Anda di halaman 1dari 20

Panduan

ICRA RENOVASI

UPT PUSKESMAS GUNUNGSARI KOTA CIREBON


Jalan Tentara Pelajar No. 75 Pekiringan Kota Cirebon
PEMERINTAH DAERAH KOTA CIREBON
DINAS KESEHATAN
UPT PUSKESMAS GUNUNG SARI
Jl. Tentara Pelajar No. 75  207154 Cirebon 45131
Email : gunungsaricirebonpuskesmas@gmail.com

KEPUTUSAN

KEPALA UPT PUSKESMAS GUNUNGSARI KOTA CIREBON

NOMOR : 800/PPI/ -PKM.GS

TENTANG
PEMBERLAKUAN PANDUAN INFECTION CONTROL RISK ASSESMENT (ICRA)
DI UPT PUSKESMAS GUNUNGSARI KOTA CIREBON

KEPALA UPT PUSKESMAS GUNUNGSARI KOTA CIREBON.

Menimbang : a. Bahwa dalam upaya untuk meningkatkan pelayanan di puskesmas


melalui pemberian pelayanan penunjang medik yang profesional,
bermutu dan aman. Maka diperlukan menetapkan Panduan Infection
Control Risk Assesment (ICRA).

b. Bahwa dalam rangka mencapai tujuan pada butir a di atas perlu


ditetapkan Panduan Infection Control Risk Assesment (ICRA)
dengan Keputusan Kepala UPT Puskesmas Gunungsari Kota
Cirebon.

Mengingat : a. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan.


b. Undang-Undang RI No.43 Tahun 2019 tentang Puskesmas.
c. Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2009 tentang Praktek
Kedokteran.

2
MEMUTUSKAN

Menetapkan : Keputusan Kepala UPT Puskesmas Gunungsari Kota Cirebon Tentang


Pemberlakuan Panduan Infection Control Risk Assesment (ICRA) di
UPT Puskesmas Gunungsari Kota Cirebon.

Kesatu : Panduan Infection Control Risk Assesment (ICRA) agar dilaksanakan


dan di pergunakan sebagai acuan dalam pelaksanaan kegiatan renovasi
di Puskesmas.

Panduan Infection Control Risk Assesment (ICRA) agar dilaksanakan


Kedua : dan di pergunakan sebagai acuan dalam pelaksanaan kegiatan
surveilans infeksi di Puskesmas.

Surat Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan dan apabila
Ketiga :
dikemudian hari terdapat kekeliruan dalam surat keputusan ini akan
diubah dan diperbaiki sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di : Cirebon
pada tanggal : 23 Maret 2022

KEPALA UPT PUSKESMAS GUNUNG SARI


KOTA CIREBON

dr. Hj. WASILAH DINIJATI, MH


NIP. 19710724 200604 2 011

3
DAFTAR ISI

Halaman Judul …………………………………………………………………… 1


Daftar Isi …………………………………………………………………………. 4
BAB I Definisi…….. ……………………………………………………………. 5
BAB II Ruang Lingkup ………………………………………………………….. 5
BAB III Tata Laksana……………………………………………………………. 6
1. Metode pembuatan ICRA …………………………………………….. 6
2. Risk Assesment PPI …………………………………………………… 7
3. Faktor Eksternal Risk …………………………………………………. 7
4. Faktor Resiko Lainnya ……………………………………………….. 8
5. Tahap pembuatan ICRA ……………………………………………… 9
BAB IV Dokumentasi …………………………………………………………… 15
DAFTAR PUSTAKA

4
BAB I
DEFINISI

Risk Assessment adalah penilaian yang meneliti proses secara rinci termasuk urutan
kejadian dan risiko aktual dan potensial, kegagalan atau titik kerentanan dan bahwa, melalui
proses logis, memprioritaskan area untuk perbaikan didasarkan pada dampak aktual atau
potensial (kekritisan) perawatan, pengobatan, atau pelayanan.
Infection Control Risk Assesment (ICRA) merupakan bagian dari proses perencanaan
PPI. Sebagai langkah awal untuk mengembangkan rencana dengan baik. Perencanaan yg
dilakukan secara bepuskesmasama, merupakan bentuk dasar dari program.Membantu
melakukan fokus surveilance dan kegiatan program lainnya. Merupakan ketentuan
persyaratan yang harus dipenuhi.
a. Melakukan identifikasi risiko untuk infeksi yang diperoleh dan di transmisikan
berdasarkan :
- Lokasi geografi, community dan populasi yang dilayani
- Asuhan, pengobatan dan pelayanan yang disediakan
- Analisis dari kegiatan surveilance dan data infeksi lainnya.
b. Identifikasi risiko setiap atau dan bila terjadi perubahan yang significan

5
BAB II
RUANG LINGKUP

Dengan melaksanakan risk assesment maka puskesmas dapat :


• Meningkatkan keselamatan pasien puskesmas
• Meningkatkan keselamatan staf
• Meningkatkan efficiency
• Mengidentifikasi issue kebutuhan training staf
• Mengembangkan hypotesa untuk meng antisipasi potensial risiko
• Justifikasi kebutuhan untuk mengimplementasi kegiatan PPI baru atau meneruskan
kegiatan yang sedang berjalan.
• Menghindari potensial KTD

Assesmen dilakukan untuk menentukan potensi ancaman terjadi infeksi sehubungan dengan
peralatan dan peralatan medis, pengobatan, lokasi dan populasi pasien sakit, prosedur, petugas
dan lingkungan
– Infection Control Risk Assesment program
– Infection Control Risk Assesment renovasi dan konstruksi
– Risk assessment Fokus (MDROs)
– Haazard vulnerabulity analysis (HVA)

Orang-orang yang terlibat dalam pembuatan ICRA :


- Komite PPI membuat ICRA dan memberikan pendidikan dan pelatihan
- Bagian teknik memfasilitasi dengan memberikan peraturan perundangan dan perijinan.
- Sanitasi lingkungan, terkait dengan pembuangan limbah (baku mutu limbah)
- Tim K-3 PUSKESMAS melakukan edukasi dan supervisi tentang keamanan dan
keselamatan
- Bagian keamanan  penjagaan keamanan
- Pimpinan Proyek

6
BAB III
TATA LAKSANA

1. Metode Pembuatan ICRA


Risk analisis akan lengkap dengan menggunakan data berikut ini Data dikelompokan :
- Menurut jumlah /jenis HAIs
- Jenis penyakit menular ( riwayat pasien dan pemeriksaan kultur )
- Kesehatan karyawan,
- Petugas terpapar benda tajam, darah/cairan tubuh
- Manajemen resiko puskesmas, kategori resiko :
a. Manajemen resiko klinis pasien dan keselamatan pasien
b. Resiko staf medis
c. Resiko pekerja
d. Resiko peralatan
e. Resiko keuangan
f. Resiko lain
2. Risk assessment Program Pencegahan Pengendalian Infeksi
a. Identifikasi resiko kejadian dan penularan agen infeksius- pilih target atau group untuk di
lakukan assessmen
b. Eksternal
- Sehubungan dengan komuniti
- Sehubungan dengan bencana
- Pepuskesmasyaratan Regulasi dan akreditasi
c. Internal
- Sehubungan dengan pasien
- Sehubungan dengan petugas
- Sehubungan dengan prosedur
- Sehubungan dengan peralatan/device
- Sehubungan dengan Lingkungan
- Sehubungan dengan pengobatan
- Sumberdaya

