Anda di halaman 1dari 49

KEBIJAKAN

MUTU DAN AKREDITASI KLINIK

Direktorat Mutu Pelayanan Kesehatan


1. PENDAHULUAN
2. AKREDITASI DI KLINIK
3. MUTU DI KLINIK
4. PELAKSANAAN
AKREDITASI KLINIK TAHUN
2023
ARAH KEBIJAKAN RPJMN 2020-2024
Meningkatkan pelayanan kesehatan menuju cakupan kesehatan semesta terutama penguatan pelayanan

11.444
kesehatan dasar (Primary Health Care) dengan mendorong peningkatan upaya promotif dan preventif, didukung
inovasi dan pemanfaatan teknologi, melalui

Klinik Pratama
(data base 31 Desember
2022)
Peningkatan kesehatan Percepatan perbaikan Peningkatan Penguatan sistem
Pembudayaan
ibu, anak, keluarga gizi masyarakat pengendalian penyakit kesehatan dan
perilaku hidup sehat
berencana (KB) dan pengawasan obat dan
melalui Gerakan
kesehatan makanan
Masyarakat Hidup
reproduksi,
Sehat
• Fasilitas kesehatan tingkat
• Merokok usia 10-18 pertama terakreditasi (%)
• Angka kematian ibu (per 100.000 • Prevalensi stunting balita (%) • Insidensi TB (per 100.000
tahun (%) • RS terakreditasi (%)
KH) • Prevalensi wasting balita (%) penduduk)
• Obesitas usia >18 • Puskesmas dengan jenis
• Angka kematian bayi (per 1.000 KH) • Insidensi HIV (per 1000
tahun (%) tenaga kesehatan sesuai
• Angka kematian neonatal (per 1.000 penduduk yang tidak
• Jumlah kab/kota sehat standar (%)
KH) terinfeksi HIV)
• Puskesmas tanpa dokter (%)
• Imunisasi dasar lengkap pada anak • Eliminasi malaria (Kab/Kota)
• Puskesmas dengan
usia12-23 bulan (%)
ketersediaan obat esensial (%)
4
STRATEGI TRANSFORMASI
LAYANAN PRIMER & RUJUKAN

Pencegahan Perbaikan
Edukasi Sekunder Mutu Layanan
• Perbaikan
Peningkatan Penduduk kualitas
Akses Layanan Meningkatkan layanan klinik
di Indonesia
Pencegahan Kapasitas dan • Meliputi perbaikan
Primer Kapabilitas layanan medisdan
hospitality layanan
Layanan Primer klinik
Mutu pelayanan kesehatan
dicerminkan melalui dimensi mutu
Aman

Mutu pelayanan kesehatan adalah Efektif


Terintegrasi
tingkat layanan kesehatan untuk
individu dan masyarakat yang
dapat meningkatkan luaran Dimensi
kesehatan yang diharapkan, Berorientasi Mutu Efisien
pada
diberikan sesuai standar
Pasien
pelayanan dan perkembangan
ilmu pengetahuan terkini, serta Tepat
Adil Waktu
untuk memenuhi hak dan
kewajiban pasien.
EFISIEN AMAN
Meminimalisasi terjadinya kerugian
Mengoptimalkan sumber daya yang
(harm), cedera dan kesalahan medis
ada tanpa pemborosan bahan
yang dapat dicegah kepada mereka yang
menerima pelayanan
EFEKTIF
Menyediakan pelayanan kesehatan ADIL
berbasis bukti kepada masyarakat
Menyediakan pelayanan yang
seragam tanpa membedakan jenis
TEPAT WAKTU kelamin, suku, etnik, tempat tinggal,
agama, sosial ekonomi
Mengurangi waktu tunggu dan
keterlambatan pemberian
pelayanan BERORIENTASI PADA
PASIEN
INTEGRASI Menyediakan pelayanan yang sesuai
Menyediakan pelayanan yang dengan preferensi kebutuhan dan
terkoordinasi lintas fasyankes dan nilai-nilai individu
pemberi pelayanan serta menyediakan
pelayanan untuk seluruh siklus

