LAPORAN KINERJA
INSTANSI PEMERINTAH
DASAR HUKUM
1. UU 17 TAHUN 2003 TENTANG KEUANGAN NEGARA
2. UU 1 TAHUN 2004 TENTANG PERBENDAHARAAN NEGARA
3. PP 8 TAHUN 2006 TENTANG PELAPORAN KEUANGAN DAN KINERJA
INSTANSI PEMERINTAH
4. PERPRES 29 TAHUN 2014 TENTANG SISTEM AKUNTABILITAS KINERJA
INSTANSI PEMERINTAH
5. PERMENPAN 53 TAHUN 2014 TENTANG PERJANJIAN KINERJA,
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH, DAN REVIU LAPORAN
KINERJA
6. PERMENPAN 12 TAHUN 2015 TENTANG IMPLEMENTASI SISTEM
AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH
UU 17 Tahun 2003 ttg Keuangan Negara
Pasal 31
1) Gubernur/Bupati/Walikota menyampaikan rancangan peraturan daerah tentang pertanggungjawaban
pelaksanaan APBD kepada DPRD berupa laporan keuangan yang telah diperiksa oleh Badan Pemeriksa
Keuangan, selambat-lambatnya 6 (enam) bulan setelah tahun anggaran berakhir.
2) Laporan keuangan dimaksud setidak-tidaknya meliputi Laporan Realisasi APBD, Neraca, Laporan Arus
Kas, dan Catatan atas Laporan Keuangan, yang dilampiri dengan laporan keuangan perusahaan daerah.
Penjelasan Pasal 31
Ayat (1)
Pemeriksaan laporan keuangan oleh Badan Pemeriksa Keuangan diselesaikan selambat-lambatnya 2 (dua)
bulan setelah menerima laporan keuangan dari Pemerintah Daerah.
Ayat (2)
Laporan Realisasi Anggaran selain menyajikan realisasi pendapatan dan belanja, juga menjelaskan
prestasi kerja satuan kerja perangkat daerah.
UU 1/2004 TTG PERBENDAHARAAN NEGARA
Bagian Keempat
Laporan Keuangan
Pasal 55
1)Menteri Keuangan selaku pengelola fiskal menyusun Laporan Keuangan Pemerintah Pusat untuk
disampaikan kepada Presiden dalam rangka memenuhi pertanggungjawaban pelaksanaan APBN.
2) Dalam penyusunan Laporan Keuangan Pemerintah Pusat sebagaimana dimaksud pada ayat (1):
a) Menteri/pimpinan lembaga selaku Pengguna Anggaran/ Pengguna Barang menyusun dan
menyampaikan laporan keuangan yang meliputi Laporan Realisasi Anggaran, Neraca, dan
Catatan atas Laporan Keuangan dilampiri laporan keuangan Badan Layanan Umum pada
kementerian negara/lembaga masing-masing.
b)Laporan Keuangan sebagaimana dimaksud pada huruf a disampaikan kepada Menteri Keuangan
selambat-lambatnya 2 (dua) bulan setelah tahun anggaran berakhir.
c) Menteri Keuangan selaku Bendahara Umum Negara menyusun Laporan Arus Kas Pemerintah
Pusat;
d) Menteri Keuangan selaku wakil Pemerintah Pusat dalam kepemilikan kekayaan negara yang
dipisahkan menyusun ikhtisar laporan keuangan perusahaan negara.
Lanjutan..............
3) Laporan Keuangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disampaikan
Presiden kepada Badan Pemeriksa Keuangan paling lambat 3 (tiga)
bulan setelah tahun anggaran berakhir.
4) Menteri/pimpinan lembaga selaku Pengguna Anggaran/Pengguna
Barang memberikan pernyataan bahwa pengelolaan APBN telah
diselenggarakan berdasarkan sistem pengendalian intern yang
memadai dan akuntansi keuangan telah diselenggarakan sesuai
dengan standar akuntansi pemerintahan.
5) Ketentuan lebih lanjut mengenai laporan keuangan dan kinerja
instansi pemerintah diatur dengan peraturan pemerintah.
PP 8/2006 TENTANGPELAPORAN KEUANGAN DAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH
Pasal 2
Dalam rangka pertanggungjawaban pelaksanaan APBN/APBD, setiap Entitas Pelaporan wajib menyusun
dan menyajikan:
a. Laporan Keuangan; dan
b. Laporan Kinerja.
