Anda di halaman 1dari 14

Metode Pengintegrasian Motivasi dan Kepemimpinan

Untuk memenuhi tugas individu mata kuliah Manajemen Sumber Daya Manusia

Dosen Pengampu:
Komariah Pandia, Dra., M.Si

DISUSUN OLEH:

Chindi Sari Tamaro Simbolon


(200502169)

PROGRAM STUDI MANAJEMEN


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2021
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas segala karunia
dan rahmat-Nya sehingga paper ini dapat diselesaikan, yang membahas tentang pokok bahasan
Metode Pengintegrasian Motivasi dan Kepemimpinan. Paper ini terdiri atas 3 bab yaitu
pendahuluan, pembahasan, dan kesimpulan. Adapun harapan penulis dalam makalah ini yaitu
agar kita mengetahui bagaimana meninjau dan memahami manajemen sumber daya manusia.
Dan bagi pembaca kiranya dapat menjadi suatu pelajaran
Akhir kata, tak ada gading yang tak retak. Begitu juga dengan paper ini masih banyak
memiliki kekurangan dan masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran
yang membangun akan diterima dalam perbaikan paper ini.

Pematangsiantar, 12 November 2021

chindi
Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .............................................................................................................. i


DAFTAR ISI............................................................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................................ 1
A. Latar Belakang ..................................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................................................ 2
C. Tujuan Penulisan ................................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN ......................................................................................................... 3
A. Pentingnya Pengintegrasian .................................................................................................. 3
B. Tujuan dan Metode Pengintegrasian ..................................................................................... 4
C. Metode Pengintegrasian Motivasi ......................................................................................... 4
D. Metode Pengintegrasian Kepemimpinan .............................................................................. 6
BAB III PENUTUP ................................................................................................................ 10
A. Kesimpulan ......................................................................................................................... 10
B. Saran ................................................................................................................................... 10
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................ 11
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pada zaman modern sekarang ini Sumber Daya Manusia (SDM) harus mampu
menyikapi perubahan dan persaingan yang setiap saat terjadi baik dari segi kemampuan
(skill) dan sikap (attitude) karena kebanyakan SDM sekarang ini kurang pembinaan dan
pengembangan. Sehingga integritas dan disiplin sangat penting kepada SDM agar
kwalitasnya meningkat dan terjaga. Akan tetapi pengintegrasian (integration) merupakan
fungsi operasional manajemen personalia yang terpenting, sulit, dan kompleks untuk
merealisasikannya. Hal ini dikarenakan karyawan bersifat dinamis dan mempunyai pikiran,
perasaan, harga diri, sifat, latar belakang, perilaku, keinginan, dan kebutuhan yang berbda-
beda dalam organisasi perusahaan.
Misalnya yaitu, karyawan tidak dapat diperlakukan seenaknya seperti menggunakan
faktor-faktor produksi lainnya (mesin, modal, atau bahan baku). Karyawan juga harus
selalu diikutsertakan dalam setiap kegiatan serta memberikan peran aktif untuk
menggunakan alat-alat yang ada. Tujuan perusahaan hanya dapat dicapai jika para
karyawan bergairah bekerja, mengerahkan kemampuannya dalam menyelesaikan
pekerjaan, serta berkeinginan untuk mencapai prestasi kerja yang optimal.
Untuk mempengaruhi sikap dan perilaku karyawan kepada yang diinginkan, manajer
harus memahami sifat dan motif apa yang mendorong mereka mau bekerja pada
perusahaan. Pada umumnya orang mau bekerja karena didorong keinginan untuk dapat
memenuhi kebutuhan fisik dan rohaninya. Disinilah proses pengintegrasian diperlukan.
Pengintegrasian yaitu kegiatan menyatupadukan keinginan karyawan dan kepentingan
perusahaan agar tercipta kerja sama yang memberikan kepuasan. Dimana karyawan dapat
memenuhi kebutuhannya dan perusahaan memperoleh laba.
Sumber daya manusia, adalah harta atau aset yang paling berharga dan paling penting
dimiliki oleh satu organisasi/perusahaan, karena keberhasilan organisasi sangat ditentukan
oleh unsur manusia. Manusia berperan sebagai perencana, pelaksana, dan sekaligus
pengendali terwujudnya tujuan organisasi/perusahaan.
Jadi dalam makalah ini akan dibahas bagaimana pentingnya pengintegrasian dalam
sebuah perusahaan dan apa saja komponen-komponen di dalamnya untuk mencapai tujuan
perusahaan tersebut.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana pentingnya penginterasian di sebuah perusahaan?
2. Apa saja tujuan dan metode pengintegrasian?
3. Bagaimana metode pengintegrasian motivasi?
4. Bagaimana metode pengintegrasian kepemimpinan?

C. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui dan memahami pentingnya penginterasian di sebuah perusahaan
2. Mengetahui dan memahami tujuan dan metode pengintegrasian
3. Mengetahui dan memahami metode pengintegrasian motivasi
4. Mengetahui dan memahami metode pengintegrasian kepemimpinan
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pentingnya Pengintegrasian
Menurut Hasibuan (2006), Pengintegrasian adalah kegiatan menyatupadukan keinginan
karyawan dan keinginan perusahaan, agar tercipta kerja sama yang memberikan kepuasan.
Karyawan tidak dapat diperlakukan seenaknya seperti menggunakan faktorfaktor
produksi lainnya (mesin, modal, atau bahan baku). Karyawan juga harus selalu
diikutsertakan dalam setiap kegiatan serta memberikan peran aktif untuk menggunakan
alat-alat yang ada. Karena tanpa peran aktif karyawan, alat-alat canggih yang dimiliki tidak
ada artinya bagi perusahaan untuk mencapai tujuannya. Tujuan perusahaan hanya dapat
dicapai jika para karyawan bergairah bekerja, mengerahkan kemampuannya dalam
menyelesaikan pekerjaan, serta berkeinginan untuk mencapai prestasi kerja yang optimal.
Jika karyawan kurang berprestasi maka sulit bagi organisasi perusahaan dapat memperoleh
hasil yang baik. Hal ini mengharuskan pemimpin mengunakan kewenangannya untuk
mengubah sikap dan perilaku karyawan supaya mau bekerja giat serta berkeinginan
mencapai hasil yang optimal.
Untuk mempengaruhi sikap dan perilaku karyawan kepada yang diinginkan, manajer
harus memahami sifat dan motif apa yang mendorong mereka mau bekerja pada
perusahaan. Pada umumnya orang mau bekerja karena didorong keinginan untuk dapat
memenuhi kebutuhan fisik dan rohaninya. Jadi, manajer harus berusaha memberikan balas
jasa yang adil dan layak, serta memperlakukan karyawan dengan baik sebagaimana
layaknya manusia. Karyawan juga harus menyadari mengapa perusahaan menerima
mereka dan apa yang diharapkan dari karyawan.
Perusahaan selalu mengharapkan agar karyawannya bekerja giat, mematuhi disiplin,
serta menghasilkan prestasi kerja yang baik, karena hanya dengan cara ini perusahaan dapat
mencapai tujuannya.
Masalah pengintegrasian adalah menyatukan keinginan karyawan dan kepentingan
perusahaan, agar tercipta kerja sama yang serasi serta saling menguntungkan.
Jadi, pengintegrasian adalah hal yang sangat penting dan merupakan salah satu kunci
untuk mencapai hasil yang baik bagi perusahaan maupun terhadap karyawan sehingga
memberikan kepuasan kepada semua pihak. Karyawan dapat memenuhi kebutuhannya dan
perusahaan memperoleh laba.
B. Tujuan dan Metode Pengintegrasian
Menurut Hasibuan (2007) tujuan pengintegrasian adalah memanfaatkan karyawan agar
mereka bersedia bekerja keras dan berpartisipasi aktif dalam menunjang tercapainya tujuan
perusahaan serta terpenuhinya kebutuhan karyawan. Dengan tercapainya tujuan dari
organisasi, maka terpenuhinya kebutuhan karyawan dalam perusahan itu maka loyalitas
karyawan akan tercipta. Prinsip pengintegrasian adalah menciptakan kerjasama yang baik
dan saling menguntungkan.
Manajer dalam melaksanakan pengintegrasian harus berdasarkan kepada prinsip dan
metode yang mapan. Metode adalah suatu cara pendekatan dan pemecahan masalah yang
berdasarkan atas analisis ilmu pengetahuan. Dengan metode ini diharapkan pemecahan
masalah dapat dipertanggungjawabkan. Adapun metode-metode pengintegrasian yang kita
kenal adalah sebagai berikut:
• Hubungan antar manusia (Human Relations)
• Motivasi (Motivation)
• Kepemimpinan (Leadership)
• Kesepakatan Kerja Bersama (KKB)
• Collective Bargaining

