Anda di halaman 1dari 19

HEMOLITIC UREMIC SYNDROME

Oleh :
Febi Fahri (1730103)
Perceptor:
dr. Juspeni Kartika, Sp.PD
DEFINISI
Hemolytic uremic syndrome (HUS) merupakan suatu sindrom klinis yang ditandai oleh
gagal ginjal progresif disertai anemia hemolitik mikroangiopati dan trombositopenia.
HUS adalah bagian dari thrombotic microangiopathy yaitu penyakit oklusi pembuluh
darah kecil yang ditandai adanya agregasi platelet intra renal atau sistemik,
trombositopenia, dan injuri mekanis pada eritrosit. HUS thrombus yang terdiri dari
platelet dan fibrin terutama menyumbat sirkulasi pada ginjal
HUS terutama menyerang anak-anak, dengan perjalanan klinis yang bervariasi dari
sub klinis sampai mengancam nyawa. Merupakan penyebab tersering gagal ginjal
akut pada anak-anak. Pada orang dewasaHUS jarang dijumpai dan biasanya
dikaitkan dengan gagal ginjal yang irreversible. Akhir-akhir ini
dilaporkanpeningkatan insiden HUS pada orang dewasa yang diawali oleh diare
disertai perbaikan fungsi ginjal
KLASIFIKASI
1) bentuk yang dikaitkan dengan diare /HUS (D+), biasanya timbul secara akut
setelah diare yang berdarah dan disertai gagal ginjal.
2) bentuk yang tidak dikaitkan dengan diare/bentuk sporadik dan idiopatik/HUS (D-
), biasanya onsetnya insidius, sering tanpa penyakit prodromal sebelumnya, disertai
hipertensi berat dan gagal ginjal yang ireversibel.
1. HEMOLYTIC UREMIC SYNDROM YANG
DIKAITKAN DIARE / HUS (D+)
Merupakan penyebab gagal ginjal pada anak yang paling sering dan dikaitkan
dengan prodromal diare sehingga disebut HUS (D+). Dimana kasus terjadi setelah
infeksi saluran cerna oleh E. coli yang menghasilkan verositotoksin/shiga toxin,
utamanya strain E. coli. Strain ini pertama kali dijelaskan mengakibatkan kolitis
berdarah dan HUS pada tahun 1983, kemudian akhir-akhir ini menjadi masalah
kesehatan yang serius dan terjadi peningkatan cepat kasus yang dilaporkan.
PATOGENESIS
D HUS dikaitkan dengan infeksi dengan verocytotoxin(VT) - atau seperti
memproduksi racun EBI, Shigella dysenteriae tipe 1, E coli, dan agen infeksi lainnya
Setidaknya ada tiga racun yang berbeda ditunjuk sebagai VT-1, VT-2, dan VT-2c.
Racun mengikat,menyerang, dan menghancurkan sel epitel mukosa
kolon,mengakibatkan diare berdarah. Setelah masuk sistemik sirkulasi, toksin melekat
pada membran glycosphingolipid reseptor (globotriaosylceramide) pada
endothelialsel (terutama di ginjal). Endothelialsel membengkak dan terluka. Dalam
prosesnya, endothelial tertentu produk dilepaskan (misalnya, faktor von Willebrand,
faktor agregasi trombosit, aktivator plasminogen inhibitor-1), dan trombosit / fibrin
trombi dalam bentuk inidaerah yang terluka. Selain ginjal, pankreas,otak, dan organ
lainnya mungkin terluka.
Sel darah merah yang rusak beredar melewati pembuluh darah sehingga
menyebabkan penyumbatan. sel darah terfragmentasi dikeluarkan oleh
reticuloendothelial sistem, mengakibatkan anemia hemolitik (dengan demikian,
anemia hemolitik micoangiopathic jangka panjang). Karena trombosit dikonsumsi
dalam proses cedera vaskular, paling banyak.
2.HEMOLYTIC UREMIC SYNDROM YANG TIDAK
DIKAITKAN DIARE /
HUS (D-)
a. Idiopatik
b. Famili
c. Transplantasi
d. Efek samping obat
e. Kehamilan
f. Keganasan
g. Infeksi lainnya
h. Kelainan imunologis
GAMBARAN KLINIS
1. nyeri/ kram pada abdomen dan
2. watery diarrhoea yang diikuti diare berdarah dengan sedikit peningkatan
leukosit pada feses.
3. Demam jarang lebih dari 38 C.
A. MANIFESTASI RENAL
Produksi urin biasanya menurun, walaupun gagal ginjal non oligourik juga ditemukan.
Sering dijumpai hematuri mikroskopik, kadang dapat terjadi gross hematuri.
Biasanya urin mengandung 1-2 gram protein/24 jam, namun dapat terjadi
proteinuria sampai 10 gram/hari, dan pasien menunjukkan gambaran sindrom
nephrotik selama fase awal penyembuhan. Derajat gagal ginjal bervariasi mulai
derajat sedang sampai yang membutuhkan tindakan dialisis.
B. SISTEM KARDIOVASKULER
Pasien dengan HUS (D+) biasanya normotensif, tetapi pada kasus sporadik/HUS (D-)
bisa didapatkan hipertensi berat disertai retinopati dengan eksudat atau hemoragik.
Keterlibatan jantung yang berat jarang ditemukan, namun dapat mengakibatkan
gagal jantung akibat kardiomiopati (post partum) maupun miokarditis.
C. SISTEM SARAF PUSAT
Sering diawali dengan munculnya letargi dan iritabilitas secara mendadak. Gejala
lainnya meliputi: ataksia, koma, kejang, edem serebri, hemiparesis dan tanda
neurologis fokal lainnya.
d. Manifestasi gastrointestinal
Pada kasus yang sangat berat dapat terjadi infark/perforasi usus besar akibat
penyakit mikrovaskuler yang berat. Pasien dengan kolitis berat dapat mengalami prolap
rektum. Diagnosis banding pada anak-anak meliputi kolitis hemoragik, intususepsi, sementara
pada orang dewasa meliputi kolitis inflamasi atau iskemik. Bisa dijumpai hepatosplenomegali,
infark pankreas sampai terjadi ketergantungan terhadap insulin dan keterlibatan esofagus
sampai mengakibatkan striktur.
e. Hematologi: Hemolisis terjadi pada semua pasien HUS. Dapat terjadi dengan
cepat yang mengakibatkan penurunan hematokrit secara cepat. Jumlah platelet
biasanya turun < 40.000/mm3. Sering ditemukan adanya petekie, purpura dan
perembesan darah dari tempat suntikan pada vena.

f. Tanda infeksi : Demam dijumpai pada 5-20% pasien.Terdapatnya demam,


leukositosis atau keduanya merupakan prognostik kearah terjadinya HUS yanglebih
berat.
GAMBARAN LABORATORIS
Gambaran hasil pemeriksaan kimia darah menunjukkan :
peningkatan BUN dan kreatinin,
penurunan kadar bikarbonat dan sodium, dengan kadar kalium bisa meningkat atau
menurun.
peningkatan kadar LDH, bilirubin, ensim hati dan kadar asam urat, dengan sedikit
penurunan kadar protein dan albumin.

Hasil urinalisis menunjukan:


hematuri dan
proteinuria
Gambaran anemi hemolitik meliputi retikulositosis,peningkatan bilirubin indirek,
penurunan haptoglobindan peningkatan kadar laktat dehidrogenase (LDH).
Kadar hemoglobin bisa turun dengan cepat sampai 3 gr/dl, dengan median 7-9
gr/dl.
gambaran darah tepi memperlihatkan sel darah merah yang rusak dan mengalami
fragmentasi (schistosit/sperosit)
Hemolisis biasanya berlangsung 1-3 minggu.
Tombositopenia berkisar dari ringan sampai berat.
Bisa didapatkan leukositosis dengan jumlah leukosit > 20 x 109/L danbisa mencapai
30 x 109/L.
DIAGNOSA
Diagnosis HUS ditegakkan berdasarkanditemukannya triad
1. anemia hemolitik mikroangiopati
2. trombositopenia, dan
3. gagal ginjal akut.
HUS harus dipertimbangkan pada semua kasus gagal ginjal akut, khususnya yang dikaitkan
dengan diare dan atau hipertensi berat. Diagnosis infeksi E coli melalui kultur feses dengan
media sorbitol-MacConkey agar menemukan antigen.
TERAPI
1. Suportif
Terapi suportif yang diberikan meliputi keseimbangan cairan, tranfusi darah .
Pada pasien dengan oligourik, pemberian caira harus hati-hati untuk menghindari
overload dan mungkin diperlukan pemasangan CVP monitor. Tranfusi platelet
dihindari, kecuali ada bukti terjadi perdarahan. Pasien dengan perburukan fungsi
ginjal harus diberikan terapi pengganti ginjal.
2. Terapi hipertensi
ACE inhibitor, diuretic calcium channel blocker untuk menjaga tekanan darah normal
merupakan terapi pilihan.
antimotilitas yang tidak perlu.
3. Transplantasi ginjal
Transplantasi ginjal aman dikerjakan pada pasien gagal ginjal sekunder akibat HUS (D+), dengan risiko
kekambuhan yang kecil. Sebaliknya pada pasien HUS (D-), 30-50% mengalami kekambuhan.
4. Manajemen gizi
Berikan kalori tinggi dengan protein minimum yang mengandung diet. Campuran diet harus dibatasi.
5.Hindari penggunaan antibiotik dan obat

Anda mungkin juga menyukai