Anda di halaman 1dari 10

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Koperasi sebagai bentuk badan usaha tentunya dalam melakukan kegiatan usahanya
tidak terlepas dari masalah permodalan. Modal koperasi sangat penting karena jika tanpa
modal maka suatu organisasi atau perusahaan tidak akan bisa berjalan sebagaimana mestinya.
Pada umumnya modal koperasi berasal dari iuran dari para anggotanya. Namun dalam
perkembangannya modal koperasi bisa juga berasal dari pinjaman, baik dari anggota sendiri,
diluar anggota seperti perbankan. Bahkan sekarang koperasi dimungkinkan untuk
menerbitkan seritifikat obligasi.

Modal koperasi penting karena dengan adanya modal yang cukup maka koperasi akan
mampu bersaing dengan usaha-usaha lain diluar koperasi. Dengan kegiatan yang makin
efisien dan efektif maka diharapkan koperasi betul-betul mampu bersaing dengan jenis usaha
lain di luar koperasi.

1.2. Rumus Masalah


Penulis akan membahas tentang Permodalan Koperasi dengan pembatasan masalah
sebagai berikut:
1. Apa saja Sumber Permodalan bagi Koperasi?
2. Bagaimana Strategi Penurunan Biaya dan Keunikan Produk?
3. Apakah perbedaan saham koperasi dan saham PT?
4. Apa itu Dana Cadangan Koperasi?

1.3. Tujuan Penulisan Makalah


Penulis akan membahas tentang Permodalan Koperasi dengan tujuan sebagai berikut:
1. Agar mahasiswa STIE Gentiaras mengerti apa saja Sumber Permodalan bagi
Koperasi?
2. Agar mahasiswa STIE Gentiaras mengerti Strategi Penurunan Biaya dan
Keunikan Produk

1
3. Agar mahasiswa STIE Gentiaras mengerti perbedaan saham koperasi dan saham
PT.
4. Agar mahasiswa STIE Gentiaras mengerti Apa itu Dana Cadangan Koperasi.

1.4. Sistematika Penulisan


Pada makalah ini, penulis menjelaskan tentang Sumber Permodalan bagi Koperasi,
Strategi Penurunan Biaya dan Keunikan Produk, perbedaan saham koperasi dan saham PT
serta Dana Cadangan Koperasi.
Bab ini meliputi latar belakang, rumusan masalah, tujuan penulisan dan sistematika
penulisan.
Bab berikutnya yaitu bab dua, penulis menguraikan secara rinci berdasarkan data-data
yang penulis peroleh dari buku dan internet mengenai Sumber Permodalan bagi Koperasi,
Strategi Penurunan Biaya dan Keunikan Produk, perbedaan saham koperasi dan saham PT
serta Dana Cadangan Koperasi.
Bab ketiga merupakan bab kesimpulan dan saran. Pada bagian ini penulis menyimpulkan
uraian sebelumnya dan memberikan saran agar pembaca khususnya mahasiswa untuk lebih
memahami mengenai Sumber Permodalan bagi Koperasi, Strategi Penurunan Biaya dan
Keunikan Produk, perbedaan saham koperasi dan saham PT serta Dana Cadangan Koperasi.

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Sumber Permodalan Bagi Koperasi

Ada beberapa prinsip yang harus dipatuhi oleh koperasi dalam kaitanyya dengan
permodalan, yaitu sebagai berikut:

1. Pengendalian dan pengelolaan koperasi harus tetap berada ditangan anggota dan tidak
perlu dikaitkan dengan jumlah modal yang dapat ditanamkan oleh seseorang anggota
dalam koperasi dan berlaku ketentuan satu anggota satu suara.

2. Modal harus harus dimanfaatkan untuk usaha-usaha yang bermanfaat dan


meningkatkan kesejahteraan bagi anggota.

3. Kepada modal hanya diberikan balas jasa yang terbatas.

4. Koperasi pada dasarnya memerlukan modal yang cukup untuk membiayai usahanya
secara efisien.

5. Usaha-usaha koperasi harus dapat membantu pembentukan modal baru. Hal ini bisa
dilakukan dengan menahan sebagian dari keuntungan / sisa hasil usaha (SHU) dan
tidak membagikan semua kepada anggota.

Menurut UU No.25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian pasal 41 bahwa koperasi terdiri dari
modal sendiri dan modal pinjaman. Modal sendiri dapat berasal dari simpanan pokok,
simpanan wajib, dana cadangan, hibah dari anggotamaupun dari masyarakat. Sedangkan
modal pinjaman dapat berasal dari anggota koperasi, koperasi lainnya dan/atau anggotanya,
bank dan lembaga keuangan lainnya, penerbitan obligasi dan surat hutang lainnya, serta
sumber lain yang sah.

1. Modal sendiri

Yang dimaksud dengan modal sendiri dalam penjelasan pasal 1 ayat (2) UU
Nomor 25/1992 adalah modal yang menanggung resiko atau disebut modal ekuitas.

a. Simpanan Pokok

Simpanan Pokok adalah sejumlah uang yang sama banyaknya yang wajib
dibayarkan oleh anggota kepada koperasi pada saat masuk menjadi anggota.
3
Simpanan pokok tidak dapat diambil kembali selama yang bersangkutan masih
menjadi anggota.

Mengenai cara penyerahan / penyetoran simpanan pokok dan anggota


kepada koperasi dapat diatur di dalam AD/ART koperasi, apakah dilakukan
sekaligus atau dengan cara diangsur.

b. Simpanan Wajib

Adalah ssejumlah simpanan tertentu yang tidak harus sama yang wajib
dibayar oleh anggota kepada koperasi dalam waktu dan kesempatan tertentu.
Simpanan wajib tidak dapat diambil kembali selama yang bersangkutan masih
menjadi anggota.

c. Dana Cadangan

Dana cadangan adalah sejumlah uang yang diperoleh dari penyisihan sisa
hasil usaha, yang dimaksudkan untuk memupuk modal sendiri dan untuk
menutup kerugian koperasi bila diperlukan.

Dana cadangan tidak boleh dibagikan kepada anggota meskipun terjadi


pembubaran koperasi. Dana ini, pada masa pembubaran oleh penyelesai
pembubaran dipakai untuk menyelesaikan hutang-hutang koperasi, kerugian-
kerugian koperasi, biaya-biaya penyelesaian, dan sebagainya.

2. Modal pinjaman

Pengembangan kegiatan usahanya, koperasi dapat menggunakan modal


pinjaman dengan memperhatikan kelayakan dan kelangsungan usahanya. Modal
pinjaman dapat berasal dari:

a. Anggota, yaitu suatu pinjaman yang diperoleh dari anggota, termasuk calon
anggota yang memenuhi syarat.

b. Koperasi lain / atau anggotanya

Pinjaman dari koperasi lain dari / atau anggotanya didasari dengan


perjanjian kerja sama antar koperasi,

4
c. Bank dan lembaga keuangan lainnya.

Pinjaman dari bank dan lembaga keuangan lainnya dilakukan


berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Jika tidak
terdapat ketentuan khusus, koperasi sebagai debitur dari bank atau lembaga
keuangan lainnya diperlakukan sama dengan debitur lain, baik mengenai
persyaratan pemberian dan pengembalian kredit maupun prosedur kredit.

d. Penerbitan obligasi dan surat hutang lainnya

Dalam rangka mencari tambahan modal, koperasi dapat mengeluarkan


obligasi (surat pernnyataan hutang) yang dapat dijual ke masyarakat. Sebagai
konsekuensinya, maka koperasi diharuskan membayar bunga atas pinjaman
yang diterima (nilai dari obligasi yang dijual) secara tetap, baik besar maupun
waktunya. Penerbitan obligasi dan surat hutang lainnya dilakukan berdasarkan
ketentuan perundang-undangan yang berlaku.

e. Sumber lain yang sah

Sumber lain yang sah adalah pinjaman dari bukan anggota yang
dilakukan tidak melalui penawaran secara hukum.

Kemungkinan menghimpun modal koperasi melalui penerbitan obligasi


tampaknya masih sulit untuk dilakukan mengingat kondisi koperasi dewasa ini.
Banyak persyaratan yang harus dipenuhi diantaranya :

1) Emiten harus mempunyai modal telah disetor penuh minimal Rp. 200 juta,

2) Dalam dua tahun buku terakhir secara berturut-turut memperoleh laba,

3) Laporan keuangan telah diperiksa oleh akuntan publik / negara untuk dua tahun
terakhir secara berturut-turut dengan pernyataan wajar tanpa syarat untuk tahun
terakhir,

4) Memiliki rekomendasi dari Bank Indonesia mengenai jumlah obligasi yang dapat
diterbitkan, jika perusahaan tersebut berupa bank.

5
Selain persyaratan tersebut, dalam proses obligasi perlu dilibatkan beberapa unsur
berikut ini.

1) Permodal, yaitu perorangan dan/atau lembaga yang akan menanamkan


modalnya.

2) Penerbitan prospektus yang memuat keterangan lengkap dan jujur mengenai


keadaan perusahaan dan bagaimana prospeknya.

3) Penjamin emisi efek (underwriter) yaitu lembaga perantara emisi yang


menjamin penjualan efek (obligasi)

4) Wali amanat (trustee) yaitu lembaga yang ditunjuk emiten yang diberi
kepercayaan untuk mewakili kepentingan para pemegang obligasi.

5) Penanggung (garantor), lembaga yang menanggung pelunasan kembali


pinjaman pokok obligasi dan pembayaran bunga bila emiten cedera janji.

2.2. Strategi Penurunan Biaya dan Keunikan Produk


Cooperative effect dihasilkan dari berbagai faktor dan kebijaksanaan / manajemen
dan interaksi atau sinergi dari anggota, pengurus, pengelola dan karyawati. Jadi bukan
dari satu faktor atau kebijakan tertentu saja. Berbagai kebijakan dan faktor-faktor
objektif akan menghasilkan dua strategi besar yaitu strategi penurunan biaya (low
cost strategy) dan kebijakan keunikan produk sesuai dengan pilihan anggota /
konsumen (differentiated product strategy). Kedua strategi ini memperkokoh
kedudukan koperasi di dalam perekonomian (pasar) dan sekaligus menghasilkan
manfaat koperasi.
Faktor-faktor objektif dan kebijakan yang memperkuat strategi penurunan biaya
terdiri dari :
1. Yang berhubungan dengan usaha; Fokus usaha koperasi kepada usaha inti
(core business) dalam struktur pasar persaingan monopolistik / monopoli,
fokus koperasi kepada single purpose cooperative (usaha tunggal) dengan
multi komoditi.
2. Yang berhubungan dengan skala-skala ekonomis / Merger / Amalgamasi.
3. Yang berhubungan dengan keanggotaan. Keanggotaan. Keanggotaan
memenuhi kriteria ekonomi sebagai pemilik dan pelanggan, memiliki usaha
yang berkaitan erat dengan usaha koperasi, bersedia mengadakan hubungan

6
kontraktual dengan koperasi dan jumlah anggota memungkinkan
menghasilkan skala ekonomis.
4. Yang berhubungan dengan permodalan, Anggota sebagai pemilik koperasi
bersedia melaksanakan konsep proporsionalistis dan menanggung resiko,
bersedia untuk memasok modal tambahan apabila diperlukan,
5. Yang berhubungan dengan pendidikan / pelatihan: pendidikan / pelatihan yang
terfokus sehingga meningkatkan efisiensi usaha anggota, keterampilan
pengurus, pengelola, dan karyawan,
6. Kemitraan, aliansi strategik dengan koperasi dan swastta dalam dan luar
negeri
7. Yang berhubungan dengan eksternal ekonomis: Memanfaatkan kebijakan
pemerintah, perlindungan hukum, perkreditan, perpajakan, cadangan usaha,
penelitian, pendidikan / pelatihan,
8. Menerapkan prinsip-prinsip penghematan berdasarkan kaidah koperasi.

2.3. Perbedaan Saham Koperasi dengan Saham PT.


Seseorang yang ingin menanamkan modalnya dalam suatu usaha tentu
mengharapkan untuk memperoleh keuntungan. Pada PT atau badan lain yang bermotif
mencari keuntungan, saham merupakan investasi. Bila ada gejala bahwa PT tersebut
akan merugi, pemegang saham bisa lari menghindari atau mengurangi resiko kerugian
dengan menjual sahamnya dan mengharapkan pembagian deviden yang besar.
Kemungkinan lain, dia akan tetap menjual sahamnya di pasar bebas atau melalui
bursa saham sehingga dia memperoleh selisih haga beli dengan harga jual (capital
gain).
Sebaliknya, saham koperasi tidak diperjual belikan. Koperasi hanya membayar
bunga yang terbatas pada modal saham sesuai dengan asas Rochdale : “limited
interest on capital” dan bahkan dalam praktiknya banyak koperasi yang sama sekali
membayar bunga atas modal/saham yang ditanam anggota dalam koperasi.
Kebanyakan anggota koperasi adalah golongan ekonomi lemah, seperti petani,
nelayan, pengrajin, buruh/karyawan pegawai negeri dan sebagainya, dan sukar untuk
diajak menghimpun modal dan menanggung resiko. Untuk mengatasi persoalan ini
atau untuk mendapatkan jumlah modal yang sesuai dengan kebutuhan dapat ditempuh
dengan tiga cara, yaitu sebagai berikut :