C. Metode Pengintegrasian Motivasi


Motif adalah suatu perangsag keinginan (want) dan daya penggerak kemauan bekerja
seseorang. Setiap motif mempunyai tujuan tertentu yang ingin dicapai. Perbedaan
pengertian keinginan (want) dan kebutuhan (needs) adalah keinginan (want) dari setiap
orang berbeda karena dipengaruhi oleh selera, latar belakang dan lingkungannya,
sedangkan kebutuhan (needs) semua orang adalah sama.
Motivasi berasal dari kata latin movere yang berartin dorongan atau menggerakkan.
Motivasi (motivation) dalam manajemen hanya ditujukan pada sumber daya manusia
umumnya dan bawahan khususnya. Motivasi mempersoalkan bagaimana caranya
mengarahkan daya dan potensi bawahan, agar mau bekerja sama secara produktif berhasil
mencapai dan mewujudkan tujuan yang telah ditentukan.
Pentingnya motivasi karena motivasi adalah hal yang menyebabkan, menyalurkan dan
mendukung perilaku manusia, supaya mau bekerja giat dan antusias mencapai hasil yang
optimal.
Motivasi adalah dorongan yang timbul pada diri seseorang secara sadar atau tidak sadar
untuk melakukan suatu tindakan dng tujuan tertentu. Adapun tujuan motivasi antara lain
sebagai berikut:
• Meningkatkan moral dan kepuasan kerja karyawan
• Meningkatkan produktivitas kerja karyawan
• Mempertahankan kestabilan karyawan perusahaan
• Meningkatkan kedisiplinan karyawan
• Mengefektifkan pengadaan karyawan
• Menciptakan suasana dan hubungan kerja yang baik
• Meningkatkan loyalitas, kreativitas dan partisipasi karyawan
• Meningkatkan tingkat kesejateraan karyawan
• Mempertinggi rasa tanggung jawab karyawan terhadp tugas-tugasnya

Teori-Teori Motivasi
Tentunya setiap orang memiliki motivasi tersendiri saat melakukan suatu pekerjaan.
Motivasi adalah proses-proses psikologi yang dapat menyebabkan adanya stimulasi,
kegigihan, serta arahan terhadap kegiatan yang dilakukan seseorang dengan sukarela pada
suatu tujuan tertentu.
Banyak sekali teori-teori yang membahas mengenai motivasi. Dan hampir kebanyakan
teori-teori yang ada tersebut membahas hubungan motivasi dengan kebutuhan manusia.
Dengan tujuan memenuhi kebutuhan-kebutuhan tersebut, maka kerja motivasi akan
otomatis sehingga dapat mewujudkan. Nah berikut ini beberapa teori-teori motivasi yang
ada.
1. Teori Hierarki Maslow
Teori ini dikemukakan oleh Abraham Maslow, seorang psikologi pada tahun
1943. Teori ini mengungkapkan jika 5 kebutuhan manusia tersebut berdasarkan
hirarkinya. Dimulai dari kebutuhan yang sangat mendasar hingga mencapai kebutuhan
yang paling tinggi. Hal-hal ini dibahas dalam teori Hirarki Kebutuhan. Berikut ini 5
kebutuhan manusia yang dibahas di dalamnya (Kebutuhan Fisiologis, Kebutuhan
Keamanan, Kebutuhan Sosial, Kebutuhan Penghargaan, dan Kebutuhan Aktualisasi
Diri)
2. Teori Motivasi MC Clelland
Konsep penting dari teori motivasi ini adalah pada kekuatan yang ada di dalam
diri manusia, yang mana merupakan motivasi prestasi. Menurut MC Clelland, individu
dapat memiliki motibasi jika memang dirinya memiliki keinginan untuk berprestasi
lebih baik dibandingkan lainnya. Terdapat 3 kebutuhan yang dijelaskan di dalam teori
ini (Kebutuhan Prestasi, Kebutuhan Afiliasi, dan Kebutuhan Kekuasaan)
3. Teori X dan Y Mc Gregor
Teori motivasi ini menggabungkan dari terori eksternal dan internal yang
kemudian dikembangkan MC Gregor. Gregor merumuskan dua perbedaan dasar dari
perilaku manusia. Kedua teori ini yang kemudian dikenal dengan Teori X dan Y.
4. Teori Motivasi Herzberg
Teori Herzberg ini sering dikenal sebagai teori dua faktor atau teori M-H. Teori
ini menjelaskan bagaiamana seorang manajer bisa mengendalikan faktor-faktor yang
dapat memberikan kepuasan kerja ataupun tidak. Berdasarkan penelitian yang ada, dua
kelompok faktor tersebut dapat mempengaruhi individu dalam organisasi yaitu
motivasi. Motivasi disini sebagai faktor dari sumber kepuasan kerja seperti prestasi,
tanggung jawab, dan penghargaan.
5. Teori ERG Clyton Alderfer
Teori yang dikemukakan oleh Aldefer ini dikenal dengan teori ERG yang
memiliki kepanjangan dari E=Existence yang mana kebutuhan akan eksistensi,
R=Relatedness yang mana kebtuuhan yang dikaitkan dengan pihak lainnya, serta
G=Growth menyatakan sebagai kebutuhan untuk tumbuh.

D. Kepemimpinan
Kepemimpinan (leadership) yang ditetapkan oleh seorang manajer dalam organisasi
dapat menciptakan integrasi yang serasi dan mendorong gairah kerja karyawan untuk
mencapai sasaran yang maksimal. Dalam pelaksanaan kepemimpinannya, cenderung
menumbuhkan kepercayaan, partisipasi, loyalitas dan internal motivasi para bawahan
dengan cara persuasif. Semua ini akan diperoleh karena kecakapan, kemapuan, dan
perilakunya.
Pemimpin merupakan seseorang yang mempergunakan wewenang dan
kepemimpinannya untuk mengarahkan bawahan agar mengerjakan sebagian pekerjaan
dalam mencapai tujuan organisasi. Leader adalah seorang pemimpin yang mempunyai
sifat-sifat kepemimpinan dan kewibawaan (personal authority). Falsafah
kepemimpinannya yaitu bahwa pemimpin adalah untuk bawahan dan milik bawahan.
Kepemimpinan Pancasila adalah kepemimpinan yang memiliki jiwa Pancasila, yang
memiliki wibawa dan daya untuk membawa serta dan memimpin masyarakat
lingkungannya ke dalam kesadaran kehidupan kemasyarakatan dan kenegaraan
berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.
Asas utama kepemimpinan Pancasila antara lain:
• Ing Ngarsa Sung Tuladha, bahwa seorang pemimpin haruslah mampu lewat sifat dan
perbuatannya menjadikan dirinya pola anutan bagi orang-orang yang dipimpinnya.
• Ing Madya Mangun Karsa, bahwa seorang pemimpin harus mampu membangkitkan
semangat berswakarsa dan berkreasi pada orang-orang yang dibimbingnya.
• Tut Wuri Handayani, bahwa seorang pemimpin harus mampu mendorong orang-orang
yang diasuhnya berjalan di depan dan sanggup bertanggung jawab.

Cara, gaya, ataupun tipe kepemimpinan pada dasarnya sama, tetapi makna dan
hakikatnya bertujuan untuk mendorong gairah kerja, kepuasan kerja, dan produktivitas
kerja karyawan yang tinggi, agar dapat mencapai tujuan organisasi yang maksimal.
Beberapa gaya/tipe dari kepemimpinan adalah sebagai berikut:
a) Kepemimpinan Otoriter
Ciri-ciri kepemimpinan otoriter adalah:
• Sebagian besar kekuasaan/wewenang mutlak tetap berada pada pimpinan, jika
pimpinan tersebut menganut sistem sentralisasi wewenang. Sedangkan jika
pimpinan menganut sistem manajemen tertutup, kurang menginformasikan
keadaan perusahaan pada bawahannya. Pengkaderan kurang mendapat
perhatiannya;
• Pengambilan keputusan dan kebijaksanaan hanya ditetapkan sendiri oleh
pemimpin;
• Bawahan tidak diikutsertakan untuk memberikan saran, ide, dan pertimbangan
dalam proses pengambilan keputusan;
• Falsafah pemimpin yaitu “bawahan adalah untuk pemimpin/atasan”;
• Pemimpin menggangap dirinya orang yang paling berkuasa, paling pintar, dan
paling cakap;
• Pengarahan bawahan dilakukan dengan memberikan instruksi/perintah,
ancaman hukuman, serta pengawasan dilakukan secara ketat.
b) Kepemimpinan Partisipatif
Kepemimpinan partisipatif memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
• Dalam kepemimpinannya dilakukan secara persuasif, menciptakan kerja sama
yang serasi, menumbuhkan loyalitas, dan partisipasi para bawahan;
• Pemimpin memotivasi bawahan agar merasa ikut memiliki perusahaan;
• Falsafah pemimpin ialah “pemimpin adalah untuk bawahan”;
• Bawahan harus berpartisipasi dalam memberikan saran, ide, dan pertimbangan-
pertimbangan dalam proses pengambilan keputusan;
• Pemimpin menganut sistem manajemen terbuka dan desentralisasi wewenang;
• Pemimpin dengan gaya partisipatif akan mendorong kemampuan bawahan
mengambil keputusan;
• Pemimpin akan selalu membina bawahan untuk menerima tanggung jawab
yang lebih besar.

c) Kepemimpinan Delegatif
Kepemimpinan delegatif memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
• Pemimpin mendelegasikan wewenang kepada bawahan dengan agak lengkap;
• Bawahan dapat mengambil keputusan dan kebijaksanaan dengan bebas atau
leluasa dalam melaksanakan pekerjaannya;
• Pemimpin tidak peduli cara bawahan mengambil keputusan dan mengerjakan
pekerjaannya, sepenuhnya diserahkan kepada bawahan;
• Prinsipnya yaitu “Inilah pekerjaan yang harus Saudara kerjakan, saya tidak
peduli, terserah Saudara bagaimana mengerjakannya asal pekerjaan tersebut
bisa diselesaikan denan baik”;
• Pemimpin menyerahkan tanggung jawab atas pelaksanaan pekerjaan kepada
bawahan agar para bawahan bisa mengendalikan diri mereka sendiri dalam
menyelesaikan pekerjaan tersebut;
• Pimpinan tidak membuat peraturan-peraturan tentang pelaksanaan pekerjaan-
pekerjaan tersebut, dan hanya sedikit melakukan kontak dengan bawahannya;
• Bawahan dituntuk memiliki kematangan dalam pekerjaan (kemampuan) dan
kematangan psikologis (kemauan).
d) Kepemimpinan Situasional
Kepemimpinan situasional dikembangkan oleh Paul Hersey dan Kenneth H.
Blanchard pada tahun 1960. Model ini mengacu pada pendekatan teori situasional yang
menekankan perilaku pemimpin dan merupakan model praktis yang dapat digunakan
manajer, tenaga pemasaran, guru, atau orangtua untuk membuat keputusan dari waktu
ke waktu secara efektif dalam rangka mempengaruhi orang lain.
Selain tipe-tipe diatas, ada juga beberapa gaya dalam pengambilan keputusan,
yaitu sebagai berikut:
➢ Gaya Otoratif, yaitu gaya yang diterapkan pada situasi ketika manajer memiliki
pengalaman dan informasi untuk menghasilkan konklusi, sementara pengikut
tidak memiliki kemampuan, kesediaan, dan keyakinan untuk memecahkan
masalah. Jadi, manajer harus membuat keputusan tanpa bantuan pengikut.
➢ Gaya Konsultatif, yaitu manajer mengenali bahwa pengikut juga mempunyai
beberapa pengalaman atau pengetahuan tentang masalah dan bersedia
memecahkan masalah meskipun belum mampu. Jadi dalam situasi ini, strategi
yang terbaik adalah memperoleh masukan mereka, sebelum membuat
keputusan final.
➢ Gaya Fasilitatis, yaitu manajer dan pengikut bekerja sama dalam mencapai
keputusan bersama. Gaya ini merupakan cara yang sempurna manakala
berhadapan dengan pengikut yang mampu, tetapi belum yakin akan dirinya.
➢ Gaya Delegatif, yaitu gaya yang digunakan terhadap pengikut yang memiliki
tingkat kesiapan yang memiliki pengalaman dan informasi yang diperlukan
untuk keputusan atau rekomendasi yang layak.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Pengintegrasian adalah kegiatan yang menyatupadukan keinginan karyawan dan
kepentingan perusahaan, agar tercipta kerja sama yang memberikan kepuasan. Jadi,
pengintegrasian adalah hal yang sangat penting dan merupakan salah satu kunci untuk
mencapai hasil yang baik bagi perusahaan maupun terhadap karyawan sehingga
memberikan kepuasan kepada semua pihak. Karyawan dapat memenuhi kebutuhannya dan
perusahaan memperoleh laba.
Adapun untuk menciptakan dan membina integrasi yang baik dalam perusahaan, maka
dapat diusahakan dengan human relations, motivasi, kepemimpinan, Kesepakatan Kerja
Bersama (KKB), dan juga Collective Bargaining melalui peranan komunikasi dua arah.
Itu semua semua tercipta apabila adanya integrasi pegawai yang baik di sebuah
perusahaan. Dalam integrasi pegawai maka harus adanya penyatuan keinginan pegawai
dengan keinginan perusahaan. Dengan adanya penyatuan kedua hal tersebut dapat
mewujudkan suatu kinerja pegawai yang profesional dibidangnya. Pendapat lain mengenai
pengintegrasian juga diungkapkan oleh malayu S.P. Hasibuan sebagai kegiatan
menyatupadukan keinginan.
Jadi pada akhirnya penulis menyimpulkan jika integrasi dalam perusahaan dapat
tercipta dan terbina dengan baik, maka semangat kerja, loyalitas, serta partisipasi karyawan
akan meningkat, sehingga tujuan optimal perusahaan dan kepuasan semua pihak akan
tercapai secara efektif dan efisien.

B. Saran
Saya sebagai penulis mengucapkan terimakasih kepada para pembaca paper ini yang
telah berkenan membacanya. Mungkin paper ini masih jauh dari sempurna karena masih
banyak di temukan banyak kesalahan di sana sini. Untuk itu saya sebagai penulis
mengucapkan maaf yang sebesar besar nya dan juga kami memohon kritik serta sarannya
yang bersifat membangun.
DAFTAR PUSTAKA

Anggi Melati. 2013. Pengintegrasian, Dikutip 21 September 2019 dari


Academia.edu:https://www.academia.edu/6694259/Makalah_pengintegrasia n_2

Eni Andari. 2005. Meraih Keunggulan Melalui Pengintegrasian Perencanaan Sumber Daya
Manusia. Vol 6 43-53.

Fanda Veronica Dyah Ayu. 2015. “Analisis Pengaruh Pengintegrasian Dan Kompensasi
Terhadap Tercapainya Tujuan Perusahaan”. Skripsi. Fakultas Eknomi Dan Bisnis
Islam Universitas Walisongo Semarang.

Hasibuan, Malayu S,P. 2016. Manajemen Sumber Daya Manusia. Edisi Revisi. Jakarta:
Penerbit PT Bumi Aksara.

Mawan. 2014. Pengintegrasian Dalam Manajemen Sumber Daya Manusia, Dikutip 21


September 2019 dari Cvrosadi.blogspot:
http://cvrosadi.blogspot.com/2014/07/makalah-manajemen-sumber-dayamanusia.html

Anda mungkin juga menyukai