Tujuan
Setelah melakukan diskusi kelompok ini, peserta mampu melakukan penemuan kasus
difteri
Langkah-langkah:
1. Peserta dibagi ke dalam 3 kelompok. Masing-masing kelompok 10 orang
2. Fasilitator menjelaskan langkah-langkah diskusi kelompok tentang Materi pokok 2
3. Peserta mendiskusikan sesuai instruksi fasilitator dalam kelompok (20 menit)
4. Fasilitator meminta wakil dari salah satu kelompok menyajikan hasil diskusi
kelompoknya juga beri kesempatan untuk tanya jawab dan memberikan )7 menit)
5. Fasilitator memberikan pembulatan (3 menit)
80
Lembar Penugasan (IHB 2)
Penyakit difteri mulai mengancam sebagian masyarakat Indonesia karena penyakit difteri
merupakan salah satu penyakit menular yang menyerang saluran pernafasan bagian atas
sehingga mempersempit saluran pernafasan buah hati anda, biasanya bagian tubuh yang
diserang adalah tonsil dan faring tetapi tidak jarang menyerang kulit dan bahkan
menyebabkan kerusakan saraf dan juga jantung. Penyakit ini dominan menyerang anak-
anak berusia dibawah 15 tahun yang tidak mendapatkan imunisasi serta dapat menurunkan
kekebalan tubuh pada anak yang disebabkan oleh kuman Corynebacterium diphteriae. Saat
ini penyakit difteri menjadi hal yang sangat menakutkan bagi sebagian besar masyarakat
Indonesia, karena penyakit difteri sebagai penyebab kematian pada bayi dan anak muda.
Penyakit ini memang terdengar masih asing ditelinga masyarakat namun penyakit ini sangat
membahayakan serta mengancam nyawa khususnya bagi anak-anak. Dengan imunisasi,
penyakit difteri dapat dicegah. Dengan melakukan imunisasi, buah hati anda akan terhindar
dari penyakit difteri. Penyakit difteri mudah sekali menular apalagi dalam lingkungan yang
buruk. Imunisasi difteri tergabung dalam imunisasi DPT atau termasuk dalam Lima
Imunisasi Dasar Lengkap. Imunisasi ini berbarengan dengan imunisasi polio, hepatitis B,
sedangkan imunisasi difteri tergabung dalam Imunisasi DPT atau Difteri, Pertusis dan
Tetanus. Untuk bayi berumur sembilan bulan dilengkapi dengan imunisasi campak.
Penugasan IHB 2
1. Gejala dan tanda
a. Jelaskan definisi dari kasus difteri
Difteri adalah penyakit infeksi akut yang sangat menular disebabkan oleh
bakteri corynebacterium diptheriae ditandai dengan adanya peradangan pada
tempat infeksi, terutama pada selaput mukosa tonsil, faring, laring, hidung dan
juga pada kulit, dan dapat menyebabkan komplikasi berat sehingga
menimbulkan kematian.
b. Bagaimana gejala dan tanda khas dari penyakit difteri
Gejala dan yang khas antara lain:
Faringitis
Tonsilitis
Laryngitis,
Trakeitis
Demam atau tanpa demam
81
Adanya pseudomembran putih keabu abuan yang sulit lepas, mudah
berdarah apabila dilepas atau dilakukan manipulasi
2. Penemuan Kasus:
a. Sebutkan kriteria apa yang digunakan untuk menetapkan adanya kasus difteri
Adanya demam atau tanpa demam
Munculnya pseudomembran putih keabuan, sulit lepas dan mudah
berdarah
Sakit menelan
Leher membengkak
Sesak nafas disertai bunyi
b. Bagaimana klasifikasi kasus difteri dan bagaimana membedakannya
Kasus konfirmasi laboratorium adalah kasus suspek difteri dengan hasil
kultur positif strain toksigenik
Kasus konfirmasi hubungan epidemiologi adalah kasus suspek difteri yang
mempunyai hubungan epidemiologi dengan kasus konfirmasi laboratorium.
Kasus kompatibel klinis adalah kasus suspek difteri dengan hasil
laboratorium negative, atau tidak diambil specimen, atau tidak dilakukan tes
toksigenisitas, dan tidak mempunyai hubungan epidemiologi dengan kasus
konfirmasi laboratorium
Discarded adalah kasus suspek difteri yang setelah dikonfirmasi oleh Ahli tida
memenuhi kriteria suspek difteri
c. Jelaskan proses penemuan kasus difteri dan lakukan wawancara memastikan hal
tersebut. (TERLAMPIR)
1. Kasus Difteri dapat ditemukan di pelayanan statis (puskesmas dan RS) maupun
kunjungan lapangan di wilayah kerja Puskesmas. Kasus dengan keluhan nyeri
menelan dilakukan pemeriksaan tenggorok untuk mencari adanya membran pada
tonsil dan faring
3. Merujuk kasus suspek difteri ke Rumah Sakit untuk mendapatkan pengobatan lebih
lanjut
82
FORMULIR PENYELIDIKAN EPIDEMIOLOGI
SUSPEK DIFTERI
Provinsi : Jawa Barat NO D -32 04 03 001
EPID:
Kode Kode Tahu Nomor
Kab/Kota : Bandung n urut
Provinsi Kab / Kasu kasus
s
Kota dimulai
Puskesm : Ibun dari
001
as
I. Identitas Pelapor
1 Nama : Lisa Aurora
2 Nama Kantor & Jabatan : Puskesmas xx
3 Kabupaten/Kota : Bandung
4 Provinsi : Jawa Barat
5 Tanggal Terima Laporan : 8 April 2023
6 Tanggal Pelacakan : 8 April 2023
Laporan
83
3 Gejala dan Tanda Sakit
a) Demam x
b) Sakit Tenggorokan √ Tanggal : 5 April 2023
c) Leher Bengkak √ Tanggal : 5 April 2023
d) Sesak nafas √ Tanggal : 5 April 2023
e) Pseudomembran x
f) Mulai tidak enak badan pada hari jumat tanggal 1 April 2023
4 Status imunisasi Difteri:
a. Belum Pernah b. Pernah c. Tidak tahu
Jika Pernah:
1) DPT-HB-Hib 1 Tanggal/ tahun Pemberian:
2) DPT-HB-Hib Booster (Usia 18 bulan) Tanggal/ tahun Pemberian:
3) DT kelas 1 Tanggal/ tahun Pemberian:
4) TD kelas 2 dan 5 Tanggal/ tahun Pemberian:
Sumber Informasi :
a. KMS b. Buku KIA c. Ingatan d. Lain-lain,
responden
5 Status Gizi
a. Buruk b. Kurang c. Baik
6 Jenis Spesimen yang diambil:
a. Tenggorokan b. Hidung c. Keduanya
84
lansoprazol
6 Kondisi kasus saat ini : a. Masih sakit
b. Sembuh Tanggal : / /20
c. Meninggal Tanggal : / _ /20
V. Kontak kasus
Kontak kasus adalah mereka yang pernah kontak dengan penderita
difteri sejak 10 hari sebelum timbul gejala sakit tenggorok sampai 2 hari
setelah pengobatan (masa penularan), melalui percikan ludah saat berbicara
atau bersin/batuk dengan jarak sekitar 1 meter. Yang termasuk dalam
kategori kontak erat adalah: tinggal satu rumah / asrama, tetangga / kerabat
/ pengasuh, teman kelas / bermain / guru, teman kerja, petugas esehatan,
yang merawat kasus.
85
3 chandra 6 Kp. mayang RT 3 RW Anak DPT,HB-HIB 4
12 kali
4 rina 2 Kp. mayang RT 3 RW Anak DPT,HB-HIB 4
12 kali
5 Yati 23 Kp. mayang RT 3 RW Adik Tidak tahu
12
6 Acah 58 Kp. mayang RT 3 RW Ibu Tidak tahu
12
7 dani 60 Kp. mayang RT 3 RW Ayah Tidak tahu
12
86