Bismillahirrahmanirrahim
Aku adalah seorang CEO dari sebuah perusahaan yang bekerja untuk
melayani kehidupan masyarakat se-Indonesia. Pada waktu-waktu tertentu
aku biasanya mengisi dengan menulis karya inovasi. Tetapi pada hari ini aku
ingin menuliskan cerita tentang perjalanan hidupku.
- ------- ---------------------------------------- -
++++++++ 1 ++++++++
- ------------------------------------------------ -
Page | 1
Kring… kring… kring…Bel pulang sekolah berbunyi. “Yeayyy……. “ ujarku
girang. Aku pulang dengan naik sepeda.
Sesampainya di rumah..
“Assalamualaikum!” Teriakku. Tak ada jawaban. Dengan cepat aku
mengintip garasi mobil, ”Kosong. Hmmn… sepertinya Mama dan Ayah belum
datang”. Otak jahilku aktif kembali, mataku berbinar-binar. “Yesss!!! I get
freedom… freedom!!! “ Teriakku dengan penuh bangga. Dengan segera aku
berlari menuju dapur untuk makan siang. Setelahnya, aku menggambarkan
sesuatu yang kuinginkan hingga aku terlelap dalam mimpiku yang
menakjubkan. “Hoam… oh ternyata sudah azan.” Ucapku ketika bangun dari
tidurku. Kemudian aku menonton film favoritku di TV.
Page | 2
Mamaku menghela nafas dan menggeleng kecewa. Dani menangis
digendongan Ayah, Dani berpindah ke Mama. Ayah menatapku saat menuju
ke kamar dengan raut wajah menahan amarah, Mama menenangkan Ayah.
“Biarkan saja dia, dia perlu berfikir, semoga saja Danis segera berubah
menjadi anak baik,” kata Mamaku berharap.
Waktu terus berjalan tetapi masih saja aku mengulang ulang kesalahan
serupa. Semua nasihat yang diberikan oleh Ayah, Mama dan Guru, aku
terima. Aku paham akan kesalahanku tapi sangat sulit untuk mengubah
kebiasaan buruk yang hampir mendarah daging. Sampai suatu ketika saat
aku sudah di antara jenjang SD dan SMP alias kelas 6 semester 2, kesalahan
demi kesalahan masih saja kulakukan hingga ayah kembali marah padaku,
Mama kecewa padaku dan Dani yang kini sudah menginjak anak-anak
hanya diam melihat ketika aku menanggapi nasihat ayah dengan wajah
yang ia pahami bahwa dia tidak boleh seperti itu. Kamarku adalah tempat
dimana aku bisa melepaskan semua kekesalan dan emosi. Hingga suatu saat
setelah ku menutup telinga dan kembali berlari ke kamar…
Page | 3
Setelah melihat pernyataan Kak Zala ku putuskan untuk mengakhiri
percakapanku dengannya. Aku terdiam dan memikirkan kata kata Kak Zala.
“ Benar juga apa yang dikatakan Kak Zala…. Hhh… apakah aku juga bisa
seperti Kak Zala ? “ batinku dalam hati. Kurenungi kembali semua
perbuatanku yang membuat hati Mama dan Ayah sakit. “Bukankah aku
sudah terlambat?”, pernyataan ini muncul dari benakku.” Kalau sudah
terlambat, aku tidak bisa berbuat apa apa lagi”. Terdiam sesaat, “”tidak ada
kata terlambat,selama kamu ingin berubah dan punya niat yang baik, pasti
bisa”” bisik suara hatiku. ” benar juga ya…. Jika orang lain bisa, mengapa aku
tidak”, pikirku. “ mulai saat ini aku harus berubah, ya benar aku harus
berubah… aku harus berubah !!!!!!!” Ujarku bersemangat.