7
kehidupan

Dimensi Mutu
Siapa yang harus peduli dengan peningkatan mutu?
RISIKO PELAYANAN YANG TIDAK BERMUTU
Menggerus
kepercayaan publik
terhadap sistem
pelayanan
kesehatan

Mengubah perilaku
masyarakat dalam
memilih pelayanan
kesehatan

Mengurangi motivasi
pemberi pelayanan
kesehatan

Merugikan secara Tidak tercapainya


finansial Universal Health Coverage
STRATEGI MENINGKATKAN MUTU

PENINGKATAN MUTU

eksternal internal

o Pengukuran dan pelaporan


Akreditasi fasilitas pelayanan
indikator mutu pelayanan
kesehatan
kesehatan, termasuk INM
o Pelaporan dan pembelajaran
keselamatan pasien di fasilitas
pelayanan kesehatan
1. PENDAHULUAN
2. AKREDITASI DI KLINIK
3. MUTU DI KLINIK
4. PELAKSANAAN
AKREDITASI KLINIK TAHUN
2023
TRANSFORMASI AKREDITASI
PENERBITAN KEPMENKES PENERBITAN PERMENKES
NOMOR 32 TAHUN 2023 NOMOR 34 TAHUN 2022
TENTANG LEMBAGA TENTANG AKREDITASI
PENYELENGGARA AKREDITASI PUSKESMAS, KLINIK,
LABORATORIUM, UTD, TPMD &
TPMDG

PENETAPAN KURIKULUM &


PENERBITAN KEPMENKES
MODUL PELATIHAN BAGI
NOMOR 110 TAHUN 2023
CALON SURVEIOR AKREDITASI
TENTANG TARIF SURVEI
OLEH KEMENKES
AKREDITASI

TRANSFORMASI
AKREDITASI

PENGGUNAAN TEKNOLOGI
INFORMASI DALAM PENERBITAN KEPDIRJEN
PENYELENGGARAAN SURVEI YANKES 3991 TAHUN 2022
AKREDITASI MELALUI TENTANG PETUNJUK TEKNIS
APLIKASI SINAF DAN DFO SURVEI AKREDITASI
KEBIJAKAN AKREDITASI

Klinik
• Pratama
• Utama

diperkuat
dengan
Outline Permenkes Nomor 34 Tahun 2022 (6 Bab, 37 Pasal)
I. Ketentuan Umum 1. Definisi operasional
2. Tujuan akreditasi

II. Penyelenggaraan Akreditasi 1. Umum


2. Penyelenggara akreditasi (lembaga dan surveior)
3. Kegiatan akreditasi (persiapan, survei, paska)

III. Pendanaan Sumber dana untuk survei dan pembinaan dan pengawasan

IV. Pembinaan dan Pengawasan 1. Pembinaan dan pengawasan terhadap


kegiatan akreditasi
2. Pembinaan dan pengawasan terhadap
penyelenggara survei

V. Ketentuan Peralihan

VI. Ketentuan Penutup


PENYELENGGARAAN
AKREDITASI Jangka Waktu Akreditasi
Setiap Puskesmas, Klinik, Laboratorium
Kewajiban Faskes Terakreditasi Kesehatan, UTD, TPMD, dan TPMDG
• Puskesmas, Klinik, Laboratorium wajib dilakukan akreditasi kembali secara
Kesehatan, UTD, TPMD, dan berkala setiap 5 (lima) tahun.
TPMDG wajib akreditasi.
• Akreditasi dilakukan paling lambat
setelah beroperasi 2 (dua) tahun
sejak memperoleh perizinan Standar Akreditasi
berusaha untuk pertama kali. • Akreditasi dilakukan sesuai
dengan Standar Akreditasi.
• Standar Akreditasi
ditetapkan oleh Menteri.
PENYELENGGARA AKREDITASI
Masa Tugas
Penyelenggara
Masa tugas lembaga penyelenggara
akreditasi ditetapkan oleh Menteri.
• Menteri menyelenggarakan akreditasi
dengan melibatkan Pemerintah Daerah dan
pemangku kepentingan terkait.
Kewajiban
• Menteri menetapkan lembaga • Melaksanakan survei akreditasi.
penyelenggara akreditasi yang telah • Melaporkan kepada Direktur Jenderal
memenuhi persyaratan. mengenai:
• Lembaga penyelenggara akreditasi • hasil pelaksanaan survei akreditasi
bertugas membantu Menteri dalam • rekomendasi status akreditasi
melaksanakan survei akreditasi. • Melaporkan kepada Menteri atas
• Dalam melaksanakan tugas bersifat mandiri penyelenggaraan akreditasi secara berkala
• Lembaga penyelenggara akreditasi harus • Terakreditasi oleh lembaga pengakreditasi
mampu mengakreditasi Puskesmas, Klinik, lembaga penyelenggara akreditasi nasional
Laboratorium Kesehatan, UTD, TPMD, dan dan/atau internasional paling lambat 5 (lima)
TPMDG. tahun sejak ditetapkan,
Tim Surveior Puskesmas & Klinik terdiri atas :
SURVEIOR 1. bidang tata kelola sumber daya dan upaya
kesehatan masyarakat; dan
2. bidang tata kelola pelayanan dan
• Lembaga Penyelenggara Akreditasi penunjang.
harus memiliki surveior
Tim Surveior Labkes & UTD terdiri atas :
• Surveior terdiri atas: 1. bidang manajemen pelayanan kesehatan;
• Surveior Puskesmas & Klinik dan
• Surveior Labkes & UTD 2. bidang teknis pelayanan Laboratorium
Kesehatan dan UTD.
• Surveior TPMD & TPMDG

Tim Surveior TPMD & TPMDG terdiri atas :


1. bidang tata kelola; dan
2. bidang teknis pelayanan klinis.
KEGIATAN AKREDITASI

Persiapan Pelaksanaan Pasca


Akreditasi Akreditasi Akreditasi

Dilakukan upaya pemenuhan Pelaksanaan Kegiatan Perbaikan Setelah


SPA, SDM, proses pelayanan assessment Dilaksanakan Survei
sesuai standar eksternal oleh Akreditasi
Surveior
• Self assessment • Membuat perencanaan
• Pelaksanaan survei perbaikan strategis
• Penyusunan program • Penetapan status
peningkatan mutu • Melaksanakan
akreditasi perencanaan perbaikan
• Penetapan dan pengukuran
indiikator mutu strategis yang telah
• Pelaporan Insiden disusun
Keselamatan Pasien
Proses di Kemenkes
MEKANISME PELAKSANAAN
AKREDITASI Penerbitan
e-Sertifikat
Penetapan
Status Akreditasi