Pasal 3
1) Entitas Pelaporan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 terdiri dari:
a) Pemerintah pusat;
b) Pemerintah daerah;
c) Kementerian Negara/Lembaga; dan
d) Bendahara Umum Negara.
2) Entitas Pelaporan Kementerian Negara/Lembaga sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c ditetapkan
dalam Peraturan Menteri Keuangan selaku Bendahara Umum Negara.
PELAPORAN KEUANGAN DAN KINERJA
Pasal 17
1) Laporan Kinerja sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2, berisi ringkasan
tentang keluaran dari masing-masing kegiatan dan hasil yang dicapai
dari masing-masing program sebagaimana ditetapkan dalam dokumen
pelaksanaan APBN/APBD.
2) Bentuk dan isi Laporan Kinerja disesuaikan dengan bantuk dan isi
rencana kerja dan anggaran sebagaimana ditetapkan dalam peraturan
pemerintah terkait, ilustrasi format Laporan Kinerja disajikan pada
Lampiran III.
Penjelasan Pasal 17 Ayat (1)
• Pasal 8
• Setiap entitas Akuntabilitas Kinerja sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 3 dan Pasal 4 menyusun Rencana Kerja dan Anggaran yang
ditetapkan dalam dokumen pelaksanaan anggaran.
• Dokumen pelaksanaan anggaran sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
menjadi dasar penyusunan Perjanjian Kinerja.
Pasal 9
• Setiap entitas Akuntabilitas Kinerja sebagaimana dimaksud dalam Pasal
3 dan Pasal 4 menyusun lembar/dokumen Perjanjian Kinerja dengan
memperhatikan dokumen pelaksanaan anggaran.
• Perjanjian Kinerja sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disusun dengan
mencantumkan Indikator Kinerja dan target Kinerja.
• Indikator Kinerja sebagaimana dimaksud pada ayat (2) memenuhi
kriteria sebagai berikut:
• spesifik (specific);
• dapat terukur (measurable);
• dapat dicapai (attainable)
• berjangka waktu tertentu (time bound); dan
• dapat dipantau dan dikumpulkan (trackable).
PERJANJIAN KINERJA
Pasal 11
• Untuk mewujudkan Perjanjian Kinerja sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1), setiap SKPD
menyusun lembar/dokumen Perjanjian Kinerja dengan menggunakan Indikator Kinerja Program
dan/atau Indikator Kinerja Kegiatan dan/atau Indikator Kinerja Utama SKPD.
• Lembar/dokumen Perjanjian Kinerja tingkat SKPD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disepakati
oleh Gubernur/Bupati/Walikota dan pimpinan SKPD.
Pasal 12
• Pemerintah provinsi/kabupaten/kota mengikhtisarkan Perjanjian Kinerja tingkat SKPD sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 11 ayat (1) dalam bentuk lembar/dokumen Perjanjian Kinerja tingkat
pemerintah provinsi/ kabupaten/kota.
• Lembar/dokumen Perjanjian Kinerja tingkat pemerintah provinsi/ kabupaten/kota disampaikan
kepada Presiden melalui Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi.
Pasal 13
• Pimpinan masing -masing Entitas Akuntabilitas Kinerja pada Kementerian Negara/Lembaga dan
SKPD bertanggung jawab atas pelaksanaan dan pencapaian Kinerja sesuai dengan
lembar/dokumen Perjanjian Kinerja dan anggaran yang telah dialokasikan untuk masing-masing
Entitas Akuntabilitas Kinerja Kementerian Negara/Lembaga dan SKPD.
Pengukuran Kinerja
Pasal 15
• Setiap entitas Akuntabilitas Kinerja sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 dan Pasal 4
melakukan pengukuran kinerja.
• Pengukuran Kinerja sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan dengan menggunakan
Indikator Kinerja yang telah ditetapkan dalam lembar/dokumen Perjanjian Kinerja.
Pasal 16
• Pengukuran Kinerja sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15 dilakukan dengan cara:
• membandingkan realisasi Kinerja dengan Sasaran (target) Kinerja yang dicantumkan dalam
lembar/dokumen Perjanjian Kinerja dalam rangka pelaksanaan APBN/APBD tahun berjalan;
• membandingkan realisasi Kinerja Program sampai dengan tahun berjalan dengan Sasaran
(target) Kinerja 5 (lima) tahunan yang
• direncanakan dalam Rencana Strategis Kementerian Negara/Lembaga/Rencana Strategis
SKPD.
Pengelolaan Data Kinerja
Pasal 17
1) Setiap entitas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 dan Pasal 4 melakukan
pengelolaan data Kinerja.
2) Pengelolaan data Kinerja sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan dengan cara
mencatat, mengolah, dan melaporkan data Kinerja.
3) Pengelolaan data Kinerja sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mempertimbangkan
kebutuhan informasi pada setiap tingkatan organisasi, kebutuhan manajerial,
data/laporan keuangan yang dihasilkan dari sistem akuntansi, dan statistik pemerintah.
4) Pengelolaan data Kinerja sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mencakup:
a) penetapan data dasar (baseline data);
b) penyediaan instrumen perolehan data berupa pencatatan dan registrasi;
c) penatausahaan dan penyimpanan data; dan
d) pengkompilasian dan perangkuman.
PELAPORAN KINERJA
Pasal 18
• Setiap entitas Akuntabilitas Kinerja sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 dan Pasal 4,
menyusun dan menyajikan Laporan Kinerja atas prestasi kerja yang dicapai berdasarkan
Penggunaan Anggaran yang telah dialokasikan.
• Laporan Kinerja sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri dari Laporan Kinerja interim
dan Laporan Kinerja tahunan.
Pasal 19
• Laporan Kinerja interim sebagaimana dimaksud dalam Pasal 18 ayat (2) adalah Laporan
Kinerja triwulanan.
• Laporan Kinerja triwulanan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disampaikan bersamaan
dengan laporan keuangan triwulanan.
• Bentuk, isi, dan tata cara penyampaian Laporan Kinerja triwulanan sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pasal 21
• Laporan Kinerja tahunan SKPD disampaikan oleh Kepala SKPD kepada Gubernur/Bupati/Walikota,
paling lambat 2 (dua) bulan setelah tahun anggaran berakhir.
Pasal 22
• Berdasarkan Laporan Kinerja tahunan SKPD sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21,
Bupati/Walikota menyusun Laporan Kinerja tahunan pemerintah kabupaten/kota dan
menyampaikannya kepada Gubernur, Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala
Badan Perencanaan Pembangunan Nasional, Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan
Reformasi Birokrasi, dan Menteri Dalam Negeri paling lambat 3 (tiga) bulan setelah tahun
anggaran berakhir.
Pasal 23
• Berdasarkan Laporan Kinerja tahunan SKPD sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21, Gubernur
menyusun Laporan Kinerja tahunan pemerintah provinsi dan menyampaikannya kepada Menteri
Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional,
Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi, dan Menteri Dalam Negeri
paling lambat 3 (tiga) bulan setelah tahun anggaran berakhir.
Pasal 24
• Laporan Kinerja tahunan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 20, Pasal 21,
Pasal 22, dan Pasal 23 berisi ringkasan tentang Keluaran dari Kegiatan dan
Hasil yang dicapai dari Program sebagaimana ditetapkan dalam dokumen
pelaksanaan APBN/APBD.
• Ringkasan tentang Keluaran dari Kegiatan dan Hasil yang dicapai dari
Program sebagaimana dimaksud pada ayat (1) paling sedikit menyajikan
informasi tentang:
• pencapaian tujuan dan Sasaran Kementerian Negara/Lembaga/SKPD;
• realisasi pencapaian target Kinerja Kementerian Negara/Lembaga/SKPD;
• penjelasan yang memadai atas pencapaian Kinerja; dan
• pembandingan capaian Kinerja Kegiatan dan Program sampai dengan tahun berjalan
dengan target Kinerja 5 (lima) tahunan yang direncanakan dalam Rencana Strategis
Kementerian Negara/Lembaga/Rencana Strategis SKPD.
REVIU DAN EVALUASI
Pasal 28
• Aparat Pengawasan Intern Pemerintah pada Kementerian
Negara/Lembaga/ pemerintah daerah melakukan reviu atas Laporan
Kinerja dalam rangka meyakinkan keandalan informasi yang disajikan
sebelum disampaikan oleh Menteri/Pimpinan
Lembaga/Gubernur/Bupati/Walikota sebagaimana dimaksud dalam Pasal
20 ayat (3), Pasal 21, Pasal 22, dan Pasal 23.
• Hasil reviu sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dituangkan dalam
pernyataan telah direviu dan ditandatangani oleh Aparat Pengawasan
Internal Pemerintah.
Pasal 29
1) Aparat Pengawasan Internal Pemerintah melakukan evaluasi atas implementasi SAKIP
dan/atau evaluasi Kinerja pada Kementerian Negara/Lembaga/ pemerintah daerah
sesuai dengan kebutuhan berdasarkan kewenangannya.
2) Laporan evaluasi atas implementasi SAKIP sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
disampaikan oleh Aparat Pengawasan Interna Pemerintah kepada Menteri/ Pimpinan
Lembaga/Gubernur/Bupati/Walikota.
3) Menteri/Pimpinan Lembaga/Gubernur/Bupati/Walikota menyampaikan laporan evaluasi
atas implementasi SAKIP sebagaimana dimaksud pada ayat (2) kepada Menteri
Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi.
4) Laporan evaluasi Kinerja sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disampaikan oleh Aparat
Pengawasan Internal Pemerintah kepada Menteri/Pimpinan Lembaga/
Gubernur/Bupati/Walikota.
5) Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi
mengkoordinasikan penyelenggaraan evaluasi atas implementasi SAKIP pada
Kementerian Negara/Lembaga/pemerintah daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dan ayat (2).
PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA
DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 53 TAHUN 2014
TENTANG
PETUNJUK TEKNIS PERJANJIAN KINERJA, PELAPORAN KINERJA DAN
TATA CARA REVIU ATAS LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH
Petunjuk Teknis Penyusunan Perjanjian Kinerja,
Pelaporan Kinerja, dan Reviu atas Laporan Kinerja
dipergunakan sebagai pedoman bagi setiap
instansi pemerintah dalam menyusun Perjanjian
Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu
atas Laporan Kinerja
PEDOMAN TATA CARA REVIU ATAS
LAPORAN KINERJA
1) Tujuan reviu atas laporan akuntabilitas kinerja instansi pemerintah
adalah:
a) Membantu penyelenggaraan sistem akuntabilitas kinerja instansi
pemerintah.
b) Memberikan keyakinan terbatas mengenai akurasi, keandalan, dan
keabsahan data/informasi kinerja Instansi Pemerintah sehingga
dapat menghasilkan Laporan Kinerja yang berkualitas.
2) Untuk mencapai hal tersebut diatas, maka apabila pereviu menemukan
kelemahan dalam penyelenggaraan manajemen kinerja dan kesalahan
penyajian data/informasi dan penyajian laporan kinerja, maka unit
pengelola kinerja harus segera melakukan perbaikan atau koreksi atas
kelemahan/kesalahan tersebut secara berjenjang.
TATA CARA REVIU LAPORAN
KINERJA
Pihak yang melaksanakan reviu
• Laporan kinerja harus direviu oleh auditor Aparat Pengawasan Intern
Pemerintah atau tim yang dibentuk untuk itu.
38
TATA CARA REVIU LAKIN?
●
Direviu oleh auditor Aparat Pengawasan Intern Pemerintah atau tim yang dibentuk
untuk itu
●
Secara paralel dengan pelaksanaan manajemen kinerja dan penyusunan Laporan Kinerja Instansi
Pemerintah
●
Reviu harus sudah selesai sebelum ditandatangani pimpinan dan disampaikan kepada Kemen PANRB
39
RUANG LINGkUP REVIU LAKIN
Metode
pengumpulan Penelaahan Penyusunan
data/informa penyelengga kertas kerja Pelaporan
si raan SAKIP reviu
kinerja
●
Reviu dilakukan terhadap metode pengumpulan data/informasi untuk menguji
keandalan dan akurasi data dan informasi kinerja
●
Penelaahan SAKIB untuk menilai keselarasan perencanaan strategis antar tingkat
di dalam instansi pemerintah ( indikator kinerja, program dan kegiatan)
41
TATACARA REVIU
●
Hasil pengujian keandalan dan akurasi data dan informasi kinerja
●
Telaahan aktivitas penyelenggaran SAKIP
●
Langkah Reviu
●
Hasil Reviu
42
TATACARA REVIU
Laporan Reviu
43
LAPORAN HASIL REVIU
• Prosedur reviu yang dilakukan
• Kesalahan/kelemahan yang ditemui
• Langkah Perbaikan yang disepakati,
• Langkah Perbaikan yang telah dilakukan
• Saran Perbaikan yang telah/tidak dilaksanakan
• Dasar penyusunan pernyataan telah direviu
44
Pernyataan Telah direviu
• Reviu dilaksanakan atas Laporan Kinerja Tahun yang
bersangkutan
• Reviu dilaksanakan sesuai dengan Pedoman Reviu Laporan
Kinerja
• Semua Informasi yang dimuat dalam laporan reviu adalah
penyajian manajemen
• Tujuan reviu memberikan keyakinan mengenai akurasi,
kehandalan dan keabsahan informasi kinerja
• Simpulan reviu apakah laporan kinerja telah menyajikan
informasi kinerja yang handal, akurat dan absah
• Paragraf penjelas (uraikan perbaikan/koreksi yang belum
/selesai dilakukan)
45
AKURASI INFORMASI
NUMERIK
REALISASI
TARGET
CAPAIAN
8 7 9
0 5 0
% % %
? ? ?
Perhitungan di atas ada yang
salah.
46
VALIDITAS INFORMASI
NUMERIK
REALISASI
TARGET
CAPAIAN
2 2 1
4. 4. 0
JUMLAH PRODUKSI PADI
8
0
8
0
0
%
1 1
K K
G G
? ?
Kemungkinan data tentang
realisasi tidak valid krn persis
dengan target. 47
VALIDITAS INFORMASI
NUMERIK
REALISASI
TARGET
CAPAIAN
9
1 9 0
JUMLAH PRODUKSI PADI %
0
J
J
U
U
T
A
? T
A
Kemungkinan data tentang
?
K K
realisasi tidak valid krn
G dibulatkan. SajikanGdata realnya. 48
VALIDITAS INFORMASI
NUMERIK
REALISASI
TARGET
CAPAIAN
1
1
TINGKAT KESADARAN MASYARAKAT1 0
0
%
0 0
0 0
% ? %
Indikator kualitatif, data tentang
realisasi mungkin hanya
menduga2. 49
VALIDITAS INFORMASI
NUMERIK
REALISASI
TARGET
CAPAIAN
2 2 9
5. 4. 9,
JUMLAH PRODUKSI PADI
0
0
8
0
2
0
DARI SUMBER YG VALID
0 1 %
K K
G G
?
Yakinkan bisa dirinci ke
komponen2 secara akurat.
50
KONSISTENSI INFORMASI
NUMERIK
JUMLAHKONSIS
PRODUKSI PADI:
KONSI
24.801
KONSI KONSI
TENSI STENS
STENS DNG STENS
I
I DLM BAGIA I
DENG
BAGIA N INFOR
YANG AN
N LAKIP MASI
LAIN
YANG YANG YANG
DLM
SAMA LAKIP LAIN LAIN
●
DENGAN
●
DENGAN IKHTISAR ●
LAKIP TAHUN ●
DATA
EKSEKUTIF
NARASI LAIN SEBELUMNYA
DENGAN TABEL
●
DENGAN BAB LAIN SEKUNDE
24.401 28.801
LAKIP UNIT
28.401 16.775
● ●
●
DENGAN
PENDUKUNG LAMPIRAN KERJA R
51
KESALAHAN KETIK
NON NUMERIK (NARASI)
• Sejalan dengan Rencana Pembangunan Jangka
Menegah Daerah (RPJMD) Kota Manado yang
digambarkan dalam berbagai kegiatan yang strategis
serta mengacu pada visi dan misi Pemerintah Kota
manado, maka dalam rangka untuk mencapai visi dan
misi tersebut Dinas Kesehatan Kota Manado
menetapkan visi, misi,tujuan,sasaran,strategi serta
kebijakan yang dituangkan dalam berbagai program.
52
VALIDITAS INFORMASI
NON NUMERIK (NARASI)
• Pada Tahun 2008 terdapat peningkatan sarana
pelayanan kesehatan, dimana seluruh Puskesmas
telah memiliki sarana pelayanan yang lengkap
memadai baik kuantitas mapun kualitasnya.
