LAPORAN KINERJA
INSTANSI PEMERINTAH
Disampaikan oleh:
Agus Suharyono, Ak, M.Ak., CA
TENTANG
LAPORAN DAN EVALUASI
PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN
DAERAH
DEFINISI
1. LPPD adalah laporan yang disampaikan oleh Pemerintah Daerah
kepada Pemerintah Pusat yang memuat capaian kinerja
penyelenggaraan pemerintahan daerah dan pelaksanaan tugas
pembantuan selama satu tahun anggaran;
2. Evaluasi Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (EPPD) adalah
evaluasi yang dilakukan oleh Pemerintah Pusat kepada
Pemerintah Daerah Provinsi dan Pemerintah Daerah
kabupaten/Kota dalam rangka penilaian kinerja penyelenggaraan
pemerintahan daerah;
3. Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah adalah hasil
kerja dari suatu keluaran yang dapat diukur dalam
penyelenggaraan urusan pemerintahan sesuai dengan tanggung
jawab kewenangan dalam waktu yang telah ditentukan
1. LPPD memuat satu kesatuan hasil pengukuran kinerja pemerintahan
daerah yang terdiri atas:
a. Capaian Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah;
1) Capaian Kinerja Makro
2) Capaian Kinerja Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan
Daerah;
3) Capaian Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Daerah
b. Capaian kinerja pelaksanaan tugas pembantuan
2. Capaian Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Daerah merupakan
pertanggungjawaban Pemerintah Daerah dalam pelaksanaan
program dan kegiatan untuk mencapai visi dan misi Pemerintah
Daerah secara terukur dengan sasaran dan target kinerja yang telah
ditetapkan melalui sistem pertanggungjawaban yang disusun secara
periodik.
3. Capaian Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Daerah dihasilkan dari
sistem manajemen kinerja sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan mengenai sistem akuntabilitas kinerja pemerintah daerah
DASAR HUKUM
1. UU 17 TAHUN 2003 TENTANG KEUANGAN NEGARA
2. UU 1 TAHUN 2004 TENTANG PERBENDAHARAAN NEGARA
3. PP 8 TAHUN 2006 TENTANG PELAPORAN KEUANGAN DAN
KINERJA INSTANSI PEMERINTAH
4. PERPRES 29 TAHUN 2014 TENTANG SISTEM AKUNTABILITAS
KINERJA INSTANSI PEMERINTAH
5. PERMENPAN 53 TAHUN 2014 TENTANG PERJANJIAN KINERJA,
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH, DAN REVIU
LAPORAN KINERJA
6. PERMENPAN 88 TAHUN 2021 TENTANG EVALUASI
AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH
7. SE PERMENPAN RB NOMOR 5 TAHUN 2021 TENTANG
PELAPORAN KINERJA PEMERINTAH DAERAH
UU 17 TAHUN 2003 TTG KEUANGAN NEGARA
Pasal 31
1) Gubernur/Bupati/Walikota menyampaikan rancangan peraturan daerah tentang
pertanggungjawaban pelaksanaan APBD kepada DPRD berupa laporan keuangan
yang telah diperiksa oleh Badan Pemeriksa Keuangan, selambat-lambatnya 6
(enam) bulan setelah tahun anggaran berakhir.
2) Laporan keuangan dimaksud setidak-tidaknya meliputi Laporan Realisasi APBD,
Neraca, Laporan Arus Kas, dan Catatan atas Laporan Keuangan, yang dilampiri
dengan laporan keuangan perusahaan daerah.
Penjelasan Pasal 31 ayat (1) dan (2)
3) Pemeriksaan laporan keuangan oleh Badan Pemeriksa Keuangan diselesaikan
selambat-lambatnya 2 (dua) bulan setelah menerima laporan keuangan dari
Pemerintah Daerah.
4) Laporan Realisasi Anggaran selain menyajikan realisasi pendapatan dan belanja,
juga menjelaskan prestasi kerja satuan kerja perangkat daerah.
UU 1/2004 TTG PERBENDAHARAAN NEGARA
Bagian Keempat
Laporan Keuangan
Pasal 55
1) Menteri Keuangan selaku pengelola fiskal menyusun Laporan Keuangan Pemerintah Pusat
untuk disampaikan kepada Presiden dalam rangka memenuhi pertanggungjawaban
pelaksanaan APBN.
2) Dalam penyusunan Laporan Keuangan Pemerintah Pusat sebagaimana dimaksud pada ayat
(1):
a) Menteri/pimpinan lembaga selaku Pengguna Anggaran/ Pengguna Barang menyusun
dan menyampaikan laporan keuangan yang meliputi Laporan Realisasi Anggaran,
Neraca, dan Catatan atas Laporan Keuangan dilampiri laporan keuangan Badan Layanan
Umum pada kementerian negara/lembaga masing-masing.
b) Laporan Keuangan sebagaimana dimaksud pada huruf a disampaikan kepada Menteri
Keuangan selambat-lambatnya 2 (dua) bulan setelah tahun anggaran berakhir.
c) Menteri Keuangan selaku Bendahara Umum Negara menyusun Laporan Arus Kas
Pemerintah Pusat;
d) Menteri Keuangan selaku wakil Pemerintah Pusat dalam kepemilikan kekayaan negara
yang dipisahkan menyusun ikhtisar laporan keuangan perusahaan negara.
Lanjutan..............
3) Laporan Keuangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disampaikan Presiden
kepada Badan Pemeriksa Keuangan paling lambat 3 (tiga) bulan setelah tahun
anggaran berakhir.
4) Menteri/pimpinan lembaga selaku Pengguna Anggaran/Pengguna Barang
memberikan pernyataan bahwa pengelolaan APBN telah diselenggarakan
berdasarkan sistem pengendalian intern yang memadai dan akuntansi keuangan
telah diselenggarakan sesuai dengan standar akuntansi pemerintahan.
5) Ketentuan lebih lanjut mengenai laporan keuangan dan kinerja instansi
pemerintah diatur dengan peraturan pemerintah.
PP 8/2006 TENTANGPELAPORAN KEUANGAN DAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH
Pasal 2
Dalam rangka pertanggungjawaban pelaksanaan APBN/APBD, setiap Entitas
Pelaporan wajib menyusun dan menyajikan:
a. Laporan Keuangan; dan
b. Laporan Kinerja.
Pasal 3
1) Entitas Pelaporan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 terdiri dari:
a) Pemerintah pusat;
b) Pemerintah daerah;
c) Kementerian Negara/Lembaga; dan
d) Bendahara Umum Negara.
2) Entitas Pelaporan Kementerian Negara/Lembaga sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) huruf c ditetapkan dalam Peraturan Menteri Keuangan selaku
Bendahara Umum Negara.
PELAPORAN KEUANGAN DAN KINERJA
Pasal 17
1) Laporan Kinerja sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2, berisi ringkasan
tentang keluaran dari masing-masing kegiatan dan hasil yang dicapai dari
masing-masing program sebagaimana ditetapkan dalam dokumen
pelaksanaan APBN/APBD.
2) Bentuk dan isi Laporan Kinerja disesuaikan dengan bantuk dan isi rencana
kerja dan anggaran sebagaimana ditetapkan dalam peraturan pemerintah
terkait, ilustrasi format Laporan Kinerja disajikan pada Lampiran III.
Penjelasan Pasal 17 Ayat (1)
• Tata cara tentang penyusunan kegiatan dan indikator Kinerja
dimaksud didasarkan pada ketentuan peraturan pemerintah
tentang rencana kerja pemerintah dan peraturan pemerintah
tentang penyusunan rencana kerja dan anggaran
Kementerian Negara/Lembaga.
• Informasi tentang Realisasi Kinerja disajikan secara
bersanding dengan Kinerja yang direncanakan dan
dianggarkan sebagaimana tercantum dalam Rencana Kerja
dan Anggaran Kementerian/Lembaga/Satuan Kerja Perangkat
Daerah/Pemerintah Pusat/Daerah untuk tahun anggaran
yang bersangkutan.
Pasal 19
1) Kepala Satuan Kerja Perangkat Daerah selaku Pengguna Anggaran
menyusun Laporan Kinerja sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17
dan menyampaikannya kepada gubernur/bupati/walikota, dan
Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara.
2) Laporan Kinerja sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disampaikan
selambat-lambatnya 2 (dua) bulan setelah tahun anggaran berakhir.
Pasal 20
3) Laporan Kinerja sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17 dihasilkan
dari suatu sistem akuntabilitas kinerja instansi pemerintah yang
diselenggarakan oleh masing-masing Entitas Pelaporan dan/atau
Entitas Akuntansi.
4) Sistem akuntabilitas kinerja instansi pemerintah sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dikembangkan secara terintegrasi dengan
sistem perencanaan, sistem penganggaran, sistem perbendaharaan,
dan Sistem Akuntansi Pemerintahan
Pasal 20 ....
3) Ketentuan lebih lanjut mengenai sistem akuntabilitas kinerja
instansi pemerintah sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
ditetapkan dalam Peraturan Presiden.
4) Peraturan Presiden sebagaimana dimaksud pada ayat (3)
diusulkan oleh Menteri Keuangan setelah berkoordinasi dengan
Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional, Menteri
Negara Pendayagunaan Aparatur Negara, dan Menteri Dalam
Negeri.
5) Sistem akuntabilitas kinerja instansi pemerintah sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) setidak-tidaknya mencakup
perkembangan keluaran dari masing-masing kegiatan dan hasil
yang dicapai dari masing-masing program sebagaimana
ditetapkan dalam dokumen pelaksanaan APBN/APBD.
6) Hubungan Laporan Kinerja dan Laporan Keuangan digambarkan
pada diagram yang tercantum pada Lampiran IV.
LAPORAN KEUANGAN DAN KINERJA INTERIM
Pasal 2
1. Penyelenggaraan SAKIP dilaksanakan untuk penyusunan Laporan Kinerja
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
2. Penyelenggaraan SAKIP sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan secara selaras dan sesuai dengan penyelenggaraan Sistem
Akuntansi Pemerintahan dan tata cara pengendalian serta evaluasi
pelaksanaan rencana pembangunan.
Pasal 4
1) Penyelenggaraan SAKIP pada SKPD dilaksanakan oleh
Entitas Akuntabilitas Kinerja SKPD.
Pasal 5
2) Penyelenggaraan SAKIP meliputi:
a) rencana strategis;
b) Perjanjian Kinerja;
c) pengukuran Kinerja;
d) pengelolaan data Kinerja;
e) pelaporan Kinerja; dan
f) reviu dan evaluasi Kinerja.
Perjanjian Kinerja
• Pasal 8
• Setiap entitas Akuntabilitas Kinerja sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 3 dan Pasal 4 menyusun
Rencana Kerja dan Anggaran yang ditetapkan dalam
dokumen pelaksanaan anggaran.
• Dokumen pelaksanaan anggaran sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) menjadi dasar penyusunan
Perjanjian Kinerja.
Pasal 9
1. Setiap entitas Akuntabilitas Kinerja sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 3 dan Pasal 4 menyusun lembar/dokumen
Perjanjian Kinerja dengan memperhatikan dokumen
pelaksanaan anggaran.
2. Perjanjian Kinerja sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disusun
dengan mencantumkan Indikator Kinerja dan target Kinerja.
3. Indikator Kinerja sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
memenuhi kriteria sebagai berikut:
a. spesifik (specific);
b. dapat terukur (measurable);
c. dapat dicapai (attainable)
d. berjangka waktu tertentu (time bound); dan
e. dapat dipantau dan dikumpulkan (trackable).
PERJANJIAN KINERJA
Pasal 11
1) Untuk mewujudkan Perjanjian Kinerja sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1), setiap
SKPD menyusun lembar/dokumen Perjanjian Kinerja dengan menggunakan Indikator Kinerja
Program dan/atau Indikator Kinerja Kegiatan dan/atau Indikator Kinerja Utama SKPD.
2) Lembar/dokumen Perjanjian Kinerja tingkat SKPD sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
disepakati oleh Gubernur/Bupati/Walikota dan pimpinan SKPD.
Pasal 12
3) Pemerintah provinsi/kabupaten/kota mengikhtisarkan Perjanjian Kinerja tingkat SKPD
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 ayat (1) dalam bentuk lembar/dokumen Perjanjian
Kinerja tingkat pemerintah provinsi/ kabupaten/kota.
4) Lembar/dokumen Perjanjian Kinerja tingkat pemerintah provinsi/ kabupaten/kota disampaikan
kepada Presiden melalui Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi.
Pasal 13
• Pimpinan masing -masing Entitas Akuntabilitas Kinerja pada Kementerian Negara/Lembaga dan
SKPD bertanggung jawab atas pelaksanaan dan pencapaian Kinerja sesuai dengan
lembar/dokumen Perjanjian Kinerja dan anggaran yang telah dialokasikan untuk masing-masing
Entitas Akuntabilitas Kinerja Kementerian Negara/Lembaga dan SKPD.
PENGUKURAN KINERJA
Pasal 15
1) Setiap entitas Akuntabilitas Kinerja sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 dan Pasal 4
melakukan pengukuran kinerja.
2) Pengukuran Kinerja sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan dengan menggunakan
Indikator Kinerja yang telah ditetapkan dalam lembar/dokumen Perjanjian Kinerja.
Pasal 16
3) Pengukuran Kinerja sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15 dilakukan dengan cara:
4) membandingkan realisasi Kinerja dengan Sasaran (target) Kinerja yang dicantumkan dalam
lembar/dokumen Perjanjian Kinerja dalam rangka pelaksanaan APBN/APBD tahun berjalan;
5) membandingkan realisasi Kinerja Program sampai dengan tahun berjalan dengan Sasaran
(target) Kinerja 5 (lima) tahunan yang
6) direncanakan dalam Rencana Strategis Kementerian Negara/Lembaga/Rencana Strategis
SKPD.
PENGELOLAAN DATA KINERJA
Pasal 17
1) Setiap entitas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 dan Pasal 4
melakukan pengelolaan data Kinerja.
2) Pengelolaan data Kinerja sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan
dengan cara mencatat, mengolah, dan melaporkan data Kinerja.
3) Pengelolaan data Kinerja sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
mempertimbangkan kebutuhan informasi pada setiap tingkatan
organisasi, kebutuhan manajerial, data/laporan keuangan yang dihasilkan
dari sistem akuntansi, dan statistik pemerintah.
4) Pengelolaan data Kinerja sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mencakup:
a) penetapan data dasar (baseline data);
b) penyediaan instrumen perolehan data berupa pencatatan dan
registrasi;
c) penatausahaan dan penyimpanan data; dan
d) pengkompilasian dan perangkuman.
PELAPORAN KINERJA
Pasal 18
1) Setiap entitas Akuntabilitas Kinerja sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 dan Pasal
4, menyusun dan menyajikan Laporan Kinerja atas prestasi kerja yang dicapai
berdasarkan Penggunaan Anggaran yang telah dialokasikan.
2) Laporan Kinerja sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri dari Laporan Kinerja
interim dan Laporan Kinerja tahunan.
Pasal 19
3) Laporan Kinerja interim sebagaimana dimaksud dalam Pasal 18 ayat (2) adalah
Laporan Kinerja triwulanan.
4) Laporan Kinerja triwulanan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disampaikan
bersamaan dengan laporan keuangan triwulanan.
5) Bentuk, isi, dan tata cara penyampaian Laporan Kinerja triwulanan sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pasal 21
• Laporan Kinerja tahunan SKPD disampaikan oleh Kepala SKPD kepada
Gubernur/Bupati/Walikota, paling lambat 2 (dua) bulan setelah tahun
anggaran berakhir.
Pasal 22
• Berdasarkan Laporan Kinerja tahunan SKPD sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 21, Bupati/Walikota menyusun Laporan Kinerja tahunan pemerintah
kabupaten/kota dan menyampaikannya kepada Gubernur, Menteri
Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan
Pembangunan Nasional, Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan
Reformasi Birokrasi, dan Menteri Dalam Negeri paling lambat 3 (tiga) bulan
setelah tahun anggaran berakhir.
Pasal 23
• Berdasarkan Laporan Kinerja tahunan SKPD sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 21, Gubernur menyusun Laporan Kinerja tahunan pemerintah provinsi
dan menyampaikannya kepada Menteri Perencanaan Pembangunan
Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional, Menteri
Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi, dan Menteri Dalam
Negeri paling lambat 3 (tiga) bulan setelah tahun anggaran berakhir.
Pasal 24
1. Laporan Kinerja tahunan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 20, Pasal
21, Pasal 22, dan Pasal 23 berisi ringkasan tentang Keluaran dari
Kegiatan dan Hasil yang dicapai dari Program sebagaimana ditetapkan
dalam dokumen pelaksanaan APBN/APBD.
2. Ringkasan tentang Keluaran dari Kegiatan dan Hasil yang dicapai dari
Program sebagaimana dimaksud pada ayat (1) paling sedikit
menyajikan informasi tentang:
a. pencapaian tujuan dan Sasaran Kementerian
Negara/Lembaga/SKPD;
b. realisasi pencapaian target Kinerja Kementerian
Negara/Lembaga/SKPD;
c. penjelasan yang memadai atas pencapaian Kinerja; dan
d. pembandingan capaian Kinerja Kegiatan dan Program sampai
dengan tahun berjalan dengan target Kinerja 5 (lima) tahunan yang
direncanakan dalam Rencana Strategis Kementerian
Negara/Lembaga/Rencana Strategis SKPD.
REVIU DAN EVALUASI
Pasal 28
• Aparat Pengawasan Intern Pemerintah pada Kementerian
Negara/Lembaga/ pemerintah daerah melakukan reviu atas Laporan
Kinerja dalam rangka meyakinkan keandalan informasi yang disajikan
sebelum disampaikan oleh Menteri/Pimpinan
Lembaga/Gubernur/Bupati/Walikota sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 20 ayat (3), Pasal 21, Pasal 22, dan Pasal 23.
• Hasil reviu sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dituangkan dalam
pernyataan telah direviu dan ditandatangani oleh Aparat Pengawasan
Internal Pemerintah.
Pasal 29
1) Aparat Pengawasan Internal Pemerintah melakukan evaluasi atas implementasi
SAKIP dan/atau evaluasi Kinerja pada Kementerian Negara/Lembaga/ pemerintah
daerah sesuai dengan kebutuhan berdasarkan kewenangannya.
2) Laporan evaluasi atas implementasi SAKIP sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
disampaikan oleh Aparat Pengawasan Interna Pemerintah kepada Menteri/ Pimpinan
Lembaga/Gubernur/Bupati/Walikota.
3) Menteri/Pimpinan Lembaga/Gubernur/Bupati/Walikota menyampaikan laporan
evaluasi atas implementasi SAKIP sebagaimana dimaksud pada ayat (2) kepada
Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi.
4) Laporan evaluasi Kinerja sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disampaikan oleh
Aparat Pengawasan Internal Pemerintah kepada Menteri/Pimpinan Lembaga/
Gubernur/Bupati/Walikota.
5) Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi
mengkoordinasikan penyelenggaraan evaluasi atas implementasi SAKIP pada
Kementerian Negara/Lembaga/pemerintah daerah sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) dan ayat (2).
PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR
NEGARA
DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 53 TAHUN 2014
TENTANG
PETUNJUK TEKNIS PERJANJIAN KINERJA, PELAPORAN
KINERJA DAN TATA CARA REVIU ATAS LAPORAN
KINERJA INSTANSI PEMERINTAH
Petunjuk Teknis Penyusunan Perjanjian Kinerja,
Pelaporan Kinerja, dan Reviu atas Laporan Kinerja
dipergunakan sebagai pedoman bagi setiap
instansi pemerintah dalam menyusun Perjanjian
Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu
atas Laporan Kinerja
PERJANJIAN KINERJA
PENGERTIAN
1. Perjanjian kinerja adalah lembar/dokumen yang berisikan penugasan dari
pimpinan instansi yang lebih tinggi kepada pimpinan instansi yang lebih rendah
untuk melaksanakan program/kegiatan yang disertai dengan indikator kinerja.
2. Melalui perjanjian kinerja, terwujudlah komitmen penerima amanah dan
kesepakatan antara penerima dan pemberi amanah atas kinerja terukur
tertentu berdasarkan tugas, fungsi dan wewenang serta sumber daya yang
tersedia.
3. Kinerja yang disepakati tidak dibatasi pada kinerja yang dihasilkan atas kegiatan
tahun bersangkutan, tetapi termasuk kinerja (outcome) yang seharusnya
terwujud akibat kegiatan tahun-tahun sebelumnya. Dengan demikian target
kinerja yang diperjanjikan juga mencakup outcome yang dihasilkan dari
kegiatan tahun-tahun sebelumnya, sehingga terwujud kesinambungan kinerja
setiap tahunnya.
TUJUAN PENYUSUNAN PERJANJIAN
KINERJA
Secara umum format Perjanjian Kinerja (PK) terdiri atas 2 (dua) bagian,
yaitu Pernyataan Perjanjian Kinerja dan Lampiran Perjanjian Kinerja.
Selain itu harus juga diperhatikan muatan yang disajikan dalam perjanjian
kinerja tersebut.
1. Pernyataan Perjanjian Kinerja
Pernyataan Perjanjian Kinerja ini paling tidak terdiri atas:
a. Pernyataan untuk mewujudkan suatu kinerja pada suatu tahun
tertentu;
b. Tanda tangan pihak yang berjanji/para pihak yang bersepakat.
2.Lampiran Perjanjian Kinerja
Lampiran Perjanjian Kinerja merupakan bagian yang tidak terpisahkan
dalam dokumen perjanjian kinerja. Informasi yang disajikan dalam
lampiran perjanjian kinerja disesuaikan dengan tingkatnya
REVISI DAN PERUBAHAN PERJANJIAN KINERJA
Nama :
Jabatan :
........................., .......................
Menteri/Pimpinan Lembaga/Gubernur/Bupati/Walikota
.........................................................................................
PERNYATAAN PERJANJIAN KINERJA TINGKAT UNIT KERJA/SKPD/SATUAN KERJA
-Logo Lembaga-
Nama :
Jabatan :
Nama :
Jabatan :
Pihak pertama berjanji akan mewujudkan target kinerja yang seharusnya sesuai
lampiran perjanjian ini, dalam rangka mencapai target kinerja jangka menengah
seperti yang telah ditetapkan dalam dokumen perencanaan. Keberhasilan dan
kegagalan pencapaian target kinerja tersebut menjadi tanggung jawab kami.
Pihak kedua akan melakukan supervisi yang diperlukan serta akan melakukan
evaluasi terhadap capaian kinerja dari perjanjian ini dan mengambil tindakan
yang diperlukan dalam rangka pemberian penghargaan dan sanksi.
......................,................
Sasaran Program/
No. In d ik a to r K in e rja Target
Kegiatan
Kegiatan Anggaran
1........................... Rp ...............................
2........................... Rp ...............................
..........................., ..................20XX
Program Anggaran
1 . ... .. ... ... .. ... ... .. ... .. Rp ...............................
2 . ... .. ... ... .. ... ... .. ... .. Rp ...............................
..................., .............20XX
Menteri/Kepala/Gubernur/Bupati/Walikota
................................................................
( )
LAPORAN KINERJA
PENGERTIAN PELAPORAN
KINERJA
Laporan kinerja merupakan bentuk akuntabilitas dari
pelaksanaan tugas dan fungsi yang dipercayakan
kepada setiap instansi pemerintah atas penggunaan
anggaran. Hal terpenting yang diperlukan dalam
penyusunan laporan kinerja adalah pengukuran kinerja
dan evaluasi serta pengungkapan (disclosure) secara
memadai hasil analisis terhadap pengukuran kinerja.
TUJUAN PELAPORAN KINERJA
1. Memberikan informasi kinerja yang terukur kepada
pemberi mandat atas kinerja yang telah dan
seharusnya dicapai,
2. Sebagai upaya perbaikan berkesinambungan bagi
instansi pemerintah untuk meningkatkan
kinerjanya.
FORMAT LAPORAN KINERJA
• Pimpinan Satuan Kerja menyusun dan menyampaikan Laporan Kinerja kepada Pimpinan
Unit Kerja. Pimpinan unit kerja menyusun laporan kinerja tahunan tingkat unit kerja
berdasarkan perjanjian kinerja yang disepakati dan menyampaikannya kepada
Menteri/Pimpinan Lembaga;
• Menteri/Pimpinan Lembaga menyusun Laporan Kinerja tahunan tingkat
Kementerian/Lembaga berdasarkan perjanjian kinerja yang ditandatangani dan
menyampaikan kepada Menteri Keuangan, Menteri Perencanaan Pembangunan
Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional, dan Menteri Pendayagunaan
Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi paling lambat 2 (dua) bulan setelah tahun
anggaran berakhir.
• Menteri/Pimpinan Lembaga dapat menetapkan suatu petunjuk pelaksanaan internal
mekanisme penyampaian perjanjian kinerja dan pelaporan kinerja.
PENYAMPAIAN LAPORAN KINERJA
KEPALA SKPD
Kepala SKPD menyusun laporan kinerja tahunan berdasarkan perjanjian
kinerja yang disepakati dan menyampaikannya kepada
Gubernur/Bupati/Walikota, paling lambat 2 (dua) bulan setelah tahun
anggaran berakhir.
Bupati/Walikota menyusun Laporan Kinerja tahunan pemerintah
Kabupaten/Kota berdasarkan perjanjian kinerja yang ditandatangani dan
menyampaikannya kepada Gubernur, Menteri Perencanaan Pembangunan
Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional, Menteri
Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi, dan Menteri
Dalam Negeri paling lambat 3 (tiga) bulan setelah tahun anggaran berakhir.
PENYAMPAIAN LAPORAN KINERJA
KEPALA DAERAH
• Bab IV Penutup
Pada bab ini diuraikan simpulan umum atas capaian kinerja organisasi serta langkah di masa mendatang yang akan dilakukan organisasi untuk
meningkatkan kinerjanya
• Lampiran
1. Perjanjian Kinerja
2. Lain-lain yang dianggap perlu
PEDOMAN TATA CARA
REVIU ATAS LAPORAN
KINERJA
PENGERTIAN REVIU ATAS
LAPORAN KINERJA
69
PERNYATAAN TELAH
DIREVIU
1. Reviu dilaksanakan atas Laporan Kinerja Tahun yang bersangkutan
2. Reviu dilaksanakan sesuai dengan Pedoman Reviu Laporan Kinerja
3. Semua Informasi yang dimuat dalam laporan reviu adalah penyajian
manajemen
4. Tujuan reviu memberikan keyakinan mengenai akurasi, kehandalan dan
keabsahan informasi kinerja
5. Simpulan reviu apakah laporan kinerja telah menyajikan informasi kinerja
yang handal, akurat dan absah
6. Paragraf penjelas (uraikan perbaikan/koreksi yang belum /selesai
dilakukan)
70
AKURASI INFORMASI
NUMERIK
REALISASI
CAPAIAN
TARGET
71
VALIDITAS INFORMASI
NUMERIK
CAPAIAN
TARGET
KG KG
? ?
Kemungkinan data tentang
realisasi tidak valid krn persis
dengan target.
72
VALIDITAS INFORMASI
NUMERIK
REALISASI
CAPAIAN
TARGET
10 9 90%
JUTA JUTA
KG KG ?
