Anda di halaman 1dari 11

TUGAS ETIKA PROFESI

Dosen Pengampu:
Siti Aminah, S.Pd., M.Kes

Disusun oleh:
DEWI LESTARI
1713453041
D3-ANALIS KESEHATAN

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES TANJUNG KARANG
JURUSAN ANALIS KESEHATAN
2019
STANDAR PROFESI AHLI TEKNOLOGI LABORATORIUM
KESEHATAN

1. Definisi
Standar Profesi Ahli Teknologi Laboratorium Kesehatan Indonesia adalah
suatu standar bagi profesi ahli teknologi laboratorium kesehatan di
Indonesia dalam menjalankan tugas profesinya untuk berperan secara aktif
terarah dan terpadu bagi pembangunan nasional Indonesia.

2. Batasan dan Ruang Lingkup


a. Teknologi Laboratorium Kesehatan adalah disiplin ilmu kesehatan
yang memberikan perhatian terhadap semua aspek laboratorius dan
analitik terhadap cairan dan jaringan tubuh manusia serta ilmu
kesehatan lingkungan.
b. Ahli Teknologi Laboratorium Kesehatan adalah tenaga kesehatan dan
ilmuwan berketerampilan tinggi yang melaksanakan dan mengevaluasi
prosedur laboratorium dengan memanfaatkan berbagai sumber daya.
c. Standar Profesi Ahli Teknologi Laboratorium Kesehatan Indonesia
mencakup standar kompetensi kerja yang harus dimiliki dan kode etik
yang harus dilaksanakan oleh ahli teknologi laboratorium kesehatan
Indonesia dalam menjalankan tugas-tugasnya sebagai tenaga
kesehatan.

3. Kualifikasi Pendidikan
Kualifikasi pendidikan untuk Profesi Ahli Teknologi Laboratorium
Kesehatan Indonesia adalah lulusan Sekolah Menengah Analis Kesehatan
(SMAK) atau Akademi Analis Kesehatan (AAK) atau Akademi Analis
Medis (AAM), atau Pendidikan Ahli Madya Analis Kesehatan (PAM-AK)
atau lulusan Pendidikan Tinggi yang berkaitan langsung dengan
laboratorium kesehatan.
4. Sistematika Standar Profesi Ahli Teknologi Laboratorium Medik
Indonesia
Area Kompetensi, standar profesi ahli teknologi laboratorium
medik terdiri atas 7 (tujuh) area kompetensi yang diturunkan dari
gambaran tugas, peran, dan fungsi dari seseorang ahli teknologi
laboratorium medik. Setiap area kompetensi ditetapkan deskripsinya, yang
disebut kompetensi inti. Setiap area kompetensi dijabarkan menjadi
beberapa komponen kompetensi, yang dirinci lebih lanjut menjadi
kemampuan yang diharapkan.
Kemampuan ATLM, standar profesi ahli teknologi laboratorium
medik ini dilengkapi dengan kemampuan minimal ATLM baik yang
berupa sikap, keterampilan umum dan keterampilan khusus.
Daftar Pokok Bahasan, memuat pokok bahasan dalam proses
pembelajaran untuk mencapai 7 area kompetensi. Materi tersebut dapat
diuraikan lebih lanjut sesuai bidang ilmu yang terkait, dan dipetakan
sesuai dengan struktur kutikulum masing-masing institusi.
Daftar Masalah, berisikan berbagai masalah yang akan dihadapi
ahli teknologi laboratorium medik. Oleh karena itu, institusi pendidikan
teknologi laboratorium medik perlu memastikan bahwa selama
pendidikan, mahasiswa teknologi laboratorium medik dipaparkan pada
masalah-masalah tersebut dan diberi kesempatan berlatih menanganinya.
Daftar Keterampilan Laboratorium, berisikan keterampilan
laboratorium yang perlu dikuasai oleh ahli teknologi laboratorium medik
di Indonesia. Pada setiap keterampilan telah ditentukan tingkat
kemampuan yang diharapkan. Daftar ini memudahkan institusi pendidikan
teknologi laboratorium medik untuk menentukan materi dan sarana
pembelajaran dalam pencapaian kompetensi.
STANDAR KOMPETENSI AHLI TEKNOLOGI LABORATORIUM
KESEHATAN

1. Tugas Pokok & Fungsi Ahli Teknologi Laboratorium Kesehatan


Tugas pokok Ahli Teknologi Laboratorium Kesehatan adalah
melaksanakan pelayanan laboratorium kesehatan meliputi bidang
Hematologi, Kimia Klinik, Mikrobiologi, Imunologi-serologi,
Toksikologi, Kimia Lingkungan, Patologi Anatomi (Histopatologi,
Sitopatologi, Histokimia, Imunopatologi, Patologi Molekuler), Biologi,
dan Fisika.
Selain tugas pokok, Ahli Teknologi Laboratorium Kesehatam mempunyai
fungsi/ kewajiban sebagai berikut:
a. Mengembangkan prosedur untuk mengambil dan memproses
specimen.
b. Melaksanakan uji analitik terhadap reagen dan specimen.
c. Mengoperasikan dan memelihara peralatan/instrumen laboratorium.
d. Mengevaluasi data laboratorium untuk memastikan akurasi dan
prosedur pengendalian mutu dan mengembangkan pemecahan masalah
yang berkaitan dengan data hasil uji.
e. Mengevaluasi teknik, instrument, dan prosedur baru untuk menentukan
manfaat kepraktisannya.
f. Membantu klinisi dalam pemanfaatan data laboratorium secara efektif
dan efisien untuk menginterpretasikan hasil uji laboratorium.
g. Merencanakan, mengatur, melaksanakan dan mengevaluasi kegiatan
laboratorium.
h. Membimbing dan membina tenaga kesehatan lain dalam bidang teknik
kelaboratoriuman.
i. Merancang dan melaksanakan penelitian dalam bidang laboratorium
kesehatan.
2. Kompetensi Yang Harus Dimiliki Oleh Ahli Teknolgi Laboratorium
Kesehatan
Dalam menjalankan tugas pokok dan fungsi/kewajibannya, Ahli
Teknologi Laboratorium Kesehatan harus mempunyai kompetensi sebagai
berikut:
a. Menguasai ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan tugas pokok dan
fungsinya di laboratorium Kesehatan.
b. Mampu merencanakan/merancang proses yang berkaitan dengan tugas
pokok dan fungsinya di laboratorium kesehatan sesuai jenjangnya.
c. Memiliki keterampilan untuk melaksanakan proses teknis operasional
pelayanan laboratorium, yaitu:
1. Keterampilan pengambilan specimen, termasuk penyiapan pasien
(bila diperlukan), labeling, penanganan, pengawetan,fiksasi,
pemrosesan, penyimpanan dan pengiriman specimen.
2. Keterampilan melaksanakan prosedur laboratorium, metode
pengujian dan pemakaian alat dengan benar.
3. Keterampilan melakukan perawatan dan pemeliharaan alat,
kalibrasi dan penanganan masalah yang erkaitan dengan uji yang
dilakukan.
4. Keterampilan melaksanakan uji kualitas media dan reagen untuk
pengujian specimen.
d. Mampu memberikan penilaian analitis terhadap hasil uji laboratorium.
e. Memiliki pengetahuan untuk melaksanakan kebijakan pengendalian
mutu dan prosedur laboratorium.
f. Memiliki kewaspadaan terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi
hasil uji laboratorium.

Uraian mengenai Standar Kompetensi Ahli Teknologi Laboratorium


Kesehatan sesuai jenjang pendidikan SMAK, D-III, dan S-1 secara
lengkap ditetapkan dalam Musyawarah Nasional (MUNAS) V PATELKI
tanggal 22 Mei 2006 dengan Ketetapan Nomor 08/MUNAS-V/05-2006
KOMPETENSI AHLI TEKNOLOGI LABORATORIUM KESEHATAN
SESUAI JENJANG PENDIDIAN (SMAK, DIII, S1)

No JENJANG
KOMPETENSI
. SMAK DIII S1
1 MENGUASAI ILMU PENGETAHUAN
1.1 Hematologi dan transfusi darah v v v
1.2 Kimia Klinik v v v
1.3 Serologi-imunolgi v v v
1.4 Mikrobiologi v v v
1.5 Toksikologi - v v
1.6 Patologi Anatomi - v v
1.7 Biologi Molekuler - v v
1.8 Komputer v v v
1.9 Manajemen - v v
1.10 Virologi - v v
1.11 Kesehatan Lingkungan v v v
2 MAMPU MEMBUAT PERENCANAAN/
MERANCANG PROSES
2.1 Alur kerja proses pemeriksaan di
- v v
laboratorium
2.2 Alur keselamatan kerja di laboratorium - v v
2.3 Menyusun prosedur baku di laboratorium - v v
2.4 Menyusun prosedur cara ukur keberhasilan
- - v
proses
2.5 Menyusun program pemantapan mutu
- - v
internal
2.6 Menyusun program pemantapan mutu
- - v
eksternal
2.7 Merancang upayan keselamatan kerja di
- - v
laboratorium
3 MAMPU MELAKSANAKAN PROSES
TEKNIS OPERASIONAL
3.1 Mengambil spesimen v v v
3.2 Menilai kualitas spesimen v v v
3.3 Menangani spesimen
v v v
(labeling, penyimpanan, pengiriman)
3.4 Mempersiapkan bahan/reagensia v v v
3.5 Memilih reagen & metode analisa - v v
3.6 Mempersiapkan alat v v v
3.7 Memilih/ menentukan alat - v v
3.8 Memelihara alat v v v
3.9 Mengkalibrasi alat - v v
3.10 Menguji kelayakan alat - v v
3.11 Mengerjakan prosedur analisa bidang:
a. Hematologi sederhana v v v
b. Hematologi khusus - v v
c. Kimia klinik v v v
d. Serologi-imunologi sederhana v v v
e. Serologi-imunologi komplex - v v
f. Mikrobiologi sederhana v v v
g. Mikrobiologi khusus - v v
h. Toksikologi - v v
i. Patologi anatomi - v v
j. Biologi molekuler - - v
k. Virologi (riset) - v v
3.12 Mengerjakan prosedur dalam pemantapan
v v v
Mutu
3.13 Membuat laporan administrasi v v v
4 MAMPU MEMBERIKAN PENILAIAN
(JUDGEMENT)
4.1 Mendeteksi secara dini keadaan spesimen
v v v
yang berubah
4.2 Mendeteksi secara dini perubahan kondisi
v v v
alat/reagen/kondisi analisa
4.3 Mendeteksi secara dini bila muncul
penyimpangan dalam proses teknis v v v
operasional
4.4 Menilai validitas rangkaian analisa atau
v v v
hasilnya
4.5 Menilai normal tidaknya hasil analisa untuk
v v v
dikonsumsi kepada yang berwenang
4.6 Menilai layak tidaknya hasil proses
- v v
pemantapan mutu internal
4.7 Menilai layak tidaknya hasil proses
- - v
pemantapan mutu eksternal
4.8 Mendeteksi secara dini terganggunya
- v v
keamanan lingkungan kerja
5 MAMPU DALAM PENGAMBILAN
KEPUTUSAN
5.1 Perlunya koreksi terhadap
- v v
proses/alat/spesimen/ragensia
5.2 Perlunya koreksi terhadap proses
- v v
pemantapan mutu internal
5.3 Perlunya koreksi terhadap proses
- - v
pemantapan mutu eksternal
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR AHLI TEKNOLOGI
LABORATOIUM MEDIK

1. Pengertian Standar Operasional Prosedur


Standart Operating Prosedure (SOP) adalah serangkaian instruksi
kerja tertulis yang dibakukan (terdokumentasi) mengenai proses
penyelenggaraan administrasi perusahaan, bagaimana dan kapan harus
dilakukan, dimana dan oleh siapa dilakukan.
Menurut Tjipto Atmoko, Standart Operasional Prosedur
merupakan suatu pedoman atau acuan untuk melaksanakan tugas
pekerjaan sesuai dengan fungsi dan alat penilaian kinerja instansi
pemerintah berdasarkan indikator-indikator teknis, administratif dan
prosedural sesuai tata kerja, prosedur kerja dan sistem kerjapada unit kerja
yang bersangkutan.

