dengannya. Seakan
aku menyalahkannya, tapi itu salahku …. aku yang
memilih rasa ini rasa rindu, rasa ingin bertemu, tidak
peduli bagaiamana yang ia rasakan. Aku menangisi
perasaanku dengan Gary, kenapa aku memiliki perasaan
seperti ini ? aku memutuskan untuk tetap merindukan
Gary, aku yang bahagia aku yang menangis. Aku
menunggu dengan sabar, sampai aku katakan aku akan
benar – benar meninggalkamu Gary.

Gary, Gary, Gary. Sedang apa kamu malam ini ? Aku


masih terbayang dengan sikapmu, kamu duduk di
dekatku namun aku selalu berpura – pura tidak suka.
Gary, buatlah aku marah hingga aku menangis sendiri
karena merindukanmu……. Namun yang membuat aku
sedih adalah kenapa kamu harus memperlakukan aku
sama degan orang lain, tidak bisakah aku dibedakan ?
buat aku menjadi orang paling istimewa di hatimu.
Sapalah aku setiap pagi di sekolah, buatlah aku tertawa
malu karena guraanmu, buat aku mengusirmu meski aku
ingin selalu melihat wajahmu.

Aku masih ingat saat aku melihatmu turun ke


bawah ke kantin, aku buru buru ikut ke bawah sambil
aku memikirkan alasan yang tepat, tidak lama alasan
tersebut muncul lalu menggerakkan kakiku melangkah

31 Aku dan Gelas


dengan cepat. Hahahaha, aku bertemu dengan temanku
yang tidak jauh duduk darinya yang sedang sepertinya
sedang memesan minuman, bayangannya ada di sisi
kiriku tapi aku tetap bertatap muka dengan temanku
untuk mendiskusikan hal yang penting ga penting. Entah
kebetulan atau bukan, kami tidak sengaja selesai dalam
waktu yang sama. Teman saya sudah pergi, dan dia juga
sudah menerima pesanan minumannya. Kami naik
tangga bersama ke atas, kami berjalan bersama, menaiki
anak tangga dengan langkah yang sama . Kami
membicarakan hal yang tidak penting, sekedar hanya
basi – basi tapi aku menyukainya. Aku tidak akan pernah
melupakan langkah kaki kita yang sama untuk pertama
kalinya.

Hal – hal yang tak pernah terduga kala itu adalah


entah itu kebetulan atau tidak kita pernah memakai jenis
jacket yang sama dari jeans, haahahah (padahal semua
siswa juga punya) kami tidak bertegur sapa tapi melihat
wajah dan baju yang dikenakkanmya, membuatku
senyum senyum sendiri. Dan entah itu kebetulan lagi
atau bukan, kami akan bekerja sama dalam 1 kelompok.
Aku menantikan hari – hari bisa melihatnya lebih dekat,
berbincang dalam waktu yang lama. Hey kamu Gary,
aku merindukanmu malam ini. Bagaimana dengan
kamu?

Tidak ada habisnya ingatanku mengenai semua


tentangmu Gary, membuat aku seperti orang gila,

32 Aku dan Gelas


gimana tidak ? Cuma ketemu aja udah seneng banget,
saking senengnya tuh sampai tahu – tahu nangis sendiri.
Suka sama orang, tapi gatau gimana perasaan dia kayak
gimana ?. Sempat ingin menyerah tentang perasaan ini,
sampai sampai aku selalu ingin menghindarinya
beberapa hari, aku terlalu lelah untuk menebak – nebak
perasaan yang tidak pernah aku ketahui. Tapi rasa
lelahku dikalahkan oleh rinduku untuk benar – benar
melihat wajahnya. Beberapa hari tidak melihat
wajahnya, dan waktu sekali melihat wajahnya di kantin
sekolah, membuat aku menunggunya sampai sore di
sekolah. Mungkin karena aku terlalu rindu padanya
sampai aku berteriak memanggil namanya, ya itu adalah
kali pertama aku berteriak memanggil namanya.
Meskipun itu terlihat seperti gurauan, aku memanggilnya
berkali – kali. Aku sangat merindukanmu, sangat
meridukanmu Gary.

Setiap pagi ketika aku melangkahkan kaki ku ke


sekolah, aku berharap kamu ada di depan pintu gerbang,
kamu dan aku melangkahkan kaki yang sama di setiap
anak tangga sambil membicarakan hal – hal yang tidak
penting, aku ingin kamu menghalangi jalanku lagi jika
aku terlalu sibuk dengan mengurusi perpustakaan
sekolah. Gary, aku sangat merindukanmu. Hari ini, aku
sangat merindukanmu.

“Pindahan sekolah dari mana ?” sapanya kala itu kita


tidak sengaja bertemu di UKS

33 Aku dan Gelas


“Jogja, kamu udah lama jadi pengurus PMI ?” tanyaku
sambil menegak air mineral

Perkenalan kita pertama di ruang UKS biasa saja,


aku hanya menganggapnya sebagai teman baru. Tapi aku
lupa sejak kapan aku mulai menyukai Gary. Entah pada
saat waktu Gary menghadangku di pintu gerbang ? atau
pada saat dia mengangguku di perpustakaan pada saat
aku mengetik laporan pegunjung? Itu tidak pasti,
perasaan itu mengalir begitu saja, hingga sampai saat ini
saat aku bersama dengan orang lain yang terlalu
sempurna untukku. Gary, aku ingin mengatakan bahwa
aku merindukanmu, tapi aku tidak tahu.

Satu lagi yang aku ingat mengenai Gary, kami


tidak sengaja bertemu di persimpangan jalan di dekat
sekolah. Bahunya ditabrakan ke bahuku dengan gurauan
dia yang sangat khas, dan lagi – lagi aku harus pura –
pura mendorong bahunya, mungkin itu pertama kalinya
kami begitu dekat. Setelah itu aku menjadi orang yang
paling gila di dunia ini, tertawa tidak ada habisnya
bahkan sampai saat ini ketika aku mengingatnya.

Banyak sekali ketidaksengajaan yang aku suka


ketika bertemu dengannya, ketika aku tidak sengaja
menyentuh bahunya, ketika jemarinya tidak sengaja
menyentuh lenganku, ketika aku tidak sengaja melihat
matanya, ketika aku tidak sengaja duduk di dekatnya hari
itu, ketika aku menemukan beberapa hal yang konyol

34 Aku dan Gelas


dalam dirinya, semua itu membuat aku menangis
bahagia. Trimakasih Gary, kamu membuat hari – hari ku
waktu itu begitu indah dari sebelumnya. Apa jadinya
kalau kamu tahu mengenai perasaanku ?

Semua ini membuat hatiku berkembang setiap


pagi, besok ketidaksengajaan apalagi yang akan kita
lakukan ? Yang akan membuatku selalu tertawa sampai
aku bangun pagi lagi.

Hari – hari ku tidak akan pernah habis ketika


memikirkan mengenai Gary, aku berharap kita bertemu
setiap hari. Aku menunggumu meminta nomor
teleponku, aku menunggumu Gary.

Kami ada di kelas yang berbeda, tapi seangkatan.


Aku berharap bertemu dengannya di anak tangga, ketika
aku turun dan dia ke atas atau di saat kami mengarah ke
arah yang sama. Sangat menyenangkan jika bisa
menghabiskan waktu berdua bersamanya dengannya.
Semua hal mengenainya membekas di sini, di pikiranku,
di hatiku.

Kenapa tidak saja aku menuangkannya dalam


gelas transparan, aku terlalu lelah merasakan semua hal
mengenai dirinya. Jika aku menuangnya dalam gelas,
seharusnya dia tahu. Tanpa aku harus mengaku apa yang
aku rasakan. Aku akan menuangnya malam ini, dan aku
berharap kamu melihatnya. Aku ingin tahu apa yang
akan kamu lakukan jika melihat semuanya ? Apa kamu

35 Aku dan Gelas


akan diam saja ? kamu juga akan bilang merindukanku
sampai mati seperti dalam mimpiku semalam ? menari
berdansa bersama dengan lagu Joanna wang ? kamu
akan memberikanku minum teh dengan cangkir warna
putih ? atau malah kamu akan mengacuhkanku seperti
tidak terjadi apa – apa? Seharusnya jika kamu tidak
mencintaiku kamu tidak perlu bersikap manis, kamu
tidak perlu menggodaku, tidak perlu pura – pura
melakukan hal – hal yang membuatku semakin
menyukaimu.

Aku berharap untuk tidak menyapamu, tapi aku


tidak bisa. Aku sudah terlanjur tidak normal, tidak aku
tidak ingin menjadi normal. Bahkan aku ingin tetap
seperti ini entah pada akhirnya jika itu aku akan sakit.
Aku akan merasakannya sendiri, jika kau tak mau.
Biarkan aku sendiri yang jatuh cinta, tersenyum, atau
bahkan akan sampai terluka. Meski ini begitu lelah
menerka perasaanmu, tapi itu tidak penting. Yang
penting adalah perasaanku, bukan perasaanmu. Biarkan
kali ini aku menjadi egois, dan mementingkan diriku
sendiri.

Setiap hari perasaanku naik turun tidak


terkontrol, aku akan bersedih jika tidak bertemu
denganmu tapi aku akan senang bukan main jika kita
tidak senagaja bertemu di kantin sekolah. Tapi pada saat
itu aku memutuskan untuk jauh darimu, aku takut
terluka, aku takut sakit hati. Aku tidak tahu dengan siapa

36 Aku dan Gelas


kau dekat, bahkan kau tidak pernah mencoba nomor
teleponku dan menghubungiku. Sepertinya aku sudah
terlalu dalam bermain dengan perasaanku sendiri,
sepertinya memang sudah waktunya aku bermain – main
dengan perasaanku sendiri. Menerima kenyataan bahwa
kau sudah bersama dengan yang lain, dan tidak
menyukaiku sama sekali mungkin itu adalah keputusan
yang tepat. Daripada pada akhirnya nanti aku sakit,
mungkin pada awalnya aku harus menghapus semuanya.
Aku akan bertemu dengan orang yang mengungkapkan
perasaanya padaku, mungkin itu bukan kamu Gary. Ya,
bukan kamu. Aku benar – benar lelah bertemu
mengharapkan dan menebak – nebak perasaanku.

Aku rasa aku yang benar – benar menyukaimu,


bukan kamu. Aku yang berusaha naik – turun tangga
sekolah seperti orang gila. Aku akan berhenti melakukan
hal itu kali ini, aku akan meyerahkanmu pada dirimu
sendiri dan aku tidak akan mengharapkanmu. Pergilah
Gary, pergi dan nikmatilah hidupmu. Aku akan belajar
untuk tidak menyukaimu, aku akan mengacuhkanmu,
aku akan berdiam, aku tidak ingin bertemu denganmu,
Kamu tidak pernah mencariku, aku menunggumu di
persimpangan jalan sekolah, aku menunggunmu di
tangga, di kantin, di tempat biasa kita tidak sengaja
ketemu. Kamu sangat menyebalkan dan membuatku
menangis malam ini. Sudah berapa hari libur sekolah,
tapi apa sedikitpun kamu tidak merindukanku ? Kamu

37 Aku dan Gelas


sangat menyedihkan untukku, aku tidak akan
menyukaimu lagi, aku tidak akan tertawa karena
leluconmu,

Pada akhirnya aku ingin bahagia, aku akan


melupakanmu. Aku tidak akan merindukanmu. Aku
tidak akan pernah berharap bertemu denganmu setiap
pagi. Kau tidak pernah mencariku. Biarkan aku sekarang
bahagia dengan Ray, jangan lagi datang ke dalam
mimpiku. Jangan pernah menyita waktuku untuk
kembali mengingat hal – hal bodoh yang aku kira kamu
juga memiliki perasaan yang sama.

Tidak bertemu selama berhari – hari sudah


semakin jelas, bahwa akulah yang datang kepadamu.
Akulah yang mencarimu, akulah yang merindukanmu,
akulah yang menerima perasaan sepihak, namun aku
tidak bisa hidup seperti ini Gary. Aku tidak ingin
menderita lebih lama lagi, aku akan tetap merasa biasa
saja baik itu bertemu atau tidak bertemu denganmu.
Sudah cukup aku menjadi gila karena perasaanku
sendiri. Jangan kemari Gary, berpalinglah ketika
bertemu denganku, jangan menggodaku, pura – puralah
tidak menyapaku, aku akan tetap mencoba bahagia untuk
saat ini bersama Ray,

Aku akan memutuskannya sekarang, mungkin itu hanya


cinta monyet di SMA yang tidak berakhir sampai
sekarang. Trimakasih untuk semuanya Gary. Aku akan

38 Aku dan Gelas


memutuskan perasaanku. Biarkan aku menangisi
malamku hanya untuk malam ini saja. Dan esok ketika
bangun pagi, aku akan bahagia melihat langit biru dan
daun yang hijau yang berkumpul menjadi satu seakan
menyetujui perasaanku. Aku akan pergi darimu.

Namun pada kenyataanya, ketika aku bangun


pagi semua hal yang kamu lakukan membekas di dalam
hatiku, meski aku sudah berusaha menghapusnya. Tapi
selalu ada yang tersisa, entah itu bagaiamana caramu
memamandangku, menggodaku. Segala
ketidaksengajaan yang membuatku sengaja untuk selalu
menyimpan perasaanku padamu. Kalau saja aku punya
nyali untuk untuk menumpahkan semua yang ada di
dalam gelas ke muka mu. Apakah kamu akan marah ?
apakah kamu akan membenciku ?

Harusnya aku mengatakan aku menyukaimu saat


itu, tapi aku selalu seperti ini. Selalu membutuhkan gelas
untuk kamu dapat melihat semuanya. Lihat aku dari
kejauhan, aku harap kamu merasakan hal yang sama.

Aku tidak bermaksud menjadi bimbang, tapi pada


kenyataanya menghapus perasaan kita kepada seseorang
bukan semudah menekan delete. Semua itu membekas
bahkan ketika kamu bersama dengan orang lain. Dulu
aku tidak mengerti kata masa lalu, mengapa orang
meiliki masa lalu ? Karena setiap orang melewati waktu
kemarin, hari ini, dan besok. Sayangnya waktu ku

39 Aku dan Gelas


kemarin membekas begitu dalam dan aku terluka oleh
perasaanku sendiri. Aku memang begitu egois, menuruti
apa yang ada dipikiranku. Seharusnya aku tidak seperti
itu.

Perasaan tidak pernah salah, namun kita yang


salah karena menempatkannya. Terkadang kita
menempatkan kepada orang yang sama sekali tidak
pernah menyukai kita, atau seringkali kita menempatkan
kepada orang yang telah memiliki pasangan, bahagia
untuk menyakiti orang lain. Itu tidak akan bertahan lama.

Aku tidak tahu, apakah Gary sudah memiliki


kekasih. Tapi daripada aku harus menerka, lebih baik
aku meninggalkan perasaanku, aku tidak ingin menyakiti
perasan orang lain. Aku tahu rasanya disakiti hingga aku
membalas untuk menyakiti orang lain, kesalahan itu
tidak akan ulangi. Aku akan melepas Gary secara
perlahan. Bertahap, iya tidak mudah. Tapi aku tidak akan
menyakiti siapapun. Aku akan berusaha mengurangi
perasaanku pagi demi pagi, hari demi hari. Perasaanku
yang dulu berkembang, aku akan membuatnya layu. Aku
akan jauhkan dari sinar matahari dan air. Tidak akan
pernah berkembang, aku tidak mau berkembang untuk
hal yang mungkin nanti akan menyakiti orang lain.

Cinta, yang dulu aku pikir biarkan saja kau menikmati.


Biarkan saja aku yang terluka biarkan saja orang lain

40 Aku dan Gelas


menderita. Yang paling penting adalah perasaanku. Itu
salah, jika kita hidup untuk diri kita sendiri maka itu
tidak akan pernah berakhir bahagia. Aku menyadari itu
semua, bahkan kesalahanku kepada Ray yang aku
anggap itu adalah penghargaan untuknya. Tapi
sebaliknya itu adalah kebohongan agar aku tetap
bahagia, agar aku terlihat baik – baik saja tanpa Gary.
Aku akan bilang kepada Ray, kali ini biarkan aku
membuatnya benci kepadaku karena kejujuranku
daripada dia bahagia karena kebohongan perasaanku
selama tiga tahun. Aku tidak ingin berpura – pura lagi,
aku akan jujur pada Ray.

Aku tidak tahu, ini akan membekas sampai


berapa lama. Tapi yang aku tahu lebih baik aku mencoba
untuk menghapusnya daripada tidak sama sekali. Aku
Kenanga akan melupakanmu Gary. Aku tidak akan
membuatmu tahu tentang perasaanku yang sudah aku
tumpahkan ke dalam gelas. Biarkan aku menari sendiri
dengan suara Joanna Wang, biarkan aku meminum
secangkir teh sendiri, biarkan aku menikmati cahaya
matahari yang melalui jendela kamar itu sendiri. Dan
ayah, aku tidak berharap untuk menemuimu, ayah
bahkan selalu memarahiku meskipun itu hanya di dalam
mimpi. Aku tidak akan bertemu dengan Tami. Karena
Tami memiliki kehidupan sendiri. Pada akhirnya kita
semua akan sendiri. Aku akan terbiasa sendiri. Aku tidak
akan lagi bersama dengan Ray.

41 Aku dan Gelas


Aku akan sendiri hingga aku bertemu dengan
orang yang kita ingin saling bersama. Itu lebih
menyenangkan daripada, hanya satu pihak yang
mencintai dan terluka selama bertahun – tahun. Baik itu
Ray dan aku. Perasaan seseorang sangat lucu ketika dia
sedang jatuh cinta. Bahkan hanya sentuhan yang tidak
disengaja membuatku tidak bisa tidur berhari – hari.

Aku sudah terlalu dalam dengan perasaan


sepihaku, karena itu aku akan berhenti. Setiap hari aku
berhenti melupakanmu, ya sampai aku lupa melakukan
les privat untuk kenaikan kelas. Aku berusaha
menghapusmu, namun lagi – lagi kamu datang dengan
melakukan hal bodoh yang selama ini aku rindukan. Aku
mencoba untuk tetap tidak bahagia, tapi aku tidak bisa
menahan rasa bahagiaku saat aku sedang tidak
melakukan sesuatu wajah mu datang padahal aku tidak
pernah mengundangmu untuk datang.

Terimakasih karena telah menggodaku, aku tahu


kamu melakukan hal itu ke semua wanita ? aku sangat
marah dan tidak ingin melihat wajahmu, tapi aku bodoh
yang tetap selalu memiliki perasaan ini. Segala hal, yang
kamu lakukan yang tidak sengaja atau sengaja itu semua
membuatku bahagia. Aku masih terkenang sampai saat
ini, aku benar – benar telah menduakan Ray. Ya,
meskipun sekalipun aku tidak bertemu Gary tapi
memiliki perasaan kepada yang lain bukankah itu sudah

42 Aku dan Gelas


menduakan ? tidak jujur dengan perasaan diri kita
sendiri.

Hal yang paling menyedihkan sampai saat ini


adalah Gary tidak tahu betapa aku sangat menyukainya,
cara dia membukakan pintu mobil meski itu hanya
gurauan, cara dia menggodaku, dan aku sangat
menyukainya. Semua hal di sekolah, aku ingin kembali
lagi di masa itu. Masa aku berdebar kegirangan bertemu
dengan Gary, aku ingin mengatakan aku menyukaimu,
aku saat menyukaimu Gary. Boleh aku mengatakan aku
menyukaimu ? aku ingin kita berjalan bersama dan
membicarakan hal – hal yang sederhana. Aku hanya
berani melihatmu dari kejauhan, bahkan ketika aku di
dekatmu aku tidak tau harus melakukan apa.

Gary, sepertinya aku akan mengatakannya. Entah


itu besok atau lusa, semudah itu aku merencanakannya.
Tapi aku tidak bisa berbuat apa – apa. Entah berapa lama
aku harus menahan ini semua. Kamu tidak perlu
tersenyum mendekatiku sepertiku itu kalau tidak
menyukaiku, aku sangat kesal. Gary, aku mencintaimu.
Aku ingin memilikimu, aku ingin kita berlibur bersama,
kita makan yang banyak bersama, kita bahagia bersama.

Gary, aku sudah malas merasakan jatuh cinta.


Menahan perasaanku sendiri seperti dadaku tidak bisa
bernafas, jangan membuat aku nyaman. Jangan
membuka percakapan. Jangan membuat aku menebak –

43 Aku dan Gelas


nebak perasaanmu. Jangan membuat aku menunggu.
Jangan membuat aku terbang. Jangan dekati aku. Jangan
menanggapi semua yang aku katakana. Jangan datang
tiba – tiba tanpa membuat perjanjian. Jangan hidup
seenaknya. Aku sangat lelah dengan perasaan seperti itu,
aku tetap akan bersama Ray yang tidak aku cintai. Tapi
dia mencintaiku, tentunya aku akan lebih bahagia.
Pergilah Gary, aku melepaskanmu. Aku meyudahi
semua tentang kita mala mini, aku memutuskan untuk
dicintai saja. Aku sepertinya sudah terlalu banyak
memberi, aku memberi waktuku, perasaanku, diriku, aku
mau bahkan menunggu ketidakpastian. Tapi aku tidak
ingin terus hidup seperti ini, memang benar saat aku
bersamamu aku bahagia, aku bergejolak. Tapi aku tidak
mampu menahan itu semua sendiri, tetap saja tidak
mungkin aku mengatakanya duluan. Aku tidak mau.

Sudahlah, aku menerima Ray dalam hidupku.


Aku pasti bahagia, toh cinta itu bertumbuh ketika kita
setiap hari bersama. Ray mampu mengatakan
perasaannya dan tidak membuat aku menunggu.Ray
orang yang penuh dengan kepastian dia akan memilih
hitam atau putih, bukan abu – abu.

Aku sudah memutuskan tidak akan


menunggumu. Aku akan pergi bersama Ray yang begitu
menginginkanku. Aku akan memeluk Ray dan aku tidak
akan melepaskannya. Aku akan hidup dengannya. Aku
akan bahagia.

44 Aku dan Gelas


Melepasmu Ray

Langit biru dan pohon – pohon yang berpura – pura


untuk tidak tahu perasaanku. Hahahahaha, aku ingin
mereka menyembunyikannya. Aku berkerja sama
dengan mereka dan aku selalu berhasil menuangkannya
ke dalam gelas.

Aku tidak peduli lagi dengan kisah cinta Gary yang


membuatku semakin frustasi dan Ray mungkin lebih
baik tahu perasaanku. Kini aku ingin memecahkan
gelasku, aku sudah tidak ingin lagi merasakan perasaan
yang disebut cinta dan manis. Setelah bangun dari
malamku, besok akan menemui Ray dan mengatakan
semuanya. Aku yakin kali ini berhasil, aku tidak perlu
takut untuk kehilangan seseorang. Aku tahu bahwa tidak
akan ada lagi yang membukakan tutup air mineral atau
memegang pundakku saat aku begitu lemah. Aku
menyadarinya saat ini. Iya saat aku melihat burung –
burung yang tetap bisa bertahan hidup padahal dia sama
sekali tidak menanam. Dia terbang ke sana – ke mari
seakan bumi dan langit adalah tempat terbaiknya. Aku
akan seperti itu dan tidak ingin lagi gelas itu. Gelas yang
selalu membuat aku membenci , mencintai dan melukai
orang lain. Ya benar Gary dan Ray adalah orang lain
yang masuk ke dalam hidupku.

45 Aku dan Gelas


Dan benar, pagi ini Gary seperti biasa datang
menjemputku. Sebelum dia menyalakan mesin mobil,
aku memegan tangannya. Lalu dia menatapku dan
bertanya kenapa ?. Aku menyentuh alisnya yang begitu
tebal, sudah lama rasanya aku tidak melihat wajahnya
yang selalu baik kepadaku 3 tahun ini. Sayang sekali ini
adalah tearkhir untuk dapat melepasakannya untuk lebih
baik bahagia, dia menangis dan memelukku. Dia akan
tetap akan menjadi teman terbaikku, itu akhir kalimat
yang dikatakannya. Aku keluar dari mobil, lalu dia
bergegas pergi dan mengusap air matanya. Anehnya aku
tidak merasa sedih, aku merasa bahagia ketika
mengatakan hal itu.

Aku berjalan menyisir trotoar lalu melihat langit dan


pohon – pohon yang selalu diam ketika aku
melewatinya, aku bahagia hari ini tepatnya pagi ini. Aku
benar – benar melepas Ray yang begitu mencintaiku, aku
tahu nanti malam aku akan menangis dan selalu
merindukannya.

Perasaan mencintai seseorang dan membenci tidak ada


batasnya, tapai aku tidak ingin membenci Gary. Aku tau
Gary tidak pernah lagi menari bersama denganku.
Biarkan aku senang dan menari sendiri dan biarkan aku
bahagia degan langit biru dan pohon pohon. Aku seperti
melepas tali yang selama ini mengikat kaki dan
tanganku, membungkus otak dan hatiku. Aku

46 Aku dan Gelas


membebaskannya di trotoar yang sekarang sangat sepi
dan tidak seorangpun ingin melalui ini.

Hi Kenanga, kamu baru sekarang. Ambil lagi gelas yang


kamu pecahkan dan ciptakan sesuatu yang membuat
kamu bahagia seperti melihat langit biru dan berteduh di
bawah pohon. Boleh kamu bersedih untuk luka yang
begitu dalam, tapi jangan lupa untuk tetap bahagia.
Tersenyum dengan banyak orang dan memberikan
mereka permen manis yang tidak biasa.

Tidak masalah untuk menjadi lelah dan marah tapi cukup


sebentar saja, karena itu akan menjadi seperti penyakit.
Bahagiakan dirimu Kenanga, aku adalah bunga yang
diinginkan ayah dan ibuku. Aku akan menjadi bunga
yang teduh ketika orang melihatku, aku akan menjadi
pelipur lara mereka. Ini akan menjadi eposide yang tak
terlupakan dalam hidupku.

Belum lama aku berjalan aku menerima pesan singkat


dari Ray, dia bilang dia akan tetap membukakan tutup air
mineral meskipun sekarang aku bukan kekasihnya. Itu
membuatku tersenyum kecil dan semakin
merindukannya. Dasar Ray si kekasihku yang paling
sempurna yang pernah aku temui dalam hidupku. Aku
akan malu jika berpapasan dengannya di jalan, dia akan
menggandeng wanita lain. Dan aku pasti akan sedikit
cemburu.

47 Aku dan Gelas


Tadi malam Gary mengirimkan pesan, bahwa aku
terlihat cantik ketika menari bersamanya. Dia selalu
membual padahal dia sudah memiliki wanita yang lebih
dipilihnya daripada aku, Aku bosn harus pura –pura
tersenyum dan seakan tidak terjadi apa – apa. Aku
adalah diriku Gary, jangan marah jika aku tidak
menyapamu, jangan bertanya aku sedang apa atau jangan
bertanya kenapa aku sombong. Kamu sebenarnya tidak
berhak mengatakan itu semua, kita akan menjadi asing.
Dan lebih baik seperti itu, aku sudah membuang kisahku
dan tidak ingin terlibat dengan drama yang kamu
ciptakan. Bagiku lebih menjadi orang asing daripada
harus berpura – pura baik.

Baik saya akan berkerja kembali dan berdebat dengat


teman – teman saya di kantor karena konsep kreatif yang
membosankan. Mereka mulai merokok dan meniupkan
asapnya ke atas seakan semua itu akan selesai jika
mereka menghabiskan rokok. Aku tidak betah di kantor,
dan memutuskan untuk bekerja di kedai kopi mencari list
klien yang baru dan mengirimkan product info kepada
mereka. Sambil meminum kopi yang bagiku sangat
mahal, namun tidak apa karena aku dapat akses wi-fi
yang membuatku bahagia seharian. Aku berbeda
pendapat dengan mereka, aku tidak pernah menjadi satu
konsep. Tapi ini dunia kantor, aku menginginkannya.
Sebenarnya aku membutuhkannya dan aku mulai
menikmatinya.

48 Aku dan Gelas


Dengan begini aku akan mudah melupakan Ray dan
Gary, aku akan bertemu dengan pria yang berbesar hati
dan menerima kesibukannku. Iya itu akan terjadi, dan
aku membiarkannya kini untuk berusaha untuk dirinya
sendirinya dulu daripada bertemu denganku. Karena aku
akan mengurus diriku dengan baik.

Hi Kenanga, kamu berhasil menumpahkan semua isi


dalam gelasmu selama ini. Kamu tidak perlu menyakiti
Ray terlalu lama, kamu tidak perlu membenci Gary
sampai seumur hidupmu. Kamu kini akan bahagia
selamanya, dengan mengatakan apa yang ada dalam
pikiranmnu selama ini. Kamu pasti lega Kenanga. Jadi
sambutlah langit biru yang baru besok pagi.

(Gambar kenanga dari belakang membuka jendela)

49 Aku dan Gelas


TAK SESEMPURNA WARNA PELANGI

“Kamu gila ya ?” tangannya sambil menunjuk ke


mukaku

Aku hanya bisa menunduk dan menangis, “Aku sayang


kamu selama bertahun – tahun. Tapi kamu bohongin
aku?”

“Ga gitu Ray” aku menangis sambil berusaha memegang


tangannya. Namun dia membuang tanganku, Ray benar –
benar marah. Dia akan membenciku sampai mati, dia
tidak akan membuka tutup botol air mineral lagi
untukku.

“Aku ga ada artinya ya, aku sayang sama kamu sayang


sama ibu kamu, sayang sama semuanya yang kamu
sayangi. Tapi gak gini caranya” Kata Ray yang akhirya
menangis dan duduk di dekat kakiku. Aku mencoba
untuk menyentuh rambutnya, lalu dia membuang
tanganku.

Aku sudah benar – benar gila, orang yang tidak pernah


marah selama bertahun – tahun . Kini marahnya
membuat aku tidak ingin melepaskannya. “Ray aku juga
sayang sama kamu” aku memeluknya dengan pelan.
Lalu kami menangis berdua, aku sangat mencintai Ray.

50 Aku dan Gelas


Kali ini aku tidak ingin melepaskannya, aku tidak peduli
dengan Gary manusia brengsek yang datang ke
mimpiku. Aku tidak akan tergoda dengan rayuannya
yang mengajakku berdansa.

Ray tidak bisa berpisah denganku, dan aku tidak akan


melepaskannya. Selama ini aku salah, aku kira aku
hanya menerima kebaikan darimu Ray. Tapi ternyata aku
telah menerima hatimu yang sangat tulus dan aku tidak
menyadarinya. Aku hanya menginginkan sesuatu yang
sudah pergi yang seharusnya tidak patut aku rindukan.

Pagi ini aku melihat mata Ray yang bengkak, baru kali
ini mata yang indah itu begitu lelah dan letih. “Kita tetep
sama sama Ken” dia memegang tangaku erat. Lalu aku
menganggukkan kepalaku.

Ray bukan lagi menjadi kekasihku yang sempurna, tapi


kali ini dia tidak sesempurna yang aku kira. Iya Ray
tidak sesempurna warna pelangi di langit. Tapi aku lega
telah memecahkannya, dan kini aku tahu hatiku untuk
Ray.

51 Aku dan Gelas

Anda mungkin juga menyukai