Anda di halaman 1dari 8

BAB 1

PENDAHULUAB

1.1 Latar Belakang


Kemerdekaan Indonesia merupakan kunci kemenangan dalam perjuangan bangsa
Indonesia untuk melepaskan diri dari penjajahan asing. Diproklamasikan pada
tanggal 17 Agustus 1945 oleh Soekarno-Hatta. Setelah berabad-abad
kolonialisme, bangsa Indonesia akhirnya tercapai pada akhir 1940-an. Bangsa ini
merdeka dan berdaulat, dengan kendali atas wilayah dan rakyatnya sendiri. Ini
berarti bahwa negara tersebut akan dapat mandiri dan membuat keputusan
sendiri tanpa ada yang menyuruhnya.
Undang-undang darurat atau ("UU No. 19/1957") membagi Provinsi Sumatera
Tengah menjadi tiga Daerah Otonom Tingkat I (Daswati I). Yakni Provinsi
Sumatera Barat, Provinsi Jambi, dan Provinsi Riau. Pemerintah membubarkan
Provinsi Sumatera Tengah pada tahun 1957. Provinsi Sumatera Tengah dibentuk
berdasarkan Perpu no. 4 Tahun 1950. Undang-undang darurat membagi Provinsi
Sumatera Tengah menjadi tiga daerah otonom Tingkat I: Provinsi Sumatera Barat,
Provinsi Jambi, dan Provinsi Riau.
Kemudian dengan UU Nomor 10 tahun 1946 sub provinsi tersebut ditetapkan
menjadi provinsi, dimana daerah Kresidenan Jambi yang terdiri dari Kabupaten
Batang Hari, dan kabupaten Merangin tergabung dalam Provinsi Sumatera
Tengah Kabupaten Merangin merupakan Salah satu Kabupaten tertua di Provinsi
Jambi bahkan lebih tua dari Provinsi Jambi sendiri. Kabupaten Merangin ini
memiliki luas wilayah 7679 km². Kabupaten Merangin yang berseloko adat“ Bumi
Tali Undang Tambang Teliti “ merupakan salah satu Kabupaten strategis yang
berada ditengah-tengah Provinsi Jambi.3

Dalam perjalanan sejarahnya, dengan dibentuknya Provinsi Daerah Tingkat I


Jambi, yang sekaligus juga dibentuknya Kabupaten Merangin (wilayahnya saat ini
adalah Kabupaten Merangin, Kabupaten Sarolangun, Kabupaten Bungo Tebo)
yang beribukota di Bangko. Kemudian ibukota Kabupaten Merangin dipindahkan
ke Muara Bungo yang diputuskan melalui sidang DPRD. Selanjutnya, dengan
adanya gerakan PRRI tahun 1958 Kantor Bupati Merangin di bakar dan dibangun
kembali pada tahun 1965 sebagai persiapan Kantor Bupati Sarolangun Bangko.
Setelah berdirinya Kabupaten Sarolangun Bangko melalui UU No. 7 tahun 1965,
maka pusat pemerintahan ditempatkan di Bangko dan juga menempati bangunan
tersebut. Setelah itu pindah ke Kantor yang baru di jalan Jendral Sudirman Km 01
bangko, sedangkan kantor lama menjadi Kantor Dinas Pendapatan Daerah Tingkat
II.4
Setelah Jambi menjadi daerah Daswati Tingkat I, Kewedanaan Sarolangun,
Kewedanaan Bangko, Kewedanaan Bungo, dan Kewedanaan Tebo tergabung
dalam Kabupaten Merangin. Kabupaten Merangin dipecah menjadi dua
kabupaten, yakni Kabupaten Sarolangun Bangko dan Kabupaten Bungo Tebo pada
tahun 1965. Mulai saat itulah Kabupaten Sarolangun berada di dalam wilayah
Kabupaten Daerah Tingkat II Sarolangun Bangko yang beribukota di Bangko.
Jika dilihat dari perkembangan politiknya pengajian Sejarah Merangin sangat unik
untuk diteliti. Tidak jarang masyarakat mengetahui dan membedakan Merangin
kontek sekarangn dengan Merangin kontek dulu. Pada dulunya yang disebut
merangin adalah wilayah Jambi Bagian Hulu yakni Bungo, Tebo, Sarolangun dan
Bangko. Kemudian Merangin kontek sekarang hanya wilayah bekas Kewedaan
Bangko. Sehingga penulis tertarik untuk menulis dan menindak lanjuti penelitian
seputar Merangin.
Berdasarkan latar belakang diatas, daerah bangko memiliki perjalanan sejarah
yang cukup panjang sekali, terutama pada masa revolusi antara tahun 1948-1956.
Sehingga peneliti tertarik untuk meneliti tentang Jambi Hulu Masa Lalu (Studi
Kasus Kabupaten Merangin1948-1965)

1.2 Rumusan Masalah

Komponen utama dalam penelitian adalah adanya masalah yang ingin dijawab.
Masalah merupakan inspirasi terjadinya suatu penelitian. Menemukan suatu
masalah serta memahaminya secara baik merupakan hal yang tidak mudah, dan
yang harus dikuasai serta dilatih para ilmuwan. Masalah atau permasalahan ada
jika ada kesenjangan antara das Sollen dan das sein, ada perbedaan antara apa
seharusya dan apa yang dalam kenyataan, antara apa yang diperlukan dan apa
yang tersedia, antara harapan dan kenyataan, dan yang sejenis dengan itu.6
1. Bagaimana Kondisi Merangin/ Jambi Hulu pasca kemerdekaan ?
2. Bagaimana kehidupan politik di Jambi Hulu dalam priode 1948-1965?
3. Bagaimana Desentralisasi di Kabupaten Merangin 1948-1956?
1.3 Batasan Masalah
` Sejarah dikatakan demikian sebab sejarah meneliti gejala-gejala yang
memanjang dalam waktu, tetapi dalam ruang yang terbatas.7 Dengan hal
tersebut penulis mengambil batas waktu atau temporal mulai dari 1948
dikarenakan pada tahun ini merupakan awal terbentuknya Pemerintahan Jambi
Hulu atau Merangin Lama diwilayah Keresidenan Jambi. Kemudian tahun akhik
batasan penelitianya adalah tahun 1965 alasan memilih tahun ini karena pada
tahun 1965secara administarasi Kabupaten Merangin dipecah menjadi dua yakni
Kabupaten Sarolangun Bangko dan Kabupaten Bungo Tebo.
Adapun baasan spasial penelitian ini adalah wilayah yang dikenal oleh masyrakat
sebagai Merangin Lama atau Kabupaten Jambi Hulu yang wilayahnya meliputi
Sarolangun, Bungo, Bangko dan Tebo.

1.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian


Penelitian ini bertujuan untuk melihat secara lebih dekat dan memotret
perkembangan Wilayah Merangin atau Jambi Hulu. Sesuai dengan perumusan
masalah maka tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah:
1. Mengetahui kondisi Jambi Hulu/Merangin pasca kemerdekaan
2. Mengetahui perkembangan daerah yag dibawahi oleh Kabupaten Merangin.
3. Melihat sejarah perkembangan perpolitikan di Kabupaten Merangin.Kemudian
Skripsi ini diharapkan dapat bermanfaat:

a. Menyumbangkan karya akademis dalam kajian sejarah Jambi khususnya


wilayah Jambi Hulu
b. Diharapkan dapat menjadi rujukan dan referensi dalam penulisan sejarah Jambi
Hulu baik dari kalangan akademisi sejarah dan kalangan pemerhati sejarah.
c. Sebagai sumber rujukan bagi pemerintahan Jambi Hulu (Kab. Sarolangun,
Merangin, Bungo dan Tebo)
1.5 Tinjaun Pustaka
Dalam tinjauan pustaka dan keterkaitan dengan penelitian ini adalah. Skripsi yang
Dewi Damayanti yang membahas pemekaran Kabupaten Bungo-Tebo. Kita
ketahuibahwasanya Bunggo Tebo pada masa lalunya merupakan wilayah
Kabupaten Jambi Hulu atau Merangin. Kemudian yang membedakan dengan
penelitian ini adalah lokasi penelitianya dan temporer penelitian. Pada penelitian
ini lebih menekankan masa lalu dari Kabupaten Merangin.
Buku Jambi dalam Sejarah 1500-1942 oleh Lindayanti dkk. Buku ini menjelaskan
perubahan-perubahan aspek sosial, ekonomi dan politik penduduk mulai dari
berbentuk Kesultanan sampai dengan setelah Jambi menjadi bagian dari Hindia
Belanda. Provinsi Jambi sendiri dihuni oleh bermacam-macam suku bangsa,
memiliki kekayaan budaya beragam etnis, dan masyarakat Melayu Jambi pun
merupakan bangunan dari berbagai suku, seperti Minangkabau, Bugis, Banjar,
Palembang dan Jawa.Kemudian yang membedakan dalam penelitian ini adalah
pembahasan pokok yang dibahas. Dalam penelitian ini lebih menkankan sejarah
politik di Jambi. Buku ini sangat mmebantu penulis melihat potret jambi secara
keseluruhan.
Skripsi Ratna Purnamasari dengan judul “Pemekaran Kabupaten Sarolangun
Bangko: Lahirnya Kabupaten Sarolangun dan Dampaknya terhadap
Perkembangan Pusat Pemerintahan Kabupaten Sarolangun Tahun 1999-2011”.
Ratna Purnama Sari menjelaskan mengenai dengan dimekarkannya Kabupaten
Sarolangun Bangko merupakan tuntutan yang diperjuangkan masyarakat melalui
tokoh masyarakat karena Kabupaten Sarolangun Bangko terlalu luas dan sulitnya
daerah-daerah terisolir mencapai pusat Kabupaten yang berada di Bangko. Pada
tanggal 12 Oktober 1999 Kabupaten Sarolangun Bangko resmi dimekarkan.
Sarolangun menjadi Kabupaten tersendiri dan wilayah induk Kabupaten.10 Yang
membedakan denganpenelitian ini adalah priode waktu. Dalam skripsi ini
membantu penulis menjalskan Merangin dalam kontak dahulu.
Kedua, Perjuangan Kemerdekaan RI (1945-1949) di Provinsi Jambi. Buku ini
diterbitkan oleh dewan harian Daerah Angkatan 45 Propinsi Jambi. yang
menghasilkan penelitian dan tahun terbit 1990/1991. Buku ini menjelasakan
sejarah perjuagan rakyat Jambi dalam mempertahankan kemerdekaan yang
penuh, yang di dalamnya antara lain menjelaskan keadaan Jambi saat
kemerdekaan dan Agresi Meliter belanda I dan II serta pertempuran-pertempuran
di beberapa wilayah di provinsi Jambi tahun 1945- 1949.11
Skripsi yang berjudul Perjuangan Rakyat Parakan-Temanggung dalam
mempertahankan Kemerdekaan Republik Indonesia (1945-1949). Skripsi ini ditulis
oleh Nur Laela Mahasiswa Jurusan Sejarah Peradaban Islam Fakultas Adab dan
Humaniora UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Skripsi ini menjelaskan tentang
bagaimana kondisi rakyat Parakan menjelang kemerdekaan Indonesia.
1.6 Kerangka Konseptual
Dalam membuat suatu analisis sejarah ada suatu langkah penting dengan
menyediakan suatu kerangka pemikiran atau kerangka analisis yang didalamnya
mencakup berbagai konsep yang akan penulis pakai dalam membuat analisis
tersebut. Pengertian demos-cratos (demokrasi) secara bahasa adalah keadaan
negara dimana sistem pemerintahannya kedaulatan berada di tangan rakyat,
kekuasaan tertinggi juga berada dalam keputusan bersama rakyat, rakyat yang
berkuasa, pemerintahan rakyat dan kekuasaan oleh rakyat. Menurut Joseph A.
Schumpeter, demokrasi merupakan suatu perencanaan instituonal untuk
mencapai keputusan politik di mana individu-individu memperoleh kekuasaan
untuk memutuskan cara perjuangan kompetitif atas suara rakyat. Makna dari
demokrasi sebagai dasar hidup bermasyarakat dan

Merangin1948-1965)

1.2 Rumusan Masalah

Komponen utama dalam penelitian adalah adanya masalah yang ingin dijawab.
Masalah merupakan inspirasi terjadinya suatu penelitian. Menemukan suatu
masalah serta memahaminya secara baik merupakan hal yang tidak mudah, dan
yang harus dikuasai serta dilatih para ilmuwan. Masalah atau permasalahan ada
jika ada kesenjangan antara das Sollen dan das sein, ada perbedaan antara apa
seharusya dan apa yang dalam kenyataan, antara apa yang diperlukan dan apa
yang tersedia, antara harapan dan kenyataan, dan yang sejenis dengan itu.
1. Bagaimana Kondisi Merangin/ Jambi Hulu pasca kemerdekaan ?
2. Bagaimana kehidupan politik di Jambi Hulu dalam priode 1948-1965?
3. Bagaimana Desentralisasi di Kabupaten Merangin 1948-1956?
1.3 Batasan Masalah
Sejarah dikatakan demikian sebab sejarah meneliti gejala-gejala yang memanjang
dalam waktu, tetapi dalam ruang yang terbatas.7 Dengan hal tersebut penulis
mengambil batas waktu atau temporal mulai dari 1948 dikarenakan pada tahun
ini merupakan awal terbentuknya Pemerintahan Jambi Hulu atau Merangin Lama
diwilayah Keresidenan Jambi. Kemudian tahun akhik batasan penelitianya adalah
tahun 1965 alasan memilih tahun ini karena pada tahun 1965

secara administarasi Kabupaten Merangin dipecah menjadi dua yakni Kabupaten


Sarolangun Bangko dan Kabupaten Bungo Tebo.Adapun baasan spasial penelitian
ini adalah wilayah yang dikenal oleh masyrakat sebagai Merangin Lama atau
Kabupaten Jambi Hulu yang wilayahnya meliputi Sarolangun, Bungo, Bangko dan
Tebo.
1.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk melihat secara lebih dekat dan memotret
perkembangan Wilayah Merangin atau Jambi Hulu. Sesuai dengan perumusan
masalah maka tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah:
1. Mengetahui kondisi Jambi Hulu/Merangin pasca kemerdekaan
2. Mengetahui perkembangan daerah yag dibawahi oleh Kabupaten Merangin.
3. Melihat sejarah perkembangan perpolitikan di Kabupaten Merangin.Kemudian
Skripsi ini diharapkan dapat bermanfaat:
a. Menyumbangkan karya akademis dalam kajian sejarah Jambi khususnya
wilayah Jambi Hulu
b. Diharapkan dapat menjadi rujukan dan referensi dalam penulisan sejarah Jambi
Hulu baik dari kalangan akademisi sejarah dan kalangan pemerhati sejarah.
c. Sebagai sumber rujukan bagi pemerintahan Jambi Hulu (Kab. Sarolangun,
Merangin, Bungo dan Tebo)
1.5 Tinjaun Pustaka
Dalam tinjauan pustaka dan keterkaitan dengan penelitian ini adalah. Skripsi yang
Dewi Damayanti yang membahas pemekaran Kabupaten Bungo-Tebo. Kita
ketahui

bahwasanya Bunggo Tebo pada masa lalunya merupakan wilayah Kabupaten


Jambi Hulu atau Merangin. Kemudian yang membedakan dengan penelitian ini
adalah lokasi penelitianya dan temporer penelitian. Pada penelitian ini lebih
menekankan masa lalu dari Kabupaten Merangin.
Buku Jambi dalam Sejarah 1500-1942 oleh Lindayanti dkk. Buku ini menjelaskan
perubahan-perubahan aspek sosial, ekonomi dan politik penduduk mulai dari
berbentuk Kesultanan sampai dengan setelah Jambi menjadi bagian dari Hindia
Belanda. Provinsi Jambi sendiri dihuni oleh bermacam-macam suku bangsa,
memiliki kekayaan budaya beragam etnis, dan masyarakat Melayu Jambi pun
merupakan bangunan dari berbagai suku, seperti Minangkabau, Bugis, Banjar,
Palembang dan Jawa.9 Kemudian yang membedakan dalam penelitian ini adalah
pembahasan pokok yang dibahas. Dalam penelitian ini lebih menkankan sejarah
politik di Jambi. Buku ini sangat mmebantu penulis melihat potret jambi secara
keseluruhan.

Skripsi Ratna Purnamasari dengan judul “Pemekaran Kabupaten Sarolangun


Bangko: Lahirnya Kabupaten Sarolangun dan Dampaknya terhadap
Perkembangan Pusat Pemerintahan Kabupaten Sarolangun Tahun 1999-2011”.
Ratna Purnama Sari menjelaskan mengenai dengan dimekarkannya Kabupaten
Sarolangun Bangko merupakan tuntutan yang diperjuangkan masyarakat melalui
tokoh masyarakat karena Kabupaten Sarolangun Bangko terlalu luas dan sulitnya
daerah-daerah terisolir mencapai pusat Kabupaten yang berada di Bangko. Pada
tanggal 12 Oktober 1999 Kabupaten Sarolangun Bangko resmi
dimekarkan.Sarolangun menjadi Kabupaten tersendiri dan wilayah induk
Kabupaten.10 Yang membedakan denganpenelitian ini adalah priode waktu.
Dalam skripsi ini membantu penulis menjalskan Merangin dalam kontak dahulu.
Kedua, Perjuangan Kemerdekaan RI (1945-1949) di Provinsi Jambi. Buku ini
diterbitkan oleh dewan harian Daerah Angkatan 45 Propinsi Jambi. yang
menghasilkan penelitian dan tahun terbit 1990/1991. Buku ini menjelasakan
sejarah perjuagan rakyat Jambi dalam mempertahankan kemerdekaan yang
penuh, yang di dalamnya antara lain menjelaskan keadaan Jambi saat
kemerdekaan dan Agresi Meliter belanda I dan II serta pertempuran-pertempuran
di beberapa wilayah di provinsi Jambi tahun 1945- 1949.11
Skripsi yang berjudul Perjuangan Rakyat Parakan-Temanggung dalam
mempertahankan Kemerdekaan Republik Indonesia (1945-1949). Skripsi ini ditulis
oleh Nur Laela Mahasiswa Jurusan Sejarah Peradaban Islam Fakultas Adab dan
Humaniora UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Skripsi ini menjelaskan tentang
bagaimana kondisi rakyat Parakan menjelang kemerdekaan Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai