Anda di halaman 1dari 65

REVIU

LAPORAN KINERJA
INSTANSI PEMERINTAH
DASAR HUKUM
1. UU 17 TAHUN 2003 TENTANG KEUANGAN NEGARA
2. UU 1 TAHUN 2004 TENTANG PERBENDAHARAAN NEGARA
3. PP 8 TAHUN 2006 TENTANG PELAPORAN KEUANGAN DAN KINERJA
INSTANSI PEMERINTAH
4. PERPRES 29 TAHUN 2014 TENTANG SISTEM AKUNTABILITAS KINERJA
INSTANSI PEMERINTAH
5. PERMENPAN 53 TAHUN 2014 TENTANG PERJANJIAN KINERJA,
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH, DAN REVIU LAPORAN
KINERJA
6. PERMENPAN 12 TAHUN 2015 TENTANG IMPLEMENTASI SISTEM
AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH
UU 17 Tahun 2003 ttg Keuangan Negara
Pasal 31
1) Gubernur/Bupati/Walikota menyampaikan rancangan peraturan daerah tentang pertanggungjawaban
pelaksanaan APBD kepada DPRD berupa laporan keuangan yang telah diperiksa oleh Badan Pemeriksa
Keuangan, selambat-lambatnya 6 (enam) bulan setelah tahun anggaran berakhir.
2) Laporan keuangan dimaksud setidak-tidaknya meliputi Laporan Realisasi APBD, Neraca, Laporan Arus
Kas, dan Catatan atas Laporan Keuangan, yang dilampiri dengan laporan keuangan perusahaan daerah.

Penjelasan Pasal 31
Ayat (1)
Pemeriksaan laporan keuangan oleh Badan Pemeriksa Keuangan diselesaikan selambat-lambatnya 2 (dua)
bulan setelah menerima laporan keuangan dari Pemerintah Daerah.
Ayat (2)
Laporan Realisasi Anggaran selain menyajikan realisasi pendapatan dan belanja, juga menjelaskan
prestasi kerja satuan kerja perangkat daerah.
 
UU 1/2004 TTG PERBENDAHARAAN NEGARA
Bagian Keempat
Laporan Keuangan
Pasal 55
1)Menteri Keuangan selaku pengelola fiskal menyusun Laporan Keuangan Pemerintah Pusat untuk
disampaikan kepada Presiden dalam rangka memenuhi pertanggungjawaban pelaksanaan APBN.
2) Dalam penyusunan Laporan Keuangan Pemerintah Pusat sebagaimana dimaksud pada ayat (1):
a) Menteri/pimpinan lembaga selaku Pengguna Anggaran/ Pengguna Barang menyusun dan
menyampaikan laporan keuangan yang meliputi Laporan Realisasi Anggaran, Neraca, dan
Catatan atas Laporan Keuangan dilampiri laporan keuangan Badan Layanan Umum pada
kementerian negara/lembaga masing-masing.
b)Laporan Keuangan sebagaimana dimaksud pada huruf a disampaikan kepada Menteri Keuangan
selambat-lambatnya 2 (dua) bulan setelah tahun anggaran berakhir.
c) Menteri Keuangan selaku Bendahara Umum Negara menyusun Laporan Arus Kas Pemerintah
Pusat;
d) Menteri Keuangan selaku wakil Pemerintah Pusat dalam kepemilikan kekayaan negara yang
dipisahkan menyusun ikhtisar laporan keuangan perusahaan negara.
Lanjutan..............
3) Laporan Keuangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disampaikan
Presiden kepada Badan Pemeriksa Keuangan paling lambat 3 (tiga)
bulan setelah tahun anggaran berakhir.
4) Menteri/pimpinan lembaga selaku Pengguna Anggaran/Pengguna
Barang memberikan pernyataan bahwa pengelolaan APBN telah
diselenggarakan berdasarkan sistem pengendalian intern yang
memadai dan akuntansi keuangan telah diselenggarakan sesuai
dengan standar akuntansi pemerintahan.
5) Ketentuan lebih lanjut mengenai laporan keuangan dan kinerja
instansi pemerintah diatur dengan peraturan pemerintah.
PP 8/2006 TENTANGPELAPORAN KEUANGAN DAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH

• Laporan Keuangan adalah bentuk pertanggungjawaban pengelolaan


keuangan negara/daerah selama suatu periode.
• Kinerja adalah keluaran/hasil dari kegiatan/program yang hendak atau
telah dicapai sehubungan dengan penggunaan anggaran dengan
kuantitas dan kualitas terukur.
• Laporan Kinerja adalah ikhtisar yang menjelaskan secara ringkas dan
lengkap tentang capaian Kinerja yang disusun berdasarkan rencana
kerja yang ditetapkan dalam rangka pelaksanaan APBN/APBD.
(Pasal 1 angka 1,2, dan 3 PP 8/2006)
Entitas Pelaporan dan Entitas Akuntansi
• Sistem Akuntansi Pemerintahan adalah rangkaian sistematik dari
prosedur, penyelenggara, peralatan, dan elemen lain untuk
mewujudkan fungsi akuntansi sejak analisis transaksi sampai dengan
pelaporan keuangan di lingkungan organisasi pemerintah.
• Entitas Pelaporan adalah unit pemerintahan yang terdiri dari satu
atau lebih entitas akuntansi yang berkewajiban menyampaikan
laporan pertanggungjawaban berupa laporan keuangan.
• Entitas Akuntansi adalah unit pemerintahan Pengguna Anggaran yang
berkewajiban menyelenggarakan akuntansi dan menyusun laporan
keuangan untuk digabungkan pada Entitas Pelaporan.
(Pasal 1 angka 10, 11, dan 12 PP 8/2006)
PELAPORAN KEUANGAN DAN KINERJA
 
 

Pasal 2
Dalam rangka pertanggungjawaban pelaksanaan APBN/APBD, setiap Entitas Pelaporan wajib menyusun
dan menyajikan:
a. Laporan Keuangan; dan
b. Laporan Kinerja.
 
Pasal 3 
1) Entitas Pelaporan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 terdiri dari: 
a) Pemerintah pusat;
b) Pemerintah daerah; 
c) Kementerian Negara/Lembaga; dan
d) Bendahara Umum Negara.
2) Entitas Pelaporan Kementerian Negara/Lembaga sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c ditetapkan
dalam Peraturan Menteri Keuangan selaku Bendahara Umum Negara.
PELAPORAN KEUANGAN DAN KINERJA
 
 

  Pasal 17
1) Laporan Kinerja sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2, berisi ringkasan
tentang keluaran dari masing-masing kegiatan dan hasil yang dicapai
dari masing-masing program sebagaimana ditetapkan dalam dokumen
pelaksanaan APBN/APBD. 
2) Bentuk dan isi Laporan Kinerja disesuaikan dengan bantuk dan isi
rencana kerja dan anggaran sebagaimana ditetapkan dalam peraturan
pemerintah terkait, ilustrasi format Laporan Kinerja disajikan pada
Lampiran III.
Penjelasan Pasal 17 Ayat (1)

• Tata cara tentang penyusunan kegiatan dan indikator Kinerja dimaksud


didasarkan pada ketentuan peraturan pemerintah tentang rencana kerja
pemerintah dan peraturan pemerintah tentang penyusunan rencana
kerja dan anggaran Kementerian Negara/Lembaga.

• Informasi tentang Realisasi Kinerja disajikan secara bersanding dengan


Kinerja yang direncanakan dan dianggarkan sebagaimana tercantum
dalam Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian/Lembaga/Satuan Kerja
Perangkat Daerah/Pemerintah Pusat/Daerah untuk tahun anggaran yang
bersangkutan.
Pasal 19
1) Kepala Satuan Kerja Perangkat Daerah selaku Pengguna Anggaran menyusun
Laporan Kinerja sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17 dan menyampaikannya
kepada gubernur/bupati/walikota, dan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur
Negara.
2) Laporan Kinerja sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disampaikan selambat-
lambatnya 2 (dua) bulan setelah tahun anggaran berakhir.
Pasal 20
3) Laporan Kinerja sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17 dihasilkan dari suatu
sistem akuntabilitas kinerja instansi pemerintah yang diselenggarakan oleh
masing-masing Entitas Pelaporan dan/atau Entitas Akuntansi.
4) Sistem akuntabilitas kinerja instansi pemerintah sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) dikembangkan secara terintegrasi dengan sistem perencanaan, sistem
penganggaran, sistem perbendaharaan, dan Sistem Akuntansi Pemerintahan
Pasal 20 ....
3) Ketentuan lebih lanjut mengenai sistem akuntabilitas kinerja instansi pemerintah
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) ditetapkan dalam Peraturan Presiden.
4) Peraturan Presiden sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diusulkan oleh Menteri
Keuangan setelah berkoordinasi dengan Menteri Negara Perencanaan
Pembangunan Nasional, Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara, dan
Menteri Dalam Negeri.
5) Sistem akuntabilitas kinerja instansi pemerintah sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) setidak-tidaknya mencakup perkembangan keluaran dari masing-masing
kegiatan dan hasil yang dicapai dari masing-masing program sebagaimana
ditetapkan dalam dokumen pelaksanaan APBN/APBD. (Ps.20 PP8/2006)
6) Hubungan Laporan Kinerja dan Laporan Keuangan digambarkan pada diagram
yang tercantum pada Lampiran IV.
 
LAPORAN KEUANGAN DAN KINERJA INTERIM
 

1) Kepala satuan kerja sebagai kuasa Pengguna Anggaran di lingkungan Kementerian


Negara/Lembaga menyampaikan Laporan Keuangan dan Kinerja interim
sekurang-kurangnya setiap triwulan kepada Menteri/Pimpinan Lembaga.
2) Menteri/Pimpinan Lembaga menyusun Laporan Keuangan dan Kinerja interim
Kementerian Negara/Lembaga berdasarkan Laporan Keuangan dan Kinerja
interim kuasa Pengguna Anggaran sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan
menyampaikannya kepada Menteri Keuangan, Menteri Perencanaan, dan
Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara.
3) Kepala Satuan Kerja Perangkat Daerah sebagai Pengguna Anggaran/kuasa
Pengguna Anggaran menyampaikan Laporan Keuangan dan Kinerja interim
sekurang-kurangnya setiap triwulan kepada gubernur/bupati/walikota, dilampiri
dengan Laporan Keuangan dan Kinerja interim atas pelaksanaan kegiatan Dana
Dekonsentrasi/Tugas Pembantuan.
4) Ketentuan lebih lanjut mengenai bentuk, isi, dan tata cara
penyampaian Laporan Keuangan dan Kinerja interim di
lingkungan pemerintah pusat diatur dalam Peraturan
Menteri Keuangan, dan di lingkungan pemerintah daerah
diatur dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri.
Penjelasan PP 8/2006
Selain itu, menurut Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003, pada rancangan undang-
undang atau peraturan daerah tentang Laporan Keuangan pemerintah pusat/daerah
disertakan atau dilampirkan informasi tambahan mengenai Kinerja instansi
pemerintah, yakni prestasi yang berhasil dicapai oleh Pengguna Anggaran
sehubungan dengan anggaran yang telah digunakan. Pengungkapan informasi
tentang Kinerja ini adalah relevan dengan perubahan paradigma penganggaran
pemerintah yang ditetapkan dengan mengidentifikasikan secara jelas keluaran
(outputs) dari setiap kegiatan dan hasil (outcomes) dari setiap program. Untuk
keperluan tersebut, perlu disusun suatu sistem akuntabilitas Kinerja instansi
pemerintah yang terintegrasi dengan sistem perencanaan strategis, sistem
penganggaran, dan Sistem Akuntansi Pemerintahan. Ketentuan yang dicakup dalam
sistem akuntabilitas kinerja instansi pemerintah tersebut sekaligus dimaksudkan untuk
menggantikan ketentuan yang termuat dalam Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999
tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, sehingga dapat dihasilkan suatu
Laporan Keuangan dan Kinerja yang terpadu.
PERATURAN PRESIDEN TENTANG SISTEM
AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI
PEMERINTAH.
(PERPRES 29 TAHUN 2014)
• Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah yang selanjutnya
disingkat SAKIP, adalah rangkaian sistematik dari berbagai aktivitas,
alat, dan prosedur yang dirancang untuk tujuan penetapan dan
pengukuran, pengumpulan data, pengklasifikasian, pengikhtisaran, dan
pelaporan kinerja pada instansi pemerintah, dalam rangka
pertanggungjawaban dan peningkatan kinerja instansi pemerintah.
• Laporan Kinerja adalah ikhtisar yang menjelaskan secara ringkas dan
lengkap tentang capaian Kinerja yang disusun berdasarkan rencana
kerja yang ditetapkan dalam rangka pelaksanaan Anggaran Pendapatan
dan Belanja Negara/Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah
(APBN/APBD).
• Akuntabilitas Kinerja adalah perwujudan kewajiban suatu instansi
pemerintah untuk mempertanggungjawabkan keberhasilan/
kegagalan pelaksanaan Program dan Kegiatan yang telah
diamanatkan para pemangku kepentingan dalam rangka mencapai
misi organisasi secara terukur dengan sasaran/target Kinerja yang
telah ditetapkan melalui laporan kinerja instansi pemerintah yang
disusun secara periodik.
• Entitas Akuntabilitas Kinerja SKPD adalah unit instansi pemerintah
daerah selaku pengguna/kuasa pengguna anggaran yang melakukan
pencatatan, pengolahan, dan pelaporan data Kinerja.
PENYELENGGARAAN SAKIP
Bagian Kesatu
Umum
 
Pasal 2
• Penyelenggaraan SAKIP dilaksanakan untuk penyusunan Laporan Kinerja
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
• Penyelenggaraan SAKIP sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan
secara selaras dan sesuai dengan penyelenggaraan Sistem Akuntansi
Pemerintahan dan tata cara pengendalian serta evaluasi pelaksanaan
rencana pembangunan.
Pasal 4 
1) Penyelenggaraan SAKIP pada SKPD dilaksanakan oleh Entitas Akuntabilitas
Kinerja SKPD. 
Pasal 5 
2) Penyelenggaraan SAKIP meliputi: 
a) rencana strategis;
b) Perjanjian Kinerja;
c) pengukuran Kinerja;
d) pengelolaan data Kinerja;
e) pelaporan Kinerja; dan
f) reviu dan evaluasi Kinerja.
Perjanjian Kinerja

• Pasal 8
• Setiap entitas Akuntabilitas Kinerja sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 3 dan Pasal 4 menyusun Rencana Kerja dan Anggaran yang
ditetapkan dalam dokumen pelaksanaan anggaran. 
• Dokumen pelaksanaan anggaran sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
menjadi dasar penyusunan Perjanjian Kinerja.
Pasal 9 
• Setiap entitas Akuntabilitas Kinerja sebagaimana dimaksud dalam Pasal
3 dan Pasal 4 menyusun lembar/dokumen Perjanjian Kinerja dengan
memperhatikan dokumen pelaksanaan anggaran. 
• Perjanjian Kinerja sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disusun dengan
mencantumkan Indikator Kinerja dan target Kinerja.
• Indikator Kinerja sebagaimana dimaksud pada ayat (2) memenuhi
kriteria sebagai berikut:
• spesifik (specific);
• dapat terukur (measurable);
• dapat dicapai (attainable) 
• berjangka waktu tertentu (time bound); dan
• dapat dipantau dan dikumpulkan (trackable).
PERJANJIAN KINERJA
Pasal 11
• Untuk mewujudkan Perjanjian Kinerja sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1), setiap SKPD
menyusun lembar/dokumen Perjanjian Kinerja dengan menggunakan Indikator Kinerja Program
dan/atau Indikator Kinerja Kegiatan dan/atau Indikator Kinerja Utama SKPD.
• Lembar/dokumen Perjanjian Kinerja tingkat SKPD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disepakati
oleh Gubernur/Bupati/Walikota dan pimpinan SKPD.
Pasal 12
• Pemerintah provinsi/kabupaten/kota mengikhtisarkan Perjanjian Kinerja tingkat SKPD sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 11 ayat (1) dalam bentuk lembar/dokumen Perjanjian Kinerja tingkat
pemerintah provinsi/ kabupaten/kota. 
• Lembar/dokumen Perjanjian Kinerja tingkat pemerintah provinsi/ kabupaten/kota disampaikan
kepada Presiden melalui Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi.
Pasal 13 
• Pimpinan masing -masing Entitas Akuntabilitas Kinerja pada Kementerian Negara/Lembaga dan
SKPD bertanggung jawab atas pelaksanaan dan pencapaian Kinerja sesuai dengan
lembar/dokumen Perjanjian Kinerja dan anggaran yang telah dialokasikan untuk masing-masing
Entitas Akuntabilitas Kinerja Kementerian Negara/Lembaga dan SKPD. 
Pengukuran Kinerja

