Anda di halaman 1dari 7

TUGAS BIOKIMIA I

(REMEDIAL COURSE 2015)


Nama : Faris Maringan S.

NPM : 12700082

1. Seorang laki-laki 35 tahun datang ke tempat praktek anda dengan diantar istrinya
dengan keluhan sakit kepala dan diare. Menurut keterangan istrinya, laki-laki
tersebut habis makan lobster di suatu restoran. Dokter menduga laki-laki tersebut
mengalami keracunan arsen. Menurut anda apakah pengaruh keracunan arsen
terhadap metablisme karbohidrat? Jelaskan!
Toksisitas senyawa arsen sangat bervariasi. Penelitian telah menunjukkan bahwa arsenit
(bentuk trivalen) memiliki toksisitas akut yang lebih tinggi daripada arsenat (bentuk
pentavalent). Keracunan arsen memiliki pengaruh terhadap metabolism karbohidrat
Pada fase kedua dari glikolisis, toksisitas arsen terjadi karena kompetisi arsenat
dengan fosfat anorganik (Pi) dalam reaksi gliseraldehid dehidrogenase untuk
menghasilkan 1-arseno-3-fosfogliserat, yang mengalami hidrolisis spontan menjadi 3-
fosfogliserat tanpa membentuk ATP.
Arsen juga menginhibisi metabolism piruvat yang menyebabkan asidosis laktat. Hal
tersebut terjadi apabila arsenit bereaksi dengan gugus SH asam lipoat dan
menghambat piruvat dehidrogenase, yang memungkinkan terjadinya penimbunan
piruvat. Salah satu system enzim ialah kompleks piruvat dehidrogenase yang
berfungsi untuk oksidasi dekarboksilasi piruvat menjadi Co-A dan CO2 sebelum
masuk dalam siklus TOA (tricarbocyclic acid). Dimana enzim tersebut terdiri dari
beberapa enzim dan kofaktor. Reaksi tersebut melibatkan transasetilasi yang mengikat
koenzim A (CoA-SH) untuk membentuk asetil CoA dan dihidrolipoil-enzim, yang
mengandung dua gugus sulfhidril. Kelompok sulfhidril sangat berperan mengikat
arsen trivial yang membentuk kelat. Kelat dari dihidrofil-arsenat dapat menghambat
reoksidasi dari kelompok akibatnya bila arsen terikat dengan system enzim, akan
terjadi akumulasi asam piruvat dalam darah. Pasien dengan defisiensi herediter piruvat
dehidrogenase yang dapat disebabkan oleh defek pada satu atau lebih komponen
kompleks enzim juga mengalami asidosis laktat terutama setelah pemberian glukosa.
Karena otak bergantung pada glukosa sebagai bahan bakar, kelainan metabolisme
tersebut sering menyebabkan gangguan neurologis. Toksisitas arsen biasanya
memperlihatkan gejala sakit perut, gejala tersebut disebabkan oleh adanya vasodilatasi
(pelebaran pembuluh darah) yang akan mengakibatkan terbentuknya vesikel (lepuh)
pada lapisan submukose lambung dan usus. Gangguan tersebut mengakibatkan rasa
mual, muntah, diare (kadang bercampur darah) dan sakit perut yang sangat.
Kompleks alpha-ketoglutarat dehidrogenase memerlukan kofaktor yang sama dengan
kofaktor yang diperlukan kompleks piruvat dehidrogenase tiamin difosfat, lipoat,
NAD+, FAD, dan KoA serta menyebabkan terbentuknya suksinil KoA. Seperti
halnya oksidasi piruvat, arsenit menghambat reaksi ini yang menyebabkan akumulasi
substrat yaitu alpha-ketoglutarat. Kaarena reaksi ini hanya berjalan satu arah.