7
1. Mengusahakan agar volume atau lingkup usaha koperasi harus berdasarkan
kebutuhan dimasa dekat (actual need).
2. Koperasi harus mau menerima jasa buruh sebagai pengganti pembayaran
tunai untuk modal.
3. Membolehkan anggota membayar simpanan pokok dengan cicil.
Kesimpulannya adalah bahwa pada PT jumlah modal / saham yang akan dijual
sudah dapat ditentukan dan dapat diperjualbelikan. Jumlah modal dari koperasi dapat
berubah-ubah dan tidak dapat diperjualbelikan. Jumlah modal equity akan bertambah,
jika ada tambahan anggota baru dan jumlah tersebut akan menurun juka :
1. Ada anggota yang meninggal dunia
2. Ada anggota yang mengundurkan diri atau dikeluarkan.

2.4. Dana Cadangan Koperasi


Penjelasan pasal 41 UU No. 25/1992 dana cadangan adalah sejumlah uang
yang diperoleh dari penyisihan SHU yang dimaksudkan untuk memupuk modal
sendiri dan untuk menutup kerugian koperasi bila diperlukan.
Dilihat dari fungsinya, ada dua jenis cadangan, yaitu valuation reserve dan
capital reserve. Termasuk dalam valuation reserve adalah cadangan untuk penyusutan
(depreciation), keusangan (obsolescence) dan pinjaman macet (bad debts). Capital
reserve dipupuk dengan dua cara, yaitu sebagai berikut :
1. Menahan net margin dari usaha, baik atas dasar dialokasikan maupun yang
tidak dialokasikan.
2. Melalui penahanan modal
Dana cadangan ini diperlukan untuk :
1. Memenuhi kewajiban tertentu seperti membayar suatu hipotek (mortage)
2. Meningkatkan jumlah operating capital koperasi atau memperbaiki ratio antara
current assets dengan current liability.
3. Sebagai jaminan untuk kemungkinan rugi dimasa yang akan datang.
4. Untuk perluasan usaha
Dilihat dari cara pembentukannya, maka ada dua jenis cadangan, yaitu cadangan
kolektif atu cadangan yang tidak ditulis atas nama anggota dan cadangan individual.

8
BAB III

PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Koperasi merupakan perkumpulan orang-orang termasuk badan hukum yang
mempunyai kepentingan dan tujuan yang sama. Koperasi adalah suatu badan usaha yang
beranggotakan orang-seorang atau bdan hukum koperasi dengan melandaskan kegiatannya
berdasarkan prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasarkan
azas kekeluargaan.

Menurut UU No.25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian pasal 41 bahwa koperasi


terdiri dari modal sendiri dan modal pinjaman. Modal sendiri dapat berasal dari simpanan
pokok, simpanan wajib, dana cadangan, hibah dari anggotamaupun dari masyarakat.
Sedangkan modal pinjaman dapat berasal dari anggota koperasi, koperasi lainnya dan/atau
anggotanya, bank dan lembaga keuangan lainnya, penerbitan obligasi dan surat hutang
lainnya, serta sumber lain yang sah.

3.2. Saran
Pemerintah diharapkan dapat menciptakan iklim usaha yang mendorong
perkembangan koperasi secara sehat. Sebagai organisasi ekonomi, perkembangan koperasi
tidak mungkin dapat dilepaskan dari kondisi persaingan yang dihadapinya dengan pelaku-
pelaku ekonomi yang lain ini, selain memiliki arti positif, dapat pula memiliki arti negatif
bagi perkembangan koperasi. Hal itu sangat tergantung pada iklim usaha tempat
berlangsungnya proses persaingan tersebut. Sehubungan dengan itu maka pemerintah
diharapkan dapat menjamin berlangsungnya proses persaingan itu secara sehat.

9
DAFTAR PUSTAKA

Subandi. 2009. Ekonomi Koperasi (Teori dan Praktik). Bandung: ALFABETA.

10

Anda mungkin juga menyukai