Puskesmas,
Klinik, Labkes,
UTD Dinas
Kesehatan

Penjadwalan Survei Laporan Verifikasi Rekomendasi


Survei Hasil Survei Laporan Status
Hasil Survei Akreditasi

Proses di Lembaga Penyelenggara Akreditasi di luar Kemenkes


VALIDASI
• Ditujukan untuk menjaga
RUTIN
mutu dan menjamin
pelaksanaan akreditasi Dilakukan terhadap beberapa hasil
secara objektif dan bebas penetapan akreditasi secara acak
dari konflik kepentingan
• Dilaksanakan oleh Direktur SEWAKTU-WAKTU
Jenderal
Dilakukan jika :
• terjadi tindakan yang membahayakan
• adanya hasil penilaian yang memiliki
karakteristik yang berbeda secara
signifikan.
PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI
• Penyelenggaraan akreditasi dilaksanakan melalui pemanfaatan teknologi
informasi dan komunikasi.
• Pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi meliputi :
• pengusulan survei;
• penjadwalan survei;
• pelaporan hasil survei;
• verifikasi laporan hasil survei;
• pemberian rekomendasi status akreditasi;
• penetapan status akreditasi;
• penerbitan elektronik sertifikat akreditasi; dan
• kegiatan lain dalam penyelenggaraan Akreditasi.
• Lembaga penyelenggara akreditasi dapat mengembangkan pemanfaatan
teknologi dan informasi dalam penyelenggaraan akreditasi untuk kebutuhan
internal lembaga penyelenggara akreditasi.
PENDANAAN AKREDITASI
SUMBER PENDANAAN TARIF
1 Penyelenggraan Fasyankes milik Bersumber dari 1. Lembaga penyelenggara akreditasi
Akreditasi Pemerintah atau Anggaran
Pemerintah Pendapatan dan mengenakan tarif terhadap penyelenggaraan
Daerah Belanja Negara, survei akreditasi.
Anggaran
Pendapatan dan 2. Tarif terhadap penyelenggaraan survei
Belanja Daerah,
sumber lain yang akreditasi ditetapkan oleh Menteri setelah
sah dan tidak berkoordinasi dengan Menteri
mengikat menyelenggarakan urusan pemerintahan di
Fasyankes milik Bersumber dari
bidang keuangan negara.
swasta/ pemilik
masyarakat Kepmenkes HK.01.07/MENKES/110/2023
2 Binwas Akreditasi Bersumber dari Anggaran Pendapatan menyebutkan batas atas tarif survei akreditasi
dan Belanja Negara, Anggaran Klinik sebesar Rp. 7.920.000,-
Pendapatan dan Belanja Daerah, (tidak termasuk transportasi dan akomodasi
sumber lain yang sah dan tidak surveior serta pajak sesuai ketentuan
mengikat
peraturan perundang-undangan)
PEMBINAAN DAN PENGAWASAN KEGIATAN AKREDITASI

Menteri & Gubernur Bupati/ Walikota

1. supervisi; 1. fasilitasi pemahaman Standar


2. pemberian konsultasi dan Akreditasi;
bimbingan teknis; 2. pembinaan penyusunan PPS;
3. fasilitasi pendidikan dan pelatihan; 3. pembinaan dalam penyelenggaraan
4. pemantauan; dan/atau peningkatan mutu;
5. evaluasi. 4. pembinaan dalam penetapan dan
pengukuran indikator mutu; dan
5. pembinaan dalam pelaporan insiden
keselamatan pasien.
TANTANGAN PENYELENGGARAAN
AKREDITASI KLINIK
PEMBIAYAAN PENERAPAN STANDAR
DIANGGAP MAHAL BELUM MENJADI BUDAYA

Kondisi Klinik substandar (tidak Persiapan akreditasi dilakukan


memenuhi persyaratan Standar menjelang survei (persiapan
Penyelenggaraan Klinik yang tercantum dokumen, internalisasi standar, dll),
dalam Permenkes Nomor 14 Tahun sehingga menyita waktu dan
2021), sehingga mengeluarkan biaya mempengaruhi pelayanan
untuk memenuhi SDM, sarana prasarana,
dan alat kesehatan, agar dapat sesuai
dengan standar
1. PENDAHULUAN
2. AKREDITASI DI KLINIK
3. MUTU DI KLINIK
4. PELAKSANAAN
AKREDITASI KLINIK TAHUN
2023
INDIKATOR NASIONAL MUTU (INM) KLINIK
Permenkes Nomor 30 Tahun 2022 tentang Indikator
Nasional Mutu Pelayanan Kesehatan Tempat Praktik
Mandiri Dokter dan Dokter Gigi, Klinik, Pusat Kesehatan
Masyarakat, Rumah Sakit, Laboratorium Kesehatan, dan
Unit Transfusi Darah

Klinik harus melakukan pengukuran INM


dan melakukan pelaporan kepada
Kementerian Kesehatan melalui aplikasi
KLINIK
mutufasyankes → tertuang dalam
Permenkes Nomor 30 Tahun 2022 dan
Standar Akreditasi Klinik (Bab 2. Peningkatan
Mutu dan Keselamatan Pasien)
INDIKATOR NASIONAL MUTU (INM) KLINIK
adalah tolok ukur kepentingan
yang digunakan transparansi
untuk menilai menilai apakah publik
tingkat upaya yang telah
dilakukan dapat
keberhasilan mutu meningkatkan
pelayanan keluaran pelayanan
kesehatan di Klinik kesehatan memberikan
umpan balik
kepada Klinik
pembelajaran
TUJUAN menggunakan
praktik terbaik yang
diperoleh melalui
proses kaji banding
INM KLINIK

• Untuk mempertahankan dan meningkatkan


mutu, Klinik harus melakukan pengukuran
dan evaluasi mutu pelayanan kesehatan.

• Pengukuran indikator mutu dilakukan dengan


menggunakan profil indikator mutu melalui
tahapan kegiatan:
• pengumpulan data
• validasi data
• analisis data
• pelaporan dan komunikasi

• Pelaporan Indikator Nasional Mutu tersebut


dilakukan melalui sistem informasi yang
dikembangkan oleh Kementerian Kesehatan.
1. Kepatuhan 2. Kepatuhan
Kebersihan Penggunaan
Tangan APD

INM
KLINIK
3. Kepatuhan
Identifikasi 4. Kepuasan
Pasien Pasien
KESELAMATAN PASIEN

PERMENKES NOMOR 11 TAHUN 2017 TENTANG


KESELAMATAN PASIEN
PASAL 1 : PASAL 19 :

Keselamatan Pasien adalah suatu • Fasilitas pelayanan kesehatan


sistem yang membuat asuhan harus melakukan pelaporan
pasien lebih aman, meliputi: Insiden, secara online atau
tertulis kepada Komite Nasional
• asesmen risiko,
Keselamatan Pasien
• identifikasi dan pengelolaan risiko
• Pelaporan Insiden tersebut
pasien, disampaikan setelah dilakukan
• pelaporan dan analisis insiden, analisis, serta mendapatkan
• kemampuan belajar dari insiden rekomendasi dan solusi dari tim
dan tindak lanjutnya, Keselamatan Pasien fasilitas
• implementasi solusi pelayanan kesehatan.
SISTEM PELAPORAN & PEMBELAJARAN
KESELAMATAN PASIEN NASIONAL (SP2KPN)

• SP2KPN adalah pusat data laporan insiden


keselamatan pasien yang merupakan bagian dari
Komite Nasional Keselamatan Pasien (KNKP).
• Kemampuan mencegah dan melindungi pasien
terhadap insiden tergantung pada budaya
keselamatan pasien, salah satunya adalah pelaporan
insiden keselamatan pasien.
• Agar budaya keselamatan pasien dapat terwujud
maka perlu didukung oleh Sistem Pelaporan dan
Pembelajaran Keselamatan Pasien di Klinik
PELAPORAN INSIDEN KESELAMATAN PASIEN
Tujuan :
• Untuk mengetahui data IKP berdasarkan laporan dan
pembelajaran keselamatan pasien di tingkat nasional
• Insiden yang dilaporkan ke SP2KPN untuk mendukung
pembelajaran dan perbaikan secara nasional
• Hasil kajian insiden akan memberikan informasi prioritas
nasional untuk peningkatan mutu dan keselamatan
pasien
Apa yang dilaporkan?
Internal : semua kejadian Sentinel dan KTD, KNC, KTC,
KPCS → dianalisis dan ditindaklanjuti oleh Klinik
Eksternal : semua kejadian Sentinel dan KTD → dilaporkan
ke KNKP melalui aplikasi mutufasyankes (untuk aplikasi
pelaporan IKP eksternal di Klinik kepada KNKP sedang dalam tahap
pengembangan).
PELAPORAN INM DAN IKP SEBAGAI PERSYARATAN PENGUSULAN
PERSYARATAN PENGUSULAN
SURVEI AKREDITASI KLINIK
SURVEI AKREDITASI KLINIK
SURAT EDARAN DIRJEN YANKES NOMOR
KEPDIRJEN NOMOR NOMOR
HK.02.02/D/7012/2023 TENTANG PERSIAPAN
HK.02.02/I/3991/2022 TENTANG JUKNIS SURVEI
AKREDITASI PUSKESMAS, KLINIK, LABORATORIUM
AKREDITASI PUSKESMAS, KLINIK, LAB, UTD,
DAN UNIT TRANSFUSI DARAH
TPMD DAN TPMDG