53
KESALAHAN COPY
NON NUMERIK (NARASI)
PEMDA X
BUKAN KOTA MANADO 54
VALIDITAS INFORMASI (NARASI)
DATA VALID ?
DARI SUMBER YG VALID ?
55
KONSISTENSI INFORMASI NON NUMERIK (NARASI)
●
DENGAN
●
DENGAN IKHTISAR ●
LAKIP TAHUN ●
DATA
EKSEKUTIF
NARASI LAIN SEBELUMNYA
DENGAN TABEL
●
DENGAN BAB LAIN SEKUNDE
HIV/AIDS Diare
LAKIP UNIT
Malaria Kolera
● ●
●
DENGAN
PENDUKUNG LAMPIRAN KERJA R
56
KECUKUPAN/KESEIMBANGAN INFORMASI
NON NUMERIK (NARASI)
KESEIMBANGAN DAN
B KOMPOSISI
B ANTARBBAB B
A A A
A
B B
B B
II I
I II I V
SASARAN 1
10 halaman
SASARAN 2
Keseimbangan ½ halaman
SASARAN DST
57
CEK LIST REVIU
58
FORMAT
1 2 Ya Tidak
I
Format
1. Laporan Kinerja (Lkj) telah menampilkan data
penting IP
2.LKj telah menyajikan informasi target kinerja
59
Mekanisme Penyusunan
II Mekanisme Penyusunan
Mekanisme
1. Penyusunan
LKj IP disusun oleh unit kerja yang memiliki tugas
√
fungsi untuk itu
2.Informasi yang disampaikan dalam LKj telah didukung √
dengan data yang memadai
3. Telah terdapat mekanisme penyampaian data dan
informasi dari unit kerja ke unit penyusun LKj √
4. Telah ditetapkan penanggungjawab pengumpulan √
data/informasi di setiap unit kerja
5. Data/informasi kinerja yang disampaikan dalam LKj
telah diyakini keandalannya √
6. Analisis/penjelasan dalam LKj telah diketahui oleh unit
kerja terkait √
1. LKj IP bulanan merupakan gabungan partisipasi dari √
dibawahnya
60
III
SUBSTANSI
Substansi
substansi
perjanjian kinerja √
2. Tujuan/sasaran dalam LKj telah selaras dengan rincana strategis
√
3. Jika butir 1 dan 2 jawabannya tidak, maka terdapat penjelasan yang
memadai. √
4. Tujuan/sasaran dalam LKj telah sesuai dengan tujuan/sasaran dalam
indikator kinerja √
5. Tujuan/sasaran dalam LKj telah sesuai dengan tujuan/sasaran dalam
indikator kinerja utama √
√
8. Jika “Tidak” telah terdapat penjelasan yang memadai
10. IKU dan IK telah SMART
√ 61
FORMAT
Peraturan Menteri Laporan Kinerja Ditjen
Pendayagunaan Aparatur Otonomi Daerah TA.2015
Negara Nomor 53 Tahun
2014
Bab I Pendahuluan Bab I Pendahuluan
Bab II Perencanaan Kinerja Bab II Rencana, Target dan
Bab III Akuntabilitas Kinerja pengukuran Kinerja
Capaian Kinerja Bab III Evaluasi dan Analisis
Organisasi Kinerja
Realisasi Anggaran Bab IV Agenda Strategis
Bab IV Penutup Mendukung Nawacita
Bab V Penutup
62
SUBSTANSI
N Indikator Kinerja pada Perjanjian Kinerja Indikator Kinerja pada draft Laporan Kinerja
o Tahun 2015 Tahun 2015
Peningkatan
1 kualitas tata kelola Pemerintahan Tingkat kualitas tata kelola Pemerintahan Daerah sesuai
Daerah
. sesuai dengan ketentuan peraturan dengan ketentuan peraturan perundang-undangan,
perundang-undangan, dengan target : dengan target :
- 55% daerah provinsi yang berkinerja tinggi; - 55% daerah provinsi yang berkinerja tinggi;
- 45% daerah kab/kota yang berkinerja tinggi - 45% daerah kab/kota yang berkinerja tinggi
63
INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI CAPAIAN
SASARAN NO
UTAMA 2015 2015 2015
65