Anda di halaman 1dari 58

PERATURAN PEMERINTAH RI

NOMOR 8 TAHUN 2006


TENTANG
PELAPORAN KEUANGAN DAN KINERJA
INSTANSI PEMERINTAH

1
PAKET REFORMASI KEUANGAN NEGARA

 UU 17/2003: Keuangan Negara


 UU 1/2004: Perbendaharaan Negara
 UU 15/2004: Pemeriksaan Pengelolaan
dan Tanggung Jawab Keuangan Negara

 PP 20/2004: RKAP
 PP 21/2004: RKAKL
 PP 23/2005: BLU
 PP 24/2005: SAP
 PP 8/2006: PKKIP
 PP … : Sistem Pengend. Intern (akan lahir)
PP Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah
2
KETENTUAN LAIN TERKAIT

 UU 32/2004: Pemerintahan
Daerah
 UU 33/2004: Perimbangan
Keuangan Antara Pemerintah
Pusat dan Daerah

PP Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah
3
DASAR HUKUM

 UU Nomor 1/2004 tentang


Perbendaharaan Negara (Ps.51 s/d 57)
 UU Nomor 32/2004 tentang Pemerintah
Daerah
 UU Nomor 33/2004 tentang
Perimbangan Keuangan antara
Pemerintah Pusat dan Pemerintah
Daerah

PP Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah
4
PENGERTIAN

 Laporan Keuangan adalah bentuk


pertanggungjawaban pengelolaan keuangan
negara/daerah selama suatu periode (Ps. 1
point 1)
 Kinerja adalah keluaran/hasil dari kegiatan/
program yang hendak atau telah dicapai
sehubungan dengan penggunaan anggaran
dengan kuantitas dan kualitas terukur (Ps. 1
point 2)

PP Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah
5
LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN
PELAKSANAAN APBN/APBD (Ps. 2)

Dalam rangka pertanggungjawaban pelaksanaan


APBN/APBD, setiap entitas pelaporan wajib
menyusun dan menyajikan:
1. Laporan Keuangan
2. Laporan Kinerja

PP Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah
6
ENTITAS PELAPORAN
(Ps. 3)

Entitas pelaporan terdiri dari :


1. Pemerintah Pusat
2. PEMDA
3. Kementerian negara/lembaga (KL)
4. Bendahara Umum Negara (BUN)
(ayat 1)

PP Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah
7
ENTITAS PELAPORAN
(Ps. 3)

 Entitas pelaporan tingkat KL ditetapkan oleh


Menteri Keuangan selaku BUN, berdasarkan
pertimbangan:
 kemandirian pelaksanaan anggaran,
 pengelolaan kegiatan, dan
 besarnya anggaran.
 SKPD dan SKPKPD bukan entitas pelaporan

PP Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah
8
ENTITAS AKUNTANSI
(Ps. 4)

Entitas Akuntansi terdiri dari:


1. Setiap kuasa pengguna anggaran di lingkungan
suatu KL. (ayat 1)  mempunyai dokumen
pelaksanaan anggaran tersendiri, termasuk
pengguna dana APP
2. Bendahara Umum Daerah (BUD). (ayat 2)
3. Pengguna Anggaran di lingkungan PEMDA
4. Kuasa Pengguna Anggaran di lingkungan
PEMDA  bila mempunyai dokumen
pelaksanaan anggaran yang terpisah, jumlah
anggarannya relatif besar, dan pengelolaan
kegiatannya dilakukan secara mandiri.
(Penjelasan ayat 2)

PP Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah
9
KOMPONEN LAPORAN KEUANGAN
(Ps. 5)

Laporan keuangan pemerintah setidak-tidaknya


terdiri dari:

1. Laporan Realisasi Anggaran (LRA),


2. Neraca,
3. Laporan Arus Kas (LAK), dan
4. Catatan atas Laporan Keuangan.

PP Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah
10
KOMPONEN LAPORAN KEUANGAN
(Ps. 5)

- Pemerintah Pusat LRA


- BUN
- PEMDA
- BUD
Neraca

LAK
- KL
- SKPD
CaLK

Penambahan unsur-unsur Laporan Keuangan ditetapkan dalam Peraturan Menteri Keuangan


dan/atau oleh komite yang menyusun SAP (ayat 4).