Sumber : Biokimia Harper, Ed-27, Hal 153, 159 & 164


http://tralalaikrima.blogspot.com/2012/04/makalah-toksikologi-arsen-as.html
(akses: 03-02-2015 16:36wib)

2. Jelaskan pengaruh minum minuman beralkohol terhadap metabolism karbohidrat!


Oksidasi etanol oleh alcohol dehidrogenase menyebabkan produksi berlebihan NADH.
NADH yang dihasilkan bersaing dengan ekuivalen pereduksi dari substrat lain, termasuk
asam lemak untuk rantai respiratorik, yang menghambat oksidasi substrat tersebut,
dengan menyebabkan peningkatan esterifikasi asam lemak menjadi triasilgliserol
sehingga terjadi perlemakan hati. Oksidasi etanol menyebabkan terbentuknya
asetaldehida, yang dioksidasi oleh aldehida dehidrogenase menjadi asetat. Meningkatnya
rasio [NADH]/[NAD+] juga menyebabkan meningkatnya [laktat]/[piruvat] sehingga
terjadi hiperlaktatasidemia yang menurunkan ekskresi asam urat dan memperparah gout.
Sebagian metabolism etanol berlangsung melalui system pengoksidasi etanol di
mikrosom (microsomal ethanol exidizing system, MEOS) dependen sitokrom P450 yang
melibatkan NADPH dan O2. System ini meningkat aktivitasnya pada alkoholisme kronik
dan dapat ikut berperan meningkat bersihan metabolic pada kondisi ini. Etanol juga
menghambat metabolism beberapa obat, misalnya barbiturate dengan berkompetisi untuk
enzim-enzim dependen-sitokrom P450.
Selain itu alcohol juga menghambat penyerapan tiamin. Tiamin adalah vitamin B1 dan
jika jumlahnya kurang, metabolisme glukosa akan terganggu dan mungkin terjadi asidosis
laktat dan piruvatyang signifikan.

Sumber : Biokimia Harper, Ed-27, Hal 233-234 & 162-164

3. Jelaskan metabolism karbohidrat yang terjadi di dalam otak !


Otak dapat memetabolisme badan keton untuk memenuhi sekitar 20% kebutuhan
energinya; sisanya harus dipasok oleh glukosa. Perubahan metabolic yang terjadi dalam
keadaan puasa dan kelaparan adalah konsekuensi dari keharusan untuk memepertahankan
glukosa dan cadangan terbatas glikogen di hati dan otot untuk digunakan oleh otak dan sel
darah merah, dan untuk menjamin penyediaan bahan bakar metabolic alternative untuk
jaringan lain. Di otak, sel endotel kapiler memiliki taut yang amat erat (tight junction),
dan glukosa harus berpindah dari darah ke dalam cairan serebrospinal ekstrasel melalui
transporter di membran sel endotel, lalu menembus membran basal. Pengukuran proses
keseluruhan transpor glukosa dari darah ke dalam sel neuron memperlihatkan Km sekitar

7-11 mM, dan kecepatan maksimum yang tidak lebih besar daripada kecepatan
penggunaan glukosa oleh otak. Dengan demikian, penurunan kadar glukosa di bawah
kadar puasa 80-90 mg/dl kemungkinan besar akan mempengaruhi kecepatan metabolisme
glukosa yang berarti di otak (Marks D. B. et al.,2000).

Sumber : Biokimia Harper, Ed-27, Hal 147


http://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=3&ved=
0CCsQFjAC&url=http%3A%2F%2Frepository.usu.ac.id%2Fbitstream%2F1234
56789%2F24579%2F4%2FChapter%2520II.pdf&ei=bn7YVKyQCIjguQTLuY
DYDw&usg=AFQjCNE6X0rKnNLj1i7AVm8upG-
YJ17MuQ&sig2=QvMLh_KhPHB9T0_IfeMSTg
(akses : 09-02-2015, 16.36wib)
4. Jelaskan pengaruh intoleransi fruktosa terhadap mentabolisme karbohidrat
didalam tubuh!
Intoleransi fruktosa terjadi akibat ketiadaan aldolase B yang memecah fruktosa 1-
fosfat.sehingga menyebabkan terjadinya sekuestrasi fosfat anorganik, dimana senyawa
fosfat akan terikat oleh fruktosa 1-fosfat,akibatnya terjadi penurunan pembentukan ATP
yang berasal dari ADP maupun AMP. Apabila demikian yang akan terjadi yaitu ATP nya
berkurang, padahal ATP diperlukan untuk menghambat proses sintesa dari pada asam
urat. Kalau ATPnya berkurang dan sintesa asam uratnya tidak bisa dihambat maka terjadi
peningkatan sintesa asam urat sehingga menyebabkan hiperurisemia.

Sumber : Biokimia Harper, Ed-27, Hal 190-192


Voice Recorder Kuliah SP Biokimia 1 (03-02-2015)

5. Jelaskan pengaruh asidosis laktat terhadap metabolisme karbohidrat didalam


tubuh!
Asidosis laktat dapat disebabkan oleh beragam hal, mencakup gangguan aktivitas piruvat
dehidrogenase. Piruvat terbentuk dalam proses pengolahan karbohidrat, lemak dan
protein. Piruvat merupakan sumber energi untuk mitokondria (komponen sel yang
menghasilkan energi). Gangguan pada metabolisme piruvat dapat menyebabkan
terganggunya fungsi mitokondria. Kompleks piruvat dehidrogenase adalah sekumpulan
enzim yang diperlukan untuk mengolah piruvat. Kekurangan kompleks piruvat
dehidrogenase bisa menyebabkan berkurangnya kadar asetil koenzim A yang penting
untuk pembentukan energi. Sehingga pembentukan energy di siklus asam sitrat akan
terganggu.

Sumber : Biokimia Harper, Ed-27, Hal 164, 175t


http://indonesiaindonesia.com/f/12852-kelainan-metabolisme/ (akses : 09-02-
2015, 14:43wib)
6. Jelaskan pengaruh hipertermi maligna terhadap metabolisme karbohidrat didalam
tubuh!
Hipertermia maligna pada manusia salah satu penyebabnya adalah mutasi di gen yang
menyandi kanal pengeluaran Ca2+. Kanal pengeluaran Ca2+ juga dikenal sebagai reseptor
rianodin (RYR). Terdapat dua isoform dari reseptor ini, RYR1 dan RYR2, RYR1 terdapat
diotot rangka dan RYR2 di otot jantung dan otak. Diperkirakan bahwa setidaknya 50%
keluarga dengan anggota yang mengidap hipertermi maligna berkaitan dengan gen RYR1.
Pada hipertermi maligna, gen RYR1 mengalami mutasi yang menyebabkan perubahan
protein kanal pengeluaran Ca2+ (RYR1) (mis. subtitusi Arg615 oleh Cys). Sehingga kanal
muatan lebih mudah terbuka dan terbuka lebih lama sehingga sitosol dibanjiri oleh Ca2+.
Kadar Ca2+ intrasel yang tinggi merangsang kontraksi otot menetap (rigiditas); Ca2+ yang
tinggi juga merangsang penguraian glikogen, glikolisis, dan metabolism aerob
(menyebabkan pembentukan panas berlebihan).

Sumber : Biokimia Harper, Ed-27, Hal 588-590

7. Jelaskan pengaruh pemberian nitrogliserin pada angina pectoris terhadap


metabolism karbohidrat didalam tubuh!
Nitrogliserin merupakan vasodilatator penting untuk arteri koronaria, yang digunakan luas
untuk meredakan angina pectoris, bekerja dengan meningkatkan pembebasan
endothelium-derived relaxing factor (EDRF). EDRF adalah gas nitrogen Oksida (NO).
NO dibentuk oleh kerja enzim NO sintase yang berada di sitosol. NO sintase bentuk
endotel dan neuron diaktifkan oleh Ca2+. Substratnya adalah arginin, dan produknya
adalah sitrulin dan NO. Pada metabolism karbohidrat arginin diperlukan dalam
pembentukan -ketoglutarat di siklus asam sitrat. Dengan mekanisme, arginin di sitosol
yang dikatalisis oleh arginase hati, menguraikan urea dan membentuk ornitin yang masuk
ke matriks mitokondria hati, kemudian menjadi glutamate -semialdehide yang di ubah
menjadi -ketoglutarat. Pada pemberian nitrogliserin, arginin tidak dirubah menjadi
ornitin tetapi dirubah menjadi sitrulin dan NO, sehingga dengan tidak adanya ornitin
pembentukan -ketoglutarat juga akan berkurang, dan akan mempengaruhi metabolism
karbohidrat.

Sumber : Biokimia Harper, Ed-27, Hal 259-260, 263-265, & 597


8. Jelaskan peranan inhibitor-1 fosfat pada metabolism karbohidrat didalam tubuh!
Peranan inhibitor-1 fosfat yaitu menginhibisi protein fosfatase-1 yang mengkatalisis
fosforilase a, fosforilase kinase a, dan glikogen sintase b menjadi defosforilasi. Karena
protein fosfatase-1 di hambat oleh inhibitor-1 fosfat maka proses glikogenesis dapat
dihentikan dan glikogenolisis dirangsang secara sinkron.

Sumber : Biokimia Harper, Ed-27, Hal 169-172

9. Jelaskan pengaruh anemia hemolitik terhadap metabolism karbohidrat didalam


tubuh!
Normalnya di sel darah merah, jalur pentose fosfat menghasilkan NADPH untuk
mereduksi glutation teroksidasi yang di katalisis oleh glutation reduktase, suatu
flavoprotein yang mengandung FAD. Glutation tereduksi mengeluarkan H2O2 dalam
suatu reaksi yang dikatalisis oleh glutation peroksidase, suatu enzim yang mengandung
analog selenium sistein (selenosistein) di bagian aktifnya. Reaksi ini penting karena
penimbunan H2O2 dapat mempersingkat umur dengan menyebabkan kerusakan oksidatif
di membrane sel sehingga terjadi hemolisis.
Pada anemia hemolitik terjadi gangguan pada jalur pentose fosfat, oleh akibat mutasi pada
gen untuk glukosa 6-fosfat dehidrogenase, defisisensi aktivitas glukosa 6-fosfat
dehidrogenase tidak dapat menghasilkan cukup NADPH yang menyebabkan
berkurangnya pembentukan GSH dari GSSG oleh glutation reduktase (yang
menggunakan NADPH) yang pada gilirannya akan mengganggu kemampuan sel untuk
menghilangkan H2O2 dan radikal oksigen. Senyawa-senyawa ini dapat menyebabkan
okidasi gugus-gugus SH penting di protein.
Defisiensi glukosa 6-fosfat dehidrogenase sering terdapat di belahan tertentu dunia dan
merupakan penyebab anemia hemolitik yang sering dijumpai. Defisiensi piruvat kinase
tidak sering ditemukan, tetapi merupakan defisiensi enzim tersering kedua yang
menyebabkan anemia hemolitik; mekanismenya diperkirakan disebabkan oleh gangguan
glikolisis sehingga terjadi penurunan produksi ATP yang memengaruhi berbagai aspek
integritas membrane.

Sumber : Biokimia Harper, Ed-27, Hal 187, 191, 640-641, 647


10. Jelaskan pengaruh penyakit von Gierke terhadap metabolism karbohidrat didalam
tubuh!
Penyakit von Gierke merupakan penyakit defisiensi enzim glukosa 6-fosfatase. Enzim
glukosa 6-fosfatase diperlukan dalam proses glukoneogenesis di hati (dan ginjal) untuk
menghidrolisis glukosa 6-fosfat yang menghasilkan glukosa. Pada penyakit tersebut
karena tidak adanya enzim glukosa 6-fosfatase, glukosa 6-fosfat tidak bias di hidrolisis
menjadi glukosa. Akibatbya terjadi penimbunan glikogen di hati. Padahal pada
metabolism karbohidrat glikogen hati berfungsi untuk menyimpan dan mengirim glukosa
untuk mempertahankan glukosa darah di antara waktu makan. Setelah 12-18 jam
berpuasa, glikogen hati hampir seluruhnya terkuras. Sehingga untuk pemenuhan glukosa
darah tersebut terjadi peningkatan pada proses glikolisis.

Sumber : Biokimia Harper, Ed-27, Hal 166, 167t, 168, 173t

Anda mungkin juga menyukai