Kemungkinan data tentang
?
realisasi tidak valid krn
dibulatkan. Sajikan data realnya.
73
VALIDITAS INFORMASI
NUMERIK
CAPAIAN
TARGET
74
VALIDITAS INFORMASI
NUMERIK
CAPAIAN
TARGET
KG KG
?
Yakinkan bisa dirinci ke
komponen2 secara akurat.
75
KONSISTENSI INFORMASI
NUMERIK
JUMLAH PRODUKSI PADI: 24.801
KONSISTENSI DLM BAGIAN YANG SAMA KONSISTENSI DNG BAGIAN YANG LAIN DLM LAKIP KONSISTENSI DENGAN LAKIP YANG LAIN KONSISTENSI INFORMASI YANG LAIN
76
VALIDITAS INFORMASI (NARASI)
DATA VALID ?
DARI SUMBER YG VALID ?
77
KONSISTENSI INFORMASI NON NUMERIK (NARASI)
79
FORMAT
1 2 Ya Tidak
I
Format
1. Laporan Kinerja (Lkj) telah menampilkan data penting IP
80
Mekanisme Penyusunan
II Mekanisme Penyusunan
Mekanisme Penyusunan
1. LKj IP disusun oleh unit kerja yang memiliki tugas fungsi untuk itu √
2.Informasi yang disampaikan dalam LKj telah didukung dengan data
yang memadai √
3. Telah terdapat mekanisme penyampaian data dan informasi dari unit
kerja ke unit penyusun LKj √
4. Telah ditetapkan penanggungjawab pengumpulan data/informasi di
setiap unit kerja √
5. Data/informasi kinerja yang disampaikan dalam LKj telah diyakini
keandalannya √
6. Analisis/penjelasan dalam LKj telah diketahui oleh unit kerja terkait √
1. LKj IP bulanan merupakan gabungan partisipasi dari dibawahnya
√
81
III Substansi
SUBSTANSI
1. Tujuan/sasaran dalam LKj telah sesuai dengan tujuan/sasaran dalam perjanjian
kinerjasubstansi √
2. Tujuan/sasaran dalam LKj telah selaras dengan rincana strategis
√
3. Jika butir 1 dan 2 jawabannya tidak, maka terdapat penjelasan yang memadai.
√
4. Tujuan/sasaran dalam LKj telah sesuai dengan tujuan/sasaran dalam indikator
kinerja √
5. Tujuan/sasaran dalam LKj telah sesuai dengan tujuan/sasaran dalam indikator
kinerja utama √
6. Jika butir 4 dan 5 jawabannya tidak, maka terdapat penjelasan yang memadai
√
7. Telah terdapat perbandingan data kinerja dengan tahun lalu, standar nasional dan
sebagainya yang bermanfaatan √
8. IKU dan IK telah cukup mengukur tujuan/sasaran √
8. Jika “Tidak” telah terdapat penjelasan yang memadai
10. IKU dan IK telah SMART √
82
FORMAT
83
SUBSTANSI
N Indikator Kinerja pada Perjanjian Kinerja Tahun 2015 Indikator Kinerja pada draft Laporan Kinerja Tahun 2015
o
Peningkatan
1 kualitas tata kelola Pemerintahan Daerah sesuai Tingkat kualitas tata kelola Pemerintahan Daerah sesuai dengan
dengan
. ketentuan peraturan perundang-undangan, dengan target : ketentuan peraturan perundang-undangan, dengan target :
- 55% daerah provinsi yang berkinerja tinggi; - 55% daerah provinsi yang berkinerja tinggi;
- 45% daerah kab/kota yang berkinerja tinggi - 45% daerah kab/kota yang berkinerja tinggi
2 Peningkatan kinerja pemerintahan daerah otonom baru, Peningkatan kinerja pemerintahan daerah otonom daerah, dengan
. dengan target 20% DOB yang berkinerja baik dari total target 20% DOB yang berkinerja baik dari total jumlah DOB
jumlah DOB
84
TERIMA KASIH
85