Page | 4
- ------- ---------------------------------------- -
++++++++ 2 ++++++++
- ------------------------------------------------ -
Kucoba untuk sedikit demi sedikit, memang berat dan semua butuh
pengorbanan. Jam tidur pagi harus dihilangkan dengan cara membantu
ayah membersihkan pekarangan rumah dan merapikan garasi dan sekaligus
bengkel. Pada awalnya semua ini sangat sangatlah berat, hingga akhirnya
aku merasakan perubahan yang terjadi pada diriku dan Ayah dan Mama
sangat senang akan perubahanku. Senang akan perubahan sikapku, Kak
Damar juga mengetahuinya hingga pada suatu hari Kak Damar mengirimkan
pesan melalui Whatsapp. Kemudian, aku membacanya melalui WA Web.
Page | 5
Ok, seperti yang kukatakan tadi, aku mau belajar untuk persiapan
lomba minggu depan, dan lomba ini bukanlah lomba biasa. Maksudnya
tetap taraf Internasional yang berbeda hanya saja aku lomba secara offline.
Ya, ini adalah kali pertamanya aku keluar negeri tepatnya aku ke Denmark
untuk mengikuti lomba IKMC. International Kangaroo Mathematic Contest. Ini
merupakan ke 3 kalinya aku mengikuti lomba IKMC dan pertama kalinya aku
ke luar negeri !!! Yeah……
Page | 6
- ------- ---------------------------------------- -
++++++++ 3 ++++++++
- ------------------------------------------------ -
Pada hari ini, Sabtu, 20 april 2018 aku akan pergi ke Denmark bersama
Kak Ghazi yang merupakan guru pendampingku. Kalau mau tahu Kak Ghazi
adalah kakak kelasku loh. Alumni angkatan 2013. “Pasti lebih asyik dan lebih
aman kalau sama kakak kelas,“ pikirku. Rata-rata durasi penerbangan non-
stop dari Jakarta sampai Copenhagen adalah 1900 m, kira kira selama 19 jam
15 menit. Aku yang tidak terbiasa dengan suasana pesawat, apalagi untuk
waktu yang sangat sangat lama, aku mengalami mabuk pesawat. Kepalaku
sangat pusing, pandanganku buram dan akhirnya semua menjadi gelap.
Hitam.
“Danis, Danis are you okay?” Itulah suara pertama saat aku tersadar dari
pingsan, tidur, eh entahlah aku tidak tahu tidur atau pingsan. I don't know.
Sadar, aku tidak berada di pesawat lagi. Tidak ada Kak Ghazi di sekelilingku,
aku panik dan menangis memanggil nama Kak Ghazi. Salah satu perawat
yang berdiri di samping pintu keluar dan kembali bersama Kak Ghazi, dengan
segera Kak Ghazi menenangkanku dan menjelaskan semua yang telah
terjadi. Melihat hal itu semua perawat dan dokter keluar dari ruangan,
membiarkanku bersama Kak Ghazi. Yang kuingat pada saat itu aku
bertingkah selayaknya anak kecil dan hal itu menurutku wajar karena itu
merupakan kali pertamanya aku berada di luar negeri dan langsung
mendapat hal semacam itu.
Lomba IKMC 2018 diadakan pada tanggal 26 april 2018, aku telah
mempersiapkan segala sesuatunya agar aku bisa memenangkan lomba ini.
Setiap malam aku tidak lupa untuk bangun tahajud dan mengaji setelah itu
aku langsung belajar sampai pagi sekitar jam 7 untuk sarapan.
Page | 7
Hari ini adalah hari dimana aku akan melewati lomba IKMC yang ke 3
kalinya. Sehabis sarapan aku langsung berangkat menuju tempat lomba akan
dilaksanakan. Disana aku melihat semua anak-anak yang lain yang tak lain
adalah para pesaingku. Sebelum lomba dimulai aku sempat mengirim pesan
kepada Mama dan Ayah agar mereka mendoakanku.
Lomba dimulai … aku tidak ingin menceritakan secara detail saat aku
lomba hanya saja aku ingin menuliskan bahwa rata-rata dari semua peserta
yang lain banyak yang menggunakan earphone atau headset, aku tak
mengerti kenapa mereka melakukan hal itu.
Kulihat laci di bawah mejaku, disana ada 1 set earphone dan 1 set
headset, aku makin tak paham hingga akhirnya kudapati tulisan di sana yaitu:
You can use it if you want to focus more. Good luck !!!
Page | 8
- ------- ---------------------------------------- -
++++++++ 4 ++++++++
- ------------------------------------------------ -
1 Mei 2018, aku kembali terbang ke Jakarta dan tiba kurang lebih pukul
4 sore. Melelahkan dan untungnya tidak ada kejadian serupa seperti saat aku
pergi ke Copenhagen. Di rumah aku disambut oleh keluargaku dengan air
mata bahagia kusalimi kembali Ayah dan Mama, kupeluk Dani adikku yang
kini telah duduk di kelas 5. Setelah berkumpul bersama keluarga, kubuka
kembali pintu kamarku dan mengambil spidol merah besar. Aku mencari
kertas yang kutulis sebelum aku mengikuti lomba IKMC, kulingkari dan kuberi
centang. Senyum puas, bahagia dan akhirnya aku terlelap dalam tidur.
Hari demi hari kulewati dengan mengukir prestasi, terkadang masih ada
beberapa kesalahan yang masih sering kulakukan yaitu, kurang disiplin. Dan
hal ini juga harus diberantas agar tidak kembali menjadi benalu yang akan
merusak semua kebaikan yang telah kulakukan.
Page | 9
Dani sudah buat headband untuk nyemangatin dia, tapi aku ga mau.
Aku hanya melihat Dani yang berjuang mengupas bawang sampai mandi
keringat, bersin bersin, matanya merah berair. Aku ngipasin si Dani dan
membuatkan minuman dingin untuknya. Kasihan melihat si Dani aku bantu dia
ngupasin sambil menggerutu…..
Keesokan harinya aku minta izin ke Mama untuk pergi ke rumah Azfa
untuk refreshing 30 menit. Aku berjalan bersama Dani, sampai disana aku
melihat Azfa lagi ngajarin adiknya menggambar, aku dan Dani ikutan
nimbrung setelah 10 menit, Azfa masuk ngambilin minuman, Dani yang gabut
juga ikut-ikutan menggambar dan aku bantu rautin pensil warnanya adik Azfa.
Saat meraut tiba-tiba aku menyadari sesuatu, kemudian aku izin ke adiknya
Azfa untuk bongkar perautnya. Setelah kubongkar, aku akhirnya
mendapatkan ide. Senang akan hal ini aku memberikan sepotong coklat
kepada Adik Azfa dan mengajak Dani untuk segera pulang.
Saat pulang aku menarik Dani menyelinap masuk ke garasi mobil yang
sekaligus bengkel keluarga. Di bengkel aku melihat barang barang yang
dapat digunakan. Aku memberikan beberapa uang ke Dani untuk dibelikan
isi cutter. Sementara itu aku membongkar peti kemas yang berisi potongan
kayu. Saat Dani kembali aku langsung menjalankan aksiku. Setelah 15 menit,
dibantu oleh Dani aku berhasil menciptakan 2 alat yang sama, terlihat seperti
peraut, tapi itu memang yang diperlukan. Kembali ke dapur aku dan Dani
langsung mencoba alat itu. Dan “Yayyyyyyy…., BERHASIL!” Sorakku gembira.
Dengan alat ini aku dan Dani meringkas waktu dari 3 jam menjadi 2 jam.
Ahaha….. Kurang efektif tapi itu sangat sangat membantu.