2. Tujuan Standard Operating Prosedure (SOP)


a. Agar petugas/pegawai menjaga konsistensi dan tingkat kinerja
petugas/pegawai atau tim dalam organisasi atau unit kerja.
b. Agar mengetahui dengan jelas peran dan fungsi tiap-tiap posisi dalam
organisasi.
c. Memperjelas alur tugas, wewenang dan tanggung jawab dari
petugas/pegawai terkait.
d. Melindungi organisasi/unit kerja dan petugas/pegawai dari malpraktek
atau kesalahan administrasi lainnya.
e. Untuk menghindari kegagalan/kesalahan, keraguan, duplikasi, dan
inefisiensi.

3. Keuntungan Adanya Standard Operating Prosedure (SOP)


a. SOP yang baik akan menjadi pedoman bagi pelaksana, menjadi alat
komunikasi dan pengawasan dan menjadikan pekerjaan diselesaikan
secara konsisten.
b. Para pegawai akan lebih memiliki percaya diri dalam bekerja dan tahu
apa yang harus dicapai dalam setiap pekerjaan.
c. SOP juga bisa dipergunakan sebagai salah satu alat trainning dan bisa
digunakan untuk mengukur kinerja pegawai.

4. Standar Operasional Prosedur Di Laboratium


Standar Operasional Prosedur Laboratorium (Standar Kesehatan dan
Keselamatan Kerja) di laboratorium (Depkes RI, 2002)
a. Pakailah jas laboratorium saat berada dalam ruang pemeriksaan atau di
ruang laboratorium. Tinggalkan jas laboratorium di ruang laboratorium
setelah selesai bekerja.
b. Cuci tangan sebelum pemeriksaan.
c. Menggunakan alat pelindung diri (masker, sarung tangan, kacamata
dan sepatu tertutup).
d. Semua specimen harus dianggap infeksius (sumber penular), oleh
karena itu harus ditangani dengan sangat hati-hati.
e. Semua bahan kimia harus dianggap berbahaya, oleh karena itu harus
ditangani dengan hati-hati.
f. Tidak makan, minum dan merokok di dalam laboratorium.
g. Tidak menyentuh mulut dan mata pada saat sedang bekerja.
h. Tidak diperbolehkan menyimpan makanan di dalam lemari pendingin
yang digunakan untuk menyimpan bahan-bahan klinik atau riset.
i. Tidak diperbolehkan melakukan pengisapan pipet melalui mulut
gunakan peralatan mekanik (seperti penghisap karet) atau pipet
otomatis.
j. Tidak membuka sentrifuge sewaktu masih berputar.
k. Menutup ujung tabung penggumpal darah dengan kertas atau kain, atau
jauhkan dari muka sewaktu membuka.
l. Bersihkan semua peralatan bekas pakai  dengan desinfektan larutan 
klorin 0,5 % dengan cara merendam selama 20-30 menit.
m. Bersihkan permukaan tempat bekerja atau meja kerja setiap kali selesai
bekerja dengan menggunakan larutan klorin 0,5 %.
n. Pakai sarung tangan rumah tangga sewaktu membersihkan alat-alat
laboratorium dari bahan gelas.
o. Gunakan tempat anti tembus dan anti bocor untuk menempatkan
bahan-bahan yang tajam.
p. Letakkan bahan-bahan limbah infeksi di dalam kantong plastik atau
wadah dengan penutup yang tepat.
q. Cuci tangan dengan sabun dan beri desinfektan setiap kali selesai
bekerja.
DAFTAR PUSTAKA

http://www.pdpersi.co.id/peraturan/kepmenkes/kmk3702007.pdf
Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor: 370/Menkes/SK/III/2007 Tentang
Standar Profesi Ahli Teknologi Laboratorium Kesehatan.

MUNAS VIII PATELKI Nomor: 09/MUNAS VIII/5/2017 Tentang Standar


Profesi Ahli Teknologi Laboratorium Medik

https://www.academia.edu/8634744/A._PENGERTIAN_STANDAR_OPERASI
ONAL_PROSEDUR

https://www.academia.edu/35800119/Standar_Operasional_Prosedur_Laboratoriu
m

Anda mungkin juga menyukai