Anda di halaman 1dari 2

DASAR HUKUM PERTANGGUNGJAWABAN APBD

1. UNDANG-UNDANG 17 TAHUN 2003 TENTANG KEUANGAN NEGARA

Pasal 30
(1) Presiden menyampaikan rancangan undang-undang tentang
pertanggungjawaban pelaksanaan APBN kepada DPR berupa laporan
keuangan yang telah diperiksa oleh Badan Pemeriksa Keuangan, selambat-
lambatnya 6 (enam) bulan setelah tahun anggaran berakhir.
(2) Laporan keuangan dimaksud setidak-tidaknya meliputi Laporan Realisasi
APBN, Neraca, Laporan Arus Kas, dan Catatan atas Laporan Keuangan, yang
dilampiri dengan laporan keuangan perusahaan negara dan badan lainnya.
Pasal 31
(1) Gubernur/Bupati/Walikota menyampaikan rancangan peraturan daerah
tentang pertanggungjawaban pelaksanaan APBD kepada DPRD berupa
laporan keuangan yang telah diperiksa oleh Badan Pemeriksa Keuangan,
selambat-lambatnya 6 (enam) bulan setelah tahun anggaran berakhir.
(2) Laporan keuangan dimaksud setidak-tidaknya meliputi Laporan Realisasi
APBD, Neraca, Laporan Arus Kas, dan Catatan atas Laporan Keuangan, yang
dilampiri dengan laporan keuangan perusahaan daerah.

2. UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 2004 TENTANG PERBENDAHARAAN


NEGARA
Pasal 56
(3) Laporan Keuangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disampaikan
gubernur/bupati/walikota kepada Badan Pemeriksa Keuangan paling lambat
3 (tiga) bulan setelah tahun anggaran berakhir. (4) Kepala satuan kerja
perangkat daerah selaku Pengguna Anggaran/Pengguna Barang memberikan
pernyataan bahwa pengelolaan APBD telah diselenggarakan berdasarkan
sistem pengendalian intern yang memadai dan akuntansi keuangan telah
diselenggarakan sesuai dengan standar akuntansi pemerintahan.

3. UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN 2014 TENTANG PEMERINTAHAN


DAERAH
Pasal 320
(1) Kepala daerah menyampaikan rancangan Perda tentang
pertanggungjawaban pelaksanaan APBD kepada DPRD dengan dilampiri
laporan keuangan yang telah diperiksa oleh Badan Pemeriksa Keuangan
paling lambat 6 (enam) bulan setelah tahun anggaran berakhir.
(2) Laporan keuangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) paling sedikit
meliputi:
a. laporan realisasi anggaran;
b. laporan perubahan saldo anggaran lebih;
c. neraca;
d. laporan operasional;
e. laporan arus kas;
f. laporan perubahan ekuitas; dan
g. catatan atas laporan keuangan yang dilampiri dengan ikhtisar laporan
keuangan BUMD.
(3) Penyajian laporan keuangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
dilakukan sesuai dengan standar akuntansi pemerintahan.
(4) Rancangan Perda tentang pertanggungjawaban pelaksanaan APBD
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dibahas kepala daerah bersama DPRD
untuk mendapat persetujuan bersama.
(5) Persetujuan bersama rancangan Perda sebagaimana dimaksud pada ayat
(4) dilakukan paling lambat 7 (tujuh) bulan setelah tahun anggaran berakhir.
(6) Atas dasar persetujuan bersama sebagaimana dimaksud pada ayat (5),
kepala daerah menyiapkan rancangan Perkada tentang penjabaran
pertanggungjawaban pelaksanaan APBD.

UU Nomor 17 Tahun 2003, UU Nomor 23 Tahun 2014 sebagaimana diubah terakhir


dengan UU Nomor 9 Tahun 2015, PP Nomor 58 Tahun 2005, dan Permendagri
Nomor 13 Tahun 2006 sebagaimana diubah terakhir dengan Permendagri Nomor 21
Tahun 2011, menjadi pedoman di dalam proses penyampaian PPA. “Kepala Daerah
(Gubernur/Bupati/Walikota) menyampaikan ranperda tentang PPA kepada DPRD
dengan dilampiri laporan keuangan yang telah diperiksa oleh BPK paling lambat 6
(enam) bulan setelah tahun anggaran berakhir”.
Selanjutnya, ranperda tentang PPA dibahas kepala daerah bersama DPRD untuk
mendapat persetujuan bersama. Agenda pembahasan ranperda tentang PPA
ditentukan oleh DPRD. Persetujuan bersama ranperda dilakukan paling lambat 7
(tujuh) bulan setelah tahun anggaran berakhir atau persetujuan bersama terhadap
ranperda tentang PPA oleh DPRD paling lama 1 (satu) bulan terhitung sejak
ranperda diterima. Atas dasar persetujuan bersama kepala daerah menyiapkan
ranperkada tentang penjabaran PPA.

Anda mungkin juga menyukai