Selain alat pengiris bawang aku juga membuat alat yang lain, alat
ini aku buat saat acara akhir semester 2 kelas 9. Saat itu di sekolahku diadakan
acara lomba garnish tumpeng super besar, karena kelamaan memotong
mentimun, tiba - tiba aku kepikiran bagaimana caranya agar timun itu cepat
terpotong. Aku melihat sekelilingku.”Hmnn…, itu dia!” Kalimat itu muncul
saat aku melihat banyak bekas kaleng minuman dan makanan kaleng seperti
ikan sarden di meja sebelah. Aku tanya ke teman meja sebelah, dan ternyata
itu nggak dipakai. Aku langsung mengambil satu, memotongnya menjadi
sebuah alat sederhana dan mencoba menggunakannya, sehingga ketika
mentimun itu diputar bisa teriris banyak. Dan karena itu kelompokku jadi lebih
cepat selesai dan kami lah pemenangnya.
Page | 10
Inilah aku, saat aku mau memasuki SMA, aku diterima dengan
mudahnya. Di SMA, aku juga sering mengikuti banyak lomba, dari jenjang
sekolah sampai Internasional. Suatu saat ketika aku dipilih untuk mengikuti
suatu lomba di Universitas. Aku mengikuti dengan lancar. Ketika namaku
masuk di final aku deg - deg an . Aku selesaikan soal dengan hati - hati. Aku
sangat gugup saat cerdas cermat, soalnya lawanku kuat juga, orang tiongkok
(keturunan indocin, sipit sipit matanya). Dan Alhamdulillah, aku bisa meraih
emas.
Setelah membaca pesan Kak Damar, baru aku mengingat kembali dahulu
saat aku masih kelas 6, dulu aku dan Kak Damar pernah ngobrol tentang
kuliah. Langsung aku membuka laman pencarian tentang Harvard. Hampir
saja cita citaku lewat begitu saja. Thank you Kak..
Page | 11
- ------- ---------------------------------------- -
++++++++ 5 ++++++++
- ------------------------------------------------ -
Dani yang memahami situasiku saat itu dia membuka kursi tinggi dan
meletakkan teh dan kue itu diatasnya. Dia menatapku kemudian berbalik
untuk merapikan beberapa kertas yang berserakan di lantai kamarku, menata
kembali meja belajarku dan memindahkan kue dan teh ke atas meja
belajarku. Aku membiarkan saja dia dan dia keluar kembali meninggalkan aku
sendirian, dan aku lihat dia meninggalkan pesan singkat. “Kalau Kak Damar
bisa diterima di Australia, Dani lolos seleksi IMSO, Kak Danis bisa tembus
Harvard !!!!! ”.
Page | 12
Melihat itu, secara tidak sadar aku berlari ke kamar mandi, menyalakan
shower, lalu aku menyiram kepalaku yang penat sekaligus mandi lagi. Selama
10 menit aku berendam dalam bathtub untuk menetralkan emosiku. Keluar
dari bathtub, aku mengganti bajuku yang sudah basah kuyup. Dan saat aku
hendak masuk kamar, kulihat Dani merapikan seluruh isi kamarku, dia
membuka gorden dan menyalakan lampu kecil. Tersadar jika aku melihatnya,
Dani berhenti sejenak, lalu ia melanjutkan lagi. Setelah semuanya rapi dia
memintaku untuk masuk dan meminum teh serta makan kue. Berbalik keluar.
Setelah itu aku kembali belajar saat aku menuju meja belajarku, kulihat foto
keluarga, teman teman SMP dan SMA ku dulu. Di bawahnya ada tulisan “
Don't give up we are with you and will pray for you. “
Setelah seminggu belajar, aku bisa melewati semua tes yang aku
takutkan sebelumnya. Hasilnya akan keluar bulan depan, untuk mengisi waktu
aku banyak mencari amal seperti, banyak berdoa, sholat tahajud dan
sunnah, mengaji, berdzikir, membantu Ayah Mama, membuat beberapa
inovasi lagi. Pada akhirnya usahaku berbuah manis. Benar kata pepatah
Usaha tidak akan mengkhianati hasil. Aku L.O.L.O.S. dan RESMI menjadi
mahasiswa Harvard. “ ALHAMDULILLAH. ALLOHU AKBAR !!!! “ pekikku gembira
meneteskan air mata.