• Bukti pelaporan Indikator Nasional Mutu • Ada bukti pelaporan Indikator Nasional
(INM) melalui aplikasi Mutu Fasilitas Mutu (INM) melalui aplikasi Mutu
Pelayanan Kesehatan untuk 3 (tiga) Fasilitas Pelayanan Kesehatan
bulan terakhir bagi survei perdana dan minimal 1 (satu) bulan terakhir, baik
12 (dua belas) bulan terakhir bagi survei bagi survei perdana maupun bagi
ulang (re-akreditasi) survei ulang (re-akreditasi).
• Persyaratan ada bukti pelaporan
• Bukti pelaporan Insiden Keselamatan Insiden Keselamatan Pasien (IKP)
Pasien (IKP) melalui aplikasi Mutu melalui aplikasi Mutu Fasilitas
Fasilitas Pelayanan Kesehatan untuk 3 Pelayanan Kesehatan ditiadakan, dan
(tiga) bulan terakhir bagi survei perdana diganti dengan surat pernyataan
dan 12 (dua belas) bulan terakhir bagi bermaterai yang ditandatangani
survei ulang (re-akreditasi) Penanggung Jawab Klinik
1. PENDAHULUAN
2. AKREDITASI DI KLINIK
3. MUTU DI KLINIK
4. PELAKSANAAN
AKREDITASI KLINIK
TAHUN 2023
Survei
akreditasi
Klinik sudah
dimulai pada
bulan Mei 2023
ini, lho !!

Surat Direktur Mutu Pelayanan


Kesehatan nomor
YM.02.01/D.VI/1243/2023 tanggal 27
April 2023 tentang Pendaftaran Survei
Akreditasi Puskesmas, Klinik dan
Laboratorium Kesehatan
DATA KLINIK
Sumber: data registrasi fasyankes per 1 Mei 2023

DISTRIBUSI KLINIK BERDASARKAN KEMAMPUAN


PELAYANAN DISTRIBUSI KLINIK BERDASARKAN KEPEMILIKAN
2125; 15% 1; 0% 380; 3% 24; 0%
105; 1%
476; 3%
524; 4%

12244; 85%
14.370
808; 6%
klinik telah
5293; 37%
teregistrasi 1035; 7%

KLINIK PRATAMA KLINIK UTAMA N/A di Kemenkes


per 1 Mei 2023 2769; 19%

2956; 20%
7.565 Klinik bekerja sama dengan
BPJS Kesehatan:
PERORANGAN PERUSAHAAN/BADAN HUKUM MASYARAKAT/SWASTA
Klinik Pratama : 7.178
YAYASAN KEMENTERIAN/LEMBAGA POLRI
Klinik Utama : 387 TNI PEMERINTAH PEMDA
N/A
Sumber: website BPJS Kesehatan, 1 Mei 2023
MEKANISME
PELAKSANAAN
AKREDITASI

<2 hari <14 hari <14 hari Upload <1


Pengusulan kerja Penyerahan kerja kerja Kesepakatan
Respon Veifikasi Dokumen minggu Survei
Survei ke Dokumen antara LPA
LPA LPA Implementasi oleh
LPA melalui Pendaftaran dan Klinik Pendukung Surveior
aplikasi DFO ke LPA
ditambah <5 hari Pemenuhan EP
Klinik
kerja untuk
perbaikan
pemenuhan
persyaratan 1. Jadwal
1. Surat Permohonan
2. Hasil Self Assessment 2. Pembiayaan
3. Surat Pernyataan terkait IKP 3. Ketentuan lain:
o PJ Klinik wajib hadir
saat survei
o Tidak melakukan
rekayasa data, dll
No. NAMA LPA WEBSITE LPA
1 Lembaga Akreditasi Fasilitas Kesehatan Primer www.lafkespri.id
2 Lembaga Akreditasi Fasyankes Seluruh Indonesia www.laskesi.or.id
3 Komite Akreditasi Kesehatan Pratama www.kakp.or.id
4 Lembaga Penyelenggara Akreditasi Pelayanan Kesehatan
Paripurna www.lpapkp.id
5 Lembaga Akreditasi Faskes Indonesia www.lafi.id
6 Lembaga Akreditasi Fasilitas Kesehatan Indonesia www.lafki.or.id
7 Lembaga Akreditasi Mutu Fasyankes Indonesia www.lamfi.id
8 Lembaga Akreditasi Independen Semar Bhakti Nusantara www.sbn.or.id
9 Komite Mutu Kesehatan Primer www.kmkp.org
10 Lembaga Independen Penyelenggara Akreditasi Lipa Mitra
Nusa www.lipamitranusa.org
11 Aski Klinik Indonesia www.askin.id
12 Lembaga Akreditasi Puskesmas, Klinik, dan Laboratorium
Kesehatan www.lapklin.id
13 Lembaga Akreditasi Prima Husada www.laprida.or.id

Ditetapkan dengan Keputusan Menteri Kesehatan nomor HK.01.07/MENKES/32/2023


STANDAR AKREDITASI KLINIK
UNSUR STANDAR STANDAR MENURUT
MENURUT KEPMENKES 1983 /
• Keputusan Menteri Kesehatan
PERMENKES 46 2022
nomor HK.01.07/MENKES/
/ 2015
1983/2022 tentang Standar
BAB
4 3 Akreditasi Klinik.
STANDAR
26 22 • Keputusan Dirjen Pelayanan
Kesehatan nomor HK.02.02/I/
ELEMEN 105/2023 tentang Instrumen Survei
PENILAIAN
499 104
Akreditasi Klinik.

BAB JUMLAH JUMLAH


STANDA ELEMEN
R PENILAIAN
I. TATA KELOLA KLINIK (TKK)
I 4 19
II 3 18
III. PENYELENGGARAAN
KESEHATAN III 15 67
PERSEORANGAN (PKP)
II.PENINGKATAN MUTU DAN 22 104
KESELAMATAN PASIEN (PMKP)
Pelaksanaan teknis survei
akreditasi Klinik diatur dalam
Petunjuk Teknis Survei Akreditasi
(Kepdirjen HK.02.02/I/3991/2022).

Khusus untuk pelaksanaan pada


tahun 2023 dilakukan beberapa
penyesuaian berdasarkan Surat
Edaran Dirjen Yankes nomor
HK.02.02/D/7012/2023 tanggal 27
April 2023, sebagai berikut:
1. Persyaratan yang harus
dipenuhi Klinik yang akan
mengajukan usulan survei
akreditasi pada tahun 2023
1) Memiliki perizinan berusaha.
Bagi Klinik Pemerintah Non Badan Layanan Umum (BLU) atau
Non Badan Layanan Umum Daerah (BLUD), perizinan dapat
dilakukan/ diperoleh di luar sistem OSS.
2) Telah teregistrasi di Kementerian Kesehatan.

3) Penanggung jawab teknis Klinik adalah seorang tenaga medis


yang memiliki Surat Izin Praktik (SIP) di Klinik tersebut.

4) Seluruh tenaga medis dan tenaga kesehatan di Klinik yang


menyelenggarakan pelayanan kesehatan (pemberi asuhan)
memiliki Surat Tanda Registrasi (STR) dan Surat Izin Praktik (SIP)
yang masih berlaku di dalam aplikasi Sistem Informasi Sumber
Daya Manusia Kesehatan (SISDMK).

5) Bagi Klinik Pratama ada bukti pengisian Aplikasi Sarana


Prasarana Alat Kesehatan (ASPAK) yang telah di-update (100%)
dan dilakukan validasi (100%) oleh Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota. Bagi Klinik Utama mengisi data Sarana,
Prasarana, dan Alat Kesehatan secara free text pada
ASPAK.
6) Ada bukti pelaporan Indikator Nasional Mutu (INM) melalui aplikasi
Mutu Fasilitas Pelayanan Kesehatan minimal 1 (satu) bulan
terakhir, baik bagi survei perdana maupun bagi survei ulang
(reakreditasi).

7) Persyaratan ada bukti pelaporan Insiden Keselamatan Pasien


(IKP) melalui aplikasi Mutu Fasilitas Pelayanan Kesehatan
ditiadakan, dan diganti dengan surat pernyataan bermaterai
yang ditandatangani Penanggung Jawab Klinik yang
menyatakan bahwa:
a) Klinik memiliki kebijakan pelaporan internal IKP;
b) Klinik melakukan investigasi apabila terjadi insiden
keselamatan pasien; dan
c) Klinik melakukan upaya pencegahan dan perbaikan, agar
insiden tidak terulang kembali.
Surat pernyataan seperti yang diminta pada butir tujuh ini menjadi
bagian dari dokumen pendaftaran yang harus disampaikan
kepada Lembaga Penyelenggara Akreditasi (LPA).
2. Dokumen pendaftaran
yang harus disampaikan
Klinik kepada Lembaga
Penyelenggara Akreditasi
(LPA) pada tahun 2023
1) Surat permohonan Klinik untuk dilakukan survei kepada LPA.
2) Laporan hasil penilaian mandiri (self assessment).
3) Surat pernyataan terkait IKP sebagai ganti bukti pelaporan
Insiden Keselamatan Pasien (diupload dalam 1 file pdf
dengan surat permohonan dilakukan survei).
4) Persyaratan hasil Perencanaan Perbaikan Strategis (PPS)
untuk Klinik reakreditasi ditiadakan.
3. Pelaksanaan
survei akreditasi Klinik
pada tahun 2023

o Dokumen implementasi sebagai pendukung pemenuhan


masing-masing elemen penilaian yang disampaikan Klinik
kepada LPA minimal 3 (tiga) bulan ke belakang dari
pelaksanaan survei, baik untuk survei perdana maupun survei
ulang (re-akreditasi).
4. Kegiatan
survei luring Klinik
pada tahun 2023

o Dalam telaah rekam medis, Klinik menyediakan pencatatan


rekam medis 3 (tiga) bulan, baik untuk survei perdana maupun
survei ulang (re-akreditasi).
mutu.klinikyankes@gmail.com

@PENINGKATANMUTUKLINIKINDONESIA

ditmutuyankes
TAKE HOME MESSAGE
1. Peningkatan mutu layanan FKTP melalui akreditasi
turut memberi andil dalam terwujudnya
transformasi layanan primer dan rujukan demi
tercapainya arah, kebijakan dan target RPJMN 2020-
2024.

2. Budaya mutu dan keselamatan perlu senantiasa


dijalankan secara berkesinambungan, agar terwujud
pelayanan yang mencerminkan dimensi mutu
pelayanan kesehatan.

Anda mungkin juga menyukai