PP Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah
11
KOMPONEN
KOMPONEN LAPORAN
LAPORAN KEUANGAN
KEUANGAN
(Ps.
(Ps.5–7)
6)

 Laporan Keuangan sebagaimana dimaksud dalam


Pasal 5 disusun dan disajikan sesuai dengan SAP.
 Penyusunan Laporan Keuangan Pemerintah
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 dihasilkan
dari suatu Sistem Akuntansi Pemerintahan.

PP Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah
12
KOMPONEN
KOMPONEN LAPORAN
LAPORAN KEUANGAN
KEUANGAN
(Ps.
(Ps.5-7)
7)

 LRA menyajikan realisasi pendapatan, belanja,


dan pembiayaan yang diperbandingkan dengan
anggarannya dan dengan realisasi periode
sebelumnya.(ayat 1)
 Neraca menyajikan aset, utang, dan ekuitas
dana yang diperbandingkan dengan periode
sebelumnya.(ayat 2)
 LAK menyajikan arus kas dari aktivitas operasi,
arus kas dari aktivitas investasi aset non
keuangan, arus kas dari aktivitas pembiayaan,
dan arus kas dari aktivitas non anggaran yang
diperbandingkan dengan periode sebelumnya.
(ayat 3)

PP Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah
13
LAPORAN KEUANGAN KL DAN BUN
UNAUDITED (Ps. 8)

 Menteri/pimpinan lembaga selaku pengguna


anggaran menyusun laporan keuangan dan
menyampaikannya kepada Presiden melalui
Menteri Keuangan (ayat 1)
 Menteri Keuangan selaku BUN menyusun
laporan keuangan dan menyampaikannya
kepada Presiden (ayat 2)
 Disampaikan selambat-lambatnya 2 bulan
setelah TA berakhir (ayat 3)
 Laporan keuangan KL dan BUN disampaikan
pula kepada BPK (ayat 4)
PP Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah
14
LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH PUSAT
UNAUDITED (Ps. 9)

 Menteri Keuangan menyusun laporan keuangan


pemerintah pusat (LKPP) berdasarkan laporan
keuangan KL serta laporan pertanggungjawaban
pengelolaan perbendaharaan negara dan
disampaikan kepada Presiden untuk selanjutnya
disampaikan kepada BPK selambat-lambatnya 3
bulan setelah TA berakhir.
 Tugas penyampaian LKPP kepada BPK dapat
didelegasikan oleh Presiden kepada Menteri
Keuangan

PP Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah
15
LAPORAN KEUANGAN SKPD DAN BUD
UNAUDITED (Ps. 10)

 Kepala SKPD selaku pengguna anggaran menyusun


laporan keuangan dan menyampaikannya kepada
gubernur/bupati/walikota melalui Pejabat Pengelola
Keuangan Daerah. (ayat 1)
 Pejabat Pengelola Keuangan Daerah selaku BUD
menyusun laporan keuangan sebagai
pertanggungjawaban pengelolaan perbendaharaan
daerah. (ayat 2)
 Laporan keuangan SKPD dan BUD disampaikan
selambat-lambatnya 2 bulan setelah TA berakhir.
(ayat 3)

PP Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah
16
LAPORAN KEUANGAN SKPD DAN BUD
UNAUDITED (Penjelasan Ps. 10)

Penyelenggaraan teknis akuntansi dan penyusunan


laporan keuangan SKPD dapat diselenggarakan
langsung oleh satuan kerja pengguna anggaran
atau dibantu oleh satuan kerja/pihak lain yang
ditetapkan oleh gubernur/ bupati/walikota
berdasarkan pertimbangan kondisi sumber daya
yang tersedia. Namun demikian, tanggung jawab
atas laporan tersebut berada pada satuan kerja
pengguna anggaran yang bersangkutan.

PP Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah
17
LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH
UNAUDITED (Ps. 11)

Pejabat Pengelola Keuangan Daerah menyusun


laporan keuangan PEMDA berdasarkan laporan
keuangan SKPD serta laporan pertanggungjawaban
pengelolaan perbendaharaan daerah dan
disampaikan kepada gubernur/bupati/walikota dan
selanjutnya disampaikan ke BPK selambat-
lambatnya 3 bulan setelah TA berakhir.

PP Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah
18
LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH PUSAT
AUDITED (Ps. 12)

 Menteri/pimpinan lembaga memberikan tanggapan dan


melakukan penyesuaian terhadap laporan keuangan
berdasarkan hasil pemeriksaan BPK. (ayat 1)
 Laporan Keuangan yang telah disesuaikan bersama
tembusan tanggapan disampaikan kepada Menteri
Keuangan oleh menteri/pimpinan lembaga selambat-
lambatnya 1 (satu) minggu setelah laporan hasil
pemeriksaan diterbitkan BPK untuk digunakan sebagai
bahan penyesuaian LKPP. (ayat 2)
 Menteri Keuangan atas nama pemerintah pusat
memberikan tanggapan dan melakukan penyesuaian
terhadap LKPP berdasarkan hasil pemeriksaan BPK atas
Laporan Keuangan Kementerian Negara/Lembaga dan LKPP
serta koreksi lain berdasarkan SAP. (ayat 3)

PP Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah
19
LAPORAN KEUANGAN PEMDA
AUDITED (Ps. 13)

Gubernur/bupati/walikota memberikan tanggapan


dan melakukan penyesuaian terhadap laporan
keuangan berdasarkan hasil pemeriksaan BPK atas
laporan keuangan pemda serta koreksi lain
berdasarkan Standar Akuntansi Pemerintahan.

PP Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah
20
RUU PERTANGGUNGJAWABAN
PELAKSANAAN APBN
(Ps. 14)

 Menteri Keuangan menyusun RUU tentang


Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBN
dan oleh Presiden disampaikan kepada
DPR selambat-lambatnya 6 bulan setelah
TA berakhir.

PP Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah
21
PERDA PERTANGGUNGJAWABAN
PELAKSANAAN APBD
(Ps. 15)

 PPKD menyusun rancangan Perda tentang


Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD dan oleh
gubernur/bupati/walikota disampaikan kepada
DPRD selambat-lambatnya 6 bulan setelah TA
berakhir. (ayat 1)
 Rancangan Perda tentang Pertanggungjawaban
Pelaksanaan APBD yang telah disetujui bersama
dengan DPRD, untuk tingkat PemProv
disampaikan kepada Mendagri, dan untuk tingkat
PemKab/Kot disampaikan kepada gubernur.
(ayat 2)

PP Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah
22
DIAGRAM PROSES PENYUSUNAN
LAPORAN
PERTANGGUNGJAWABAN
PELAKSANAAN APBN/APBD
(Ps. 16)

 Lampiran II-A
 Lampiran II-B
 Lampiran II-C

PP Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah
23
LAPORAN KINERJA
(Ps. 17)

Laporan Kinerja berisi ringkasan tentang keluaran


dari masing-masing kegiatan dan hasil yang dicapai
dari masing-masing program sebagaimana
ditetapkan dalam dokumen pelaksanaan
APBN/APBD.

PP Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah
24
FORMAT LAPORAN KINERJA
LAPORAN KINERJA SATUAN KERJA
TAHUN ANGGARAN ….

Kementerian Negara/Lembaga :
Unit Organisasi :
Satuan Kerja :
Fungsi :
Sub Fungsi :
Program :
Lokasi : Hasil Program :

Belanja Keluaran
Kode Kegiatan Keterangan
Anggaran Realisasi Rencana Realisasi Satuan
xxxxx Kegiatan A

Indikator Kinerja 1

Indikator Kinerja 2

PP Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah
25
FORMAT LAPORAN KINERJA
LAPORAN KINERJA UNIT ORGANISASI
TAHUN ANGGARAN ….

Kementerian Negara/Lembaga :
Unit Organisasi :
Fungsi :
Sub Fungsi :

Belanja Hasil/Keluaran
Kode Program/Kegiatan Keterangan
Anggaran Realisasi Rencana Realisasi Satuan
xxxx Program 1

xxxxx Kegiatan A

Indikator Kinerja 1

Indikator Kinerja 2

xxxx Program 2

PP Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah
26
FORMAT LAPORAN KINERJA
LAPORAN KINERJA SATUAN KERJA
TAHUN ANGGARAN ….

Kementerian Negara/Lembaga :
Fungsi :
Sub Fungsi :

Belanja Hasil/Keluaran
Kode Program/Kegiatan Keterangan
Anggaran Realisasi Rencana Realisasi Satuan
xxxx Program 1

xxxxx Kegiatan A

Indikator Kinerja 1

Indikator Kinerja 2

xxxx Program 2

PP Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah
27
FORMAT LAPORAN KINERJA
LAPORAN KINERJA SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH
TAHUN ANGGARAN ….

Satuan Kerja Perangkat Daerah :


Fungsi :
Sub Fungsi :
Provinsi/Kabupaten/Kota :

Belanja Hasil/Keluaran
Kode Program/Kegiatan Keterangan
Anggaran Realisasi Rencana Realisasi Satuan
xxxx Program 1

xxxxx Kegiatan A

Indikator Kinerja 1

Indikator Kinerja 2

xxxx Program 2

PP Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah
28
FORMAT LAPORAN KINERJA
LAPORAN KINERJA PEMERINTAH PROVINSI/KABUPATEN/KOTA
TAHUN ANGGARAN ….

Belanja Hasil/Keluaran
Fungsi/Sub
Kode Fungsi/Program/ Anggaran Realisasi Rencana Realisasi Satuan Keterangan
Kegiatan

xx Fungsi

xx Sub Fungsi

xxxx Program

xxxxx Kegiatan A

Indikator Kinerja 1

Indikator Kinerja 2

PP Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah
29
PENYUSUNAN LAPORAN KINERJA
(PS. 18-20)

 Laporan Kinerja KL disampaikan kepada


Menteri Keuangan, Menteri Perencanaan,
dan Menteri Negara PAN selambat-
lambatnya 2 bulan setelah TA berakhir.
(Ps. 18)
 Laporan Kinerja SKPD disampaikan
kepada gubernur/bupati/walikota, dan
Menteri Negara PAN selambat-lambatnya
2 bulan setelah TA berakhir. (Ps. 19)

PP Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah
30
SISTEM AKUNTABILITAS KINERJA
(Ps. 20)

 Laporan Kinerja dihasilkan dari sistem akuntabilitas kinerja


instansi pemerintah. (ayat 1)
 Sistem akuntabilitas kinerja instansi pemerintah
dikembangkan secara terintegrasi dengan sistem
perencanaan, sistem penganggaran, sistem perbendaharaan,
dan Sistem Akuntansi Pemerintahan. (ayat 2)
 Ketentuan lebih lanjut mengenai sistem akuntabilitas kinerja
instansi pemerintah ditetapkan dalam Peraturan Presiden.
(ayat 3)
 Peraturan Presiden diusulkan oleh Menteri Keuangan setelah
berkoordinasi dengan Menteri Negara Perencanaan
Pembangunan Nasional, Menteri Negara PAN, dan Menteri
Dalam Negeri. (ayat 4)
 Sistem akuntabilitas kinerja setidak-tidaknya mencakup
perkembangan keluaran dari masing-masing kegiatan dan
hasil yang dicapai dari masing-masing program. (ayat 5)

PP Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah
31
DIAGRAM HUBUNGAN LAPORAN
KINERJA DAN LAPORAN
KEUANGAN

 Lampiran III-A
 Lampiran III-B
 Lampiran III-C

PP Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah
32
PP Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah
33
PP Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah
34
PP Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah
35
SUPLEMEN LAPORAN KEUANGAN
(Ps. 21-24)

 Laporan keuangan KL dilampiri dengan laporan


keuangan BLU bentuk ringkas. (Ps. 21)
 Laporan keuangan pemerintah pusat/daerah
dilampiri dengan Ikhtisar Laporan Keuangan
Perusahaan Negara/Daerah (Ps. 22 ayat 1)
 Ikhtisar Laporan Keuangan Perusahaan
Negara/Daerah disusun oleh Menteri Keuangan/
gubernur/bupati/walikota (Ps. 22 ayat 2)

PP Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah
36
IKHTISAR LAPORAN KEUANGAN
PERUSAHAAN NEGARA/DAERAH
(Ps. 22)

 Lampiran V

PP Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah
37
PENYAMPAIAN LAPORAN KEUANGAN
PERUSAHAAN NEGARA (Ps. 23)

Ayat (1)
 Menteri yang ditunjuk dan/atau diberi kuasa untuk mewakili
pemerintah pusat selaku pengelola/pembina Perusahaan
Negara wajib menyampaikan:
 laporan keuangan Perusahaan Negara yang belum diaudit
kepada Menteri Keuangan selambat-lambatnya 2 1/2 (dua
setengah) bulan setelah tahun APBN berakhir,
 laporan keuangan Perusahaan Negara yang telah diaudit
kepada Menteri Keuangan selambat-lambatnya 5 1/2 (lima
setengah) bulan setelah tahun APBN berakhir.

PP Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah
38
PENYAMPAIAN LAPORAN KEUANGAN
PERUSAHAAN NEGARA (Ps. 23)

Ayat (2)
 Perusahaan Daerah wajib menyampaikan:
 laporan keuangan Perusahaan Daerah yang belum diaudit
kepada Pejabat Pengelola Keuangan Daerah selambat-
lambatnya 2 1/2 (dua setengah) bulan setelah tahun APBD
berakhir.
 laporan keuangan Perusahaan Daerah yang telah diaudit
kepada Pejabat Pengelola Keuangan Daerah selambat-
lambatnya 5 1/2 (lima setengah) bulan setelah tahun APBD
berakhir.

PP Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah
39
INFORMASI TAMBAHAN NON-KEUANGAN
(Ps. 24)

Laporan Keuangan dapat dilampirkan ikhtisar


dan/atau informasi tambahan non-keuangan yang
relevan.

PP Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah
40
PERNYATAAN TANGGUNG JAWAB
(Ps. 25)

 Laporan keuangan tahunan KL/SKPD/PEMDA


disertai dengan pernyataan tanggung jawab yang
ditandatangani oleh menteri/pimpinan lembaga/
kepala SKPD/gubernur/bupati/ walikota. (ayat 1)
 Laporan keuangan tahunan BAPP yang dialokasikan
kepada KL, dan PEMDA, disampaikan secara
terpisah dan disertai dengan pernyataan tanggung
jawab yang ditandatangani oleh menteri/pimpinan
lembaga/ gubernur/bupati/walikota yang menerima
alokasi APP. (ayat 2)

PP Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah
41
ISI PERNYATAAN TANGGUNG JAWAB
(Ps. 26)

Pernyataan tanggung jawab memuat pernyataan


bahwa pengelolaan APBN/APBD telah
diselenggarakan berdasarkan sistem pengendalian
intern yang memadai dan akuntansi keuangan telah
diselenggarakan sesuai dengan SAP.

PP Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah
42
PERNYATAAN TANGGUNG JAWAB
KN/L/PEMDA/SKPD
(Lampiran VI-A)

Pernyataan Tanggung Jawab


Laporan Keuangan Kementerian Negara/Lembaga/Pemerintah Daerah/Satuan Kerja
Perangkat Daerah...Tahun Anggaran... sebagaimana terlampir adalah merupakan
tanggung jawab kami.
Laporan Keuangan tersebut telah disusun berdasarkan sistem pengendalian intern yang
memadai, dan isinya telah menyajikan informasi pelaksanaan anggaran dan posisi
keuangan secara layak sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintahan.

............., .......................

Menteri/Pimpinan Lembaga/ Gubernur/


Bupati/Walikota/Kepala Satuan Kerja
Perangkat Daerah .....,

(...............................…)

PP Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah
43
PERNYATAAN TANGGUNG JAWAB ATAS
PENGGUNAAN DANA APP
(Lampiran VI-B)

Pernyataan Tanggung Jawab


Laporan Keuangan atas penggunaan anggaran Pembiayaan dan Perhitungan Tahun
Anggaran... sebagaimana terlampir adalah merupakan tanggung jawab kami.
Laporan Keuangan tersebut telah disusun berdasarkan sistem pengendalian intern yang
memadai, dan isinya telah menyajikan informasi pelaksanaan anggaran dan posisi
keuangan secara layak sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintahan.

............., .......................
Menteri/Pimpinan Lembaga/ Gubernur/
Bupati/Walikota/.....,

(...............................…)

PP Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah
44
LAPORAN KEUANGAN DAN KINERJA INTERIM
(Ps. 27)

 Kepala satuan kerja di lingkungan KL


menyampaikan laporan keuangan dan kinerja
interim sekurang-kurangnya setiap triwulan
kepada menteri/pimpinan lembaga. (ayat 1)
 Menteri/pimpinan lembaga menyusun laporan
keuangan dan kinerja interim KL dan
menyampaikannya kepada Menteri Keuangan,
Menteri Perencanaan, dan Menteri PAN. (ayat 2)

PP Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah
45
LAPORAN KEUANGAN DAN KINERJA INTERIM
(Ps. 27)

 Kepala SKPD menyampaikan laporan keuangan


dan kinerja interim sekurang-kurangnya setiap
triwulan kepada gubernur/bupati/walikota
dilampiri laporan keuangan dan kinerja interim
atas kegiatan DD/TP.(ayat 3)
 Bentuk, isi, dan tata cara penyampaian laporan
keuangan dan kinerja interim di lingkungan
pemerintah pusat diatur dalam Peraturan Menteri
Keuangan, dan di lingkungan PEMDA diatur
dalam peraturan Menteri Dalam Negeri. (ayat 4)

PP Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah
46
LAPORAN KEUANGAN ATAS PELAKSANAAN
KEGIATAN DANA DEKONSENTRASI (Ps. 28)

 SKPD yang menjadi pelaksana kegiatan DD


menyelenggarakan akuntansi dan menyusun
laporan keuangan dan kinerja sebagaimana
berlaku bagi kuasa pengguna anggaran pada
tingkat pemerintah pusat. (ayat 1)
 Laporan keuangan dan kinerja atas pelaksanaan
kegiatan DD disampaikan kepada gubernur dan
menteri/pimpinan lembaga terkait. (ayat 2)
 Gubernur menyiapkan laporan keuangan dan
kinerja gabungan berdasarkan laporan yang
diterima dari SKPD yang menjadi pelaksana
kegiatan DD dan menyampaikannya kepada
menteri/pimpinan lembaga terkait serta kepada
Presiden melalui Menteri Keuangan. (ayat 3)
PP Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah
47
LAPORAN KEUANGAN ATAS PELAKSANAAN
KEGIATAN TUGAS PEMBANTUAN (Ps. 29)

 SKPD yang menjadi pelaksana kegiatan TP


menyelenggarakan akuntansi dan menyusun laporan
keuangan dan kinerja sebagaimana berlaku bagi kuasa
pengguna anggaran pada tingkat pemerintah pusat.
(ayat 1)
 Laporan keuangan dan kinerja atas pelaksanaan TP
disampaikan kepada gubernur/bupati/walikota dan
menteri/pimpinan lembaga terkait. (ayat 2)
 Gubernur/bupati/walikota menyiapkan Laporan
Keuangan dan Kinerja gabungan berdasarkan laporan
yang diterima dari SKPD yang menjadi pelaksana
kegiatan TP dan selanjutnya menyampaikannya kepada
Menteri/Pimpinan Lembaga terkait serta kepada
Presiden melalui Menteri Keuangan.(ayat 3)

PP Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah
48
LAPORAN KEUANGAN ATAS PELAKSANAAN
KEGIATAN DANA DEKONSENTRASI/TUGAS
PEMBANTUAN (Ps. 30)

 Dilaporkan secara terintegrasi dalam laporan


keuangan KN/L pengguna anggaran yang
bersangkutan. (ayat 1)
 Dilampirkan pada laporan pertanggungjawaban
pelaksanaan APBD. (ayat 2)
 Tata cara penyelenggaraan akuntansi dan
penyusunan laporan keuangan dan kinerja atas
pelaksanaan kegiatan DD/TP dalam Peraturan
Menteri Keuangan.(ayat 3)

PP Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah
49
LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN
BENDAHARA (Ps. 31)

 Bendahara penerimaan/pengeluaran wajib menatausahakan


dan menyusun LPJ atas uang yang dikelolanya dalam rangka
pelaksanaan APBN/APBD. (ayat 1)
 LPJ bendahara menyajikan informasi tentang saldo awal,
penambahan, penggunaan, dan saldo akhir uang persediaan
yang dikelolanya pada suatu periode. (ayat 2)
 LPJ disampaikan kepada BUN/BUD atau Kuasa BUN/BUD,
menteri /pimpinan lembaga/gubernur/bupati/walikota, dan
BPK. (ayat 3)
 Tata cara penatausahaan dan penyusunan LPJ bendahara
serta penyampaiannya untuk tingkat pemerintah pusat diatur
dalam peraturan Menteri Keuangan, dan untuk tingkat pemda
dengan peraturan gubernur/bupati/ walikota dengan mengacu
pada pedoman yang ditetapkan oleh Menteri Dalam Negeri.
(ayat 4)

PP Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah
50
LAPORAN MANAJERIAL DI BIDANG KEUANGAN
(Ps. 32)

 Dapat dihasilkan dari sistem akuntansi


pemerintah. (ayat 1)
 Jenis, bentuk, isi, dan tata cara pelaporan
manajerial diatur dengan Peraturan menteri/
pimpinan lembaga/gubernur/bupati/walikota atau
pejabat lain yang ditunjuk. (ayat 2)

PP Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah
51
PENGENDALIAN INTERN
(Ps. 33)

 Untuk meningkatkan keandalan laporan keuangan


dan kinerja, setiap entitas pelaporan dan akuntansi
wajib menyelenggarakan sistem pengendalian
intern sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan terkait. (ayat 1)
 Dalam sistem pengendalian intern harus diciptakan
prosedur rekonsiliasi antara data transaksi
keuangan yang diakuntansikan oleh pengguna
anggaran/kuasa pengguna anggaran dengan data
transaksi keuangan yang diakuntansikan oleh
BUN/BUD. (ayat 2)

PP Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah
52
PENGENDALIAN INTERN
(Ps.33)

 APIP pada KL/PEMDA melakukan reviu atas laporan


keuangan dan kinerja dalam rangka meyakinkan
keandalan informasi yang disajikan sebelum
disampaikan oleh menteri/pimpinan lembaga/
gubernur/bupati/walikota kepada pihak-pihak
sebagaimana diatur dalam Pasal 8 dan Pasal 11. (ayat
3)
 Menteri Keuangan selaku BUN berwenang menunjuk

APIP untuk melakukan evaluasi efisiensi dan efektivitas


pelaksanaan kegiatan APP serta DD/TP pada pengguna
anggaran/kuasa pengguna anggaran yang
bersangkutan.(ayat 4)

PP Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah
53
SANKSI ADMINISTRATIF
(Ps. 34)

 Setiap keterlambatan penyampaian laporan


keuangan oleh PA/KPA pada tingkat pemerintah
pusat yang disebabkan oleh kesengajaan dan/atau
kelalaian, MenKeu selaku BUN dapat memberi
sanksi berupa penangguhan pelaksanaan anggaran
atau penundaan pencairan dana. (ayat 1)
 Setiap keterlambatan penyampaian laporan
keuangan oleh PA/KPA pada tingkat pemda yang
disebabkan oleh kesengajaan dan/atau kelalaian,
Kepala SKPKD selaku BUD dapat memberi sanksi
berupa penangguhan pelaksanaan anggaran atau
penundaan pencairan dana. (ayat 2)

PP Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah
54
SANKSI ADMINISTRATIF
(Ps. 34)

 Tata cara pemberian sanksi pada tingkat


pemerintah pusat diatur dengan Peraturan Menteri
Keuangan. (ayat 3)
 Tata cara pemberian sanksi pada tingkat pemda
diatur dengan Peraturan gubernur/bupati/walikota
dengan mengacu pada pedoman yang ditetapkan
dalam Peraturan Mendagri. (ayat 4)
 Sanksi tidak membebaskan kuasa pengguna
anggaran dari kewajiban penyampaian laporan
keuangan. (ayat 5)

PP Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah
55
KETENTUAN PERALIHAN
(Ps. 35-36)

 Pelaksanaan ketentuan pelaporan keuangan dan


kinerja instansi pemerintah pusat berlaku
selambat-lambatnya pada APBN TA 2006. (Ps. 35
ayat 1)
 Pelaksanaan ketentuan pelaporan keuangan dan
kinerja instansi pemerintah pusat berlaku
selambat-lambatnya pada APBD TA 2007. (Ps. 35
ayat 2)
 Segala ketentuan yang mengatur pelaporan
keuangan dan kinerja instansi pemerintah tetap
berlaku sepanjang tidak bertentangan dan/atau
belum diatur dengan ketentuan yang baru sebagai
pelaksanaan PP ini. (Ps. 36)

PP Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah
56
KETENTUAN PENUTUP
(Ps. 37)

Ketentuan pelaksanaan sebagai tindak lanjut Peraturan


Pemerintah ini sebagaimana dimaksud dalam Pasal 20
sudah selesai selambat-lambatnya 1 (satu) tahun sejak
Peraturan Pemerintah ini diundangkan.

PP Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah
57
PP Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah
58

Anda mungkin juga menyukai