Page | 13
- ------- ---------------------------------------- -
++++++++ 6 ++++++++
- ------------------------------------------------ -
Hari minggu, aku berangkat menuju New York. Aku sudah mempersiapkan
semua barangku, dan kini aku berada di bandara internasional. Awalnya, aku
nggak tahan untuk meninggalkan Mama, Ayah, dan adik tapi ini demi cita-
cita tinggiku, aku harus berangkat. Lama berselang di pesawat, rasanya aku
bosan. Sampai di Bandara Internasional John F.Kennedy. Aku disambut oleh
orang yang yang memberikan aku beasiswa. Kalau tidak salah ingat
namanya Tn. Abraham Eric. Aku memanggilnya dengan Tn. Eric.
Aku masuk kuliah tahun 2022 dan kemungKinan lulus 2028 kalau mau
lebih cepat, lebih baik. Selama aku di Amerika, aku merasakan banyaknya
perbedaaan dengan di rumah sendiri mulai dari perbedaan waktunya yang
lebih lama 11 jam waktu Indonesia (Jakarta). Musimnya, waktu belajar, pola
hidup, orang orang disana, pokoknya serba berbeda. Berat pada awal tahun,
karena banyaknya yang harus dilakukan dan belum bisa mengatur waktu
secara efektif. Pernah suatu saat aku membuat jadwal, dan ternyata salah
kaprah aku menggunakan jam Indonesia bukan Amerika, jadwalku sangat
berantakan.
Page | 14
Setelah 5 tahun di Amerika, akhirnya aku LULUS dengan gelar
B.Comp.Sc (Bachelor of Computer Science). Dan aku memutuskan untuk
pulang kembali ke tanah airku yang tak akan kulupakan. Di Indonesia aku
mendirikan perusahaan yang menciptakan banyak cabang untuk
menciptakan aplikasi yang bermanfaat untuk setiap kalangan dan semua
ranah kehidupan seperti bisnis, politik, pendidikan, industri, pertambangan,
peternakan dan masih banyak yang lain. Karirku menanjak naik dari tahun ke
tahun banyak aspirasi yang perusahaanku terima untuk melayani semua
lapisan masyarakat dan hasilnya selalu di atas kata memuaskan. Sebagai
CEO tetap, aku memegang satu kunci yang sering aku tekankan ke seluruh
anggota perusahaan yaitu Disiplin waktu.
Aku tidak akan bercerita ke kalian perjalanan di masa aku kuliah. Soalnya
itu rahasia yang aku miliki dan nggak boleh orang ketahui. Yang intinya kunci
dari semua itu adalah; taat, disiplin waktu, mandiri, dan jangan pernah puas
dengan hasil yang kalian raih, karena bisa saja kalian masih dibawah dari
yang orang lain raih.
Suatu hari saat aku bertemu dengan Azmi, teman tempo dulu dan aku
benar benar tidak nyangka bakal ketemu lagi sama dia. Dia bekerja sebagai
Direktur Perusahaan yang bergerak di bidang Ekspor Impor. Kami mengobrol
panjang kali lebar dan tinggi alias volume. Saling bercerita bagaimana
hingga berada sampai posisi atau jabatan yang kami miliki.
Setelah lama bercerita aku berkata padanya “ Az, gimana kalau kisah
hidup kita, kita tulis menjadi sebuah buku? Bakalan seru nih.”
Azmi menjawab “Kamu yakin Dan, mau nulis dari awal hingga akhir?”
”Eh, Az kamu udah lupa ya ? Kalau aku punya kemauan pasti tak
kejarlah. Buktinya para pembaca sudah selesai membaca kisaku ini, iya kan?”
THE END
Page | 15