Anda di halaman 1dari 10

PENUGASAN

MPI 4. SURVEILANS AFP


ANGKATAN 6 - KELOMPOK 2

Elfiani, Am.Kep - UPTD Puskesmas Bumi Agung


Endang Retnaningsih, Am.Kep - UPTD Puskesmas Muara Sabak Barat
Fachrizal, AMK - UPTD Puskesmas Pasir Putih
Indri Maya Sofia, S.Kep - UPTD Puskesmas Simpang Kawat Kota Jambi
Krisma Natalena Br Bangun, AM,Keb - Puskesmas Simpang lV Sipin Kota Jambi
Lista Antika, A.Md.Kep - UPT Puskesmas Perawas
M. Ilham, Amd. Kep - Puskesmas Lambur
Meitha Ayu, SKM - Puskesmas Multiwahana
Miko Andrison, S.Tr.Kes - Puskesmas Kumun Kota Sungai Penuh
Mutia Sarah Fadillah, S.K.M. - Puskesmas Tujuh Ulu

This template has been created by Slidesgo


Kasus Skenario 1 : Penemuan kasus AFP

Bila
Bilasaudara
saudaramenjadi
menjadipetugas
petugassurveilans
surveilansdi
di
Puskesmas
PuskesmasA, A,mendapatkan
mendapatkanlaporan
laporandari
dari
seseorang
seseorangyangyangberasal
berasaldari
daridesa
desaBBbahwa
bahwa
tetangganya
tetangganyaanak
anakyang
yangmasih
masih
bersekolah
bersekolahdi diPAUD
PAUDmengalami
mengalamikelumpuhan.
kelumpuhan.

This template has been created by Slidesgo


Kasus Skenario 1 : Penemuan kasus AFP (IHB 4.2)

Diskusikan, informasi apa saja yg harus digali dari orang tersebut agar
kasus kelumpuhan tersebut menjadi kasus yang masuk surveilans AFP?

a. Tentukan kisaran umur kasus, umur berapa kasus AFP seharusnya?


= kasus bersekolah di PAUD sehingga kemungkinan kasus berumur
sekitar 3-4 tahun dan seharusnya kasus AFP berusia < 15 tahun.

b. Tentukan apa kasus lumpuh tersebut Akut dan Flasid? Apa


kriterianya?
= kasus termasuk dalam kasus lumpuh Flasid dengan kriteria pasien
berusia <15 tahun dan mengalami kelumpuhan bersifat layuh / lemas
secara mendadak.

This template has been created by Slidesgo


Kasus Skenario 1 : Penemuan kasus AFP (IHB 4.2)

c. Informasi apa saja yang harus digali pada kasus tersebut agar kasus itu
dapat dilaporkan dengan lengkap?
= Riwayat imunisasi, tanggal mulai sakit, tanggal mulai muncul gejala
lumpuh, sudah berapa hari gejala lumpuh, apakah gejala muncul
mendadak bukan akibat ruda paksa (jika bukan karena ruda paksa, diberi
nomor epid), anggota gerak yang mengalami kelumpuhan, kondisi status
gizi, kondisi lingkungan rumah pasien (jamban, air bersih).

d. Spesimen apa yang harus dikumpulkan dari kasus tersebut?


Bagaimana kriteria specimen yang baik?
= Spesimen tinja sebanyak 2 specimen dimasukan kedalam pot AFP yang
sudah diberi label secara lengkap, masing-masing 8gr / seruas ibu jari
orang dewasa, dijaga suhunya 2-8°C, disimpan dalam cold chain dan
dikirim ke Laboratorium Polio Nasional maksimal 3 hari dari
pengambilan.
This template has been created by Slidesgo
Kasus Skenario 2 : Analisis data surveilans AFP (IHB 4.5)

Bila dari laporan Puskesmas saudara dari


laporan tahun 2019 didapatkan 3 kasus AFP
dan semua kasusnya sudah dinvestigasi dan
specimen fesesnya sudah dikirim
spesimennya ke laboratorium rujukan.

This template has been created by Slidesgo


Kasus Skenario 2 : Analisis data surveilans AFP (IHB 4.5)

a. Apakah kinerja surveilans AFP tersebut di Puskesmas pada tahun


2019 sudah baik? Apa indikatornya?
= Kinerja suveilans AFP sudah baik karena sudah dilakukan investigasi
dan dilakukan pengambilan dan pengiriman specimen feses dan
memenuhi indikator surveilans AFP yaitu menemukan kasus AFP
minimal 2/100.000 anak <15 tahun, pencapaian specimen adekuat
dengan tenggang waktu <24jam, persentase follow up 60 hari.

b. Apakah semua kasus AFP tersebut merupakan kasus Polio pada


tahun tersebut? jelaskan?
= Tidak, karena kasus polio ditentukan dari diagnosa dokter dan hasil
laboratorium pemeriksaan specimen feses yang dikirimkan.

This template has been created by Slidesgo


Kasus Skenario 2 : Analisis data surveilans AFP (IHB 4.5)

c. Bila anda tidak menemukan kasus AFP pada bulan April tahun 2020
di wilayah kerja Puskesmas anda, apa yang hasus dilakukan
selanjutnya?
= Tetap melakukan pengamatan dan melaporkan zero report setiap
minggunya pada laporan SKDR maupun laporan surveilans AFP. Selain
itu juga dilakukan koordinasi dengan lintas program seperti PJ Gizi
dalam melakukan penjaringan kasus AFP pada balita dengan gizi
buruk.

d. Bagaimana kita meyakinkan Puskesmas kita aman dari


kemungkinan ada kasus Polio?
= memastikan capaian imunisasi Polio sesuai target dan merata serta
memastikan masyarakat menerapkan PHBS dan surveilans AFP
terlaksana dengan baik.

This template has been created by Slidesgo


Kasus Skenario 3 : Respon cepat dan penanggulangan KLB (IHB.6 dan IHB 7)

Bila dari laporan Puskesmas anda dari surveilans AFP dari 3 kasus AFP dari hasil
laboratorium tinja yang dikirim ke laboratorium rujukan didapatkan 1 kasus Polio?

a. Bila anda mendapatkan hasil seperti di atas dari laboratorium diatas maka apa
yang harus dilakukan selanjutnya?
= menetapakan kasus tersebut sebagai KLB, melakukan pelaporan kepada Dinas
Kesehatan Kab/Kota dengan form FP1, mempersiapkan tim TGC untuk
penanggulangan KLB (PE, investigasi kasus, pengambilan specimen feses), dan
menghentikan penyebaran kasus dengan cara sweeping imunisasi polio pada 20-
50 rumah di sekitar rumah kasus.

b. Bila kasus polio yang dilaporkan tersebut adalah kasus Polio liar, apa yang
terjadi dan apa yang harus dilakukan?
= semua kasus yang memenuhi keriteria “hot case” (usia <5 tahun, mengalami
demam dan kelunpuhan tidak simetris, dokter mendiagnosis suspek poliomyelitis,
kluster (2 kasus/lebih) ) diklasifikasikan sebagai “confirmed polio” dan menetapkan
kasus sebagai KLB serta penatalaksanaan penanggulangan KLB Polio.

This template has been created by Slidesgo


Kasus Skenario 3 : Respon cepat dan penanggulangan KLB (IHB.6 dan IHB 7)

c. Bila kasus polio yang dilaporkan adalah kasus VDVP, apa yang terjadi dan apa
yang harus dilakukan?
= Menetapakan kasus tersebut sebagai KLB, melakukan pelaporan kepada Dinas
Kesehatan Kab/Kota dengan form FP1, mempersiapkan tim TGC untuk
penanggulangan KLB (PE, investigasi kasus, pengambilan specimen feses), dan
menghentikan penyebaran kasus dengan cara sweeping imunisasi polio pada 20-
50 rumah di sekitar rumah kasus dalam durasi 7x24 jam. Kasus VDVP terjadi
karena cakupan imunisasi polio yang rendah dan yang harus dilakukan adalah
menghentikan kasus dalam 120 hari sejak terdeteksi kasus VDVP dan mencegah
risiko timbulnya Kembali VDVP dimasa mendatang dengan cara meningkatkan
capaian imunisasi polio

d. Bila kasus polio yang dilaporkan adalah kasus VAVP, apa yang terjadi dan apa
yang harus dilakukan?
= Menetapakan kasus tersebut sebagai KLB, melakukan pelaporan kepada Dinas
Kesehatan Kab/Kota dengan form FP1, mempersiapkan tim TGC untuk
penanggulangan KLB (PE, investigasi kasus, pengambilan specimen feses), dan
menghentikan penyebaran kasus dengan cara sweeping imunisasi polio, serta
melakukan kunjungan ulang saat 60 hari untuk melihat sisa kelumpuhan pada
kasus. This template has been created by Slidesgo
TERIMA KASIH

This template has been created by Slidesgo

Anda mungkin juga menyukai