Pasal 15 
• Setiap entitas Akuntabilitas Kinerja sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 dan Pasal 4
melakukan pengukuran kinerja. 
• Pengukuran Kinerja sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan dengan menggunakan
Indikator Kinerja yang telah ditetapkan dalam lembar/dokumen Perjanjian Kinerja.

Pasal 16
• Pengukuran Kinerja sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15 dilakukan dengan cara:
• membandingkan realisasi Kinerja dengan Sasaran (target) Kinerja yang dicantumkan dalam
lembar/dokumen Perjanjian Kinerja dalam rangka pelaksanaan APBN/APBD tahun berjalan;
• membandingkan realisasi Kinerja Program sampai dengan tahun berjalan dengan Sasaran
(target) Kinerja 5 (lima) tahunan yang 
• direncanakan dalam Rencana Strategis Kementerian Negara/Lembaga/Rencana Strategis
SKPD.
Pengelolaan Data Kinerja
 

Pasal 17 
1) Setiap entitas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 dan Pasal 4 melakukan
pengelolaan data Kinerja. 
2) Pengelolaan data Kinerja sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan dengan cara
mencatat, mengolah, dan melaporkan data Kinerja.
3) Pengelolaan data Kinerja sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mempertimbangkan
kebutuhan informasi pada setiap tingkatan organisasi, kebutuhan manajerial,
data/laporan keuangan yang dihasilkan dari sistem akuntansi, dan statistik pemerintah. 
4) Pengelolaan data Kinerja sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mencakup: 
a) penetapan data dasar (baseline data);
b) penyediaan instrumen perolehan data berupa pencatatan dan registrasi;
c) penatausahaan dan penyimpanan data; dan 
d) pengkompilasian dan perangkuman.
PELAPORAN KINERJA

Pasal 18 
• Setiap entitas Akuntabilitas Kinerja sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 dan Pasal 4,
menyusun dan menyajikan Laporan Kinerja atas prestasi kerja yang dicapai berdasarkan
Penggunaan Anggaran yang telah dialokasikan. 
• Laporan Kinerja sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri dari Laporan Kinerja interim
dan Laporan Kinerja tahunan.

Pasal 19
• Laporan Kinerja interim sebagaimana dimaksud dalam Pasal 18 ayat (2) adalah Laporan
Kinerja triwulanan. 
• Laporan Kinerja triwulanan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disampaikan bersamaan
dengan laporan keuangan triwulanan.
• Bentuk, isi, dan tata cara penyampaian Laporan Kinerja triwulanan sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pasal 21
• Laporan Kinerja tahunan SKPD disampaikan oleh Kepala SKPD kepada Gubernur/Bupati/Walikota,
paling lambat 2 (dua) bulan setelah tahun anggaran berakhir.

Pasal 22 
• Berdasarkan Laporan Kinerja tahunan SKPD sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21,
Bupati/Walikota menyusun Laporan Kinerja tahunan pemerintah kabupaten/kota dan
menyampaikannya kepada Gubernur, Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala
Badan Perencanaan Pembangunan Nasional, Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan
Reformasi Birokrasi, dan Menteri Dalam Negeri paling lambat 3 (tiga) bulan setelah tahun
anggaran berakhir.
 
Pasal 23
• Berdasarkan Laporan Kinerja tahunan SKPD sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21, Gubernur
menyusun Laporan Kinerja tahunan pemerintah provinsi dan menyampaikannya kepada Menteri
Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional,
Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi, dan Menteri Dalam Negeri
paling lambat 3 (tiga) bulan setelah tahun anggaran berakhir.
Pasal 24
• Laporan Kinerja tahunan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 20, Pasal 21,
Pasal 22, dan Pasal 23 berisi ringkasan tentang Keluaran dari Kegiatan dan
Hasil yang dicapai dari Program sebagaimana ditetapkan dalam dokumen
pelaksanaan APBN/APBD.
• Ringkasan tentang Keluaran dari Kegiatan dan Hasil yang dicapai dari
Program sebagaimana dimaksud pada ayat (1) paling sedikit menyajikan
informasi tentang: 
• pencapaian tujuan dan Sasaran Kementerian Negara/Lembaga/SKPD; 
• realisasi pencapaian target Kinerja Kementerian Negara/Lembaga/SKPD;
• penjelasan yang memadai atas pencapaian Kinerja; dan 
• pembandingan capaian Kinerja Kegiatan dan Program sampai dengan tahun berjalan
dengan target Kinerja 5 (lima) tahunan yang direncanakan dalam Rencana Strategis
Kementerian Negara/Lembaga/Rencana Strategis SKPD.
REVIU DAN EVALUASI

 Pasal 28 
• Aparat Pengawasan Intern Pemerintah pada Kementerian
Negara/Lembaga/ pemerintah daerah melakukan reviu atas Laporan
Kinerja dalam rangka meyakinkan keandalan informasi yang disajikan
sebelum disampaikan oleh Menteri/Pimpinan
Lembaga/Gubernur/Bupati/Walikota sebagaimana dimaksud dalam Pasal
20 ayat (3), Pasal 21, Pasal 22, dan Pasal 23.
• Hasil reviu sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dituangkan dalam
pernyataan telah direviu dan ditandatangani oleh Aparat Pengawasan
Internal Pemerintah.
Pasal 29 
1) Aparat Pengawasan Internal Pemerintah melakukan evaluasi atas implementasi SAKIP
dan/atau evaluasi Kinerja pada Kementerian Negara/Lembaga/ pemerintah daerah
sesuai dengan kebutuhan berdasarkan kewenangannya.
2) Laporan evaluasi atas implementasi SAKIP sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
disampaikan oleh Aparat Pengawasan Interna Pemerintah kepada Menteri/ Pimpinan
Lembaga/Gubernur/Bupati/Walikota.
3) Menteri/Pimpinan Lembaga/Gubernur/Bupati/Walikota menyampaikan laporan evaluasi
atas implementasi SAKIP sebagaimana dimaksud pada ayat (2) kepada Menteri
Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi.
4) Laporan evaluasi Kinerja sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disampaikan oleh Aparat
Pengawasan Internal Pemerintah kepada Menteri/Pimpinan Lembaga/
Gubernur/Bupati/Walikota.
5) Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi
mengkoordinasikan penyelenggaraan evaluasi atas implementasi SAKIP pada
Kementerian Negara/Lembaga/pemerintah daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dan ayat (2).
PERATURAN MENTERI  PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA
DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA 
NOMOR 53 TAHUN 2014
TENTANG
PETUNJUK TEKNIS PERJANJIAN KINERJA, PELAPORAN KINERJA DAN
TATA CARA REVIU ATAS LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH
Petunjuk Teknis Penyusunan Perjanjian Kinerja,
Pelaporan Kinerja, dan Reviu atas Laporan Kinerja
dipergunakan sebagai pedoman bagi setiap
instansi pemerintah dalam menyusun Perjanjian
Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu
atas Laporan Kinerja
PEDOMAN TATA CARA REVIU ATAS
LAPORAN KINERJA
1) Tujuan reviu atas laporan akuntabilitas kinerja instansi pemerintah
adalah:
a) Membantu penyelenggaraan sistem akuntabilitas kinerja instansi
pemerintah.
b) Memberikan keyakinan terbatas mengenai akurasi, keandalan, dan
keabsahan data/informasi kinerja Instansi Pemerintah sehingga
dapat menghasilkan Laporan Kinerja yang berkualitas.
2) Untuk mencapai hal tersebut diatas, maka apabila pereviu menemukan
kelemahan dalam penyelenggaraan manajemen kinerja dan kesalahan
penyajian data/informasi dan penyajian laporan kinerja, maka unit
pengelola kinerja harus segera melakukan perbaikan atau koreksi atas
kelemahan/kesalahan tersebut secara berjenjang.
TATA CARA REVIU LAPORAN
KINERJA
Pihak yang melaksanakan reviu 
• Laporan kinerja harus direviu oleh auditor Aparat Pengawasan Intern
Pemerintah atau tim yang dibentuk untuk itu. 

Waktu pelaksanaan reviu


• Tahapan reviu laporan kinerja merupakan bagian tidak terpisahkan dari
tahapan pelaporan kinerja. Reviu dilaksanakan secara paralel dengan
pelaksanaan manajemen kinerja dan penyusunan Laporan Kinerja
Instansi Pemerintah. Reviu harus sudah selesai sebelum ditandatangani
pimpinan dan sebelum disampaikan kepada Menteri PAN dan RB.
RUANG LINGKUP PELAKSANAAN REVIU

1. Metode pengumpulan data/informas


Hal ini dilakukan terkait untuk menguji keandalan dan akurasi data/informasi kinerja yang disajikan
dalam Laporan Kinerja 
2. Penelaahan penyelenggaraan SAKIP secara ringkas
Hal ini dilakukan untuk menilai keselarasan antara perencanaan strategis di tingkat
Kementerian/Lembaga/Pemerintah Daerah dengan perencanaan strategis unit dibawahnya, terutama dalam hal
keselarasan sasaran, indikator kinerja, program dan kegiatannya 
3. Penyusunan kertas kerja reviu
Kertas kerja reviu, setidaknya mencakup hal-hal sebagai berikut:
a. Hasil pengujian atas keandalan dan akurasi data atau informasi kinerja dalam laporan kinerja
b. Telaahan atas aktivitas penyelenggaraan SAKIP;
c. Hal yang direviu dan langkah-langkah reviu yang dilaksanakan
d. Hasil pelaksanaan langkah-langkah reviu dan kesimpulan/ catatan pereviu.
4. Setelah melakukan reviu, pereviu harus membuat surat pernyataan telah direviu dan surat
tersebut merupakan bagian dari laporan kinerja 
5. Reviu dilakukan hanya atas laporan kinerja tingkat K/L/Pemda saja 
PELAPORAN REVIU
 

Rangkaian aktivitas dalam pelaporan reviu dititikberatkan pada


pertanggungjawaban pelaksanaan reviu yang pada pokoknya mengungkapkan
prosedur reviu yang dilakukan, kesalahan atau kelemahan yang ditemui,
langkah perbaikan yang disepakati, langkah perbaikan yang telah dilakukan
dan saran perbaikan yang tidak atau belum dilaksanakan, laporan tersebut
merupakan dasar penyusunan pernyataan telah direviu. Hasil pelaporan reviu
merupakan dasar bagi pereviu untuk membuat pernyataan telah direviu, yang
antara lain menyatakan bahwa: 
1. Reviu telah dilakukan atas laporan kinerja untuk tahun yang bersangkutan. 
2. Reviu telah dilaksanakan sesuai dengan pedoman reviu laporan kinerja.
3. Semua informasi yang dimuat dalam laporan reviu adalah penyajian
manajemen.
4. Tujuan reviu adalah untuk memberikan keyakinan mengenai
akurasi, keandalan dan keabsahan informasi kinerja dalam laporan
kinerja kepada pimpinan instansi pemerintah.
5. Simpulan reviu yaitu apakah laporan kinerja telah menyajikan
informasi kinerja yang handal, akurat dan absah.
6. Paragraph penjelas (apabila diperlukan) yang menguraikan
perbaikan penyelenggaraan SAKIP dan koreksi atas penyajian
laporan kinerja yang belum atau belum selesai dilakukan oleh unit
pengelola kerja.
PERNYATAAN TELAH DIREVIU
PEMERINTAH PROV/KAB/KOTA
TAHUN ANGGARAN

Kami telah mereviu Laporan Kinerja instansi pemerintah (Kementerian/Lembaga/Pemda)


untuk tahun anggaran…………..sesuai Pedoman Reviu atas Laporan Kinerja. Substansi
informasi yang dimuat dalam Laporan Kinerja menjadi tanggung jawab manajemen
Kementerian/Lembaga/Pemda........
Reviu bertujuan untuk memberikan keyakinan terbatas laporan kinerja telah disajikan
secara akurat, andal, dan valid. 
Berdasarkan reviu kami, tidak terdapat kondisi atau hal-hal yang menimbulkan perbedaan
dalam meyakini keandalan informasi yang disajikan di dalam laporan kinerja ini.
 
(Nama Kota), (tanggal, bulan, tahun)
Inspektur ..................................

(nama Penanda tangan)


APAkah TUJUAN REVIU LAKIN?

Membantu penyelenggaraan sistem akuntabilitas kinerja instansi pemerintah.

Memberikan keyakinan terbatas mengenai akurasi, keandalan, dan keabsahan


data/informasi kinerja Instansi Pemerintah sehingga dapat menghasilkan Laporan
Kinerja yang berkualitas.

38
TATA CARA REVIU LAKIN?

Pihak yang melaksanakan reviu


Direviu oleh auditor Aparat Pengawasan Intern Pemerintah atau tim yang dibentuk
untuk itu

Waktu Pelaksanaan Reviu


Secara paralel dengan pelaksanaan manajemen kinerja dan penyusunan Laporan Kinerja Instansi
Pemerintah

Reviu harus sudah selesai sebelum ditandatangani pimpinan dan disampaikan kepada Kemen PANRB
39
RUANG LINGkUP REVIU LAKIN

Metode
pengumpulan Penelaahan Penyusunan
data/informa penyelengga kertas kerja Pelaporan
si raan SAKIP reviu
kinerja

menguji keandalan keselarasan pengujian atas Penyusunan


dan akurasi keandalan dan
data/informasi
sasaran, Laporan Hasil
akurasi data, Reviu serta
kinerja yang indikator Telaahan SAKIP,
disajikan dalam kinerja, langkah-langkah
Pernyataan
Laporan Kinerja program dan reviu, , kesimpulan/ telah direviu
kegiatannya catatan pereviu
TATACARA REVIU

Ruang lingkup pelaksanaan reviu


Reviu dilakukan terhadap metode pengumpulan data/informasi untuk menguji
keandalan dan akurasi data dan informasi kinerja

Penelaahan SAKIB untuk menilai keselarasan perencanaan strategis antar tingkat
di dalam instansi pemerintah ( indikator kinerja, program dan kegiatan)

41
TATACARA REVIU

Penyusunan Kertas kerja reviu setidaknya mencakup:


Hasil pengujian keandalan dan akurasi data dan informasi kinerja

Telaahan aktivitas penyelenggaran SAKIP

Langkah Reviu

Hasil Reviu

42
TATACARA REVIU

Laporan Reviu

Pernyataan telah direviu

43
LAPORAN HASIL REVIU
• Prosedur reviu yang dilakukan
• Kesalahan/kelemahan yang ditemui
• Langkah Perbaikan yang disepakati,
• Langkah Perbaikan yang telah dilakukan
• Saran Perbaikan yang telah/tidak dilaksanakan
• Dasar penyusunan pernyataan telah direviu

44
Pernyataan Telah direviu
• Reviu dilaksanakan atas Laporan Kinerja Tahun yang
bersangkutan
• Reviu dilaksanakan sesuai dengan Pedoman Reviu Laporan
Kinerja
• Semua Informasi yang dimuat dalam laporan reviu adalah
penyajian manajemen
• Tujuan reviu memberikan keyakinan mengenai akurasi,
kehandalan dan keabsahan informasi kinerja
• Simpulan reviu apakah laporan kinerja telah menyajikan
informasi kinerja yang handal, akurat dan absah
• Paragraf penjelas (uraikan perbaikan/koreksi yang belum
/selesai dilakukan)

45
AKURASI INFORMASI
NUMERIK

REALISASI
TARGET

CAPAIAN
8 7 9
0 5 0
% % %

? ? ?
Perhitungan di atas ada yang
salah.
46
VALIDITAS INFORMASI
NUMERIK

REALISASI
TARGET

CAPAIAN
2 2 1
4. 4. 0
JUMLAH PRODUKSI PADI
8
0
8
0
0
%
1 1
K K
G G

? ?
Kemungkinan data tentang
realisasi tidak valid krn persis
dengan target. 47
VALIDITAS INFORMASI
NUMERIK

REALISASI
TARGET

CAPAIAN
9
1 9 0
JUMLAH PRODUKSI PADI %
0
J
J
U
U
T
A
? T
A
Kemungkinan data tentang
?
K K
realisasi tidak valid krn
G dibulatkan. SajikanGdata realnya. 48
VALIDITAS INFORMASI
NUMERIK

REALISASI
TARGET

CAPAIAN
1

1
TINGKAT KESADARAN MASYARAKAT1 0
0
%

0 0
0 0
% ? %
Indikator kualitatif, data tentang
realisasi mungkin hanya
menduga2. 49
VALIDITAS INFORMASI
NUMERIK

REALISASI
TARGET

CAPAIAN
2 2 9
5. 4. 9,
JUMLAH PRODUKSI PADI
0
0
8
0
2
0
DARI SUMBER YG VALID
0 1 %
K K
G G

?
Yakinkan bisa dirinci ke
komponen2 secara akurat.
50
KONSISTENSI INFORMASI
NUMERIK
JUMLAHKONSIS
PRODUKSI PADI:
KONSI
24.801
KONSI KONSI
TENSI STENS
STENS DNG STENS
I
I DLM BAGIA I
DENG
BAGIA N INFOR
YANG AN
N LAKIP MASI
LAIN
YANG YANG YANG
DLM
SAMA LAKIP LAIN LAIN


DENGAN

DENGAN IKHTISAR ●
LAKIP TAHUN ●
DATA
EKSEKUTIF
NARASI LAIN SEBELUMNYA
DENGAN TABEL

DENGAN BAB LAIN SEKUNDE
24.401 28.801
LAKIP UNIT

28.401 16.775
● ●

DENGAN
PENDUKUNG LAMPIRAN KERJA R

51
KESALAHAN KETIK
NON NUMERIK (NARASI)
• Sejalan dengan Rencana Pembangunan Jangka
Menegah Daerah (RPJMD) Kota Manado yang
digambarkan dalam berbagai kegiatan yang strategis
serta mengacu pada visi dan misi Pemerintah Kota
manado, maka dalam rangka untuk mencapai visi dan
misi tersebut Dinas Kesehatan Kota Manado
menetapkan visi, misi,tujuan,sasaran,strategi serta
kebijakan yang dituangkan dalam berbagai program.

52
VALIDITAS INFORMASI
NON NUMERIK (NARASI)
• Pada Tahun 2008 terdapat peningkatan sarana
pelayanan kesehatan, dimana seluruh Puskesmas
telah memiliki sarana pelayanan yang lengkap
memadai baik kuantitas mapun kualitasnya.

TATA BAHASA INDONESIA


YANG BAIK DAN BENAR

53
KESALAHAN COPY
NON NUMERIK (NARASI)

• Sejalan dengan Rencana Pembangunan Jangka


Menengah Daerah (RPJMD) Kota Manado yang
digambarkan dalam berbagai kegiatan yang strategis
serta mengacu pada visi dan misi Pemerintah Kota
Manado, maka dalam rangka untuk mencapai visi dan
misi tersebut Dinas Kesehatan Kota Manado
menetapkan visi, misi, tujuan, sasaran, strategi serta
kebijakan yang dituangkan dalam berbagai program.

PEMDA X
BUKAN KOTA MANADO 54
VALIDITAS INFORMASI (NARASI)

• Pada tahun 2014 TIDAK ADA kematian ibu melahirkan,


jika dibandingkan dengan beberapa tahun
sebelumnya setiap tahunnya angka kematian ibu
melahirkan masih terjadi.

DATA VALID ?
DARI SUMBER YG VALID ?

55
KONSISTENSI INFORMASI NON NUMERIK (NARASI)

Kasus-kasus penyakit menular yang timbul di masyarakat yang


perlu ditanggulangi secara cepat adalah
KONSIS KONSIDemam Berdarah.
KONSI KONSI
TENSI STENS
STENS DNG STENS
I
I DLM BAGIA I
DENG
BAGIA N INFOR
YANG AN
N LAKIP MASI
LAIN
YANG YANG YANG
DLM
SAMA LAKIP LAIN LAIN


DENGAN

DENGAN IKHTISAR ●
LAKIP TAHUN ●
DATA
EKSEKUTIF
NARASI LAIN SEBELUMNYA
DENGAN TABEL

DENGAN BAB LAIN SEKUNDE
HIV/AIDS Diare
LAKIP UNIT

Malaria Kolera
● ●

DENGAN
PENDUKUNG LAMPIRAN KERJA R

56
KECUKUPAN/KESEIMBANGAN INFORMASI
NON NUMERIK (NARASI)
KESEIMBANGAN DAN
B KOMPOSISI
B ANTARBBAB B
A A A
A
B B
B B
II I
I II I V
SASARAN 1
10 halaman

SASARAN 2

Keseimbangan ½ halaman

antar sub bab. SASARAN 3


6 halaman

SASARAN DST

57
CEK LIST REVIU

58
FORMAT
1 2 Ya Tidak
I
Format    
1. Laporan Kinerja (Lkj) telah menampilkan data
penting IP
2.LKj telah menyajikan informasi target kinerja

3.LKj telah menyajikan capaian kinerja IP yang


memadai
4.Telah menyajikan dengan lampiran yang
mendukung informasi pada badan laporan
5.Telah menyajikan upaya perbaikan ke depan
6.Telah menyajikan akuntabilitas keuangan

59
Mekanisme Penyusunan
II Mekanisme Penyusunan    
Mekanisme
1. Penyusunan
LKj IP disusun oleh unit kerja yang memiliki tugas  

fungsi untuk itu
2.Informasi yang disampaikan dalam LKj telah didukung √
 
dengan data yang memadai
3. Telah terdapat mekanisme penyampaian data dan  
informasi dari unit kerja ke unit penyusun LKj √
4. Telah ditetapkan penanggungjawab pengumpulan √
 
data/informasi di setiap unit kerja
5. Data/informasi kinerja yang disampaikan dalam LKj  
telah diyakini keandalannya √
6. Analisis/penjelasan dalam LKj telah diketahui oleh unit  
kerja terkait √
1. LKj IP bulanan merupakan gabungan partisipasi dari √
 
dibawahnya

60
III
SUBSTANSI
Substansi    

1. Tujuan/sasaran dalam LKj telah sesuai dengan tujuan/sasaran dalam


 

substansi
perjanjian kinerja √
2. Tujuan/sasaran dalam LKj telah selaras dengan rincana strategis
 


3. Jika butir 1 dan 2 jawabannya tidak, maka terdapat penjelasan yang
 

memadai. √
 
4. Tujuan/sasaran dalam LKj telah sesuai dengan tujuan/sasaran dalam
indikator kinerja √
 
5. Tujuan/sasaran dalam LKj telah sesuai dengan tujuan/sasaran dalam
indikator kinerja utama √

6. Jika butir 4 dan 5 jawabannya tidak, maka terdapat penjelasan yang


memadai   √

7. Telah terdapat perbandingan data kinerja dengan tahun lalu, standar


 

nasional dan sebagainya yang bermanfaatan √


8. IKU dan IK telah cukup mengukur tujuan/sasaran
 


8. Jika “Tidak” telah terdapat penjelasan yang memadai
 

 
10. IKU dan IK telah SMART
 

√ 61
FORMAT
Peraturan Menteri Laporan Kinerja Ditjen
Pendayagunaan Aparatur Otonomi Daerah TA.2015
Negara Nomor 53 Tahun
2014
Bab I Pendahuluan Bab I Pendahuluan
Bab II Perencanaan Kinerja Bab II Rencana, Target dan
Bab III Akuntabilitas Kinerja pengukuran Kinerja
Capaian Kinerja Bab III Evaluasi dan Analisis
Organisasi Kinerja
Realisasi Anggaran Bab IV Agenda Strategis
Bab IV Penutup Mendukung Nawacita
Bab V Penutup

62
SUBSTANSI
N Indikator Kinerja pada Perjanjian Kinerja Indikator Kinerja pada draft Laporan Kinerja
o Tahun 2015 Tahun 2015
Peningkatan
1 kualitas tata kelola Pemerintahan Tingkat kualitas tata kelola Pemerintahan Daerah sesuai
Daerah
. sesuai dengan ketentuan peraturan dengan ketentuan peraturan perundang-undangan,
perundang-undangan, dengan target : dengan target :
- 55% daerah provinsi yang berkinerja tinggi; - 55% daerah provinsi yang berkinerja tinggi;
- 45% daerah kab/kota yang berkinerja tinggi - 45% daerah kab/kota yang berkinerja tinggi

2 Peningkatan kinerja pemerintahan daerah Peningkatan kinerja pemerintahan daerah otonom


. otonom baru, dengan target 20% DOB yang daerah, dengan target 20% DOB yang berkinerja baik
berkinerja baik dari total jumlah DOB dari total jumlah DOB

3 Peningkatan keberhasilan penerapan kebijakan Peningkatan keberhasilan penerapan kebijakan


. otsus/keistimewaan daerah, dengan target otsus/keistimewaan daerah, dengan target 60%
50% keberhasilan penerapan
ketentuan/kebijakan otsus/keistimewaan
daerah sebagaimana diatur dalam peraturan
perundang-undangan

4   Persentase kelembagaan organisasi perangkat daerah


. yang ideal, dengan target 45%

5   Jumlah perda bermasalah, dengan target 350 Perda


.

63
               
   
INDIKATOR KINERJA TARGET   REALISASI   CAPAIAN
SASARAN NO    
UTAMA 2015   2015   2015

Meningkatnya 1 Indeks Kepuasan Pegawai 55%   45%   81,45%


dukungan 2 Nilai Hasil Evaluasi          
manajemen dan   Akuntabilitas Kinerja
teknis pelaksanaan   Instansi Pemerintah B BB 103,17%
diplomasi Indonesia   Kemenlu dari KemenPAN (70)   (72,22)    
  dan RB        

  3 Opini BPK WTP WTP 120%

  4 Persentase pejabat yang     (konversi)


    telah memenuhi standar 50%   5,56%  
    kompetensi jabatan         11,11%
Persentase penerapan
  5 cetak          
biru teknologi informasi
    dan    
    komunikasi Kementerian 55%   9,30%   16,91%
    Luar Negeri          
Capaian Kinerja Sekretariat Jenderal Tahun 2015     66,53%
                64
TERIMA KASIH

65

Anda mungkin juga menyukai