Anda di halaman 1dari 36

Yamada Ryosuke Fanfiction 2012 Hey! Say!

JUMP Lounge Production Full Credit to the Author Rachel Scondt Edited by Amel Chan

Title : ILL BE AT YOUR SIDE ETERNALLY Author : @[100003093879832:2048:Rachel Scondt] Type : OneShot Rating : Teenager Gender : Romance, Slice Of Life, Friendship, Dark, AU Theme Song : Eternal Jin Akanishi Cast : 1. Yamada Ryosuke () 2. Rei Suzuki() as Rei Kazehaya() [ OC ] 3. Miura Haruma() as Shota Kazehaya () 4. Yasuo Matsusaki() [ OC ] 5. Hey! Say! JUMP member Synopsis : Reality continues to ruin my life... Ryosuke Yamada in relationship with Rei Kazehaya, the child of a prime minister. Their relationship was always good until a time when jobs are hidden Yamada as "Eraser," Someone whom wotk to kill people who stand on way a giant organization, Zeit who secretly controlled a third of the world economy, gave Yamada a mission in which must kill person whom he care about.

Title Author

: ILL BE AT YOUR SIDE ETERNALLY : Rachel Scondt *Address : Jl. Krakatau no 17, Surabaya *Phone number : 085335859355 *Age : 17 *Reason : Karena aku suka membuat Fanfic, dan aku juga Fansnya Yamada! XD

Type Rating Gender

: OneShot : Teenager : Romance, Slice Of Life, Friendship, Dark, AU

Theme Song : Eternal Jin Akanishi Cast 1. 2. 3. 4. 5. : Yamada Ryosuke () Rei Suzuki() as Rei Kazehaya() [ OC ] Miura Haruma() as Shota Kazehaya () Yasuo Matsusaki() [ OC ] Hey! Say! JUMP member :

Synopsis

Realiti perlahan-lahan menghancurkan hidupku... Ryosuke Yamada menjalin hubungan dengan Rei Kazehaya, anak dari seorang perdana mentri. Hubungan mereka selalu baik hingga suatu saat dimana perkerjaan Yamada yang disembunyikannya sebagai Eraser , Seseorang yang bertugaskan membunuh orang yang menghalangi jalannya sebuah organisasi raksasa, Zeit yang diam-diam menguasai sepertiga ekonomi dunia, memberikan misi pada Yamada dimana harus membunuh orang yang disayanginya. Pesan : Maaf jika caritanya jelek dan banyak salah ketik! Ini fanfic yang aku buat untuk Ulang tahunnya Yamada yang ke 19~ Have you enjoy it!
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Tengah malam, di Kediaman seorang pengusaha kaya raya

Apa,,? tanya seseorang pria bertubuh gendut dan pendek yang terkejut melihatnya. A, Apa-apaan ini?! Li... Lima puluh penjaga dikalahkan oleh satu orang..?! kata Pria gendut itu. Ja... Jadi ini... Kekuatan Eraser..! Seorang laki-laki muda, Yamada keluar dibawa terpa cahaya bulan yang masuk melewati jendela-jendela. Klek suara pelatuk pistol yang siap untuk menembak. Tu.. Tunggu! Jangan bunuh aku...! Tolonglah...! Kalau kau tidak siap mati, harusnya kau tidak menentang. , kata Yamada. Pria gendut itu terlihat begitu ketakutan dan tidak berhenti bergetar tubuhnya. Tetapi Yamada langsung berbalik badan. Malam ini pergilah dari kota ini dan menyepilah di Desa. Itu kalau kau ingin hidup lebih lama lagi... kata Yamada. Benar-benar pekerjaan yang berat... untuk mengalahkan musuh tanpa membunuh mereka. ....!? A.... Apa?! Kau tidak membunuh mereka?! seru pria gendut itu. Kau menghadapi orang sebanyak ini, tanpa menyerang bagian-bagian mematikan..?! Para penjaga merengkuh pelan kesakitan, dan Yamada tetap berjalan meninggalnya dengan terdiam. Tapi kenapa..?! Bukankah Eraser adalah orang yang berhati dingin yang pasti akan membunuh targetnya..? Yamada terhenti sebentar, dan kembali berjalan lagi. Lalu dia menghilang di balik kegelapan malam.

Diluar rumah itu

Beberapa orang mengamati kejadian itu. Ah.. Dia membiarkan targetnya lagi.. komentar Chinen. Bagaimana menurutmu, Yabu? Soal Yamada... kata Takaki.

Kabarnya, lagi-lagi dia membiarkan target dan tidak membunuh mereka, Ini sudah ke tiga kalinya untuk bulan ini... jelas Yuto. Benar.. Padahal, sejak dia bergabung hal seperti ini belum pernah terjadi... kata Hikaru. Apa mungkin ada perubahan pemikiran dalam dirinya? tanya Yabu. Aku tidak tahu... Tapi, ada satu hal yang mengganguku. Kabarnya, sejak tiga bulan yang lalu dia beberapa kali melakukan kontak dengan seorang perempuan. , jelas Takaki. ....Seorang wanita...? tanya Yabu. Kapten! Mungkin dia pacarnya! , tebak Hikaru. Namanya Rei Kazehaya. Dia anak dari perdama mentri di kota ini. Aku tidak tahu apakah perempuan itu jadi menyebab langsung perubahan Yamada atau tidak, Tapi ini suatu masalah. Sebab, tugas seorang eraser adalah melenyapkan musuh. , jawab Takaki. ... Kau benar... , komentar Yabu.

Keesokan harinya

Tok Tok suara ketukan pada pintu. Ryosuke? , panggil Rei sambil mengetuk pintu apartement Yamada. Terdengar seorang berjalan mendekati pintu dan membukanya. Rei.. Ada apa kamu datang pagi-pagi? tanya Yamada yang masih mengantuk. Aku sebal dengan kakakku! Ayo jalan-jalan di taman! Kata Rei sambil menarik Yamada keluar. Eh?! Tunggu dulu!

Di Taman yang sepi

Kalah dari kak Shota? tanya Yamada. Iya! Aku hanya terlambat sedikit! Padahal hasilku lebih bagus dibandingkan dengan miliknya! Ooh... komentar Yamada. Padahal aku sudah punya rencana pesta setelah mengalahkannya! Aku juga punya rencana ditraktir makanan enak Ini semua karena pak tua yang jadi informan itu! Padahal aku sudah membayarnya karena dia bilang informasi itu benar! Waktu aku ke toko untuk protes, ternyata dia sudah kabur! Uuuughhh.. Aku kesal! kata Rei dan bangkit berdiri. Hah! , senyumYamada. Hei! Mengapa kamu ketawa? Apa ceritaku lucu? Rei berbalik badan menatap Yamada. Ah enggak, aku Cuma merasa geli karena melihat hal yang jarang ada. Maksudnya? Ya.. Aku geli, melihat kau dongkol gara-gara gagal dalam perkerjaan. Eh? Selama tiga bulan berpacaran denganmu, aku baru tahu kalau kau lebih ramai dari tinggah lakumu di depan umum. Tapi, aku jarang melihat sisi lainmu itu. Memang.. Kalau dengan orang yang baru pertama kali kutemui aku suka bersikap pura-pura seperti itu... Tapi, Kalau ngomong soal perubahan... Kau juga cukup ada perubahan kok. Apa iya? Iya. Hmm... Apa, ya? Ekspresimu jadi lebih alami. Benarkah? Waktu pertama kali ketemu, dahimu selalu berkerut dan mukamu seperti setan!

Hei hei... Rei tertawa kecil lalu berjalan mendekati tepi sungai, dan Yamada mengikutinya. Segarnya! kata Rei sambil merenggangkan badannya, dan Yamada merangkul pinggangnya dari belakang. Apa? Hmm.. Ku rasa ini juga berkatmu, karena aku dapat berubah seperti ini... Rasanya kalau bersamamu aku bisa tertawa karena kedongolanmu. Kuanggap itu pujian.. Rei tersenyum. Aishiteru ( aku suka kamu ).. ucap Yamada dan mencium rambut Rei. Atashi mo.. ( aku juga ).. jawab Rei. Sedetik kemudian, badan Yamada langsung mengejang dan menoleh ke belakang. Ada apa? tanya Rei menyadarinya lalu melihat Yamada dan melihat kearah yang Yamada lihat. Tidak... Tidak apa-apa... kata Yamada yang kembali melihat wajah Rei dan tersenyum. Ayo kita kembali. Kalau di sini terus kamu bisa masuk angin. Hai ( Baik )~! Rei berjalan terlebih dahulu menuju Apartement Yamada. Sedangkan Yamada kembali memperhatikan tempat yang dia lihat tadi walaupun tidak ada siapun di sana dengan sorot mata dingin. Ryosuke! Ikuayo ( Ayo pergi ) ! , sahut Rei. Unn... , Yamada kembali berlari kecil munuju tempat Rei.

Sedang tempat yang dilihat oleh Yamada

Nyaris ketahuan! Yamada memang paling hebat... , komentar Daiki yang keluar dari persembunyiannya setelah Yamada pergi. Unn... balas Yuto. Oh.. Jadi wanita itu ya? Lebih cantik dibandingkan di koran-koran! , kata Daiki. ...Sebaiknya kita rahasiakan ini dari Yabu dan yang lainnya... , kata Yuto.

Terserah kamu , jawab Daiki sambil lalu. Ayo kita kembali! Aku masih mengantuk karena harus bergadang mengawasi Yamada! Daiki berjalan meninggalkan Yuto. .... Yuto hanya terdiam memasang wajah sedih melihat Yamada. Yuto, kau mau pulang juga tidak? , tanya Daiki. Iya, aku pulang... Yuto dan Daiki meninggalkan tempat itu, dan kembali pulang.

Beberapa hari kemudian, di malam hari

Ah... Yamada membiarkan targetnya lagi.. , kata Hikaru. Berarti sudah ke empat kalinya ya? , tanya Chinen. Yuto hanya melamun melihat Yamada yang berjalan keluar dari tempat kejadian. Iya.. Apa yang harus kita lakukan Takaki? , tanya Daiki. ... Kalau begitu kita jalankan misinya sesuai dengan perintah Yabu.Chinen..,Yuto... , kata Takaki. Yuto terkejut ketika namanya dipanggil Hai..? ... Besok, kamu lakukan misi-mu bersama dengan Yamada. , Kata Takaki. Roger! , sahut Chinen. Aku saja yang bersama Yamada! usul Hikaru. Tidak, kamu bersama Inoo... Itu sudah keputusan. Lagipula, kalau kau ikut tanpa Inoo, pasti kau tidak bisa konsentrasi dengan misi mu.. , kata Takaki. Oh, ayolah... Inoo bukan orang yang mudah di ajak bercanda! Aku bosan.. , kata Hikaru. Kalau kau memang sebegitunya ingin ikut, katakan saja langsung pada Yabu. , jawab Takaki. Ngomong-ngomong mana Kapten? , tanya Chinen.

Kalau tidak salah sedang mengurus misi yang lain bersama Keito dan Ryutaro.. Dan terakhir aku melihatnya dia sedang bad mood sekali.. Seperti sedang mencari musuh untuk melampiaskannya.. , jawab Daiki. Hikaru langsung terdiam. Tidak, aku bersama Inoo saja! Aku tidak mau kena hukuman Kapten! Lebih baik terluka tembakan dari pada terkena hukumannya! Yuto, besok kamu beri tahu misinya pada Yamada... , kata Takaki. ...Baik.. , jawab Yuto. Baiklah, kita bubar sekarang... , kata Takaki.

Keesokan harinya

Ojyamashimasu ( permisi ) ! , kata Rei yang masuk kedalam apartement Yamada. Tidak ada seorangpun disana. Ryosuke? Rei berjalan masuk ke ruang tengah yang sepi. Sepi sekali.. Jangan-jangan dia masih tidur. Rei membuka pintu kamarnya, dan Yamada masih tertidur. Ryosuke! Bangun! seru Rei sambil menarik selimut yang dipakai Yamada. Umm... Rei... Ini masih pagikan? , keluh Yamada. Ini sudah siang! Ayo bangun! Kita sudah janji jalan-jalan bukan? Umm... Mandilah sekarang, Aku akan memasak makanan. Rei berjalan keluar dari kamar. Yamada dengan terngantuk-ngantuk berjalan mengambil pakaiannya, dan pergi mandi.

Setelah selesai mandi

Baunya enak sekali.. pikir Yamada mencium aroma masakan setelah keluar dari kamar mandi dan berjalan menuju ruang tengah.

Makanlah selagi hangat.. , kata Rei yang sibuk mencuci di dapur. Kamu tidak makan? Aku sudah makan.. Oh... Jyaa, Itadakimasu ( selamat makan )! Yamada mulai memakannya. Bagaimana? tanya Rei yang berjalan duduk di kursi yang berseberangan dengan Yamada. Enak! Sudah lama aku tidak makan masakan rumah.. Yokatta ( Syukurlah )... Lain kali aku akan memasakan lagi untukmu. Un... , jawab Yamada dengan tersenyum, dan melanjutkan makannya. Rei bangkit berdiri dan memutuskan untuk membersihkan dan merapikan ruang tengah sambil menunggu Yamada, walaupun tidak terlalu banyak barang di sana. gochisoosama deshite ( Terima kasih untuk makanannya ) kata Yamada dan membawa piring-piringnya ke dapur. Segeralah berganti baju, dan kita berangkat.. kata Rei. Yamada mengikutinya, dan segera berganti baju, dan mereka berangkat pergi.

Di sebuah Mall

Kita mau jalan-jalan bukan? Kenapa kita ke sini? , tanya Yamada. Mereka memasuki toko pakaian. Karena semua bajumu selalu berwarna gelap, jadi sebaiknya kau beli baju yang lebih berwarna , jawab Rei dengan riang sambil memilih baju. Tapi bajukukan... Cobalah pakai baju ini! Eh, tapi.. Yang ini juga! kata Rei tidak memperdulikan komentar Yamada. Cepatlah~ kata Rei sambil mendorongnya ke ruang ganti.

Yamada pun mengikuti perintahnya. Setelah mencobanya, mereka membeli beberapa potong baju, dan pergi berjalan-jalan. Mereka meyusuri jalan yang ramai dengan pejalan kaki. Banyak mata yang memandang ketika melewati mereka. Enak sekali es krim ini! , komentar Rei. Biar kucoba juga! Yamada menyabar es krim yang di pengang Rei. Hei! Ehm... Enak juga! , komentar Yamada. Deshou ( Benarkan )? Rei dan Yamada tertawa bersama-sama sambil bergandengan tangan. Yamada.. Yamada mengejang, langsung menoleh kebelakang, kearah seseorang yang memanggilnya, Yuto. Yamada langsung mempererat gandengannya. Ryosuke? , tanya Rei dengan khawatir. Siapa itu? Temanmu? Un.. Mimik wajah Yamada berubah menjadi kaku. Yuto yang mengenakan baju berwarna hitam dan rapi, terlihat mencolok diantara pejalan kaki. Dia berjalan mendekati mereka. Yamada melangkah maju sedikit, seakan-akan melindungi Rei dari pandangan Yuto. Konichiwa ( Selamat Siang ) .. kata Yuto pada Rei dengan tersenyum ketika sudah dekat dengan mereka. Konichiwa ( Selamat Siang ).. jawab Rei sambil membungkuk. Ada apa? tanya Yamada dengan dingin. Yuto mengeluarkan kartu hitam dari kantong sakunya. Yamada langsung mengerti, dan berbalik badan melihat Rei. Rei, maaf... Aku ada urusan... Bisakah kamu pulang tanpaku? , tanya Yamada dengan nada menyesal. Ah, tentu saja! Aku bisa minta kakak untuk menjemputku! , kata Rei. Yamada dengan enggan melepaskan gandengan tangannya. Jyaa, sayonara ( sampai jumpa lagi )~ , kata Rei sambil membungkuk pada Yuto.

Rei pun pergi meninggalkan mereka. Ayo kita pergi dari sini... Di sini terlalu ramai... kata Yuto. Mereka berduapun meninggalkan keramaian jalan, dan masuk ke dalam loronglorong jalan. Apakah kau yang mengikuti ku waktu itu? tanya Yamada yang memandang Yuto dengan dingin. Iya.. Bersama Daiki... Souka ( Begitu ya ).. Yamada, kau taukan resikonya kalau menentang ketua? Apa kau mau mengkhianati janjimu dengan Yasuo?! ... Seorang Eraser tidak membutuhkan perasaan itu! Jika Yasuo melihat ini, dia juga pasti tidak senang! ... Yamada meremas tangannya dengan kuat. Yamada! Tinggalkan Wanita itu! Dia tidak akan berguna untuk masa depanmu! Dia hanya membawa pengaruh bu... Sebelum Yuto menyelesaikan kata-katanya, Yamada meninju kearah dinding yang tepat di sebelah wajah Yuto. Dakk suara pukulan Yamada yang mengenai dinding. Jangan katakan hal-hal buruk tentangnya! seru Yamada. Yamada.. Tanpa kau beritahu, aku sudah tahu itu semua! , Yamada berjalan meninggalkan Yuto. Kau tidak perlu menambah beban untuk menghancurkan hidupku... Yamada menghilang di gelapnya lorong ketika matahari terbenam.

POV Yamada

Dari aku kecil aku anak yatim piatu. Aku tinggal di panti asuhan. Ketika aku berumur 10 tahun, aku punya sahabat yang sangat kukagumi.

Yamada! Kau sungguh hebat! Kau bisa mengenai semua sasaran! , kata seorang anak laki-laki. Tidak.. Aku hanya beruntung saja.. Yasuo lebih hebat.. , jawabku. Bicara apa kamu ini! Berhentilah merendahkan dirimu sendiri! Kau lebih pintar dan lincah dari pada diriku! ... Aku hanya tersenyum malu pada Yasuo. Aahh.. Aku sungguh jauh mimpiku... , kata Yasuo. Mimpi? Un.. Aku bermimpi menjadi orang yang paling terkuat di dunia gelap! Semua orang akan mengenal namaku dan takut terhadapku! Wajah Yasuo terlihat begitu bersemangat ketika mengatakan mimpinya. Tapi.. Apa? Kenapa kamu ingin semua orang takut padamu? ... Seketika, wajah Yasuo terlihat sedih. Aku merasa menyesal karena menanyakan. Maafkan aku! Aku menanyakan hal yang aneh.. Bukan masalah kok.. Kau tau kelompok Zero? Um... Sedikit.. Semacam kelompok di dunia mafia kan? Benar.. Mereka yang membunuh orang tuaku... Mereka mencuri, lalu membunuh semua yang ada di rumahku. Ibuku yang menyembunyikanku dan melindungiku. Aku ingin membalaskan dendam orang tuaku.. Ini pertama kalinya aku melihat wajah Yasuo yang begitu sedih. Yasuo anak yang ceria, dan tidak pernah murung. Selalu membuat orang disekitarnya tertawa. Maaf... Sudah kubilang bukan masalahkan! Jangan di masukkan dipikirkan~ Pokoknya itu alasannya! Suatu hari aku harus bisa mengalahkan mereka! , kata Yasuo dengan riang. Ne Yamada..

Yamada melihat Yasuo dengan tersenyum riang. Apa? Apa mimpimu di masa depan? Mimpi..? Aku tidak tahu.. Heh..?! Masa kau tidak tahu! Cobalah pikir apa tujuanmu hidup! Kalau kau menemukan jawabannya, pasti kau akan merasa gembira saat melakukan apapun! Tujuan hidup...? Hei! Apa yang sedang yang kalian lakukan di sini? tanya Yuto yang berlari mendekati mereka sambil membawa bola. Bukan apa-apa! Yamada, pembicaraan yang tadi rahasia kita berdua ya! , kata Yasuo. Aku mengangguk dan tersenyum padanya. Rahasia? Rahasia tentang apa? , tanya Yuto. Bukan hal yang penting! Yasuo merebut bola yang dibawa Yuto. Yasuo! Kembalikan bolaku! Kalau bisa rebut sendiri! Yamada tangkap! Yasuo melemparkan bola itu pada Yamada. Kami bertiga bermain sambil tertawa riang dibawah sinar matahari.

End POV

Yamada... Yamada bangun! , kata Chinen sambil menggoyang-goyangkan tubuhnya. Yamada membuka matanya, dan Yuto serta Chinen berada di depannya. Ternyata mimpi.. Sial! Kenapa aku harus memimpikan itu sekarang?! pikir Yamada. Tumben kau tertidur di sebelum misi.. Kenapa denganmu? Mimpi buruk? , tanya Chinen. ... Hanya mimpi masa lalu... , jawab Yamada sambil melihat Yuto.

... Yuto menatap balik Yamada. Ada apa dengan kalian berdua? Seperti sepasang kekasih yang sedang perang dingin... Sebaiknya kita fokus ke misi kita! , kata Chinen.

Di dalam rungan yang gelap

Hah... Pekerjaan yang paling melelahkan adalah menunggu.. , komentar Yamada yang duduk sendirian dalam ruangan yang sunyi. Hanya cahaya bulan yang masuk melewati jendela. Yamada memandang bulan itu.

POV Yamada Jika seandainya orang itu tidak datang... Pasti semuanya tidak akan sesulit ini... Yamada memejamkan matanya.

Kenangan Masa Lalu

Seisi ruangan di panti asuan itu begitu ramai dengan teriakan dan suara tembakan pistol. Yamada! Yuto! Cepat! seru Yasuo. Tidak bisa! Mereka semua sudah kemari! , kata Yuto. Badanku terus bergemetar tak berhenti. Aku begitu takut mendengar suara tembakan itu. Tapi Yasuo berusaha menenangkanku serta Yuto. Wah Wah.. Kupikir semua anak-anak ada di ruang makan. Ternyata ada yang kabur. , kata seorang laki-laki yang masuk kedalam ruangan dimana kami bertiga berada. Apa maumu?? , tanya Yasuo melindungi kami. Hmm.. Berani juga kamu bocah! Kami hanya ingin membunuh pemilik panti asuhan ini, karena mengkhianati kami.. , jawabnya dengan tertawa.

Kalau kau ingin membunuhnya, bunuh saja dia! Kami tidak pantas dibunuh, karena kami tidak melakukannya! , bela Yasuo. Hahaha! Laki-laki itu tertawa begitu keras. Baru pertama kali kutemui bocah yang berani melawanku! Dari kata-katamu, sepertinya kau juga pernah mengalami ini ya... Kuakui kau, bocah! , kata Laki-laki itu. Kapten... Kau tidak akan membunuhnya? , tanya seseorang pria yang melangkah masuk kedalam ruangan, Yabu ketika 13 tahun. Tidak! Aku.. , sebelum kapten itu selesai berbicara, seorang laki-laki yang berlari masuk kedalam ruangan dan langsung menghujam mereka dengan peluru. Hentikan! , seru sang Kapten. Yasuo spontan langsung melindungi kami dengan tubuhnya, sehingga semua peluru mengenainya. Yasuo!!! seru ku dan Yuto bersamaan. Bodoh! Apa yang kau lakukan?! seru sang kapten menghentikannya. Kami hanya membunuh semua orang yang ada di sini. , kata pria itu. Sang kapten langsung menembak, membunuhnya. Sudah kubilang tunggu perintahku! Yasuo... Yasuo! Bangunlah! , seruku dan Yuto sambil menggoyang-goyangkan tubuhnya dan menangis. Ya..mada... Yu..to... To...long ka..bul...kan mimpi...ku... A..ku yakin.. kal..au ka..lian.. pasti... bi..sa.. Yasuo berjuang keras menahan rasa sakitnya, untuk menyelesaikan kata-katanya. Yasuo.. Jangan berkata seperti itu... Kumohon! Tetaplah hidup! , kataku dengan suara bergetar. Ber...jan..jilah.. pa..daku... Ka..u ha..rus men..jadi.. ya..ng ter..ku..at.. da..n ba..laskan... den..dam..ku.. Yasuo mengangkat tangannya dengan yang bergemetar karena darah yang dikeluarkannya cukup banyak. Aku langsung menggapainya. Iya! Kami berjanji! Kami berjanji Yasuo! Yasuo tersenyum dan nafasnya berhenti. Tangannya yang kugenggam langsung lemas. Yasuo!! seru Yuto. Kami berdua menangis memeluknya, sehingga darahnya mengenai baju kami.

Sungguh dramatis.. , kata sang kapten. Kami berdua selintas lupa jika kami masih dalam bahaya. Kami berdua menatap sang kapten dan menghapus air mata. Sebenarnya aku ingin bocah itu tetap hidup.. Tetapi kalau kalian... sang kapten menodongkan pistolnya. Aku masih ragu.. Yabu hanya bersandar di pintu menyaksikan dengan tenang. Nah bocah... Apa kalian ingin hidup? Kalian boleh memilih, ingin hidup atau mati? , tanya sang kapten. !! kami berdua terkejut mendengarnya, dan terdiam sesaat. ... Hidup... Kami ingin hidup! jawabku dengan lantang memecahkan kesunyian. Hm.. Baiklah.. Sang kapten tersenyum. Kalau kalian ingin hidup, belajarlah untuk bertahan hidup! sang kapten tertawa, sambil menurunkan pistolnya dan memberikan mereka pistol. Kau yakin dengan ini kapten? , tanya Yabu. Tentu, mereka akan menjadi Eraser yang kuat! , jawab sang kapten. ... Sejak itu, kami dilatih menjadi eraser.. Tidak ada ampun bagi kami, jika tidak dapat menyelesaikan misi.. Membunuh sudah menjadi hal yang biasa untuk kami. Siapa yang kuat, itulah yang dapat hidup. Sebuah tekad yang kami tanjapkan dalam jiwa kami, untuk tetap hidup dan membalaskan dendam Yasuo. Sampai suatu saat kami berumur 18 tahun, kami mendapat gelar sebagai Eraser. Yamada, Yuto.. Mulai sekarang kalian adalah anggota elit yaitu anggota Eraser...Kalian akan dianugrahi senjata khusuh untuk Eraser... Mulai sekarang, mari kita berkerja sama untuk tetap menjaga keseimbangan oraganisasi ini. , kata Yabu yang terlah menjadi kapten. Dan, ini misi kalian yang baru.. Yabu memberikan kertas pada mereka. Aku dan Yuto terkejut membacanya. Organisasi Zero?! , seru kami bersama-sama. Benar.. Mereka membuat keonaran, dan merugikan bagi kita.. Kuingin kalian membereskan mereka.. , kata Yabu. Kami berdua hanya terdiam, dan meremas kertas itu. Semua kenangan-kenangan tentang Yasuo mengalir, membuatku semakin marah mengingatnya.

Apa kalian tidak sanggup? , tanya Yabu. Tidak, kami bisa! , sergah Yuto. Bagus, Hikaru dan Inoo akan ikut bersama kalian. Tidak usah repot-repot kapten.. Kami bisa menyelesaikan misi ini sendirian! , kataku sambil berbalik badan dan meninggal Yabu, bersama Yuto. Dimalam itu, kami menyelinap ke markas organisasi itu... Membunuh semua orang yang ada di situ.. Kepalaku begitu kosong, dan seakan-akan tanganku bergerak sendiri.. Apakah kau pimpinan di sini? , tanayku kepada salah satu orang yang tersisa di sana. Benar... , jawabnya dengan ketakutan. Souka ( begitu)... Apakah kau ingat, jika kau pernah mencuri di rumah seseorang dan membunuh semua anggota keluarga di sana? Laki-laki itu hanya bergemetar ketakutan. Ku.. Kumohon...! Jangan bunuh aku..! Kau bisa memohon untuk tidak dibunuh?! tanyaku dengan tidak percaya. Tapi bagaimana dengan orang-orang yang tidak berdosa memohon padamu? Kau tetap membunuh merekakan?! Aku menodongkan pistolku ke arahnya. Kau lebih rendah dari sampah! Door.. suara peluru yang keluar dari pistolku dan terbendam dalam tubuhnya. Tak ada orang yang selamat dari sana.. Dengan begini, dendam Yasuo terbalas... , kata Yuto. ... Kutatap markas itu.. Yasuo.. Kuharap kamu bisa tidur dengan tenang sekarang.. gunggamku dalam hati. Ikuayo ( Ayo kita pergi ) Yamada.. , ajak Yuto. Sejak saat itu... Aku terus membunuh.. Membunuh siapapun yang ada dalam misi.. Bau mesiu dan darah sudah tak asing bagiku.. Aku selalu berkerja sendirian.. Lamakelamaan, aku lupa akan hal yang namanya Menangis.. Tertawa.. bahkan Cinta...

Cobalah pikir apa tujuanmu hidup! Kalau kau menemukan jawabannya, pasti kau akan merasa gembira saat melakukan apapun! Kata Yasuo selalu terkiang di kepalaku... Apa tujuan hidupku..? , bisikku pada diriku sendiri.

End POV Yamada! , sahut Chinen, melewati headset bluetooth yang dia pakai, membangunkan lamunannya. Target sudah bergerak... Mereka akan masuk ke dalam ruang rapat! ... Wakatta ( Aku mengerti )... Yamada bangkit berdiri dan berjalan keluar dari ruangan itu tanpa suara. Di luar ruangan itu cukup terang di setiap jalan lorongnya. Yamada mengeluarkan pistol dari sakunya, dan bersiaga. Didengarnya suara langkah beberapa orang semakin dekat dengannya. Selamat datang nona Kazehaya! Kami sungguh senang anda berkenan menemui kami.. , kata seorang Pria. Kazehaya..? , gunggam Yamada dalam hatinya. Bukan apa-apa, saya hanya menggantikan kakak saya untuk mengambil datanya. , jawab Rei. Rei!! Kenapa dia berada di sini?! Jadi ini alasannya aku harus melakukan misi berkelompok? Jadi Kapten sudah tahu ya.. , seru Yamada dalam hatinya, yang melihat Rei berjalan disamping pria yang menjadi targetnya. Silakan lewat sini! , kata pria itu. Mereka berbelok masuk ke dalam sebuah ruangan. Mereka diikuti banyak pengawal, dan berjaga di depan pintu. Yamada! Kenapa kamu langssung tidak menyelesaikannya?? , tanya Chinen yang datang bersama Yuto dari belakang. ... Ada wanita di sana.. , jawab Yamada. ... Yuto hanya diam dengan wajah tidak senang mendengarnya, karena tahu siapa wanita yang dimaksud oleh Yamada. Ada apa denganmu Yamada?? Kamu tidak seperti biasanya.. , kata Chinen. Yamada hanya terdiam. Pokoknya, target kita adalah Pria itu, ketua mafia di kota ini dan mengambil datanya... Kalau kita gagal, pasti kita tidak akan lolos dari Yabu..

... , Yamada dan Yuto hanya diam. Aku sungguh bingung dengan kalian berdua hari ini..! Sudahlah, ayo! , Chinen berjalan maju mendekati pintu yang dilindungi banyak penjaga, kurang lebih 20 orang. Yamada dan Yuto mengikutinya dari belakang. Tap tap.. suara langkah kaki mereka. Siapa kamu? tanya salah seorang penjaga. Kami ada urusan dengan bos kalian! , jawab Chinen. Kalian tidak boleh masuk! , seru penjaga itu. Kebetulan sekali.. Lebih menyenangkan melawan orang yang menantang dari pada menurut! , Chinen langsung mengeluarkan pisau hitam, dan membunuh penjaga itu. Arg..!!! , teriak penjaga itu, dan langsung terkapar di lantai. Si... Siapa kalian ??!! , seru penjaga lainnya. Hem...! Lumayan untuk pemanasan sebelum misi! , kata Chinen. Yuto mengeluarkan pedang hitamnya dari sarungnya, dan Yamada menodongkan pistol hitamnya. Senjata hitam itu...! Jangan-jangan kalian anggota Eraser dari Zeit??!! , seru salah seorang penjaga. Aku sungguh tersanjung kalian mengenal kami..! Tetapi sayangnya, ini adalah pertemuan terakhir kita..! Chinen mulai melangkah maju, dan menyerang. Begitu juga dengan Yamada dan Yuto. Yuto mulai menyerang, dan Yamada menembak mereka semua dengan kelincahannya.

Sedangkan di dalam ruangan

Suara apa itu? , tanya Rei ketika mendengar suara teriakan. Salah satu penjaga berlari mendekati bosnya, untuk menyampaikan situasi. Apa..?! Jangan biarkan mereka masuk! , kata sang Bos. Apakah ada masalah tuan? , tanay Rei dengan bingung.

Tidak nona..! Tidak ada masalah apa-apa! Nona tidak perlu khawatir...! Tapi tadi.. Sedetik kemudian langsung terdengar suara tembakan dari luar pintu. Apa yang terjadi..?! Suara tembakan..? , tanya Rei dengan kaget, spontan dia bangkit berdiri dari kursinya dan melihat ke arah pintu. Tenanglah nona..! Itu bukan masalah yang besar.. Mari kita fokus ke topik pembica... sebelum sang Bos menyelesaikan pembicaraannya, pintu telah dibuka secara paksa. Braakk..!! Salah satu tubuh seorang penjaga yang terbunuh karena pistol terdorong masuk kedalam ruangan. Rei yang melihat tubuh yang tergeletak lemas, penuh darah itu spontang menutup matanya dan berteriak. Kyaaa..!!! Serentak para pengawal langsung melindungi majikannya. Pemanasan usai~ Sekarang waktunya menjalankan misi...! Hei, apakah kau ketua di sini? tanya Chinen dengan senyum. Apa yang kalian mau...?? Kami hanya ingin nyawamu dan data yang kau pengang! , jawab Chinen. Yuto berjalan masuk terlebih dahulu, lalu disusul oleh Yamada. Rei yang melihat Yamada, terkejut sekali. Ya..mada..?? , gunggam pelan Rei, tidak percaya dengan hal yang dia lihat. Bu.. Bunuh mereka semua!!! , perintah Sang bos. Tunggu! kata Rei, tapi terlambat. Nona.. Sebaiknya anda tertidur lebih dahulu.. , kata pengawalnya sambil membuat Rei pingsan. Semua pengawal telah menembaki Yamada, Chinen, dan Yuto sampai perluru mereka habis. Asap dari bubuk mesiu menutupi mereka. Wah.. Wah.. Kalian sungguh tidak sabaran.. Chinen, Yuto dan Yamada tidak bergeser dari posisi mereka awal, dan mereka tidak terluka sama sekali. Ba.. Bagaimana bisa..?! tanya salah satu pengawal. Kalau begitu, giliran kami!

Chinen, Yuto, dan Yamada menyerang dan membunuh mereka semua. Apakah sudah habis pengawalmu? , tanya Chinen. Sang bos hanya terdiam ketakutan. Tu.. Tunggu! Jangan bunuh aku...! Tolonglah...! , kata sang Bos. Kenapa semua orang pasti mengatakan hal yang sama sebelum mereka di bunuh..? Tapi sayangnya, tidak ada acara permohonan bagiku..! Chinen langsung bergerak cepat mendekatinya, dan membunuhnya dengan mencapkan pisaunya tepat ke jantung. Sa.Yo.Na.Ra ( Selamat tinggal untuk jangka waktu lama )~ Chinen mencabut pedangnya dan mengibaskan pedangnya yang berlumuran darah dari tubuh sang Bos. Lalu yang terakhir... Chinen melihat Rei yang tertidur pingsan di lantai. Dia anak dari perdana mentri bukan? Ah.. Sayang sekali aku harus membunuhnya sekarang ini.. Chinen menyerang Rei. Tetapi sebelum pisau Chinen mengenai Rei terdengar suara tembakan pistol, dan pisau itu terpental, lepas dari tangan Chinen dan mengores tanganya. Yamada!! Dia bukan target kita..! Misi kita hanya membunuh dia dan mengambil datanya..! , kata Yamada. Yamada! Apa yang ingin kau mau sebenarnya sebenarnya?? , kata Chinen. Dia tidak bersalah! Biarkan saja dia! , bela Yamada. Yamada.. Aku yakin kau sungguh tahu peraturannya.. Dilarang meninggalkan saksi mata! , kata Yuto. ... Yamada hanya diam saja.

Kau... Kau sungguh-sungguh sudah terpengaruhi oleh wanita itu! Bangunlah Yamada! , Teriak Yuto. Yamada hanya tetap diam menatapnya. Hahaha.. Sebaiknya kubunuh saja wanita itu, agar kau bangun dari mimpimu! Yuto dengan cepat begerak mendekati Rei. Yamada langsung menembaki Yuto dengan pistolnya, dan Yuto spontan menghindarinya. Sebelum kau membunuhnya, lebih baik kau lawan aku dahulu! , kata Yamada.

Baik.. Akan kukabulkan permintaanmu! Yamada dan Yuto mulai bertarung. Yuto terus menerus mengibaskan pedangnya pada Yamada dan mengenai tangannya. Yamada membalasnya dengan menembakinya. Kenapa..? Kenapa kau begitu ingin melindunginya Yamada..?? Kau taukan perjuanganmu sampai ke posisi ini..?! Kenapa kamu rela meninggalkannya demi wanita itu..?!, tanya Yuto. ... Apa kau pikir Yasuo akan senang dengan tindakanmu ini..?? Yasuo ingin kamu menjadi nomor satu di dunia gelap! Yuto menyerangnya Yamada dengan pedangnya, tetapi yamada menangkisnya dengan pistolnya. Aku tahu itu..! Tapi.. Setidaknya aku jawaban dari pertanyaan..! Yuto berhenti menyerang Yamada. Jawaban? , tanya Yuto dengan geli. Benar..! Jawaban dari pertanyaan Yasuo..! Cukup..! Hentikan itu..! Yuto kembali menyerang Yamada. Berhenti..!! Seru Chinen. Yutopun berhenti. Ada apa Chinen? Suara mobil polisi... Kita mundur sekarang Yuto! Bisa repot berurusan denagn Polisi.. Chinen bergegas mengambil pisau dan datanya. Yamada..! Kupastikan Yabu mengetahui semua ini..! Yuto menyimpan kembali pedangnya. Yamada.. Pikirkan sekali lagi sebelum mengambil keputusan..! kata Yuto dan bergegas pergi dengan Chinen. Yamada melihat kepergian kedua rekannya, lalu berjalan mendekati Rei yang masih pingsan. Maafkan aku karena melibatkanmu.. , kata Yamada dengan sedih sambil membelai pipi Rei. Yamada menggendong Rei dan membawanya keluar dari bangunan itu.

Di rumah Rei

Ukh... Di mana ini? tanya Rei yang membuka matanya. Kau sudah sadar? Kita ada di kamarmu.. tanya Yamada yang berada di sebelahnya. Ryosuke.. kata Rei dengan pelan. Ah..! Bagaimana dengan.. Rei yang langsung bangkit duduk, tiba-tiba meresa pusing. Hei hei.. Jangan langsung bergerak seperti itu.. Kepalamu masih pusing? , tanya Yamada yang memengang Rei. Apa itu benar-benar kau yang membunuh mereka? , tanya Rei. ... Benar... Itu aku.. Maaf membuatku ketakutan.. Kenapa..? Kenapa kamu melakukan perkerjaan seperti itu..?? Aku... Aku hanya membalaskan dendam temanku.. Tapi kenapa kamu harus membunuh segala..?? Siapa yang kuat, itulah yang dapat hidup. Itulah yang ditanam dalam diriku sejak kecil.. Untuk hidup aku harus membunuh satu dengan yang lain.. Ryosuke.. Hahaha.. Yamada tertawa kecil. Yappari ( Tenyata benar )... Aku tidak bisa menyamaimu... Kau bersinar dengan terang, menyukai dunia ini.. Kebalikannya dengan diriku.. Aku hanya berada di bayangan, dan membenci dunia ini.. Tidak.. Kau salah.. , sela Rei. Eh? Aku... Aku tidak punya ingatan sampai aku berumur 10 tahun.. Sepertinya aku disiksa orangtuaku hingga aku tidak ingat apa-apa... Ingatan pertamaku adalah saat ada dirempat tidur rumah sakit.. Setelah itu, aku ada di rumah kerabat untuk sementara waktu.. Saat aku sadar, ternyata aku sendirian... Sebelum aku berada di sini, aku banyak menderita.. Yamada hanya melihat Rei yang matanya lurus menatap ke depan tetapi menerawang jauh.

Meskipun begitu.. Aku tetap suka dengan dunia ini.. Rei tersenyum melihat Yamada. Aku berpikir.. Aku bukanlah kucing peliharaan.. Tetapi aku manusia.. Jadi aku ingin hidup sebagai manusia.. Aku ingin memperbaiki hidupku sebagai manusia, di dunia yang kejam ini.. Rei...

Keesokan harinya

Tok Tok Seseorang mengedor pintu apartement Yamada. Yamada yang baru bangun tidur membuka pintu. 3 orang laki-laki yang menggunakan baju jas, rapi menunggu di depan pintunya. Siapa kalian? Maaf kalau kami mengganggu sepagi ini, Tuan Yamada. Pemimpin tertinggi,,, Ingin bertemu dengan anda. katanya. Yamadapun mengambil jaket yang berwarna hitamnya, dan pergi bersama mereka. Mereka pergi ke gedung utama Zeit. Kau sudah datang rupanya, Yamada , kata sang petinggi yang mucul dari layar TV yang cukup besar, dan Yabu berada tidak jauh di samping Yamada. Apa kau tahu, mengapa kau dipanggil kemari? Tidak.. , jawab Yamada. Huh..! Kau pikir kesalahanmu tidak sampai padaku? Kabarnya akhir-akhir ini kau kembali tanpa membunuh targetmu! Apa kau mau mengabaikan tugasmu sebagai seorang Eraser ?! " " Coba pikirkan apa alasannya aku menunjukmu sebagai anggota Eraser ! Alasanya tidak lain adalah karena kemampuanmu sebagai Eraser untuk membunuh lawan tanpa belas kasihan sudahku akui! , kata pemimpin tertinggi. Sekarang katakan! Sebenarnya ada apa..? , tanya Pemimpin Tertinggi. Aku Cuma melakukan seperti apa yang kupikirkan.. Kalau aku bisa membereskan masalah tanpa harus membunuh, aku tidak perlu membunuhkan? ! Pemimpin Tertinggi terkejut dengan jawaban Yamada. Seperti yang kau pikirkan..? Sepertinya kau salah Yamada... Kau tidak boleh memiliki keinginan bebas. Sebab kau hanyalah kucing peliharaan Zeit!

... Kucing peliharaan ataupun Kucing liar... Tetaplah kucing yang hidup bebas. , jawab Yamada. ... Sepertinya kau harus dibuat mengerti lagi tentang posisimu. Mulai sekarang. Kau diperintahkan untuk menjalani hukuman kurungan selama sepuluh hari!! Klang suara borgol yang terpasang di kedua tangan Yamada. Yamada.. kata Yabu. Kapten, maafkan aku sudah membuat repot. Yamadapun dibawa pergi bersama dua orang pengawal. ... Rasanya aku bisa mengerti.. Kebebasan... Itulah sebenarnya yang mengubahmu... Tapi, justru itulah yang tidak boleh diharapkan semala ada di Zeit.. , pikir Yabu. Yabu..! , panggil pemimpin tertinggi. Ya? Aku punya misi baru untukmu..! Baik...

2 hari kemudian

Yamada hanya berbaring tidur di ranjangnya. Ruangan kurungan tidak besar, dan tidak ada lampu di sana. Hanya ada sebuah kasur, wc, dan kamera pengaman. Yamada.. , suara seseorang melewati speaker tersembunyi diruangan itu. Yuto..? , tanya Yamada dengan bingung melihat kamerai pengintai yang ada di sudut atas dekat pintu. Benar ini aku, Yuto. Tenanglah, tidak ada penjaga di sini... Lalu, apa maumu? Apakah kau sudah membuat keputusan? Hm... Berkali-kalipun kamu tanyakan itu padaku, jawabannya tetap sama.

Kenapa..? Aku sudah mengganggap mu dan Yasuo sebagai keluargaku sendiri.. Kenapa kau memilih jalan yang salah..?? Dan apakah kau bisa membuang masa lalumu sebagai Eraser begitu saja..? ... Aku tidak memilih jalan yang salah... Dan dia mengajariku suatu hal yang baru... Mengajarimu..? Kemarin.. Flashback tentang kejadian kemarin malam di kamar Rei

POV Yamada Tapi aku tidak bisa meninggal masa laluku begitu saja.. Namaku sudah terkenal di dunia gelap.. Kau akan dalam bahaya jika bersamaku..! , kataku agar Rei menyerah dan dapat meninggalkanku. Rei terdiam sesaat. ... Aku tahu... Kalau kau tahu, sebaiknya kita tidak usah bertemu lagi..! Itu akan membuatmu... Rei menyela pembicaraanku yang belum selesai. Bukan itu yang kutahu..! sambil menutup mulutku dengan jarinya. Akupun terdiam, mendengarkannya. Yang kutahu adalah.. Masa lalu tidak bisa dibuang. Masa lau adalah masa lalu. , Rei tersenyum dan melepaskan menjauhkan jarinya dari mulutku. Kita semua sama, Kita harus hidup sambil membawa masa lalu kita. Karena itu... Penting untuk tetap membawanya dalam kehidupan sekarang. Selintas aku merasa kagum dengan kata-katanya. Membuat hatiku damai untuk seketika. Rei memandangku dan menggenggam tanganku dengan kedua tangannya yang kecil. Dan yang terpenting adalah.. Bagaimana kita akan menjalani kehidupan yang sekarang ini... , kata Rei. Sudah lama aku tidak mendengar kata-kata yang lembut ditujukan untukku. Tanpa kusadari, air mataku mengalir, membelai pipiku.

Hua... Hari ini ada suatu keajaiban! Yamada yang biasanya pendiam dan dingin menangis sekarang! Sudah.. Sudah.. Jagan menangis lagi~ Rei memperlakukan seperti anak kecil. Moo.. Yamete yo ( Sudah hentikan itu )... aku merasa malu. Akhirnya kau tersenyum! kata Rei dengan tersenyum juga. Ya.. Aku merasakannya, aku tersenyum tanpa ada tekanan apapun. Ini pertama kalinya kurasakan setelah kejadian waktu itu. Kurangkul duduk disampingnya, dan kurangkul pingangnnya, dan kusandarkan kepalaku diatas kepalanya. Aishiteru ( I love you )... , hanya kata itu yang terlintas dipikiranku sekarang ini. Kenapa tiba-tiba? , tanya Rei. Hanya mengatakan kata-kata yang terlintas dipikiranku~ , kataku. Aku merasa senang bisa bersamanya.. Aku ingin mengahabiskan waktuku untuknya saja.. Aku ingin melindungi senyumannya.. Itulah tujuanku sekarang...

End POV

End FlashBack ... Yuto tidak berkomentar mendengarnya. Yamada menceritakan semua itu sambil tersenyum dan memejamkan matanya. Yah.. Aku sendiri.. Sudah menetapkan jalan hidup.. Dan kemarin aku bertemu Yasuo.. Yasuo..? Dia bilang, Terima kasih untuk tetap mengingatku.. Dan jalani kehidupanmu sesuai keputusanmu... Aku selalu bersamamu.. Yasuo... Wakatta ( aku mengerti )... , kata Yuto setelah memikirkannya. Sepertinya pilihanmu sudah pasti.. Sebenarnya aku kemari bukan untuk sekedar basabasi.. ...Apa maksudmu.. ?

Aku hanya ingin tahu. Apakah kau masih bimbang atau tidak.. Jika seandainya kau masih bimbang, aku tidak akan memberitahumu.. ... Sebenarnya kemarin pimpinan tertinggi memberikan misi untuk Yabu.. Misi? Ya, misi. Misinya adalah Membunuh Perdana Mentri berserta keluarganya..! Yamada membeku mendengarnya. ... Kau bercandakan..? Kau tahukan, Aku tidak punya hobi untuk bercanda ketika membicarakan misi.. ... Lepaskan.. Lepaskan aku sekarang juga..! , teriak Yamada sambil bengkit berdiri, berjalan menuju pintu dalam kegelapan. Tenanglah Yamada.. Kau pikir untuk apa aku menyingkirkan semua pengawas. Aku akan membukakan pintu... Tapi dengan sebuah syarat.. Apa itu?! Aku ingin kamu berjanji, Apapun yang terjadi, meski orang yang berharga bagimu dalam bahaya.. Kau harus mengutamakan dirimu sendiri.. Bisa kau lakukan? .. Tidak! Aku akan mengorbankan nyawaku demi orang berharga bagiku! , Yamada tersenyum sambil memandang kamera. Yuto tertawa kecil mendengar jawabanya, dan menekan tombol. Pintu kurungan Yamada pun terbuka. Kau sungguh berubah Yamada.. Begitu juda denganmu, Yuto.. Berarti ini terakhir kalinya kita bertemu ya... .. Tidak.. Ini bukan terakhir kalinya. Kau adalah keluargaku! Jyaa na ( sampai jumpa untuk waktu singkat ) saudaraku! Yamada mengangkat tangannya, dan bergegas keluar dari bangunan. Yuto tersenyum. Un.. Jyaa na ( sampai jumpa dalam waktu singkat ).. Yuto bangkit berdiri dari kursinya, dan berjalan keluar melewati pengawas kamera yang pingsan di lantai. Hah.. Pasti aku akan kena hukuman dari Yabu..

Di kediaman Perdana Mentri

Bruukk... Suara benda yang jatuh. Rei mendengarnya dari kamarnya. Suara apa itu? Apa kakak jatuh lagi? Rei pergi mengecek, keluar dari kamarnya. Seluruh ruangannya, gelap, hanya beberapu lampu keemasan yang menyala. Rei menyusuri lorong, untuk keruang kerja ayahnya. Ayah? panggilnya sambil mengetuk pintu. Jangan masuk Rei..!! : perintah kakaknya, Shota dengan suara serak dan terengahengah. Kakak! , Rei yang khawatir membuka pintu tersebut. Lampu ruang kerja Ayahnya menyala terang, sehingga terlihat semuanya. I menemukan Kakaknya bersandar pada dinding, tanagnnya yang menggenggam pedang terluka parah. Lalu seorang laki-laki berjubah hitam menggenggam pisau yang berlumuran darah, Yabu hanya berjarak 2 meter dari kakaknya melihat Rei dengan tenang. KAKAK! , Rei berlari menuju kakaknya, mengalahkan rasa takutnya. Bodoh...! Sudah kubilang jangan kemarikan...! Kakak yang bodoh! Mana mungkin aku meninggal kakak begitu saja..! Apakah kau yang bernama Rei Kazehaya? , tanya Yabu, menyelah pembicaraan mereka. Benar, itu aku. Rei memandang Yabu dengan marah. Yabu, Kau sudah berjanji untuk tidak menyentuhnya kan..? Dia tidak bersalah..! Dia tidak apapun tentang ini..! , kata Shota. Aku belum memastikannya. , jawab Yabu. Hah.. Kau terlalu perfeksionis Yabu.. , komentar Shota. Rei, apakah kamu anak kandung dari perdana mentri? ...! Rei terkejut mendengar pertanyaan Yabu. Jawablah dengan Jujur Rei... , kata Shota.

.. Bukan.. Aku bukan anak kandungnya.. Anak yatim piatu yang diangkat menjadi anaknya dari panti asuhan.. , kata Rei dengan sebal. ... Apa kau sudah selasai bertanya? Ya, sudah. Kenapa? Kalau begitu aku ingin bertanya satu hal pada mu! Rei bangkit berdiri menatap Yabu. Kenapa kalian berkelahi dan saling melukai..? Kenapa Kalian dengan mudah membunuh satu dengan yang lain..? , tanya Rei dengan marah. .. Itu demi orang-orang yang nyawanya berada di tanagn kami. Satu seorang penghianat, akan membunuh semua anggota. Lebih baik kehilangan 1 orang dari pada kebihlang semuanya. Yabu melangkah maju, mendekati Rei. Demi melindungi orang lain..? Kenapa kau menggunakan alasan demi orang lain? tanya Rei. Apa maksudmu? Kau hanyalah seorang penakut yang tidak mau memberikan alasan yang sebenarnya! Apa kau pikir semua orang lain yang kau lindungi itu senang dengan caramu? Apa kau pernah memikirkan perasaan orang yang kau benuh? ... Kau tidak lebih dari orang yang egois..! Yabu dengan cepat mengayunkan pedangnya, tetapi terdengar tembakan pistol, dan pedang itu terpental. Kapten.. , kata Yamada yang menembak peluru tersebut, dari pintu masuk. Yamada.. Kau bisa keluar dari kurunganmu.. Sendiri? Kapten tidak perlu tahu tentang itu Apa kau mau membangkang..? Itu tergantung dengan keputusan Kapten.. Kalau begitu mari kita pastikan..

Yabu dan Yamada mulai berkelahi. Kuakui kelicahan dan teknikmu Yamada.. Tapi masih ada satu yang kurang.. Yabu berhasil menghindari semua tembakan dari Yamada, tanpa membalas. Yaitu kecepatan dan kekuatanmu masih kurang Yamada... , Yabu bergerak cepat dan menggores leher Yamada. ..! , Yamada terkejut,dan memegang lukanya. Darah keluar dari lukanya. Ryosuke!! , Rei ingin berlari ke tempat Yamada. Jangan kemari!! Rei terkejut mendengarnya. Kapten, sebaiknya kau serius sedikit menghadapiku..! Kau sungguh-sungguh ingin menjadi mati di sini? Benar, karena itu bertarunglah dengan serius! Yamada kembali menyerang Yabu. Tetapi Yabu berhasil menghindarinya tanpa terluka. Sial! Luka yang dibuat Yuto terbuka lagi..! , kata Yamada dalam hatinya yang tidak bisa membidik dengan tepat. Mengapa bidikanmu banyak yang meleset Yamada? Apakah luka yang dibuat Yuto masih sakit? Kau tidak perlu tahu.. jawab Yamada memengang tangannya yang berdarah. .. Benar, aku memang tidak perlu tahu.. Yabu merhasil menjatuhkan Yamada, dan mengacungkan pedangnya pada Yamada. Rei langsung berlari ke tempat Yamada, dan melindunginya. Jangan!! Kumohon jangan bunuh dia! Kalau kau ingin membunuhnya, bunuh saja aku! , kata Rei. Rei! , kata Yamada. Baiklah, aku aku kabulkan. Yabu mengakat pedangnya dan langsung menyerang mereka. Rei dan Yamada memejamkan mata mereka, tetapi mereka berdua tidak terluka. Rei, kau sungguh berani.. , kata Shota.

Kakak! pedang Yabu tertusuk pada Shota. Air mata Rei langsung membelai pipinya. Yabu aku sudah membayarnya... Jadi kau harus menepati janjimu! .. Wakatta ( Aku mengerti).. Yabu menjabut pedangnya, dan Shota langsung merengukuh kesakitan berbaring di lantai dengan luka di perut yang parah. Yabu mengibaskan pedangnya, dan menyimpan kembali pedangnya. Misiku sudah selesai.. Aku hanya harus membunuh keluarga Perdana mentri.. Dan karena Rei bukan anak kandung.. Yabu menatap pada Shota. Jadi bukan masalah untuk membiarkannya. Lalu untukmu Yamada... Yabu sekarang melihat Yamada. Yamada Ryosuke dari Eraser sudah mati. Itu yang akan kulaporkan pada pimpinan tertinggi. ... Terima kasih kapten.. , kata Yamada mendengarnya. Yabu berjalan pergi keluar dari ruangan. Rei.. komentar Shota dengan susah payah. Kakak!! Rei... Namamu sekarang bukanlah Rei Kazehaya.. Tapi Rei Suzuki.. Nafas Shoto tersegal-segal. Tidak! Namaku Kazehaya! Rei.. dengarkan aku.. Shota terbatuk ketika ingin berbicara. Aku dan ayah... ingin kau berjalan.. di jalan yang benar.. Jangan kotori diri...mu sendiri.. mulailah.. hidup baru.. Bersama dengan... orang yang kau sayangi.. Yamada merangkul Rei, memberikan dukungan. Kau.. Ryosuke..? , tanya Shota. Iya, itu aku.. Tolong... Ja..ga Adik..ku ya..ng egois.. ini.. Baik, aku akan selalu menjaganya seumur hidupku! A..ku se..nang men...dengar..nya... Setelah itu Shota menghembuskan nafasnya untuk yang terakhir kalinya.

Kakak!! Kakak!! Rei menangis begitu kencang, dan memanggil serta mengoyanggoyangkan badannya. Rei.. Tenanglah.. Kita harus keluar dari sini.. , Yamada menenangkan Rei, dan membawanya keluar dari rumah itu.

Di depan rumah Rei

Polisi akan segera datang kemari.. , kata Yamada. .. Rei hanya terdiam memandang rumahnya. Tersenyumlah! Jangan membuat kakakmu sedih lagi.. Rei hanya mengangguk, dan membalikkan badannya. Yamada mengulurkan tangannya pada Rei. Mulai sekarang, aku akan selalu ada di sisimu selamanya.. Rei tersenyum dan menerima uluran tangan tersebut. Hai ( Baik )~!

Beberapa tahun kemudian, di sebuah taman..

Hisashiburi ( Lama tidak jumpa )! Bagaimana keadaanmu Yuto? , tanya Yamada, sambil melempar minuman kalengan yang baru dibelinya. Baik.. Yuto menangkapnya degan mudah, lalu mereka berdua duduk di kursi taman. Bagaimana dengan kondisi Zeit sekarang ? Tidak banyak berubah.. Hanya tetap melakukan misi yang sama.. Banyak anggotaanggota pemerintahan yang melakukan korupsi.. Oh... Yamada tersenyum sambil melihat anak-anak yang bermain dengan riang. Lalu, bagaimana denganmu? Apanya?

Bagaimana perkerjaanmu sebagai actor? Setiap aku berjalan di kota atau melihat TV pasti ada kamu disana.. Yah.. Yamada tertawa. Tidak buruk.. Walau 2 kali lipat memelahkan dari pada menjadi Eraser , tetapi perkerjaan ini lebih menarik! Yamada melihat Yuto dan tersenyum dengan riang. Souka ( Begitu ya)... Jyaa, aku harus pergi sekarang.. , kata Yuto dan bangkit berdiri. Yamada pun bangkit berdiri. Yasuo! Yuzuki! Paman Yuto mau kembali kerja sekarang! , panggil Yamada kepada 2 orang anak kembar berumur 10 tahun yang sedang asyik bermain. Mereka langsung berlari ke arah Yamada. Paman tidak ikut makan siang bersama kami? , tanya anak kembar yang laki-laki, Yasuo. Iya paman! Hari ini, Mama masak makanan yang enak! , kata anak kembar yang perempuan, Yuzuki. Tidak.. Paman harus kembali kerja.. Yuto menaruh kedua tanganya di atas kepala mereka. Lalu melihat Yamada. Yamada.. Apa? Apa kau bahagia? .. Ya! Aku bahagia! Yamada tersenyum lebar. Souka ( Begitu ya)... Lain kali mainlah ke rumah! , ajak Yamada. Iya.. Jyaa, Sampai jumpa lagi! Yuto berbalik badan dan berjalan menjahui mereka. Sampai jumpa lahi! Yamada melambaikan tanganya bersama si kembar. Ne, Papa! Ada apa Yasuo? Paman Yuto itu temanya papa? Ya.. Lebih dari teman! Dia satu-satunya anggota keluarganya Papa!

Kalau keluarganya Papa, berarti paman kami juga kan? tanya Yuzuki dengan ceria. Tentu! Ayo kita pulang! Mama pasti sudah menunggu kita! Hai ( Baik )~! , jawab si kembar dengan kompak.

Sesampainya di rumah

Tadaima ( Aku pulang )~~! , kata si kembar yang melepaskan sepatu mereka dan berjalan masuk keruang tengah. Ah, Okaeri ( Selamat datang )! Yazuo, Yuzuki! Cuci tangan dahulu! , kata Rei. Hai ( Baik )~! , jawab si kembar. Yamada baru saja masuk dan menutup pintu. Lalu dia melepaskan sepatunya, dan berjalan menuju ruang tengah. Sebelum berbelok masuk ke ruang Tamu, Yamada melihat foto besar yang tergantung dinding. Fotonya bersama Rei dan kedua anaknya. Lalu Yamada berjalan masuk ke ruang tengah, dan dilihatnya Rei berdiri di dekat meja makan, dan melihatnya. Okaeri! , kata Rei dengan tersenyum. Yamada melihat Rei, dan tersenyum juga. Tadaima!

~FIND~

Anda mungkin juga menyukai