Anda di halaman 1dari 5

Page number 1

Naruto Chapter 2:
Konohamaru!!!
Episode sebelumnya…
“Sudah guru?” tanya Naruto yang matanya terpejam.
Page number 2
“Oke, kau bisa membuka matamu,” terdengar oleh Naruto ucapan Iruka. Dan perlahan
dia membuka mata. Hal pertama yang dilihat Naruto adalah Iruka yang tersenyum
padanya tanpa pelindung kepala.
“Selamat, kau lulus,” ucap Iruka tulus. Naruto seakan tidak percaya dengan apa yang
dia dengar. Angin berhembus seakan ingin membawa kabar tentang perkataan Iruka
barusan.
“Ayo kita rayakan! Akan kutraktir semangkuk ramen!” ajak Iruka dengan senyum penuh
semangat. Namun, seketika Iruka terhenti melihat raut wajah Naruto yang seperti
hendak menangis dan secara tiba-tiba memeluk Iruka karena terharu.
Perjuangan Naruto untuk menjadi seorang shinobi, baru saja dimulai. Ya, akan
kusampaikan nanti saja di tempat ramen.
Page number 3
******
Desa Konohagakure…
Saat ini, ada seorang anak laki-laki yang memulai hidupnya sebagai seorang ninja.
Nampak seorang pria tua dengan peralatan kameranya sedang berdiri dihadapan seorang
pemuda berambut orange di sebuah atap gedung. Pria itu terlihat menumpukan tangan
kirinya pada kamera.
Page number 4
“Kamu benar-benar mau di foto dengan wajah seperti itu?” tanya pria tua itu sambil
menatap aneh pemuda dihadapannya, yang tidak lain dan tidak bukan adalah si pembuat
onar Uzumaki Naruto.
“Iya! Iya! Ayo, buruan!” seru Naruto yang telah duduk siap di depan kamera dengan
tidak sabaran. Oh, ternyata Naruto sedang melakukan foto untuk formulir pendaftaran
ninja setelah kelulusannya dari Akademi ninja.
“Terserah! Jangan menyesal, ya! Oke, senyum!” perintah pria tua tersebut.
Dan ‘klik’ hasil gambar keluar. Tampaklah wajah Naruto yang penuh dengan coretan -
coretan berwarna merah - mungkin dia pikir keren - dengan pose yang tidak biasa
untuk formulir pendaftaran sekolah. Tangannya diarahkan ke kamera, dan dia memakai
kacamatanya serta ekspresi wajah yang dibuat sangar.
Page number 5
Naruto mengeluarkan cengirannya dan menggaruk kepalanya yang tidak gatal, saat foto
itu sampai di tangan Sandaime Hiruzen yang melihat hasil foto Naruto tersebut
dengan ekspresi wajah yang aneh.
“Soalnya aku bingung mau pasang muka seperti apa. Aku menghabiskan waktu sampai
tiga jam untuk memutuskannya,” terang Naruto mengenai fotonya.
“Memang sih. Tapi, cukup berkesan, kan?” lanjut Naruto dengan bangganya sambil
membusungkan dada dan menunjuk dirinya sendiri dengan jempol.
“Foto ulang! Selain itu mana pelindung kepalamu?” tanya Sandaime Hiruzen melihat
Naruto yang masih setia dengan kacamata hijaunya.
Page number 6
“Aku tidak mau menggunakannya! Nanti rusak!” seru Naruto.
“Ya. Selain itu, foto formulir pendaftaran ninja ini memuat info ninja yang
berkemampuan hebat di desa ini. Dokumen yang benar-benar penting untukmu. Tapi,
wajah apa ini?” tanya Sandaime Hiruzen.
“Habis aku tidak mengerti yang begituan!” bela Naruto untuk dirinya sendiri.
Kriet!
Page number 7
Suara pintu berbunyi, Naruto menoleh kearah suara untuk dan dengan tiba-tiba datang
seorang anak kecil yang memakai semacam topi bulat berwarna putih keabua-abuan di
kepalanya.
“Orang tua! Kutantang kau!” seru anak itu dengan lantang. Naruto hanya tercengang
mendengar penuturan anak itu.
‘Sudah masalah Naruto, sekarang ini lagi,’ keluh Sandaime Hiruzen di dalam hatinya
sambil membetulkan letak topinya.
“Ah! Lagi-lagi melakukan itu!” ucap seorang laki-laki dengan kacamata hitam bulat
yang tiba-tiba masuk ke dalam ruangan itu selang kedatangan anak kecil tadi.
Page number 8
DUK!!!
“Aww!! Aduh!!!” ucap anak itu yang tiba-tiba jatuh tersungkur ke lantai.
“Ah!” seru laki-laki yang menyusulnya tadi - yang diketahui bernama Ebisu - ikut
terkejut melihat kejadian tersebut.
“Kuso! Siapa yang pasang jebakan?!” tanya Konohamaru - anak tadi - dengan wajah
yang sedikit memerah.
Page number 9
“Ap-apa kau baik-baik saja, tuan muda! Dari awal tidak ada jebakan!” seru Ebisu -
guru pembimbing Konohamaru - sambil memegangi kacamata hitamnya. Wajahnya nampak
khawatir.
“Siapa sih, dia?” tanya Naruto yang heran dengan tingkah laku Konohamaru.
“Huh!” celetuk Konohamaru melihat Naruto.
‘Di-dia! Hm… bocah siluman rubah, ya? Si pembuat onar yang sangat kubenci,’ ucap
Ebisu dalam hati menatap tajam kearah Naruto.
Page number 10
“Jadi begitu! Ini perbuatanmu, ya!” tuding Konohamaru yang tiba-tiba marah pada
Naruto.
“Enak saja! Kau yang jatuh sendiri!” bela Naruto mencengkram syal Konohamaru.
Wajahnya nampak kesal karena dituduh melakukan hal yang tidak dia lakukan.
“Hei, Naruto! Lepaskan! Dia cucu sandaime hokage!” perintah Ebisu sambil menunjuk
kearah Sandaime Hiruzen. Mendengar itu cengkraman Naruto sedikit mengendor.
“Kalau berani, ayo pukul!” tantang Konohamaru.
Page number 11
‘Kalau dia sudah tahu aku cucu hokage, pasti tidak akan dilakukan. Huh! Dia sama
saja seperti yang lainnya,’ gerutu Konohamaru dalam hati.
“Aku tak peduli hal itu, bodoh!” seru Naruto sambil mendaratkan satu tinjuan di
kepala Konohamaru dengan geram.
“Aduh!!!” keluh Konohamaru kesakitan.
“Apa?!” Ebisu nampak sangat kaget dengan kenekatan Naruto memukul Konohamaru.
Page number 12
‘Ya ampun,” ucap sandaime hokage dalam hati, menyaksikan tingkah kedua bocah itu.
*****
Naruto kini telah berjalan menyusuri sebuah jalan di Konohagakure. Wajahnya nampak
tidak suka menyadari seseorang yang mengikutinya sejak tadi.
“Huh! Jangan ikuti aku! Mau apa kau? kelihatan tahu, dasar bodoh!” tunjuk Naruto
kesal pada Konohamaru yang sedang mencoba bersembunyi dengan salah satu peralatan
penyamaran diri - kain seperti kayu - namun terlihat tidak berguna ditangan
Konohamaru.
Page number 13
“Fu fu fu, kau hebat bisa mengetahuinya. Memang sesuai apa yang dikatakan orang!
Aku tak keberatan menjadi anak buahmu,” kata Konohamaru.
“Apa?” tanya Naruto bingung dengan maksud perkataan Konohamaru barusan.
“Sebagai gantinya, ajarkan aku jurus yang bisa mengalahkan kakek hokage. Kumohon,
bos!” pinta Konohamaru lantang.
‘Bos?”
Page number 14
Beralih ke kantor hokage…
“Lho? Sial! Lagi-lagi dia kabur!” seru Ebisu menengok ke kanan dan ke kiri.
“Sepertinya dia mengikuti Naruto,” kata sandaime hokage.
“Apa?! Gawat!!!” seru Ebisu dan langsung pergi keluar dengan tergesa-gesa.
Page number 15
‘Kenapa dia tumbuh jadi seperti itu? Kalau dihitung, tadi itu sudah 20 serangan
untuk hari ini. Kalau bersama Naruto, memang mengkhawatirkan. Kalau tidak melakukan
hal-hal konyol tidak apa. Tapi…’ Sandaime hokage nampak asyik dalam lamunannya
sendiri.
Kembali ketempat Naruto dan Konohamaru…
“Dengar, ya! Dasarnya adalah ‘bon’, ‘kyu’ dan ‘bon’. Mulai!” jelas Naruto pada
Konohamaru dan memerintahkannya mencoba melakukan jurus.
“Baik, bos!!!” seru Konohamaru semangat.
Page number 16
-Boft-
“Bukan!! Salah!! Lebih langsing lagi!!! Lebih cantik lagi!!” kata Naruto. ternyata
naruto mengajari Konohamaru jutsu ‘ero’nya dan terlihat tidak puas dengan hasil
perubahan Konohamaru yang masih gemuk dan tampak tua.
“Baik, ketua!!!”
“Lebih seksi lagi!!!”
Page number 17
Dari tempat Naruto dan Konohamaru yang sedang asyik berlatih jutsu. Di tempat
lainnya, Ebisu nampak kebingungan mencari keberadaan Konohamaru.
‘Aku adalah guru elit yang sudah lama membimbing sekian banyak kandidat hokage. Aku
akan menghalau pengganggu dari muridku! Kalau mempelajari jurus dariku.
Sangatlah mudah untuk meraih nama hokage. Itulah jalan pintas tuan muda,’ ucap
Ebisu dalam hati dengan penuh keyakinan disela pencariannya.
TAP!!!
Page number 18
“Itu dia!!!’ seru Ebisu dari sebuah gedung tinggi di Konohagakure dan segera menuju
kearah Naruto dan Konohamaru.
*****
“Ngomong-ngomong, kenapa kau begitu bersemangat mengejar kakek hokage selama ini?”
tanya Naruto saat Naruto dan Konohamaru duduk istirahat di sebuah batang kayu
besar. Konohamaru sejenak menoleh kearah Naruto dan kemudian tertunduk diam menatap
tanah.
“Nama Konohamaru diberikan oleh kakek. Diambil dari nama desa ini. Tapi, walaupun
diambil dari nama desa ini yang sudah biasa didengar. Tak ada seorangpun yang
memanggil namaku. Waktu melihatku atau memanggilku, semuanya tak melihatku lebih
dari cucu hokage. Tak ada seorangpun yang mengakuiku karena diriku.
Page number 19
Aku muak dengan semua itu! Karena itu, aku ingin segera meraih nama hokage!” jelas
Konohamaru kepada Naruto mengenai alasannya bersikeras mengejar kekuatan Sandaime
hokage. Nampak raut wajah Naruto berubah. - mungkin karena nasibnya sama dengan
Konohamaru -
“Baka! Siapa yang mau mengakui bocah sepertimu!” celetuk Naruto.
“Eh!”
“Itu bukan nama yang bisa didapatkan anak kecil,” ucap Naruto lagi.
Page number 20
“Apa?!” Konohamaru nampak tidak terima dengan perkataan naruto.
“Coba kalahkan aku dulu!!!’ ucap Naruto serius namun tetap dengan cengirannya.
Konohamaru sejenak terkejut.
Di tempat lainnya, Sandaime hokage terlihat sedang memandang Monumen hokage.
“Tuan hokage, aku mencarimu!” seru seseorang yang tiba-tiba datang dari arah
belakang.
Page number 21
“Iruka, ya?” tanya Sandaime Hiruzen tanpa mengalihkan pandangannya dari Monumen
patung hokage tersebut.
“Apa Naruto muncul untuk menyerahkan formulirnya?” tanya Iruka mendekati Sandaime.
“Ya,” jawab Sandaime singkat.
“Aku telah menasehatinya di kedai ramen kemarin! Karena dia begitu semangat ingin
menjadi ninja hebat agar diakui penduduk desa,” kata Iruka dengan seuntai senyum
tulus yang kepalanya dipenuhi balutan perban akibat luka yang dialami malam
sebelumnya saat melawan Mizuki.
Page number 22
Sandaime Hiruzen terdiam sejenak dan mendongakkan kepalanya keatas untuk menatap
Monumen hokage,”Cita-cita Naruto mungkin agak sulit,” ucap Sandaime tiba-tiba.
“Eh?” ucap Iruka bingung dengan penuturan Sandaime hokage.
“Seperti yang kau tahu. Yang mengetahui bahwa Naruto itu rubah siluman hanyalah
orang-orang yang ikut bertempur 12 tahun yang lalu. Lalu setelah itu, untuk
mencegah hal ini menyebar, aku membuat peraturan dan member hukuman berat bagi yang
melanggarnya. Supaya anak-anak tak tahu hal itu, hanya itu yang dapat aku lakukan
untuk meringankan Naruto!” Sandaime terdiam sejenak.
“Hokage ke-empat berharap agar semua orang memandang Naruto sebagai pahlawan.
Itulah harapannya mengorbankan nyawanya demi menyegel Kyuubi pada Naruto,”
Page number 23
jelas Sandaime Hiruzen lagi.
“Pahlawan?” tanya Iruka.
“Hokage menyegel Kyuubi pada pusar merah bayi yang baru lahir. Demi desa ini,
Naruto menjadi tempat penyegelan Kyuubi. Tapi, orang dewasa di desa ini tidak
memandang Naruto seperti itu. Tak hanya itu, sifat mereka ke Narutopun juga
mempengaruhi anak-anak yang tak tahu apa-apa,” ucap Sandaime membayangkan perlakuan
penduduk desa yang menjauhi naruto.
“Iruka, apa kau tahu?
Page number 24
“Tentang apa, hokage?”
“Pada saat orang membenci orang lain dan tidak mau mengakui keberadaannya, sorot
mata orang itu saat melihatnya adalah sorot mata yang dingin dan sangat
menyeramkan!” ucap Sandaime hokage. Iruka nampak terdiam mendengar setiap ucapan
Sandaime Hiruzen.
*****
“Akhirnya kutemukan!” ucap Ebisu dari atas sebuah pohon. Naruto dan Konohamarupun
menoleh ke arahnya.
Page number 25
‘Huh! Dasar bocah!’ decak Ebisu dalam hati dan menatap Naruto dengan ekspresi
terganggu.
‘Lagi-lagi sorot mata itu. Dia dan lain juga,’ batin Naruto menyadari sorot mata
Ebisu.
TAP!!!
“Baiklah tuan muda. Mari pulang!” kata Ebisu saat dia telah turun dari pohon dan
mendarat mulus ke tanah.
Page number 26
“Tak mau! Aku akan mengalahkan kakek hokage dan mendapatkan nama itu sekarang
juga!” seru Konohamaru dengan tegas.
“Untuk menjadi hokage, kau harus mengetahui segala aspek tentang kemanusiaan,
keadilan, penghargaan, kearifan, kesetiaan, kepercayaan dan cara berfikir.
Kau juga harus menguasai 1000 jurus,” ucap Ebisu menjelaskan sambil mendekati
Konohamaru.
“Berubah!!!” seru Konohamaru.
Page number 27
Boft!
Rasakan ini! Seksi no jutsu!!” seru Konohamaru. Sukses! Konohamaru bisa
menguasainya dengan baik dan berubah menjadi gadis manis dan genit.
“Lho? Tak mempan?” tanya Konohamaru heran melihat gurunya yang hanya menganga
dengan mulut lebar.
“Ju-ju.. Apa itu? Jurus vulgar seperti itu! Aku ini pria terhormat! Jurus rendahan
seperti itu, tak kan mempan terhadapku!” seru Ebisu. Naruto nampak hanya diam
menyaksikan perdebatan Ebisu dan Konohamaru.
Page number 28
“Tuan muda! Kalau kau terus bersama orang bodoh itu! Kau bisa ketularan bodohnya!
Kalau kau melakukan apa yang kukatakan, itu akan menjadi jalan pintas untuk menjadi
hokage! Ayu kita pulang!” lanjut Ebisu sambil menyeret Konohamaru.
“Tidak mau!!!!” teriak Konohamaru meronta dan mencoba melawan tarikan Ebisu.
KAGE BUNSHIN NO JUTSU!!!
Tindakan Ebisu dan Konohamaru terhenti dan mereka menatap kearah Naruto yang kini
telah memunculkan banyak bunshin.
Page number 29
“Uwaaah! Ini hebat sekali!!” ucap Konohamaru kagum.
“Omong kosong! Aku ini sudah elit. Tidak seperti Mizuki,” kata Ebisu dengan percaya
diri dan bersiaga.
“Berubah!!!” teriak Naruto dan bunshinnya bersamaan.
“Ng?!”
Page number 30
BOFT!!!
Apa yang terjadi? Naruto beserta puluhan bayangannya berubah menjadi gadis manis
dan seksi. Lalu, Naruto dan bunshin-bunshinnya menggoda Ebisu. Konohamaru hanya
dapat menyaksikannya dengan wajah memerah, dan tanpa mereka ketahui dari kejauhan
Sandaime hokage yang memperhatikan mereka dari bola - semacam bola sihir - miliknya
menepuk kepalanya melihat tindakan Naruto. Sedangkan Ebisu hanya dapat tercengang
dan akhirnya mimisan berat dan terjungkal ke belakang.
Hahahaha -
“gunam
Page number 31
akan itu ‘Harem no jutsu’,” ucap Naruto dengan penuh gaya dan cengiran khasnya.
‘Dia menggabungkan ‘Kage bunshin no jutsu’ dengan ‘Seksi no jutsu’, lagi-lagi dia
menciptakan jurus aneh. Kalau begitu, aku juga bisa kalah dengan itu,’ kata
Sandaime Hiruzen di dalam hati saat memperhatikan Naruto dan yang lain di
ruangannya dari bola tersebut.
“Sialan! Aku tidak bisa mengalahkan guru empat mata itu. Padahal aku mau meraih
nama yang diakui semuanya. Tetapi kenapa begini!” geram Konohamaru mengepalkan
tangannya.
“Tidak semudah itu, bodoh!” ucap Naruto menarik kerah baju Konohamaru dari belakang
untuk menahannya.
Page number 32
“Hokage itu ‘kan nama ninja yang hebat dan diakui semua orang. Karena berbagai
macam hal, kita sering salah jalan! Bahkan, akupun memiliki seseorang yang mengakui
keberadaanku. Untuk hal itu saja, kutempuh dengan sangat sulit. Kau harus
mempersiapkannya sebaik mungkin,” ucap Naruto mencoba menjelaskan pada Konohamaru
sambil mengenang kejadian malam sebelumnya saat dia mendapat pengakuan dari Iruka.
“Mempersiapkan diri?” tanya Konohamaru.
“Nama hokage yang diakui semua orang! Adalah nama yang benar-benar hebat!” ucap
Naruto membelakangi Konohamaru. Konohamaru nampak mendengarkan Naruto dengan
seksama.
“Pasti… tak ada jalan pintasnya,” ucap Naruto menoleh kembali kearah Konohamaru
dengan cengirannya. Konohamaru terlihat terkejut mendengar ucapan Naruto, wajahnya
bersemu bersama angin sejuk yang menerpanya. Mendengar kata-kata naruto
menjadikannya merasa kagum.
Page number 33
‘Kalau kau ingin menjadi hokage, coba lawan aku dulu,’ ucapan Naruto beberapa waktu
lalu terkenang kembali dalam ingatan Konohamaru.
“Huh! Sombong sekali kau!” ucap Konohamaru. Naruto menoleh kearah Konohamaru dan
menunggu kelanjutan perkataan Konohamaru.
“Aku juga berhenti menjadi anak buahmu,” lanjut Konohamaru.
“Mulai saat ini! Kita adalah rival!” seru Konohamaru yang kini telah bertatap muka
dengan Naruto. Konohamaru mengeluarkan cengirannya, diikuti oleh naruto.
Page number 34
“Maaf saja, mulai besok aku juga selangkah maju untuk menjadi ninja! Tapi… Ya!
Suatu saat nanti, aku bersedia bertarung denganmu untuk merebutkan nama hokage.
Akan aku tunggu saat itu, Konohamaru!” ucap Naruto mengutarakan janjinya. Kembali
wajah Konohamaru terlihat memerah. Untuk pertama kalinya, seseorang memanggilnya
dengan namanya.
Jalan sebenarnya menjadi ninja itu sangat panjang. Walaupun hokage mengetahui itu,
hokage tersenyum lembut. Sambil menjaga Naruto dari jauh, yang memiliki cita-cita
besar dan panjangnya dan dipenuhi berbagai macam rintangan.
To be continued!!

Anda mungkin juga menyukai