Anda di halaman 1dari 20

SURVEILANS

TETANUS NEONATORUM

KELOMPOK 2

1. MELFALINA EFIANA MANURUNG


2. LUSIA SITUNGKIR
3. FRIESKA HERNIDA SIMATUPANG
4. MAISARAH SINAGA
5. SURIANA PASARIBU
6. MURNI HUTAGALUNG
7. LYDIA KRISTINA SITOMPUL
8. CYNTIA DINDA PUTRI
9. RATNA SARI LELI SIPAHUTAR
10. HADINO SILABAN
TUGAS 1
Pengertian Tetanus Neonatorum

Adalah Penyakit infeksi akut pada bayi yang baru lahir


(usia<28 hari) yang disebabkan oleh bakteri Clostrodium
tetani dimana bakteri ini mengeluarkan toksin yang disebut
tetanuspamin, yang dapat menyerang otak dan syaraf
pusat.
Gejala dan Tanda TN

• Mulut mencucu
• kesulitan minum/menyusui
• Wajah seperti senyum terpaksa dan alis terangkat.
• Tulang belakang seperti melengkung ke belakang
• Kejang terjadi apabila terkena rangsang cahaya, suara, dan sentuhan.
• Leher menjadi kaku
• dinding perut kaku dan mengeras
• kejang otot pernapasan
Kriteria menetapkan kasus TN
Berdasarkan gejala klinis dan diagnosis dokter atau tenaga kesehatan terlatih

• Suspek TN :
∙ Kematian bayi yang tidak diketahui penyebabnya.
∙ Kasus atau kematian TN yang didiagnosa oleh bukan dokter atau petugas kesehatan terlatih
dan tidak dilakukan investigasi.

• Kasus Konfirmasi :
• Bayi lahir hidup dapat menangis dan menyusu/minum dalam 2 hari pertama -> muncul gejala
seperti mulut mencucu sehingga sulit menyusu/minum disertai kejang rangsang.
• Dapat terjadi sejak umur 3 – 28 hari
• Kasus Discarded:
Kasus yang setelah dilakukan investigasi tidak memenuhi kriteria klinis
Klasifikasi Kasus TN

• kasus pasti/confirm : adanya mulut mencucu, trismus,


sulit menyusui, kejang rangsang yang didiagnosis oleh
dokter/ nakes terlatih
• kasus suspek : kematian neonatus 3-28 hari tanpa
diketahui penyebabnya, kasus atau kematian TN yang
didiagnosis buka oleh dokter/nakes terlatih
Proses Penemuan Kasus TN

• Petugas melakukan surveilans aktif di masyarakat


– Petugas mereview register MTBM
– Penemuan kasus KN1, KN2, KN3
– Koodinasi dengan masyarakat, toga dan toma
• Petugas melakukan surveilans aktif di RS
(Pemerintah/swasta) dan klinik yang memiliki pelayanan
ibu dan anak
– mereview buku register rawat jalan dan rawat inap
– melakukan surveilans aktif RS
Wawancara Kasus TN

– Menggunakan formulir investigasi TN ( form TN-01)


▪ Tempat dan tanggal lahir
▪ Tanggal dan usia kematian
▪ Usia kehamilan
▪ Berat badan bayi lahir
▪ Tanda dan gejala yang timbul
▪ Persalinan di Fasilitas pelayanan kesehatan/ yang tidak dilakukan di Fasilitas pelayanan kesehatan
▪ Status imunisasi ibu
▪ Pelayanan neonatal esensial (seperti: pemotongan dan perawatan tali pusat)
▪ Faktor risiko lain
▪ seperti berapa lama ibu tinggal di wilayah tersebut
▪ frekuensi kegiatan pelayanan imunisasi di wilayah tempat tinggal
▪ kegiatan ANC
▪ alasan-alasan mengapa tidak PAB jika ibu tidak menerima imunisasi tetanus
KASUS
TETANUS NEONATORUM

TUGAS 2
KASUS

Sehubungan dengan laporan dari petugas surveilans


puskesmas B pada tanggal 20 September 2019 pukul 14.30
wita, bahwa ada satu kasus Kematian Bayi Umur 9 Hari
dengan Diagnosa Medis Tetanus Neonatorum Bayi Ny
Suhartini, Jenis Kelamin Laki-laki meninggal di puskesmas
B setelah di rawat di ruang anak selama 3 hari dengan
dengan gejala panas, kejang-kejang, mulut sukar di buka
serta sesak nafas di sertai bunyi.
1 . Berdasarkan soal kasus diatas, saudara diminta untuk menginput data-data kedalam
form pencatatan pelaporan yang tersedia.
NO JENIS VAKSIN TANGGAL PEMBERIAN KETERANGAN
HBO
1 11/09/2019

2 BCG
3 DPT-HB-Hib1
4 DPT-HB-Hib2
5 DPT-HB-Hib3
6 DPT-HB-Hib3
7 DTKelas 1
8 Tdkelas 2

9 TdKelas 5
2. Buatlah analisa secara deskriptif dan interpretasikan hasilnya berdasarkan data
hasil Penyelidikan Epidemiologi TN tersebut.

Bayi yang berusia 6 hari (11/09/2019) datang ke


Puskesmas pada tanggal 17/09/2019 dengan gejala
kejang, mulut sukar di buka, serta sesak nafas
disertai bunyi, panas. bayi dirawat di Puskesmas B
selama 3 hari, kemudian bayi meninggal pada umur
9 hari pada tanggal 20/09/2019 dengan diagnosis
medis tetanus neonatorum.
3. Dari data tersebut tersebut, apakah benar telah terjadi KLB TN ? Dasar apa yang
dipakai untuk penetapan KLB?

3. YA, terjadi kasus TN


dasar yang di pakai untuk menetapkan kasus TN :
• gejala panas
• kejang-kejang
• mulut sukar dibuka
• sesak nafas disertai bunyi
• riwayat kehamilan dan imunisasi tidak lengkap
• persalinan ditolong oleh dukun beranak, dimana alat-alat yang
digunakan tidak steril
4. Apa tindakan saudara sebagai petugas Surveilans Puskesmas setelah tahu bahwa
telah terjadi KLB TN?

• Melakukan penyelidikan epidemiologi


• Melakukan RCA
• Bekerjasama dengan lintas program dan lintas sektor
5. Informasi apa saja yang harus dikumpulkan untuk melengkapi
laporan KLB TN?

▪ Tempat dan tanggal lahir


▪ Tanggal dan usia kematian
▪ Usia kehamilan
▪ Berat badan bayi lahir
▪ Tanda dan gejala yang timbul
▪ Persalinan di Fasilitas pelayanan kesehatan/ yang tidak dilakukan di Fasilitas pelayanan kesehatan
▪ Status imunisasi ibu
▪ Pelayanan neonatal esensial (seperti: pemotongan dan perawatan tali pusat)
▪ Faktor risiko lain
▪ seperti berapa lama ibu tinggal di wilayah tersebut
▪ frekuensi kegiatan pelayanan imunisasi di wilayah tempat tinggal
▪ kegiatan ANC
▪ alasan-alasan mengapa tidak PAB jika ibu tidak menerima imunisasi tetanus
6. Apa rencana tindak lanjut setelah KLB TN berakhir

• Setelah KLB berakhir di perlukan penguatan di beberapa aspek seperti


imunisasi, KIA, Surveilans serta pemberdayaan masyarakat untuk
mengurangi risiko terjadi kasus serupa dikemudian hari
• koordinasi dengan lintas program
– imunisasi : Meningkatkan Cakupan imunisasi
– KIA : - Melakukan pemetaan cakupan kunjungan K1 dan K4
- Cakupan kunjungan neonatal
- Meningkatkan KIE kepada ibu dan balita
– Surveilans : - Peningkatan sensitifitas penemuaan kasus TN
- Peningkatan peran serta masyarakat dalam penanganan kasus TN
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai