1
Arum Sutrisni, “Letak dan Luas Indonesia”, Kompas, diakses pada 23 Agustus 2021, pukul 16.30,
https://www.kompas.com/skola/read/2020/05/22/193000869/letak-dan-luas-indonesia?page=all
2
Serafica Gischa, “Komite Nasional Indonesia Pusat”, Kompas, diakses pada 23 Agustus 2021, pukul 16.30,
https://www.kompas.com/skola/read/2021/02/15/135133769/komite-nasional-indonesia-knip-tujuan-pembentukan-
dan-tugasnya
Solomon Stefan Elliot Murdiono, 12A4/32
Kecil yang masing-masing dipimpin oleh Gubernur dengan dibantu oleh Komite Nasional Daerah.
Pasal 18 UUD 1945 yang disahkan pada sidang PPKI ke-1 pada 18 Agustus 1945 menyatakan
bahwa negara Indonesia dibagi atas daerah-daerah provinsi, dan daerah provinsi itu dibagi atas
kabupaten dan kota, yang tiap-tiap provinsi, kabupaten, dan kota itu mempunyai pemerintahan
daerah, yang diatur dengan undang-undang. Pembagian wilayah ini menjadi dasar
penyelenggaraan asas dekonsentrasi, desentralisasi, dan tugas pembantuan untuk pembagian
administratif dalam rangka pemerataan pembangunan nasional Negara Kesatuan Republik
Indonesia.
Sidang PPKI ke-3 menjadi sidang terakhir sebelum organisasi ini dibubarkan pada tanggal
29 Agustus 1945. Sidang yang memfokuskan kepada kelengkapan negara ini menghasilkan
pembentukan beberapa kelembagaan negara demokrasi yakni Partai Nasional Indonesia (PNI)
yang mengambil nama dari partai pra-perang Soekarno sebagai media partai politik bagi rakyat
dalam mendukung pemerintah. Untuk menjaga ketertiban, dibentuk pula Badan Keamanan Rakyat
(BKR) yang berfungsi untuk mengembalikan kestabilan umum sekaligus membantu korban
perang pasca-kemerdekaan di berbagai wilayah Indonesia.
Sejarah pemekaran wilayah Indonesia bisa ditelusur hingga Konferensi meja Bundar di
Den Haag, yang menghasilkan kesepakatan antara Republik Indonesia, Bijeenkomst voor Federaal
Overleg (BFO), dan Belanda untuk didirikannya negara federasi Republik Indonesia Serikat (RIS)
pada 27 Desember 1949, yang terdiri atas 15 negara bagian.3 Hal ini menyebabkan perubahan yang
besar yakni bentuk negara dari kesatuan menjadi federal dan sistem pemerintahan dari presidensial
menjadi parlementer. Pada 17 Agustus 1950, Soekarno mengeluarkan Dekrit Presiden yang salah
satu isinya adalah membubarkan RIS dan mengembalikan Indonesia ke bentuk negara kesatuan,
sekaligus memulai era orde lama.
Pemekaran provinsi Indonesia di era orde lama berawal dengan Provinsi Sumatera dipecah
menjadi 3 provinsi, yakni Sumatera Barat, Sumatera Utara, dan Sumatera Selatan dan Provinsi Jawa
Tengah dipecah menjadi Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta. Kemudian dilanjutkan pada
1956, dengan bertambahnya 4 Provinsi baru dari pecahnya Kalimantan menjadi Kalimantan Barat,
Kalimantan Selatan, dan Kalimantan Timur, serta Aceh dari pemekaran Sumatra Utara. Kemudian
pada 1957, terbentuk Provinsi Kalimantan Tengah dari pemekaran Kalimantan Selatan. Pada 1958,
Sumatra Tengah dipecah menjadi Jambi, Riau, dan Sumatera Barat dan Provinsi Sunda Kecil dipecah
menjadi Bali, Nusa Tenggara Barat, dan Nusa Tenggara Timur. Lalu pada 1960, Provinsi Sulawesi
dipecah menjadi Provinsi Sulawesi Utara dan Sulawesi Selatan dan terakhir di era orde lama, pada
tahun 1964, Provinsi Lampung terbentuk dari pemekaran Sumatra Selatan, Provinsi Sulawesi Tengah
dari pemekaran Sulawesi Utara, dan Provinsi Sulawesi Tenggara dari pemekaran Sulawesi Selatan.
Pemekaran berlanjut pada era orde baru dengan terbentuknya Provinsi Bengkulu yang
dimekarkan dari Sumatera Selatan dan juga bergabungnya Irian Barat secara resmi pada 1969 sebagai
provinsi ke-26 Indonesia. Timor Timur menjadi bagian dari Indonesia pada 1976, sebelum
3
Ari Welianto, “Perkembangan Wilayah Indonesia”, Kompas, diakses pada 23 Agustus 2021, pukul 16.30,
https://www.kompas.com/skola/read/2020/07/13/143000369/perkembangan-wilayah-indonesia?page=all
Solomon Stefan Elliot Murdiono, 12A4/32
memisahkan diri menjadi Timor Leste pada tahun 2002 dibawah naungan PBB. Di era reformasi,
pemekaran juga tidak berhenti dengan munculnya berbagai provinsi baru seperti: Provinsi Papua
Barat dari pemekaran Papua dan Provinsi Maluku Utara dari pemekaran Maluku pada 1999, Provinsi
Banten dari pemekaran Jawa Barat, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, Provinsi Gorontalo dari
pemekaran Sulawesi Utara pada 2000, Provinsi Kepulauan Riau dari pemekaran Riau pada 2002,
Provinsi Sulawesi Barat dari pemekaran Sulawesi Selatan pada 2004, dan terakhir Provinsi
Kalimantan Utara dari pemekaran Kalimantan Timur pada 2012. (Welianto, 2020)4
4
Ibid., hlm. 2
Solomon Stefan Elliot Murdiono, 12A4/32
mutlak dan wajar sebagai negara kesatuan sebagaimana telah ditetapkan dalam UUD 1945 yang
disahkan dalam sidang PPKI.
Solomon Stefan Elliot Murdiono, 12A4/32
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2021. “Hasil Sidang PPKI Terlengkap yang Digelar Sebanyak Tiga Kali”. Detik.com. Diakses
pada 21 Agustus 2021, pukul 18:50. https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-5563034/hasil-sidang-
ppki-terlengkap-yang-digelarsebanyak-tiga-kali
Endah, Kiki. 2016. “Pelaksanaan Otonomi Daerah di Indonesia”. Moderat Jurnal. Diakses pada 23 Agustus
2021, pukul 19.00. https://jurnal.unigal.ac.id/index.php/moderat/article/view/2697
Gischa, Serafina. 2020. “Komite Nasional Indonesia Pusat”. Kompas. Diakses pada 23 Agustus 2021, pukul
19.00. https://www.kompas.com/skola/read/2021/02/15/135133769/komite-nasional-indonesia-
knip-tujuan-pembentukan-dan-tugasnya
Hasanah, Sovia. 2017. “Arti dan Maksud Tugas Pembantuan Pemerintah”. Hukum Online.com. Diakses
pada 23 Agustus 2021, pukul 19.00.
https://www.hukumonline.com/klinik/detail/ulasan/lt58b4dd94d9b04/arti-dan-maksud-tugas-
pembantuan-pemerintah/
Maharani, Anajeng. 2015. “Urgensi Desentralisasi, Dekonsentrasi, dan Tugas Pembantuan dalam
Menjamin Keutuhan Kegara Kesatuan Republik Indonesia”. Jurnal UNS. Diakses pada 23 Agustus
2021, pukul 19.00. https://jurnal.uns.ac.id/respublica/article/viewFile/46732/29318
Nuradhawati, Rira. 2020. “Dinamika Sentralisasi dan Desentralisasi di Indonesia”. Academia Praja.
Diakses pada 23 Agustus 2021, pukul 19.00. https://ejournal.fisip.unjani.ac.id/index.php/jurnal-
academia-praja/article/view/90
Sutrisni, Arum. 2020. “Letak dan Luas Indonesia”. Kompas. Diakses pada 23 Agustus 2021, pukul 19.00.
https://www.kompas.com/skola/read/2020/05/22/193000869/letak-dan-luas-indonesia?page=all
Tenrini, Rita. 2013. “Pemekaran Daerah: Kebutuhan atau Euforia Demokrasi?”. Kemenkeu. Diakses pada
23 Agustus 2021, pukul 19.00.
https://www.kemenkeu.go.id/sites/default/files/2013_kajian_pkapbn_mengapa%20harus%20mekar
_rth.pdf
Wahyun, Andik. 2013. “Pemekaran Wilayah dan Otonomi Daerah Pasca Reformasi di Indonesia: Konsep,
Fakta Empiris, dan Rekomendasi ke Depan”. Media Neliti. Diakses pada 23 Agustus 2021, pukul
19.00. https://media.neliti.com/media/publications/107897-ID-pemekaran-wilayah-dan-otonomi-
daerah-pas.pdf
Welianto, Ari. 2021. “Perkembangan Wilayah Indonesia”. Kompas. Diakses pada 23 Agustus 2021, pukul
19.00. https://www.kompas.com/skola/read/2020/07/13/143000369/perkembangan-wilayah-
indonesia?page=all