Anda di halaman 1dari 11

Yamada Ryosuke Fanfiction 2012 Hey! Say!

JUMP Lounge Production Full Credit to the Author Aina Mardiya Edited by Amel Chan

Title Categories Genre Rating Theme song Author

: HIMITSU, A HIDDEN TRUTH : Fanfiction OneShot : Hurt :G : Truth by Arashi : Aina Mardiya Address : Jalan R. A. Kartini 03, Dedegan, Rt 02/01, Pelemgadung, Karangmalang, Sragen, Jawa Tengah. Phone Number : 083866767305 Age : 16 y o

Reason join this competition: I want to challenge myself. Cast : 1. Yamada Ryosuke 2. Nishiuchi Mariya 3. Nakajima Yuto Quote : Karena orang yang kau cintai bukanlah Yamada Ryosuke

Yamadas POV

Gelap Terlalu gelap Aku tak dapat melihat apapun Kowai1 Aku tak dapat merasakan apapun Tidak ada apapun disini Seseorang, selamatkanlah aku Mari-chan, selamatkanlah aku --Kurasakan seseorang menggenggam tanganku dengan erat. Kubuka mataku perlahan, sebuah wajah malikat menyapaku. Wajah yang familiar, tapi aku tak bisa mengingat siapa dia. Yokatta2! Akhirnya kau terbangun dari tidur panjangmu. Sebulan lebih kau terbaring lemah di ranjang ini. hanya napasmu dan detak jantungmu yang memberitahu aku bahwa kau masih hidup. Di mana aku? tanyaku random. Kau di rumah sakit, Sayang. Sebentar lagi dokter akan datang untuk memeriksa keadaanmu. Kuharap kau baik-baik saja. Katanya. Aku tidak mengerti kenapa aku ada di sini. Tapi senyuman yang terukir di wajah lelahnya membuatku tenang seketika. Apa yang kau rasakan? Tanya dokter yang baru datang. Sedikit pusing. Jawabku tanpa mengalihkan pandangan dari gadis disampingku. Itu normal. Apakah ada hal lain yang kaurasakan? Un3. Kurasa, aku melupakan beberapa hal. Kenapa aku ada di sini? Kau mengalami kecelakaan mobil sebulan yang lalu.

Kecelakaan? Apa kau tidak ingat, Ryo-chan? Tanya gadis cantik itu. Tidak sama sekali. Sekarang air muka dokter itu mengeruh. Dan kejadian sebelumnya? Kupejamkan mataku, mencoba mencari sesuatu bernama memori. Tidak ada hal yang kuingat. Kataku putus asa. Gadis itu melepaskan genggaman tangannya dan mencengkeram bahuku. Ia menatap mataku nanar, dengan histeris ia berkata Apa kau tidak mengingatku? Aku Mariya! Istrimu! Bagaimana mungkin kau melupakan aku?!! bulir-bulir air mata mulai berjatuhan dari kedua matanya yang indah. Maafkan aku ~~~ Authors POV Sebuah benturan di kepalanya menyebabkan ia mengalami amnesia. Kata dokter pada Mariya. Tapi, itu bukan berarti ia melupakan segalanya kan, Dok? Mungkin otaknya akan tetap lupa. Tapi setiap bagian dari tubuhnya mempunyai ingatan tersendiri. Kulitnya tak akan lupa pada semua sensasi yang ia rasakan. Hidungnya akan selalu mengenali bau-bau favoritnya. Telinganya akan selalu waspada pada semua suara yang dibencinya. Dan yang terpenting, hatinya. Ketika kau menyimpan sebuah kenangan di dalam hatimu, kau tak akan pernah mampu menghapusnya. Penjelasan dokter itu membuat Mariya bernapas lega. Sebuah kesempatan masih terbuka untukku Itu benar, Yamada-san. Selamat berjuang! ~~~ Yamadas POV Hari ini aku sudah diperbolehkan untuk pulang. Karena aku tak tahu kemana harus pergi, aku menerima tawaran dari Mariya-san untuk menemaniku.

Ryo-chan, ini rumah kita. Ikou4 ! dengan lembut ia menarik tanganku memasuki istana yang menjulang angkuh dihadapanku. Dimana semua orang, Mariya-san? tanyaku heran. Tak mungkin kan, rumah sebesar ini hanya ditempati oleh aku dan Mariya. Aku bukan orang asing, Ryo-chan. Panggil aku Mari-chan! katanya setengah ngambek. Mereka sudah meninggal. Ia menerawang jauh ke arah foto yang dipajang di ruang tamu. Tanpa bertanya, aku tahu siapa yang ada di foto itu. Ayahku, Ibuku, aku dan saudara kembarku. Eh? Kapan? Sebulan yang lalu. Jangan-jangan aku memang hilang ingatan, tapi aku tak bodoh. Aku sadar dengan apa yang sebenarnya terjadi. Un. Mereka meninggal karena kecelakaan yang sama yang telah merenggut ingatanmu. Sonna5 kurasakan kakiku tak mampu menahan beban tubuhku lagi. Tak mungkin Kami-sama, kenapa ini harus terjadi? Tak cukupkah kau mengambil ingatanku? Haruskah kau juga mengambil keluargaku Kurasakan sebuah pelukan menghangatkan hatiku. Kau harus kuat, Ryo-chan. Kau tak sendirian disini. Aku akan selalu berada disampingmu tanpa kusadari, air mataku turun perlahan bercampur dengan air matanya ~~~ Mariyas POV Ryo-chan! aku terbangun dan mendapati bahwa ia tak ada disisiku. Kekhawatiran mengisi kepalaku. Aku tak ingin kehilangan ia lagi Dengan langkah tergesa, kutelusuri rumah ini. Kami-sama, kumohon jangan biarkan hal yang buruk terjadi padanya Kau sudah bangun, Mari-chan? aku mendapatinya di dapur, lengkap dengan senyum menawannya. Sepertinya kekhawatiranku berlebihan. Kau membuatku khawatir, Ryo-chan! Apa yang kau lakukan? Memasak sarapan. Jawabnya singkat. Sebuah kekhawatiran baru menggangguku. Tapi, kau kan tak bisa memasak!

Ia menatapku penuh kebingungan, kemudian ekspresi itu berganti dengan raut sedih. Oh, aku tak bisa memasak ya. Ehm maafkan aku, Ryo-chan. Aku tak bermaksud kugigit bibirku. Daijoubu6, Mari-chan. Kalau begitu, masaklah untukku. Ia menyerahkan celemeknya padaku dengan terpaksa dan tersenyum. Sebuah senyum palsu. Baiklah. Satu lagi kekhawatiran menghilang. Aku tak tahu sampai kapan aku harus menyembunyikan rahasia ini. ~~~ Yamadas POV Yamada Ryuu, Yamada Reiko, dan Yamada Ryosuke. Kubaca perlahan nama yang tertulis di batu nisan. Namaku sendiri Yamada Ryo. Ah~ orang tuaku benar-benar tidak kreatif. Aku mencoba mengajak Mari-chan bercanda. Tapi ia hanya tersenyum simpul. Hhh.. aku mendesah pelan. Sepertinya mood-nya sedang buruk. Terbukti dari air mukanya yang muram. Apa mungkin gara-gara aku memintanya mengantarku ke makam ya? Entahlah. Mari-chan, kau mau mengantarku ke tempat favorit kita? Aku akan mentraktirmu. Kucoba sekali lagi mengembalikan keceriaannya. Dan seperti dugaanku, kurasakan sebuah aura yang menyenangkan menguar dari tubuhnya. Dengan senang hati. Tapi sebelum itu, pakai ini. Ia memberiku sebuah penutup mata. Kenapa? Aku ingin membuat sebuah kejutan Dengan patuh aku masuk ke mobil dan memakai penutup itu. Kegelapan ini, terasa familiar. Tapi bukan ketakutan yang kurasakan melainkan perasaan tenang yang mengalir perlahan. Beberapa saat kemudian, kurasakan tangan Mari-chan yang lembut menuntunku ke sebuah tempat. Sebuah gedung bertingkat kalau tak salah! Karena aku mendengar bunyi lift yang turun menjemput kami. Kemudian kami masuk ke dalam lift, menunggu sebentar, dan keluar. Hmmm sepertinya tempat yang kami tuju cukup tinggi. Hipotesaku terbukti karena kami berjalan menaiki sebuah tangga.

Brak! Sebuah pintu terbuka. Kurasakan angin sore membelai wajahku. Tak kuragukan lagi, kami berada di bagian teratas gedung ini. Ryo-chan, dulu kita sering sekali berada disini. Menanti dengan sabar, perubahan warna langit sore yang merah menjadi langit malam yang kelam. Di tempat ini pula, kau melamarku bersamaan dengan munculnya pelangi. Kuharap hatimu tak melupakan semua kenangan yang telah kita ukir disini. Katanya sembari membuka penutup mataku. Tempat ini memang mengagumkan. Dalam sekali pandangan, kami tak hanya melihat gedung-gedung pencakar langit yang berdiri dibalut warna keemasan. Tapi juga taman Ashikaga lengkap dengan bunga-bunganya yang menawan. Sebuah rasa takut menelusupi dadaku. Keseimbanganku mulai goyah. Ketinggian ini membuat wajahku pucat dan badanku menggigil kedinginan. Daijoubu desuka7? Tanya Mari-chan khawatir. Jangan bilang, kalau sekarang kau takut ketinggian! Aku tak ingin mengecewakan Mari-chan, tapi ini adalah kenyataan. Aku, Yamada Ryo, takut ketinggian. ~~~ Mariyas POV Apa-apan ini? Kenapa Ryo-chan seperti itu?! Padahal dokter yakin kalau dia amnesia total. Tapi kenapa?!! Sepertinya ia harus kubawa pergi dari sini! Secepatnya! Aku tak ingin dia kembali seperti dulu lagi! ~~~ Authors POV Yo! Ryosuke! seorang pemuda jangkung menyapa Ryo. Maaf, apakah aku mengenalimu? Oh iya, aku lupa kalau kau mengalami kecelakaan bulan lalu. Kalau begitu, biarkan aku memperkenalkan diri. Perkenalkan, aku Nakajima Yuto. Kita bersahabat sejak SD. Maafkan aku, karena tidak menghadiri pemakaman keluargamu dan tak pernah datang menjengukmu. Mariya-san melarangku melakukannya. Katanya keadaanmu belum stabil. Bagaimana keadaanmu sekarang? Lebih baik?

Iya, Yuto-kun. Bahkan sekarang aku mulai menjelajah Tokyo untuk mengumpulkan kembali kenanganku. Tapi kau tadi memanggilku Ryosuke, kan? Maaf menegecewakanmu. Tapi aku Ryo. Jelas Ryo panjang lebar. Tak mungkin! Masa aku tidak bisa membedakan sahabatku sendiri? Walaupun kalian kembar identik, aku tahu kalau kau itu Ryosuke. Yuto ngotot mempertahankan pendapatnya. Jadi selama ini dunia Ryo pun berputar dan menghilang ~~~ Yamadas POV Aku terbangun di sebuah ruangan yang telah kutinggali beberapa bulan ini. Kulihat disampingku Mariya tertidur dengan pulasnya. Mungkin ia terlalu lelah menungguiku yang pingsan dari tadi siang. Ryo-chan, kau sudah bangun? suaranya samar-samar bergetar di gendang telingaku. Un. Ne, Mari-chan. Beritahu aku. Apakah Yuto benar? Apakah aku adalah Ryosuke? Kulihat ia tersentak mendengarnya, tapi hanya sekejap kulihat ekspresi kagetnya. Air mukanya kembali seperti semula. Sebuah senyum manis terukir di wajahnya. Kau tak mempercayaiku, Ryo-chan? Bukankah aku istrimu? Mana mungkin aku salah mengenali suamiku sendiri? Aku hanya terdiam. Debar-debar halus yang kurasakan ketika aku bersamanya adalah salah satu bukti bahwa aku mencintainya. Senyum canggung yang kadang kulontarkan, pandangan yang sarat akan cinta, sentuhan penuh kelembutan. Seakan semua itu membenarkan apa yang telah dikatakannya. Tapi ada sebuah keraguan kecil yang tak mampu kuhilangkan dari dadaku. ~~~ Ryosuke, kutemukan ini dikamarmu. Kata Yuto sambil mengangsurkan sebuah diary padaku. Mariya-san tidak membiarkan aku untuk mendekatimu sedikitpun. Jadi aku terpaksa mengendap-endap seperti pencuri dan mengacak-acak kamarmu untuk mendapatkan ini. Kuharap ini membantumu sedikit untuk mengingat, siapa kau sebenarnya. Ujarnya. Kemudian ia pergi meninggalkanku. Aku segera bergegas pergi ke sebuah tempat yang tak akan terdeteksi oleh Mari-chan. Karena aku tahu, ia tak akan membiarkanku membaca diary ini. -

10 Oktober 2001 Ada seorang gadis yang menarik perhatianku. Nishiuchi Mariya namanya. Ia cantik, pintar, dan menyenangkan. Andai saja aku punya keberanian seperti Kak Ryo. Pasti aku akan mendekatinya dan mengajaknya kencan. Sayangnya aku adalah Ryosuke, Sang Pengecut

07 April 2003 Akhirnya aku berhasil mendekati Mari-chan (panggilanku untuknya). Ia juga memberikan panggilan khusus padaku, Ryo-chan. Saat ia mengucapkannya, kurasakan kupu-kupu berterbangan di perutku dan jantung ini berdetak sangat cepat. Kami-sama, aku jatuh cinta.

09 Mei 2005 Aku juga menyukaimu. Katanya. Sebuah harapan terliar dari negeri mimpi menghampiriku. Tapi sensasi ini tak bertahan lama ketika ia melanjutkan perkataannya. Yamada Ryo.

10 Mei 2005 Aku memaksa Kak Ryo untuk mulai berkencan dengan Mari-chan. Aku tahu di dalam hatinya Kak Ryo memiliki perasaan yang sama. Tapi ia tak mau menyakitiku, karena ia tahu aku mencintai Mari-chan. Ini akan menjadi lebih menyakitkan kalau aku mengatakan yang sebenarnya pada Mari-chan. Jadi kumohon dengan sangat. Buatlah dia bahagia. Dengan begitu kau juga kana membuatku bahagia. Akhirnya ia menganggukkan kepala.

08 Maret 2007 Walaupun sudah bertahun-tahun semuanya berlalu, tapi rasa cinta itu tetap tak mau pergi. Ingin kusalahkan Kami-sama atas semua yang telah ia perbuat padaku. Apakah ia sedang tak punya inspirasi, hingga ia membuat wajahku sama persis dengan kakakku. Tapi itu semua sia-sia, aku telah terlahir Aku telah terlanjur lahir

09 Mei 2009 Hari yang ditunggu pun tiba. Kak Ryo dan Mari-chan melangkah ke altar, mengucap sebuah janji suci yang mengikat mereka sehidup semati Sekarang tak ada harapan lagi untukku

Kututup diary ini, aku tak kuat untuk melanjutkannya Akhirnya aku mendapati sebuah hikmah dari kecelakaanku. Aku bisa melupakan semua rasa sakit yang telah kupendam selama bertahun-tahun Aku bisa memulai sebuah lembaran baru yang benar-benar kosong Dan yang paling penting, aku bisa merasakan sebuah kebersamaan dengan orang yang kucintai. Walaupun hanya sebentar, walaupun semua itu palsu ~~~

09 Mei 2012 Ryo-chan! Kau mau kemana? Tanya Mari-chan ketika ia mendapatiku berdiri di pintu rumah ini, membawa sebuah koper. Maaf, Mari-chan. Aku tak sanggup jika terus hidup dalam sebuah kebohongan Bulir-bulir air mata mulai turun perlahan dari matanya. Maafkan aku, karena aku menyembunyikannya. Tapi, bukankah kau juga mencintaiku? Tidak bisakah kita memulai semuanya dari awal? Asal kau tahu, Mari-chan. Ini juga sulit untukku. Kehilangan dirimu untuk kedua kalinya sungguh menyakitkan. Tapi aku tak bisa terus begini. Kumohon, Ryosuke jangan tinggalkan aku.. ia jatuh berlutut dihadapanku.

Maafkan aku, Mari-chan. Aku harus pergi, karena yang kaucintai bukanlah Yamada Ryosuke Aku berbalik keluar meninggalkannya yang masih terduduk menangisi kepergianku. Maafkan aku yang egois ini, Mari-chan. Tapi aku harus segera memulai hidupku yang baru Menyusun sebuah cerita untukku sendiri. Tanpa kusadari, Mari-chan berteriak padaku. BAIKLAH! KALAU INI MEMANG KEINGINANMU! AKU AKAN SEGERA MENYUSUL RYO!!! Aku hanya terpaku ditempatku, melihat ia lari ke lantai atas dan menaiki balkon. RYO! AKU AKAN SEGERA BERADA DISISIMU!!! Seperti film yang diputar melambat, perlahan tubuhnya jatuh dihadapanku Bagaikan sebuah mimpi buruk, darah segar mulai mengalir membalut tubuhnya dalam warnanya yang mengerikan MARI-CHAN!!! ##

Anda mungkin juga menyukai