PENDAHULUAN
Koperasi sebagai bentuk badan usaha tentunya dalam melakukan kegiatan usahanya
tidak terlepas dari masalah permodalan. Modal koperasi sangat penting karena jika tanpa
modal maka suatu organisasi atau perusahaan tidak akan bisa berjalan sebagaimana mestinya.
Pada umumnya modal koperasi berasal dari iuran dari para anggotanya. Namun dalam
perkembangannya modal koperasi bisa juga berasal dari pinjaman, baik dari anggota sendiri,
diluar anggota seperti perbankan. Bahkan sekarang koperasi dimungkinkan untuk
menerbitkan seritifikat obligasi.
Modal koperasi penting karena dengan adanya modal yang cukup maka koperasi akan
mampu bersaing dengan usaha-usaha lain diluar koperasi. Dengan kegiatan yang makin
efisien dan efektif maka diharapkan koperasi betul-betul mampu bersaing dengan jenis usaha
lain di luar koperasi.
1
3. Agar mahasiswa STIE Gentiaras mengerti perbedaan saham koperasi dan saham
PT.
4. Agar mahasiswa STIE Gentiaras mengerti Apa itu Dana Cadangan Koperasi.
2
BAB II
PEMBAHASAN
Ada beberapa prinsip yang harus dipatuhi oleh koperasi dalam kaitanyya dengan
permodalan, yaitu sebagai berikut:
1. Pengendalian dan pengelolaan koperasi harus tetap berada ditangan anggota dan tidak
perlu dikaitkan dengan jumlah modal yang dapat ditanamkan oleh seseorang anggota
dalam koperasi dan berlaku ketentuan satu anggota satu suara.
4. Koperasi pada dasarnya memerlukan modal yang cukup untuk membiayai usahanya
secara efisien.
5. Usaha-usaha koperasi harus dapat membantu pembentukan modal baru. Hal ini bisa
dilakukan dengan menahan sebagian dari keuntungan / sisa hasil usaha (SHU) dan
tidak membagikan semua kepada anggota.
Menurut UU No.25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian pasal 41 bahwa koperasi terdiri dari
modal sendiri dan modal pinjaman. Modal sendiri dapat berasal dari simpanan pokok,
simpanan wajib, dana cadangan, hibah dari anggotamaupun dari masyarakat. Sedangkan
modal pinjaman dapat berasal dari anggota koperasi, koperasi lainnya dan/atau anggotanya,
bank dan lembaga keuangan lainnya, penerbitan obligasi dan surat hutang lainnya, serta
sumber lain yang sah.
1. Modal sendiri
Yang dimaksud dengan modal sendiri dalam penjelasan pasal 1 ayat (2) UU
Nomor 25/1992 adalah modal yang menanggung resiko atau disebut modal ekuitas.
a. Simpanan Pokok
Simpanan Pokok adalah sejumlah uang yang sama banyaknya yang wajib
dibayarkan oleh anggota kepada koperasi pada saat masuk menjadi anggota.
3
Simpanan pokok tidak dapat diambil kembali selama yang bersangkutan masih
menjadi anggota.
b. Simpanan Wajib
Adalah ssejumlah simpanan tertentu yang tidak harus sama yang wajib
dibayar oleh anggota kepada koperasi dalam waktu dan kesempatan tertentu.
Simpanan wajib tidak dapat diambil kembali selama yang bersangkutan masih
menjadi anggota.
c. Dana Cadangan
Dana cadangan adalah sejumlah uang yang diperoleh dari penyisihan sisa
hasil usaha, yang dimaksudkan untuk memupuk modal sendiri dan untuk
menutup kerugian koperasi bila diperlukan.
2. Modal pinjaman
a. Anggota, yaitu suatu pinjaman yang diperoleh dari anggota, termasuk calon
anggota yang memenuhi syarat.
4
c. Bank dan lembaga keuangan lainnya.
Sumber lain yang sah adalah pinjaman dari bukan anggota yang
dilakukan tidak melalui penawaran secara hukum.
1) Emiten harus mempunyai modal telah disetor penuh minimal Rp. 200 juta,
3) Laporan keuangan telah diperiksa oleh akuntan publik / negara untuk dua tahun
terakhir secara berturut-turut dengan pernyataan wajar tanpa syarat untuk tahun
terakhir,
4) Memiliki rekomendasi dari Bank Indonesia mengenai jumlah obligasi yang dapat
diterbitkan, jika perusahaan tersebut berupa bank.
5
Selain persyaratan tersebut, dalam proses obligasi perlu dilibatkan beberapa unsur
berikut ini.
4) Wali amanat (trustee) yaitu lembaga yang ditunjuk emiten yang diberi
kepercayaan untuk mewakili kepentingan para pemegang obligasi.
6
kontraktual dengan koperasi dan jumlah anggota memungkinkan
menghasilkan skala ekonomis.
4. Yang berhubungan dengan permodalan, Anggota sebagai pemilik koperasi
bersedia melaksanakan konsep proporsionalistis dan menanggung resiko,
bersedia untuk memasok modal tambahan apabila diperlukan,
5. Yang berhubungan dengan pendidikan / pelatihan: pendidikan / pelatihan yang
terfokus sehingga meningkatkan efisiensi usaha anggota, keterampilan
pengurus, pengelola, dan karyawan,
6. Kemitraan, aliansi strategik dengan koperasi dan swastta dalam dan luar
negeri
7. Yang berhubungan dengan eksternal ekonomis: Memanfaatkan kebijakan
pemerintah, perlindungan hukum, perkreditan, perpajakan, cadangan usaha,
penelitian, pendidikan / pelatihan,
8. Menerapkan prinsip-prinsip penghematan berdasarkan kaidah koperasi.
7
1. Mengusahakan agar volume atau lingkup usaha koperasi harus berdasarkan
kebutuhan dimasa dekat (actual need).
2. Koperasi harus mau menerima jasa buruh sebagai pengganti pembayaran
tunai untuk modal.
3. Membolehkan anggota membayar simpanan pokok dengan cicil.
Kesimpulannya adalah bahwa pada PT jumlah modal / saham yang akan dijual
sudah dapat ditentukan dan dapat diperjualbelikan. Jumlah modal dari koperasi dapat
berubah-ubah dan tidak dapat diperjualbelikan. Jumlah modal equity akan bertambah,
jika ada tambahan anggota baru dan jumlah tersebut akan menurun juka :
1. Ada anggota yang meninggal dunia
2. Ada anggota yang mengundurkan diri atau dikeluarkan.
8
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Koperasi merupakan perkumpulan orang-orang termasuk badan hukum yang
mempunyai kepentingan dan tujuan yang sama. Koperasi adalah suatu badan usaha yang
beranggotakan orang-seorang atau bdan hukum koperasi dengan melandaskan kegiatannya
berdasarkan prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasarkan
azas kekeluargaan.
3.2. Saran
Pemerintah diharapkan dapat menciptakan iklim usaha yang mendorong
perkembangan koperasi secara sehat. Sebagai organisasi ekonomi, perkembangan koperasi
tidak mungkin dapat dilepaskan dari kondisi persaingan yang dihadapinya dengan pelaku-
pelaku ekonomi yang lain ini, selain memiliki arti positif, dapat pula memiliki arti negatif
bagi perkembangan koperasi. Hal itu sangat tergantung pada iklim usaha tempat
berlangsungnya proses persaingan tersebut. Sehubungan dengan itu maka pemerintah
diharapkan dapat menjamin berlangsungnya proses persaingan itu secara sehat.
9
DAFTAR PUSTAKA
10