7
3. Faktor Eksternal Risk
a. Bencana alam :
– Banjir, gempa bumi, angin puyuh/topan
b. Rusaknya pelayanan publik
– Rusaknya Fasilitas air minum (PDAM), Sanitasi umum
c. Kecelakaan
– Kecalakaan masal (pesawat,kereta api,bus)
– Kebakaran yang melibatkan massa
d. Tindakan disengaja yang membahayakan
– Bioterrorism
– “Bom bunuh diri”kontaminasi pengadaan bahan makanan dan air”
e. KLB terhadap penularan infeksi:
– Influenza,meningitis
– Penyakit lain yang disebabkan kontaminasi makan dan minuman seperti salmonella
dan Hep A
– Kemungkinan pemberian vaksin yang belum merata (kaji area geografi populasi)
f. Regulasi dan akreditasi pepuskesmasyaratan
– Laporan infeksi rate : pepuskesmasyaratan data dan lainnya
– Pertemuan antara regulasi lama dan baru untuk standar pepuskesmasyaratan akreditasi

4. Factor resiko lainnya


a. Resiko sehubungan dengan pasien
Karakteristik dan prilaku dari populasi yang sakit
Jenis pasien
1) Wanita dan anak-anak
2) Perawatan akut orang dewasa
3) Populasi khusus : prilaku sehat, perawatan lama, rehabilitasi
b. Sehubungan dengan peralatan
Pembepuskesmasihan, disinfeksi dan proses sterilisasi peralatan
- Scope

8
- Instrumen bedah
- Alat prosthesis
- Pengemasan ulang alat medis
- Reproses single use device
c. Resiko sehubungan dengan petugas
- Prilaku menjaga kesehatan
- Keyakinan budaya tentang penularan penyakit
- Pemahaman penularan penyakit dan pencegahan
- Tingkat kepatuhan terhadap pencegahan infeksi teknik, misalnya, alat pelindung
diri, teknik isolasi
- Skrining tidak memadai untuk penyakit menular
- Kebepuskesmasihan Tangan
- Cedera benda tajam

5. Tahap Pembuatan ICRA


Langkah pertama :
Menggunakan table berikut untuk melakukan identifikasi type / jenis konstruksi kegiatan
proyek( Type A-D)

TYPE KRITERIA
A Inspeksi dan Kegiatan Non-Invasive.
Termasuk tetapi tidak terbatas pada :
• Mengganti ubin langit-2 (plafon) untuk inspeksi visual saja. Misalnya : terbatas
pada 1 genting/plafon per 50 meter pepuskesmasegi.
• Pengecatan (tetapi tidak pengamplasan)
• wallcovering, pekerjaan listrik,pipa kecil, dan kegiatan yang tidak
menghasilkan debu atau memerlukan pemotongan dinding atau akses ke langit-
langit selain untuk pemeriksaan yg kelihatan
B Skala kecil, kegiatan durasi pendek yang menciptakan debu minimal.
Termasuk, tetapi tidak terbatas pada :
• Instalasi telepon dan perkabelan komputer.

9
• Akses ke ruang terbuka.
• Pemotongan dinding atau langit-2 dimana migrasi debu dapat di kontrol
C Pekerjaan yang menghasilkan debu tingkat sedang hingga tinggi atau memerlukan
pembongkaran atau pemindahan/penghapusan & pembepuskesmasihan komponen
bangunan tetap atau rakitan.
Termasuk tetapi tidak terbatas pada :
• Pengamplasan dinding untuk pengecatan atau pelapisan dinding
• pemindahan/penghapusan/pembepuskesmasihan penutup lantai, plafon langit-2
dan pekerjaan khusus.
• Kontruksi dinding baru.
• Pekerjaan saluran kecil atau pekerjaan listrik di atas langit-langit
• Kegiatan kabel utama
• Kegiatan . apapun yg tdk dpt diselesaikan dlm shift kerja tunggal.

TYPE KRITERIA
D Pembongkaran dan kontruksi proyek besar.
Termasuk tetapi tidak terbatas pada :
• Kegiatan yg membutuhkan shift kerja berturut-turut
• Memerlukan pembongkaran berat atau pemindahan/penghapusan sistem
perkabelan lengkap.
• Kontruksi baru..

10
Langkah kedua :
Identifikasi kelompok resiko pasien
RESIKO RESIKO SANGAT
RESIKO SEDANG RESIKO TINGGI
RENDAH TINGGI

1. Perkantoran 1. Ruang Meeting 1. UGD 1. Poli Gigi dan Mulut


2. Publik Area 2. Polikinik 2. Ruang Tindakan 2. Ruang TBC
3. Semua pasien 3. Ruang Pendaftaran 3. Laboratorium
yang bukan di 4. Kamar 4. Ruang Infeksius
grup 3 atau 4 Bepuskesmasalin
5. Kamar bayi
6. Perawatan pasca
bepuskesmasalin
7. Dapur

Langkah ketiga :
IC Matrix- Class of Precaution :Construction Project by patient Risk
KELOMPOK RESIKO JENIS PROYEK KONSTRUKSI
PASIEN Type A Type B Type C Type D
Kelompok resiko rendah I II II III/IV
Kelompok resiko sedang I II III IV
Kelompok resiko tinggi I II III/IV IV
Sangat berisiko II III/IV III/IV IV
Catatan :Persetujuan IC diperlukan bila kegiatan konstruksi dan tingkat resiko menunjukkan
kelas III atau IV, maka prosedur pengendalian diperlukan.

Langkah keempat :
Diperlukan deskripsi tindakan pengendalian infeksi berdasarkan kelas
Class Selama pembangunan proyek Setelah penyelesaian proyek
I 1. Laksanakan pekerjaan dengan metode 1. Bersihkan area kerja setelah
meminimalisasi timbulnya debu dari menyelesaikan tugas.
pelaksanaan kegiatan kontruksi.

11
2. Segera meletakan kembali ketempat
semula plafon atap yg diganti.
II 1. Menyediakan sarana aktif utk mencegah 1. Lap permukaan kerja dengan
debu udara dari penyebaran ke pembersih/desinfektan.
atmosfer. 2. Wadah yg berisi limbah kontruksi
2. Semprot dng air pada permukaan kerja sebelum di transportasi harus tertutup
utk mengendalikan debu pada waktu rapat.
pemotongan.. 3. Pel basah dan/atau vakum dengan
3. Seal pintu yang tidak terpakai dengan HEPA filter, vakum sebelum
lakban. meninggalkan area kerja.
4. Blokir dan tutup ventilasi udara. 4. Setelah selesai, mengembalikan
5. Tempatkan tirai debu di pintu masuk sistem HVAC di mana pekerjaan
dan keluar area kerja. dilakukan.
6. Hilangkan atau isolasi sistem HVAC
("heating, ventilation, dan air-
conditioning) yang sedang
dilaksanakan.
III 1. Untuk mencegah kontaminasi dari 1. Jangan menghilangkan barier dari
sistem saluran maka hilangkan/lepaskan area kerja sampai proyek selesai
atau isolasi sistem HVAC di area, diperiksa oleh Tim PPI Puskesmas
dimana pekerjaan sedang dilakukan.. dan Dibepuskesmasihkan oleh bagin
2. Lengkapi semua barier penting yaitu kebersihan puskesmas.
sheetrock, plywood, plastic untuk 2. Hilangkan barier material dengan
menutup area dari area yg tdk untuk hati-2 untuk meminimalisasi
kerja atau menerapkan metode penyebaran dari kotoran dan puing-2
pengendalian kubus (gerobak dng yg terkait dng kontruksi.
penutup plastik & koneksi disegel ke 3. Vacuum area kerja area dng HEPA
tempat bekerja dengan HEPA vakum filtered vacuums.
utk menyedot debu sebelum keluar) 4. Area untuk lap basah dng
sebelum kontruksi dimulai. pembepuskesmasih/disinfeksi/cleaner
3. Menjaga tekanan udara negatif di dalam 5. Setelah selesai, mengembalikan

12
tempat kerja dengan menggunakan sistem HVAC)..
HEPA unit yang dilengkapi dengan
penyaringan udara.
4. Wadah tempat limbah kontruksi
sebelum di transportasi harus tertutup
rapat.
5. Tutup wadah transportasi atau gerobak.
Pita penutup jika tidak tutup yang kuat..

Class Selama pembangunan proyek Setelah penyelesaian proyek


IV 1. Untuk mencegah kontaminasi sistem saluran 1. Jangan menghilangkan
maka isolasi sistem HVAC di area, dimana barier dari area kerja sampai
pekerjaan sedang dilakukan. proyek selesai diperiksa oleh
2. Lengkapi semua barier penting yaitu sheetrock, Tim PPI Puskesmas..
plywood, plastic untuk menutup area dari area 2. Hilangkan barier material
yg tdk untuk kerja atau menerapkan metode dengan hati-2 untuk
pengendalian kubus (gerobak dng penutup meminimalisasi penyebaran
plastik & koneksi disegel ke tempat bekerja dng dari kotoran dan puing-2 yg
HEPA vakum utk menyedot debu sebelum terkait dengan kontruksi.
keluar) sebelum kontruksi dimulai. 3. Wadah untuk limbah
3. Menjaga tekanan udara negatif di dalam tempat kontruksi harus ditutup rapat
kerja dengan menggunakan HEPA unit yang sebelum kontruksi.
dilengkapi dengan penyaringan udara. 4. Wadah transportasi atau
4. Segel lubang, pipa, saluran & lubang-2 kecil yg gerobak agar ditutup rapat.
bisa menyebabkan kebocoran 5. Vakum area kerja dengan
5. Membangun serambi/ruangan dan semua vakum HEPA filter.
personil melewati ruangan ini sehingga dapat 6. Area di pel dengan pel basah
disedot debunya dengan vakum cleaner HEPA dengan
sebelum meninggalkan tempat kerja atau pembersih/desinfektan.
mereka bisa memakai kain atau baju kertas yg 7. Setelah selesai
di lepas setiap kali mereka meninggalkan mengembalikan sistem

13
tempat kerja HVAC dimana pekerjaan
6. Semua personil memasuki tempat kerja dilakukan.
diwajibkan untuk mengenakan penutup sepatu.
Penutup sepatu harus diganti setiap kali pekerja
keluar dari area kerja

Langkah ke lima :
Identifikasi daerah sekitar area proyek, menilai dampak potensial
Unit Below Unit Above Lateral Lateral Behind Front
Risk Group Risk Group Risk Group Risk Group Risk Group Risk Group

Langkah ke enam :
Identifikasi kegiatan di tempat khusus misalnya ruang perawatan, ruang farmasi / obat dan
lainnya.
Langkah ke tujuh :
Identifikasi masalah yg berkaitan dengan : ventilasi, pipa ledeng, listrik dalam hal terjadinya
kemungkinan pemadaman.
Langkah ke delapan :
IdentifIkasi langkah-2 pencegahan , menggunakan penilaian sebelumnya, apa jenis
bariernya (misalnya bariernya dinding yang tertutup rapat). Apakah HEPA filter diperlukan.?
Catatan : Selama dilakukan kontruksi maka Area yang di renovasi/kontruksi seharusnya
diisolasi dari area yang dipergunakan dan merupakan area negatif terhadap daerah sekitarnya.)
Langkah ke sembilan:
Pertimbangkan potensial risiko dari kerusakan air. Apakah ada risiko akibat merusak
kesatuan struktur (misal : dinding, atap, plafon)
Langkah ke sepuluh :
Jam Kerja : dapat atau pekerjaan akan dilakukan selama bukan jam pelayanan pasien.
Langkah ke sebelas :
Buat rencana yang memungkinkan untuk jumlah ruang isolasi/ruang aliran udara negatif
yang memadai
Langkah ke duabelas:

14
Buat rencana yang memungkinkan untuk jumlah dan tipe tempat/bak cuci tangan.
Langkah ke tigabelas :
Apakah Tim PPI setuju dengan jumlah minimum bak/tempat cuci tangan tersebut.
Langkah ke empatbelas :
Apakah Tim PPI setuju dengan rencana relatif terhadap utilitas ruangan bersih dan kotor

Langkah ke limabelas :
Rencanakan untuk membahas masalah pencegahan tersebut dengan tim proyek (misalnya arus
lalu lintas, rumah tangga, pembersihan puing (bagaimana dan kapan).

15
BAB IV
DOKUMENTASI

IZIN KONSTRUKSI PENGENDALIAN INFEKSI


No. Izin:
Lokasi konstruksi : Tanggal mulai proyek :
Koordinator proyek : Estimasi waktu :
Performa kerja kontraktor Waktu izin kadaluarsa :
Supervisor : Telepon :
Ya Tdk Kegiatan Konstruksi Ya Tdk Kelompok Resiko Pengendalian Infeksi
Type A Inspeksi dan Kegiatan Group 1 : Low Risk / risiko kecil
Non-Invasive.
Type B Skala kecil, kegiatan Group 2 : Medium Risk / risiko sedang
durasi pendek yang menciptakan
debu minimal.
Type C Pekerjaan yang Group 3 : Medium High Risk / risiko tinggi
menghasilkan debu tingkat
sedang hingga tinggi atau
memerlukan pembongkaran atau
pemindahan/penghapusan &
pembepuskesmasihan
komponen bangunan tetap atau
rakitan.
Type D Pembongkaran dan Group 4 : Highest Risk / sangat beresiko
kontruksi proyek-2 besar.

16
Class I 1. Laksanakan pekerjaan dengan metode meminimalisasi timbulnya debu dari pelaksanaan
kegiatan kontruksi.
2. Segera meletakan kembali ketempat semula plafon atap yg diganti.
3. Bersihkan area kerja setelah menyelesaikan tugas
Class II 1. Menyediakan sarana aktif utk mencegah debu udara dari penyebaran ke atmosfer.
2. Semprot dng air pada permukaan kerja utk mengendalikan debu pada waktu pemotongan..
3. Seal pintu yang tidak terpakai dengan lakban.
4. Blokir dan tutup ventilasi udara.
5. Tempat kan tirai debu di pintu masuk dan keluar area kerja.
6. Hilangkan atau isolasi sistem HVAC ("heating, ventilation, dan air-conditioning) yang
sedang dilaksanakan.
7. Lap permukaan kerja dengan pembepuskesmasih desinfektan
8. Wadah yang berisi limbah konstruksi sebelum di transportasi harus tertutup rapat.
9. Pel basah dan atau vakum dengan HEPA filter, vakum sebelum meninggalkan area kerja.
10.Setelah selesai mengembalikan system HVAC di mana pekerjaan dilakukan

Class III 1. Untuk mencegah kontaminasi dari sistem saluran maka hilangkan/lepaskan atau isolasi
Date sistem HVAC di area, dimana pekerjaan sedang dilakukan..
Initial 2. Lengkapi semua barier penting yaitu sheetrock, plywood, plastic untuk menutup area dari
area yang tidak untuk kerja atau menerapkan metode pengendalian kubus (gerobak dengan
penutup plastik dan koneksi disegel ke tempat bekerja dengan HEPA vakum untuk
menyedot debu sebelum keluar) sebelum kontruksi dimulai.
3. Menjaga tekanan udara negatif di dalam tempat kerja dengan menggunakan HEPA unit
yang dilengkapi dengan penyaringan udara.
4. Wadah tempat limbah kontruksi sebelum di transportasi harus tertutup rapat.
5. Tutup wadah transportasi atau gerobak. Pita penutup jika tidak tutup yang kuat.
6. Jangan menghilangkan barrier dari area kerja sampai proyek selesaai diperiksa Tim PPI
dan di bersihkan oleh bagian Tim PPI.
7. Hilangkan barier material dengan hati-2 untuk meminimalisasi penyebaran dari kotoran
dan puing-puing yg terkait dng kontruksi.
8. Vacuum area kerja area dng HEPA filtered vacuums.

17
9. Area untuk lap basah dengan pembersih/disinfeksi/cleaner
10. Setelah selesai, mengembalikan sistem HVAC)..
Class IV 1. Untuk mencegah kontaminasi sistem saluran maka isolasi sistem HVAC di area, dimana
Date pekerjaan sedang dilakukan..
Initial 2. Lengkapi semua barier penting yaitu sheetrock, plywood, plastic untuk menutup area dari
area yang tidak untuk kerja atau menerapkan metode pengendalian kubus (gerobak dengan
penutup plastik dan koneksi disegel ke tempat bekerja dng HEPA vakum untuk menyedot
debu sebelum keluar) sebelum kontruksi dimulai.
3. Menjaga tekanan udara negatif di dalam tempat kerja dengan menggunakan HEPA unit
yang dilengkapi dengan penyaringan udara.
4. Segel lubang, pipa, saluran dan lubang-lubang kecil yang bisa menyebabkan kebocoran
5. Membangun serambi/ruangan dan semua personil melewati ruangan ini sehingga dapat
disedot debunya dengan vakum cleaner HEPA sebelum meninggalkan tempat kerja atau
mereka bisa memakai kain atau baju kertas yang di lepas setiap kali mereka meninggalkan
tempat kerja.
6. Semua personil memasuki tempat kerja diwajibkan untuk mengenakan penutup sepatu.
Penutup sepatu harus diganti setiap kali pekerja keluar dari area kerja
7. Jangan menghilangkan barier dari area kerja sampai proyek selesai diperiksa oleh Tim PPI.
8. Hilangkan barier material dengan hati-hati untuk meminimalisasi penyebaran dari kotoran
dan puing-puing yang terkait dengan kontruksi.
9. Wadah untuk limbah kontruksi harus ditutup rapat sebelum kontruksi.
10. Wadah transportasi atau gerobak agar ditutup rapat.
11. Vakum area kerja dengan vakum HEPA filter.
12. Area di pel dengan pel basah dengan pembepuskesmasih/desinfektan.
13. Setelah selesai mengembalikan sistem HVAC dimana pekerjaan dilakukan.
Persyaratan tambahan

Pengecualian tambahan untuk izin ini :


Tanggal inisial Tanggal inisial dicatat dengan memorandum terlampir
Permintaan Izin oleh : Izin diresmikan oleh :

18
Tanggal : Tanggal :

DAFTAR PUSTAKA

Primier Inc. 2015 Infection Control Risk Assessment (ICRA). URL


http://legacy.premierinc.com/quality-safety/toolsservices/safety/topics/construction/icra.jsp
Lee. Larry. 2013. New Application Concept in Infection Prevention &Contruction: thinking
outside the matrix.Pacific Industrial Hygiene LLC,
http://wsshe.org/Presentation/2013/conference.presentstion:infectionprefention-lee-2013pdf
Bartley, Judene Mueller. 2000. APIC State-of-the-Art Report: The role of infection control
during contruction in health care facilities. Assiciation for Profesionals in Infection Control
and Epidemiology, Inc. Washington.AJIC Vol. 28 number 2 p 156-169.
http://www.apic.org/Resaurce-/Tiny MceFileManager/Practice GuidancelIC-During-
Construction-HC-Fac.pat

19
20

Anda mungkin juga menyukai