Anda di halaman 1dari 13

Naruto Chapter 1 (Part 1):

UZUMAKI NARUTO!!!

(Ketika Kyuubi muncul, sabetan ekornya dapat menghancurkan gunung dan menyebabkan Tsunami)

...

(Untuk melawan Kyuubi, orang-orang mengerahkan seluruh Shinobi dari desa. Seorang shinobi yang
gagah berani berhasil menyegel Kyuubi, tetapi karena itu dia kehilangan nyawanya. Shinobi itu adalah
yondaime Hokage ke-empat)

*Kyuubi = Siluman rubah berekor Sembilan

*****

Kondisi di Konohagakure pagi itu terlihat tenang. Namun, mari tengok gunung Monumen Hokage.
Gunung yang berukir wajah-wajah para Hokage tersebut penuh dengan coretan-coretan.

“Wa ha ha ha ha!!!” Gelak seorang bocah yang menjadi biang keladi kejadian tersebut. Bocah yang
bernama Uzumaki Naruto itu nampak asyik membuat lingkaran di salah satu patung wajah hokage
dengan menggunakan cat yang dia tenteng di tangan kirinya.

“TUAN HOKAGE!!!!” teriak seorang shinobi di sebuah kediaman. Lelaki tua yang dipanggil hokage
terlihat sedang menulis sesuatu sambil menghisap cerutu.

“Ada apa? apa Naruto membuat masalah lagi?” tanya lelaki tersebut,-yang bernama Hiruzen Sarutobi-
dan menghentikan kegiatannya.
“Ya, tuan. Dia merusak monument hokage!!!” Jawab shinobi A.

“Kali ini dengan cat!!!” tambah shinobi B.

“Sigh,” Sandaime menghela nafas dan bergegas memakai pakaiannya menuju ke tempat Naruto berulah.

“HEI!!! BERHENTI MENGACAU!!!”

“BERHENTI MELAKUKAN ITU!!!”

“KAU AKAN MEMBAYAR INI!!!”

“LIHAT APA YANG DIA LAKUKAN!!!”

Begitulah segelintir ucapan dari orang-orang yang berusaha menghentikan tingkah bocah berambut
orange tersebut. Mereka sedang berdiri diatas sebuah gedung dan nampak dibuat kesal oleh tingkah
bocah itu. Namun, Naruto tetap asyik dengan aktivitasnya dengan bergelayut di tali yang mengikatnya.

“DIAM KALIAN, BODOH!!! Tidak ada diantara kalian yang berani melakukan hal seperti ini! Tapi aku
melakukannya! Aku hebat!” seru anak itu dengan cengiran khasnya kepada orang-orang yang kesal
tersebut.

“Apa sih yang dipikirkan si bodoh itu?” kata seseorang yang melihat tingkah Naruto dengan heran.
Nampak Sandaime Hiruzen sudah sampai ditempat Naruto.

“Ng?” Sandaime nampak sedikit terkejut melihat seseorang telah berdiri disampingnya dengan sebelah
kaki menginjak pagar pembatas gedung.
“Tuan hokage, maafkan aku tentang ini,” ucap pria dengan bekas luka dihidungnya tersebut.

“Oh, Iruka!” ucap Sandaime Hiruzen setelah mengenali orang tersebut.

“Fuuuuuuuh,” Iruka mengambil nafas dalam-dalam.

“Apa yang kau lakukan saat jam pelajaran dimulai?! TURUN DARI SANA, BODOH!!!!” teriak Iruka
terhadap ulah anak didiknya tersebut. Ternyata Naruto adalah salah seorang anak didik Iruka yang
membolos dari jam pelajaran dan malah membuat onar di desa dengan mencoret-coret monument
hokage dengan cat.

“Oh tidak! Itu guru Iruka!” ucap Naruto kelabakan.

Beralih ke suasana kelas…..

Nampak Iruka dan teman-teman satu angkatannya menatap Naruto yang sedang terikat dengan tali.
Wajah Naruto nampak kesal diperlakukan seperti itu.

“Bleh!” ucapnya memalingkan wajah dari Iruka-sensei.

“Besok adalah hari kelulusan ninja dank au sudah gagal 2 kali!!! Ini bukan saatnya membuat masalah!
BODOH!!” tuding Iruka dengan keras.

“Peduli amat…” ketus Naruto dan nampak cuek terhadap ocehan gurunya tersebut. Iruka nampak dibuat
geram oleh ucapan Naruto.

“Waktunya tes “Henge no jutsu”! semuanya bersiaplah!” seru Iruka terhadap semua anak didiknya.
“Apaaaaaaa?!” seru semua murid kaget. Tidak terkecuali Naruto yang sampai melotot karena saking
terkejutnya.

“Berubahlah jadi diriku yang sempurna,” lanjut Iruka.

Psssssssssshhhhhhhh…..

“Sip, bagus,” puji Iruka terhadap salah satu anak didiknya yang mampu berubah diri menyerupai dirinya.

“Selanjutnya , Uzumaki Naruto!”

‘Ini semua salahmu…..”

“Kau pembawa sial….”

Naruto mengingat beberapa tuduhan yang ditujukan oleh beberapa temannya kepada dirinya.

“Ini sih gampang! Ok, ayo kita mulai!”

TREK…

Naruto tersenyum dan membenarkan letak kacamatanya - seperti kaca mata renang - yang berwarna
hijau dan tersenyum penuh percaya diri.

“HENGE NO JUTSU!!!” seru Naruto sambil merapal jutsu. Iruka nampak berdiri di depannya sambil
membawa kertas untuk memberi nilai.
Boft….

Naruto pun berubah, namun tidak menjadi Iruka. Tetapi menjadi perempuan muda genit dengan
mengedipkan mata dan melempar kissbye ke arah Iruka. Iruka melongo dan langsung mimisan hebat
setelah melihat hasil perubahan dari Naruto.

“Wahahahaha! Kusebut itu “Oiroke no jutsu”!!! gelak Naruto melihat gurunya.

Suasana hening beberapa saat..

“Bodoh kau! Jangan mencoba-coba jurus gila!!!” teriak Iruka tepat di hadapan Naruto. hidungnya
terlihat disumpat dengan kapas, akibat mimisan hebat yang di deranya beberapa waktu lalu.

********

Nampak seorang bocah berdiri di sebuah kayu dengan tali - semacam lift - dengan handuk dan ember
berisi air disampingnya. Si bocah Uzumaki tersebut terlihat sedang membersihkan coretan-coretan di
monument hokage hasil ulah perbuatannya sambil diawasi oleh gurunya - Umino Iruka -.

“Aku tidak akan membiarkanmu pulang sebelum semuanya kembali seperti semula,” ucap Iruka.

“Kau piker ada yang mencemaskanku kalau aku tidak segera pulang ke rumah?!” seru Naruto dari
bawah, menatap gurunya dengan wajah kesal.

“Heh!” Naruto menghela nafas, kemudian menundukan kepalanya. ENtah kenapa, Iruka yang
memperhatikan Naruto seperti itu. Terlihat seperti iba dan merasa kasihan. Ya! Iruka mengerti keadaan
Naruto yang yatim piatu, karena Iruka juga sama seperti Naruto.

“Naruto…” ucap Iruka.


“Apa?” tanya Naruto mendongakkan kepalanya dan menunjukan ekspresi tidak suka.

“Yah, emm…. Kalau semuanya sudah beres, aku akan men-traktirmu ramen nanti malam,” jawab Iruka
menggaruk pipinya yang tidak gatal. Mendengar ucapan Iruka, seketika wajah Naruto berubah menjadi
sumringah.

“OKE!!! Aku akan bekerja sebaik mungkin!!!!

Malam harinya….

Sesuai janjinya, Iruka mengajak Naruto makan di sebuah kedai Ramen bernama Ichiraku Ramen.
Keduanya terlihat menikmati ramen masing-masing.

“Naruto..” ucap Iruka mengawali pembicaraan.

“Hah?” tanya Naruto sambil asyuk menyeruput mie ramen.

“Mengapa kau lakukan itu pada monumen? Apakah kau tidak tahu siapa hokage?” tanya Iruka.

“Tentu saja aku tahu! Pada dasarnya siapapun yang menyandang gelar hokage adalah shinobi yang
terkuat di desa, kan?” kata Naruto disela-sela makannya.

“Dan diantara mereka, hokage ke-empat adalah pahlawan yang menyelamatkan desa dari Kyuubi.”

“Lalu kenapa?” tanya Iruka lagi.


“Tentu saja, suatu hari nanti aku akan dijuluki hokage. Dan akan melampaui hokage-hokage terdahulu!!!
Lalu mereka akan mengakui keberadaanku!!!” seru Naruto menunjukan sumpit makannya kehadapan
Iruka dengan penuh keyakinan.

“Emm, guru Iruka! Aku punya satu permintaan,” cengir Naruto dengan kedua telapak tangan menyatu
seperti memohon.

“Apa? Kau ingin tambah ramen lagi?” tebak Iruka.

“Tidak! Bolehkah aku pinjam pelindung kepalamu itu?” pinta Naruto dengan penuh harap.

“Oh ini? Tidak, tidak boleh! Kau boleh pakai ini setelah kau lulus. Ini juga symbol bahwa kau sudah
dewasa. Mungkin kau bisa mendapatkannya besok,” ucap Iruka sampil memegang pelindung kepala
miliknya.

“PELIT!!!!!” ucap Naruto kesal.

“Haha, jadi karena itu kau lepas kacamatamu,” tawa Iruka.

“Tunggu sebentar..”

“Apa?”

Keesokan harinya….

Hari ini adalah tes terakhir menentukan kelulusan tingkat Akademi ninja. Naruto terlihat malas-malasan
ditempat duduknya.
“Untuk bisa lulus. Kalian harus menguasai “Bunshin no jutsu”. Setelah itu, baru kalian bisa belajar ke
tahap selanjutnya,” jelas Iruka.

*Bunshin = Klon

‘Oh tidak! Jangan yang satu itu. Sial! Itu jurus yang paling tidak bisa kukuasai’ jerit Naruto dalam hati
dengan penuh kepanikan. Wajahnya terlihat awut-awutan karena takutnya.

Tibalah waktu ujian. Nampak Iruka dan seorang penguji lainnya - Mizuki- dengan rambut peraknya
memperhatikan Naruto yang tengah bersiap-siap.

‘Tapi, aku akan melakukannya! Lihat saja ini!!!’ teriak Naruto dalam hati sambil merapal jutsu.

“BUNSHIN NO JUTSU!!!!”

Boft……..

Jadilah bunshin Naruto yang sangat aneh. Bentuknya memang Naruto namun tampak terkulai lemah
dilantai seperti orang yang mabuk darat. Wajah Naruto dan Iruka yang melihat bunshin tersebut juga tak
kalah aneh.

“Gagal!!!” seru Naruto yang jatuh terjungkal melihat hasil bunshinnya.

“Iruka, ini sudah ketiga kalinya. Dan dia sudah berhasil membuat satu bunshin. Kita bisa membiarkannya
lewat,” ucap Mizuki membuat Naruto terlihat senang dan berharap lulus kali ini.

“Tidak Mizuki! Yang lain berhasil membuat dua bunshin. Dan Naruto hanya membuat satu. Satu-pun
tidak sempurna. Aku tidak bisa membiarkannya lewat,” kata Iruka. Naruto kesal dan terlihat geram
mendengar ucapan Iruka.
******

Dari sebuah ayunan kecil. Nampak Naruto tertunduk diam memperhatikan teman-temannya yang
senang karena berhasil lulus dari Akademi ninja.

“Kerja bagus! Itu baru anakku!”

“Kau sudah jadi laki-laki sekarang, ya!”

“Aku bangga sekali denganmu! Nanti malam akan aku buatkan makanan kesukaanmu!”

Dari kejauhan, Naruto terlihat sedih dan menyendiri dari keramaian.

“Hei! Bocah itu..”

“Iya, dia satu-satunya yang gagal!”

“Yah, wajar saja.”

“Dia tidak akan menjadi shinobi.”

“Dia itu kan…”

“Sssst, jangan membicarakan hal itu.”


Naruto hanya dapat pergi mendengar ocehan ibu-ibu yang sedang membicarakannya. Sejak awal, dia
telah terbiasa dibenci oleh penduduk di desanya.

“Aku perlu bicara denganmu, Iruka,” kata Sandaime Hiruzen.

“Baik, tuan!” jawab Iruka di antara keramaian orang-orang.

*******

“Naruto,”

“Guru Mizuki!”

Suasana berbeda di desa. Nampak Naruto sedang bersama Mizuki duduk di sebuah atap rumah.

“Iruka adalah orang yang serius. Orangtuanya terbunuh saat dia masih kecil, dan dia mengurus
semuanya sendiri,” jelas Mizuki.

“Tapi kenapa sepertinya dia hanya keras padaku?” tanya Naruto mengenai perlakuan Iruka. Mizuki
tersenyum.

“Dia mungkin melihat kamu itu dirinya,” jawab Mizuki. Nampak Naruto terkejut dengan jawaban Mizuki.

“ Mungkin dia berpikir, dia ingin melihatmu menjadi kuat. Cobalah untuk mengerti perasaan Iruka.
Kalian sama-sama tidak punya orangtua,” tutur Mizuki.

Naruto nampak terdiam sesaat…


“Tapi aku sangat berharap bisa lulus,” ucap Naruto pelan.

“Kalau masalah itu. Aku akan memberitahumu sebuah rahasia,” kata Mizuki.

“Hah?!”

Malam harinya, nampak bulan sedang purnama. Naruto menyelinap masuk kedalam rumah Sandaime
hokage dengan hati-hati.

“Apa yang kau lakukan di rumahku malam-malam begini?” tanya Sandaime yang tepat berdiri di
belakang Naruto. Naruto terkejut dan menoleh kebelakang.

“OIROKE NO JUTSU!!!!!”

“Hah?!”

Naruto berhasil kabur setelah menggunakan Oiroke No jutsu kepada Sandaime Hokage. Terlihat
Sandaime terkapar dengan darah yang terus mengalir dari hidungnya akibat mimisan.

Naruto masuk ke dalam ruangan yang penuh dengan gulungan-gulungan kertas dan mencari sesuatu.

“Ketemu!!!” serunya setelah menemukan apa yang di cari.

“Naruto melompat keluar dari jendela rumah Sandaime hokage. Dari kejauhan, Mizuki bersembunyi
sambil memperhatikan Naruto yang membawa sebuah gulungan besar dipunggungnya dengan senyum
licik.
Naruto berlari dan berhenti di sebuah tempat tersembunyi yang dilindungi oleh pepohonan. Kemudian
Naruto membuka surat gulungan tersebut.

“Ayo kita lihat! Jurus pertama adalah “Kage bunshin no jutsu”? Apa itu? Kenapa penjelasannya sulit
sekali?” tanya Naruto kepada dirinya sendiri.

*Kage bunshin = Klon bayangan

Beralih ke kediaman Iruka. Nampak Iruka sedang menatap bulan sambil berbaring di ranjangnya dan
mengingat perbincangannya dengan Sandaime hokage.

“Iruka….”

“Ya, tuan hokage?”

“Aku sangat mengerti apa yang kau rasakan. Tapi, dia sangant mirip denganmu.”

Wajah Iruka tiba-tiba berubah menjadi sendu…

*Flashback mode: on*

“GRRRRRRRRRRRRRRRRR!!!”

Seekor rubah besar berekor Sembilan tampak sedang mengamuk dan menghancurkan desa.
“Kita harus bertahan sampai hokage ke-empat datang!!!” seru seorang shinobi yang penuh luka
terhadap teman-temannya.

“Lepaskan aku!!! Ayah dan ibuku sedang bertarung!!!” jerit Iruka kecil yang sedang meronta-ronta
melepaskan diri dari seorang shinobi yang membawanya menjauh dari area Kyuubi berada.

To be continued!!

By : Rahillah Eldest Daugther's

Anda mungkin juga menyukai